Pulau Faolan.
Rafiniya yang kembali menginjakkan kaki di pelabuhan menunjukkan ekspresi mengenang.
Terakhir kali dia datang ke sini adalah untuk memberikan ucapan selamat atas promosi Rei Lin ke tingkat 【Legenda】, sekaligus mengundangnya bergabung dalam operasi Aliansi Bulan Perak wilayah utara.
Segalanya terasa seperti baru kemarin, tapi Rafiniya sadar betul bahwa semua hal telah berubah!
"Tuan! Kami baru mendapat kabar terbaru, kapal menuju Pulau Bankez baru-baru ini semuanya berhenti beroperasi!"
Seorang Paladin menghampiri Rafiniya.
"Aku bisa melihatnya!" Rafiniya memandang Pelabuhan Bintang Fajar yang dulunya ramai, kini menjadi sepi.
Setelah kehilangan Pulau Bankez sebagai penyandang dana utama, banyak kapal pergi meninggalkan pelabuhan. Hanya beberapa perahu kecil yang tertambat, terlihat menyedihkan.
"Mereka menarik kekuatan, apakah mereka menemukan sesuatu?"
Rafiniya menggigit giginya: "Bahkan jika kita harus mencari kapal sendiri, kita harus sampai ke Pulau Bankez!"
Braak!
Tiba-tiba tanah berguncang hebat, wibawa mengerikan beriak di Langit yang tiba-tiba menjadi muram.
"Apa yang terjadi?" "Tolong!" Kekacauan melanda pelabuhan.
Namun Rafiniya yang berpengalaman menatap ke arah Pulau Bankez, fluksuasi kekuatan primordial yang kuat datang dari sana membawa suara doa samar, wajahnya dipenuhi kekhawatiran: "Tidak sempat!"
Sesaat kemudian, bukan hanya Laut Selatan, gelombang kekuatan primordial penobatan dewa menyebar dari berbagai penjuru, membuat wajah Rafiniya tiba-tiba memucat.
……
Di tengah rawa, kerumunan penduduk asli berkumpul bersujud sambil berdoa: "Ukukru... Oh Ukukru Yang Agung, Engkaulah Penguasa kami..."
Kekuatan kepercayaan membentuk gelombang pasang yang menyelubungi Dewa berkepala manusia berbadan singa.
……
Di atas padang rumput, monster lumpur Darkin tiba-tiba membentangkan tubuhnya hampir menutupi area beberapa kota.
Percikan api keemasan mulai merembes keluar dari tubuhnya.
……
Braak! Gemetar kekuatan primordial mengguncang seluruh Multiverse. Seketika, pandangan para Dewa tertuju ke sini dengan kecurigaan nyata.
"Begitu banyak 【semi-dewa】yang dipromosikan..."
"Ini konspirasi!"
Jalinan pikiran rahasia yang masif bertabrakan di ruang kosong. Keributan ini tak hanya menarik perhatian para Dewa, tapi juga sorotan iblis dan setan.
Seluruh entitas superior Multiverse mengawasi Dimensi material utama dengan khidmat, berharap bisa menyelamatkan atau memperoleh sesuatu darinya.
Di dimensi luar, avatar Mistra tiba di tepi kerajaan dewata yang dipenuhi cahaya ilahi.
"Mistra, aku sudah menantimu lama!"
"Di luar kerajaan dewata, banyak kekuatan primordial menderu, memadat menjadi seorang prajurit tua yang kehilangan kedua mata dan tangan kanan."
"Rencana kita kembali menemui kegagalan... Kelompok Elminster yang bersembunyi di lokasi rahasia belum bertindak, tapi lawan sudah mulai promosi [dewa sejati]..."
Ekspresi Mistra dipenuhi kegelapan: "Setelah kebangkitan [semi-dewa] itu, jalur takdir tampak mengalami perubahan besar..."
"Kau masih terpaku pada firasat itu?" Tyr berdiri tegak: "Di dunia ini, hanya keadilan dan kejujuran yang abadi!"
"Ular penghancur dunia..." Senyum getir di wajah Mistra semakin dalam: "Aku belum pernah merasakan langkahnya begitu dekat seperti sekarang..."
