"Asalkan kalian menerima syarat ini, aku tidak akan pernah melawan kalian lagi..."
"Dan kita bisa bersama-sama mengeksplorasi Dunia Para Dewa terdekat. Hasil yang didapat dari sana mungkin tidak bisa terkumpul dalam 1,5 juta tahun..."
Reilin kembali memanfaatkan keuntungan Dunia Para Dewa sebagai godaannya.
Namun harus diakui, saran yang diajukannya memang memiliki kelebihan yang patut diacungi jempol, meski ada juga tantangan tersendiri.
Yang paling sulit adalah harus memiliki kekuatan Reilin yang sekarang berada di level 8 fanatik untuk menaklukkan para Pemilik Tanah Bencana yang keras kepala ini, membuat mereka merasakan ketakutan MATI yang mendalam!
Selain itu, kehendak mimpi di belakang juga harus diselesaikan.
"Masalah ini... kita perlu berdiskusi..." Wanita Raksasa Petir menatap rekan-rekannya yang lain dan menjawab dengan ragu-ragu.
"Tentu saja, di sini, kami akan menunggu kalian..."
Reilin tersenyum sambil mengangkat kedua tangannya, mengamati pertukaran kehendak antar Pemilik Tanah Bencana lainnya.
Dengan pola pikir penguasa aturan seperti mereka, diskusi yang setara dengan puluhan ribu tahun manusia biasa bisa diselesaikan dalam satu detik. Tak lama kemudian mereka memberikan jawaban pada Reilin.
"Kesimpulan kami adalah... setuju! Asalkan kamu bisa menjamin kehendak mimpi juga menepati janji!"
Monster berkepala tiga Telur Kambing Hitam maju. Kepala kambing hitam pekat itu berbicara, sementara wajah manusia di tengah menunjukkan pancaran mata yang aneh.
"Tentu saja bisa!"
Meski menyadari tipu muslihat mereka, Reilin tetap menyetujui.
"Baiklah... Kami bersumpah dengan Jiwa Sejati Aturan, atas nama Dimensi Astral..."
Para Pemilik Tanah Bencana saling memandang, mengangguk serempak, dan mengucapkan sumpah dengan Jiwa Sejati Aturan. Gejolak jiwa sejati yang muncul sama sekali tidak bisa dipalsukan, juga tak bisa disembunyikan dari Jiwa Sejati Dosa-Dasar Reilin.
"Bagus!"
Reilin berbalik, menatap ke kosong tak berujung.
"Kehendak Mimpi yang agung, aku membutuhkan jaminanmu!"
Blek!
Kekuatan primordial mimpi yang tak terbatas berkumpul membentuk sepasang mata yang penuh kemarahan.
Seluruh dunia mimpi bergemuruh, dilanda amuk!
“Dalam pandangan kehendak mimpi, Reilin yang seharusnya memburu Pemilik Tanah Bencana sebagai tugas utamanya, malah membuat perjanjian dengan mereka. Ini adalah pengkhianatan telanjang!”
Petir kekuatan primordial keemasan-ungu berkumpul, membawa kekuatan yang mampu memusnahkan penguasa aturan.
Ornamen merah tua kehitaman di tubuh Reilin terus bergerak-gerak terdistorsi, seolah ingin lahir dari tubuhnya.
Blek!
Petir Pemusnah yang dahsyat menyambar turun, diiringi tawa histeris monster berkepala tiga: "Haha... kau hanya anjing peliharaan kehendak mimpi, berani-beraninya menyuruhnya TUNDUK?"
“Kehendak mimpi bisa CABUT energi darahmu, melemparkanmu ke jurang kehancuran abadi...”
“Semua... serang bersama! Konstitusi Penyerap Energi Mimpi Buruk ini telah menghancurkan dirinya sendiri!!!!”
Wajah manusia di tengah kepala monster berkepala tiga tertawa terbahak, sementara kepala ular hijau raksasa membuka mulut raksasa menganga ke arah Reilin. Cairan dengan kekuatan aturan korosif membentuk hujan titik-titik mematikan.
“Kau pikir aku tidak tahu semua ini?”
Namun ekspresi Reilin di bawah serangan ganda petir dan korosi justru sangat tenang, membuat para Pemilik Tanah Bencana di sekitarnya merasa firasat buruk.
“Aku berbeda dengan Raja Mimpi Buruk. Semua kekuatan ini kubangun sendiri, bahkan energi mimpi sekalipun...”
Reilin melemparkan bola logam perak yang berubah menjadi membran cahaya membungkus dirinya.
【Baju Perang Kekuatan Primordial】 yang mampu mengisolasi kehendak Dunia Para Dewa, seketika menolak semua gangguan dari dunia mimpi.
Jalan Dosa-Dasar bergelombang di belakang Reilin, Hydra Mimpi Buruk mengaum, semburan serangan dahsyat dari sembilan kepala ularnya memusnahkan total petir di langit.
"Jangan kau sangka bisa mengendalikanku seperti Raja Mimpi Buruk!"
Reilin memiliki kehendak bebasnya sendiri, mana mungkin mau menjadi alat kehendak mimpi?
Sejak memperoleh energi mimpi puncak, ia telah meneliti cara menguasai hukum kemerosotan diri, melepaskan diri dari kendali kehendak mimpi.
