"Apa? Yang Mulia Reilin, Anda sadar apa yang Anda katakan?"
Dari lingkaran hitam pekat yang tak berujung, sosok Inosit muncul. Dalam kegelapan, lebih banyak yang memusatkan kehendak mereka, jelas sangat memperhatikan.
"Tentu saya tahu!"
Reilin menarik napas dalam: "Saya telah menguasai metode untuk melewati sistem kristal. Saat ini bisa mengirimkan makhluk dengan kekuatan setara Penyihir Matahari Terbit ke bawah... Tentu saja, perpindahan penguasa aturan masih bermasalah, harus melalui eksplorasi lebih lanjut seiring waktu..."
"Menarik! Menarik!"
Hampir seketika, Reilin merasakan beberapa aliran pikiran jahat tiba-tiba menghujam ke bawah, bahkan berusaha mengintai hatinya.
“Enyahlah！！！”
Senyum kejam mengembang di wajahnya, Rune mimpi merah segar berkilatan, sebuah mata vertikal muncul di antara alisnya.
Seketika, berbagai pikiran jahat itu menarik diri sambil menjerit ketakutan.
“Ini adalah warisan Raja Mimpi Buruk!”
“Pantas saja memiliki kekuatan dan kecepatan kemajuan seperti ini, sudah setara dengan kami para penyihir level 8...”
Seruan-seruan kaget bergema, dan baru saat ini para yang perkasa mulai memandang serius Reilin. Kekuatan yang setara adalah dasar interaksi, Reilin tak pernah meragukan hal ini.
Jika tidak menunjukkan kekuatan yang setara level 8, mungkin para penyihir ini akan merampas semua hasil kerjanya.
“Sudah kukatakan... Yang Mulia Reilin telah menandatangani kontrak, dia adalah bagian dari kita para penyihir!”
Braak!
Kekuatan maha berat menyebar, mewakili kehendak Ibu Inti Bumi.
Keberadaan fanatik level 8 ini segera menghentikan aksi pengintaian para penyihir lain.
“Menurut kabar angin, Ibu Inti Bumi berasal dari inti Dunia Penyihir dan memiliki puluhan juta tubuh bayangan dengan berbagai bentuk berbeda. Kini terbukti kebenarannya...”
Reilin mengangguk diam-diam, kilau tajam terpantul di matanya.
“Hasil penelitianmu akan dilindungi!”
Inti raksasa Ibu Inti Bumi berdenyut, memancarkan kehendak yang teguh.
“Terima kasih Tuan! Namun aku juga bersedia membagikan penelitian ini dengan para hadirin...”
Reilin tersenyum, melemparkan umpan yang tak mungkin ditolak oleh keberadaan lain: "Hanya butuh sedikit pengorbanan, transaksi setara……"
……
Setelah pusaran badai peristiwa, kabar sensasional menyebar di Dunia Penyihir dan terus berkembang ke luar.
Seorang praktisi sihir level 7 ternyata menemukan metode membuka kembali sistem kristal, dan telah diverifikasi oleh Ibu Inti Bumi!
Ini langsung memicu Gelombang dahsyat, mengingat keinginan penyihir luar terhadap Dunia Para Dewa tak pernah pudar. Andaikan bukan karena cangkang kura-kura sistem kristal yang terlalu tebal, Perang Penghabisan mungkin telah berkobar kembali.
Kini, persiapan perang tampaknya hampir matang!
Patut dicatat, karena sistem kristal terkunci terlalu mutlak, meskipun para penguasa aturan di luar membicarakan dan menguji hal ini, para Tuhan di Dunia Para Dewa sama sekali tak menyadarinya.
Dalam alam bawah sadar mereka, dengan perlindungan sistem kristal, invasi para Tuan Penyihir sudah menjadi kenangan yang sangat samar.
Reilin yang berada di inti badai ini justru menjalani hari-harinya dengan tenang.
Dengan kekuatan setara penyihir level 8 yang ditunjukkannya, kecuali Ibu Inti Bumi dan segelintir keberadaan lain, di Astral ia bisa leluasa bergerak.