Firasat dewa kekuatan besar ini bahkan membuat Tyr harus serius.
Ia terdiam sesaat, seolah kerajaan dewata sekitar mengalami sesak napas: "Promosi menjadi dewa sejati tidaklah mudah, apalagi melalui domain pembunuhan - pasti akan menghadapi permusuhan dari Mara dan Cyric..."
"Mari kita tunggu... Tapi firasatku, firasat yang sangat buruk..."
Mistra menatap ke kejauhan, mata bak bintangnya seolah telah menembus segalanya, melihat masa depan.
……
Lapisan sembilan neraka, Nessus.
"Ayah!" Greasia, Ratu Iblis Nafsu yang telah menjadi Pemilik Tanah Neraka dengan daya pesona mengerikan, membungkuk memberi hormat pada setan tua di hadapannya.
"Bahkan setelah memasuki Ranah Aturan, Greasia masih bisa merasakan kekuatan Asmodeus yang luar biasa dan tak terukur."
"Sebagai pemilik Perjanjian Primordial, Asmodeus memiliki hak legal alami atas seluruh neraka. Meskipun sekarang wilayahnya direbut dan ditolak oleh Pemilik Tanah Neraka lainnya, aturan bawaan ini takkan berubah."
"Aku merasakan fluktuasi energi primordial neraka..."
"Asmodeus tetap berwujud Adipati Neraka, dengan janggut kambing hitam yang sedikit melengkung, mata yang memancarkan kejahatan dan kedalaman."
"Itu pertanda seorang Pemilik Tanah Neraka sedang mencoba menjadi dewa!"
"Namun ucapan berikutnya Asmodeus membuat Greasia berteriak."
"Menjadi dewa? Siapa? Setan mana yang berani mengkhianati... Hmm? Mungkinkah Tuan dari Dimensi Dis..."
"Greasia segera teringat sesuatu. Sebagai Pemilik Tanah Dimensi Dis, identitas Reilin tetap menjadi misteri."
"Tentu saja, setelah bertahun-tahun investigasi, di mata Pemilik Tanah Neraka lain, identitas asli Reilin bukanlah rahasia lagi. Bahkan mereka telah membuat Perjanjian."
"Rencana infiltrasi dan subversi terhadap Dimensi Dis terus berjalan. Andai saja Reilin tidak terus bersembunyi di Dunia Materi dan tidak pernah muncul di neraka, pasti sudah dikepung dan dirampas izin akses nerakanya oleh Pemilik Tanah lain."
"Tujuan sebenarnya bukan menjadi penguasa lapisan neraka... Hanya cahaya keabadian Tuhan yang menjadi perhatian besarnya..."
Asmodeus melihat dengan tepat.
Selain itu, dia juga harus berterima kasih pada Reilin. Karena adanya Reilin yang menjadi sasaran empuk lebih mencolok, menarik banyak perhatian musuh, berbagai konspirasi barunya bisa diaktifkan dan hingga kini belum menimbulkan perlawanan keras.
Atas jasa-jasa Reilin ini, jika di masa depan dia bersedia sepenuhnya memihak neraka, Asmodeus pasti tak akan segan menghabiskan kekuatan untuk membentukkan tubuh setan baru dan menganugerahkan reputasi kosong serta kejayaan.
Tapi sekarang, segalanya telah berubah!
"Penyatuan Dewa dengan Pemilik Tanah Neraka pasti akan menimbulkan konsekuensi tak terduga..."
Seekor serangga beracun merayap keluar dari jenggot Asmodeus, lalu dilemparkannya kembali ke mulut. Mata jahat sang Adipati Neraka ini dipenuhi keteguhan: "Harus SEGERA menggulingkan kekuasaan mereka di Dimensi Dis, memutus koneksi mereka dengan neraka!"
"Sementara ini Dimensi Dis dijabat sementara oleh Pit Fiend Azrok yang puas dengan posisinya... Bahkan dengan tambahan kekuatan anggota kita dan pemilik tanah lain, sulit menggulingkan kekuasaan Pemilik Tanah Neraka dalam waktu singkat - meskipun dia bukan setan..."
Greasia menggigit bibir merah segarnya: "Aku butuh lebih banyak waktu..."
"Saat merebut Malebolge dahulu, Ratu Iblis Nafsu harus bersembunyi ribuan tahun untuk mengumpulkan kekuatan pemberontakan yang cukup, bahkan harus memanfaatkan kekacauan di lapisan kedua dimensi baru bisa meraih kesuksesan yang pas-pasan."
"Andai bukan karena pertama-tama mencabut restu kekuatan primordial dari Pangeran wanita penyihir tua, lalu menekan melalui Perjanjian Primordial hingga menjatuhkannya dari Ranah Aturan, siapa yang menang masih belum pasti."
"Dari sini bisa diketahui betapa mengerikannya kendali seorang Pemilik Tanah Neraka terhadap bawahannya."
"Meski Reilin menjadi Pemilik Tanah Neraka sebagai manusia yang memicu ketidakpuasan banyak iblis, dengan masa kekuasaan yang sangat singkat, ini tetap bukan hal mudah."
"Tidak ada 'tapi'! Beri tahu Mammon dan yang lain, untuk menggulingkan pemerintahan Dimensi Dis, aku butuh bantuan mereka. Biaya yang harus dibayar bahkan termasuk mundur dari Afranus dan melepas kendali di sana. Kamu yang bertugas menandatangani kontrak..."
Asmodeus membalik-balik kitab kontrak raksasa di tangannya, lalu menyobek selembar kertas kulit hitam.
"Aku mengerti!"
Greasia menerima kontrak itu, membaca tekad ayahnya. Mengetahui pandangan bijaksana dan keputusan mutlak Asmodeus, rasa penasarannya pada Reilin tak terbendung.
"Sosok seperti apa konspirator yang sampai membuat ayahku rela mengorbankan sebagian kepentingan untuk menekannya ini? Sungguh layak ditunggu... Hehehe..."
Gerakan para iblis selalu cepat, terutama dalam hal mematuhi kontrak.
Untuk memperebutkan waktu, Asmodeus bahkan langsung membuka Jaringan Izin Akses. Beberapa Pemilik Tanah Neraka melalui Jaringan Kekuatan Primordial langsung memberikan perintah kepada para penyusup dan konspirator di Dimensi Neraka lapis kedua.
Tak lama kemudian, seluruh Dimensi Dis terjebak dalam kobaran perang.
Ledakan besar-besaran dan pasukan setan berzirah membanjir keluar dari Dis - kota baja yang membakar ini, dengan target jelas menuju kediaman setan tingkat tinggi di pusat, serta inti kekuasaan terpenting - Menara Besi!
Di puncak Menara Besi saat ini, Pit Fiend Azrok yang ditunjuk Reilin sebagai wakil sedang memandang semua ini dengan tatapan sinis.
"Hmm! Dier, Modikro, dan Hitam Sas... Tentu saja, bahkan kau pun memberontak..."
Menyaksikan kota miliknya jatuh satu per satu, wajah Azrok sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau kemarahan. Ia memandangi pemberontak setan ini seperti sedang menonton badut-badut.
"Kalian tak akan pernah memahami kengerian Tuan kita Kukulkan..."
Azrok berbalik menuju ruang rapat. Bayangan Setan Tua yang sebelumnya ditaklukkan Reilin mulai muncul.
"Kekeke... Segalanya sudah siap! Semua node dijaga oleh orang kami, para Pemburu Setan juga sudah pada posisinya!"
Setan Tua itu terkekeh-kekeh dengan suara jahat kuno.
Kekuatan besar ini membuat jantung Azrok berdebar-debar. Hanya Reilin yang bisa menaklukkannya dengan kekuatan dan konspirasi yang lebih hebat.
“Baik… Mari kita keluar menyambut mereka! Aku sudah tak sabar ingin melihat ekspresi putus asa para pemberontak… Hahaha…”
Bagi Setan, menjatuhkan lebih banyak orang kuat dengan konspirasi selamanya menjadi favorit mereka.
“Aku juga tak sabar menantikannya!”
Setan Tua mengikuti Azrok layaknya kepala pelayan, perlahan keluar dari Menara Besi.
Di luar, pasukan Setan telah kembali mengepung menara, namun masih ragu-ragu menyerang karena pertahanan di sini.