Lebih penting, bahkan dalam situasi sulit sekalipun, ia selalu bisa melarikan diri ke dunia mimpi atau Dunia Bayangan, tempat dimana keberadaan fanatik level 8 pun tak mampu menembusnya.
Dengan jaminan dan kartu truf ini, tubuh aslinya tetap tegak tak tergoyahkan meskipun badai mengamuk di luar.
Dan Tuan Penyihir bukanlah orang yang berpikiran sempit, mengingat menurut data yang diserahkan Reilin, saat ini maksimal hanya bisa mentransportasikan kekuatan di bawah level Penyihir Matahari Fajar ke dalam Dunia Para Dewa.
Sedangkan metode untuk melewatkan Penguasa Aturan, Reilin bersikukuh tidak memilikinya.
Ini adalah kebenaran, mengingat tubuh aslinya masih berada di dunia luar dan tetap tidak bisa menembus sistem kristal, bahkan dengan bantuan Cakram Roda Mandala sekalipun, sehingga tidak takut terhadap pemeriksaan sumpah.
Namun demikian, hal ini sudah cukup untuk memicu keserakahan Tuan Penyihir.
Dunia Astral semakin ramai, banyak pandangan kuat dan jahat yang kini tertuju pada Dunia Para Dewa.
Kegelapan Perang Penghabisan Kedua seolah siap meletus setiap saat!
……
Di seberang Astral, di dalam sistem kristal perkasa, para penguasa Dunia Para Dewa masih terlena, sibuk dengan konspirasi licik memperebutkan kekuasaan atau tenggelam dalam kemabukan.
Benua yang terus dilanda perang kini menjadi tenang dengan gencatan senjata sementara antara Kekaisaran Orc Utara dan Aliansi Bulan Perak. Perhatian seluruh benua pelan-pelahan beralih ke selatan, ke pulau legenda itu.
Pulau Faolan.
Wilayah kekuasaan Keluarga Faolan ini statusnya sedikit menurun setelah Reilin memindahkan keluarganya ke Pulau Bankez, namun tetap menjadi saluran utama perdagangan Laut Selatan dan pos transit penting.
“Gula, garam, serta persediaan makanan dalam jumlah besar terus mengalir dari selatan ke sini, lalu dikirim ke pedalaman untuk ditukar dengan perkakas besi, kain, serta dukungan teknologi yang masif.”
“Tak terhitung pedagang yang mengumpulkan kekayaan tak terbayangkan melalui saluran ini, sementara penyelundupan tetap merajalela. Jalur ini pun dijuluki - Jalur Emas!”
“Kabarnya, bahkan pelaut biasa bisa menjadi kaya raya setelah beberapa tahun bekerja di jalur ini. Rumor ini menarik gelombang demi gelombang petualang dari seluruh benua, membuat bar dan penginapan selalu penuh sesak, menciptakan pemandangan kemakmuran.”
“Pada hari itu, sebuah kapal penumpang kecil dari daratan berlabuh di pelabuhan.”
“Berbeda dengan kapal layar lain yang dipenuhi kargo sampai tak ada ruang kosong, kapal ini menyediakan ruang lega bagi setiap penumpang, sehingga populer di kalangan bangsawan rendahan kaya dan pedagang.”
“Dikelilingi orang tua yang mirip kepala pelayan dan ksatria, seorang pemuda berkerudung putih turun dari geladak.”
“Inikah Pelabuhan Bintang Fajar? Tanah legenda tempat kekayaan dan harapan bersemi!”
Pemuda itu memandang derek raksasa dan lengan mekanis kayu yang mengerikan, dua alat besar yang umum terlihat di pelabuhan ini seolah memiliki kehidupan sendiri dengan gerakan lincah. Mereka mengangkat peti-peti kayu besar dari kapal samudra setinggi gunung, lalu mengangkutnya melalui sabuk konveyor panjang hingga ke luar pelabuhan.
Di sana, sudah menunggu banyak kuli angkut berotot kekar yang setengah telanjang dan para pelaut.
Yang lebih menarik perhatian pemuda itu adalah selain manusia, di sini juga terlihat penduduk asli Nanyang berkulit hitam dan kuning, manusia ikan dengan ciri khas laut, manusia setengah binatang berbulu lebat, bahkan kurcaci, halfling, dan ras-ras lain sepertinya menemukan tempat mereka masing-masing.
"Alat yang aneh! Derek biasa jelas tidak selincah ini, dan tidak mungkin sanggup membawa beban seberat itu!"
Pemuda itu mengamati jaring raksasa di bawah derek, kargo mengerikan di dalamnya hampir menutupi langit dan bumi bagaikan awan gelap kecil.
"Benar... Itu seperti gunung! Aku yakin bahkan sebuah gunung pun bisa mereka pindahkan dengan cepat... Pemilik Tanah itu juga seorang ahli alkimia master, keahliannya yang luar biasa terlihat dari modifikasi dua mesin ini..."
Orang tua yang mirip kepala pelayan mengelap kacamatanya: "Tempat yang sungguh ajaib, tapi lokasi tujuan kita bukan di sini. Sebaiknya Tuan Muda segera beristirahat..."
“Ya, tempat ini bukan milikku…” Suara remaja itu tiba-tiba meredam. Di bawah pengawalan dan perlindungan ksatria, mereka meninggalkan pelabuhan.
Hanya saja, mereka tak menyadari bahwa persinggahan sesaat itu telah menarik perhatian banyak orang.
Di luar Pelabuhan Bintang Fajar, di dalam menara penyihir yang berdiri di atas bukit.
Earnest mengangkat kacamata bacanya. Rambutnya kini telah sepenuhnya memutih, menandai usia yang sangat lanjut.
Setelah Reilin meninggalkan Pulau Faolan, dia memperoleh sebagian besar izin akses menara penyihir ini dan terus menjaganya untuk Keluarga Faolan.
“Anak kecil yang menarik… Sayangnya aku sudah tak punya tenaga untuk bermain denganmu lagi…”
Earnest menghela nafas. Kini dia duduk di kursi roda dengan selimut wol tebal di pangkuannya. Teko dan cangkir keramik buatan elf tergeletak di sebelah tangannya.
“Roh Menara… Serahkan intelijen ini ke Gereja Ular Raksasa. Lalu kita tak perlu campur tangan lagi…”
Setelah melambaikan tangan sekenanya, Earnest menutup matanya dengan pelit. Gerakannya lamban namun penuh kewibawaan, seolah enggan menyia-nyiakan sedikit pun usahanya.
“Waktu… Kau begitu kejam, begitu licik. Mencuri kenanganku di hari kemarin, lalu tiba-tiba melemparkannya kembali di hadapanku hari ini…”
Earnest bergumam pelan, seolah sedang mengingat sesuatu.
Bayangan murid yang paling dibanggakannya di masa muda. Tak diragukan lagi, itu adalah kebanggaan terbesar sepanjang hidupnya.
"Dari penyihir jenius termuda, hingga 【penyihir tinggi】 termuda, bahkan 【Legenda】—dia terus-menerus menghancurkan prasangka dunia terhadap penyihir, menunjukkan jalan kebangkitan penyihir jenius sejati. Kini, murid kesayangannya bahkan mulai mengintai realm para dewa!"
"Dewa Pengetahuan Ogma... Dengan tulus kumohon, berikanlah lebih banyak waktu agar aku dapat menyaksikan momen paling gemilang itu!"
Earnest mengeluarkan lencana dari dadanya sambil bergumam berdoa.
Keyakinan para penyihir umumnya rapuh. Sebelumnya, Earnest menyembah Dewi Mistra, Dewi Jaring Sihir.
Tentu, karena alasan yang tak bisa diungkap, dia mengubah keyakinannya tepat waktu. Daripada menerima ajaran ular raksasa, dia beralih memeluk Dewa Pengetahuan Ogma.
Bagaimanapun, bagi penyihir, pengetahuan adalah kekuatan, bukan?
Saat itu Earnest belum tahu: kedatangan pemuda dan kepala pelayan itu akan menarik perhatian lebih banyak ke sini, memicu riak-riak kecil di Lautan luas yang akhirnya merambat ke seluruh Benua, bahkan Multiverse.