Semua ini terjadi di Dunia Para Dewa yang tertutup. Ketika Reilin telah memiliki kekuatan level 8 fanatik yang sanggup melawan dunia, dunia mimpi tetap tak menyadarinya hingga semuanya terlambat.
Tujuannya adalah menaklukkan Pemilik Tanah Bencana secara mutlak dan menundukkan kehendak mimpi, menjadi penengah di antara keduanya!
Kekuatan dosa-dasar yang mengerikan menerjang, mendorong energi primordial mimpi. Awan gelap di langit terpaksa menghilang dengan erangan.
"Apa yang kau inginkan?"
Setelah memaksa mundur kehendak mimpi, Reilin berbalik menghadapi monster berkepala tiga yang menyergap.
"Aku... aku... aku..."
Kepala ular hijau bergumam, Telur Kambing Hitam terpaku dalam kebekuan, sama sekali tidak menyangka bahwa Konstitusi Penyerap Energi Mimpi yang lahir dari kehendak mimpi justru langsung menaklukkan kehendak mimpi itu sendiri!
"Ini mustahil!" Teriaknya dalam hati, sayangnya segalanya sudah terlambat.
"Perhatikan baik-baik, inilah akhir para pengkhianat!"
Lapisan zirah perak menyelimuti seluruh tubuh Reilin, ini adalah kemampuan Tujuh Dosa Mematikan - Proteksi Kesombongan, kekuatan yang cukup untuk melawan serangan penguasa aturan.
Sreeet!
Hujan aturan korosif hijau dan serangan lainnya menyentuh tubuh Reilin bagai angin semi, sama sekali tidak berpengaruh.
Tiba-tiba, Tujuh Dosa Mematikan berubah menjadi gada rantai berduri mengerikan, kekuatan dahsyatnya mengaum bagai gunung runtuh, menghantam tubuh monster berkepala tiga.
'Amplifikasi Keserakahan!' 'Penggandaan Kemarahan!'
Kekuatan terkuat seketika menghancurkan kepala manusia di tengah, disusul kepala kambing hitam dan ular hijau di sampingnya.
Setelah membunuh Telur Kambing Hitam, 'Penguatan Pembunuhan' dan 'Kesunyian Kematian' langsung aktif, menghapus semua jejak keberadaannya, secara mutlak mencabut kesempatan hidup kembali.
Gulirik! Gulirik!
Melihat rantai palu di tangan Reilin terus melahap daging monster berkepala tiga, 'Kerakusan Melahap' dan 'Pemulihan Kemalasan' diaktifkan bersamaan. Saat mengamplifikasi Reilin, mereka juga memperbaiki kerusakan zirah sebelumnya, membuat Pemilik Tanah Bencana lainnya membeku di tempat.
Apa yang baru saja mereka lihat?
Seorang Pemilik Tanah Bencana, yang bahkan termasuk yang terkuat di antara mereka, tewas begitu saja di tangan Reilin?
"Aku tidak merasakan aura telur kambing hitam sama sekali... Musuh memiliki tiga nyawa, seharusnya bisa beregenerasi dalam kotoran..."
Wajah Wanita Raksasa Petir menjadi suram luar biasa. Meski meremehkannya, dia sebenarnya mengakui kemampuan telur kambing hitam.
Tapi bahkan dengan itu, musuh tidak bisa bertahan satu serangan dari Reilin, bahkan kemampuan hidup kembali-nya dicabut hingga tewas mutlak.
"Bagaimana? Masih ada yang ingin mencoba?"
Reilin yang telah kembali ke puncak kekuatannya memandang sekeliling, puas melihat ketakutan di mata Pemilik Tanah Bencana lain.
"Kami tunduk padamu, Yang Mulia Raja Mimpi Buruk!"
Utusan Mata pertama bersujud memberi hormat pada Reilin, kali ini dengan kesungguhan sejati.
"Jangan panggil aku Raja Mimpi Buruk! Aku adalah Tuhan Dosa-Dasar yang menguasai segala kejahatan di dunia!"
Reilin berkata sambil melempar sisa mayat monster berkepala tiga ke kosong: "Jangan bilang aku mengintimidasi, cepatlah makan..."
Perbedaan terbesar kehendak mimpi dengan manusia biasa adalah sifat sintetisnya seperti kecerdasan buatan. Di hadapan kepentingan, sikap bisa berubah tiba-tiba.
"Setelah melihat ketidakmampuan untuk mengalahkan Reilin, serta manfaat mengikat Pemilik Tanah Bencana, akhirnya ia harus mengakui realita."
Penggiling kosong muncul kembali, menghancurkan telur kambing hitam monster berkepala tiga menjadi kekuatan primordial paling dasar, mengisi kembali konsumsi dunia.
"Menggunakan sisa-sisa makananmu untuk menyogok kehendak mimpi, sungguh..."
Para Pemilik Tanah Bencana lain bergumam dalam hati, namun segera membalik perkataan: "Oh Tuhan Dosa-Dasar yang agung, Engkaulah wasit kami semua..."
"Atas nama Tuhan Dosa-Dasar, aku bersumpah..."
Rei mengangkat tiga jari tangan kanannya, mengucapkan sumpah khidmat. Jalan Dosa-Dasar yang hitam pekat dengan urat darah merah menggelegar di belakangnya:
"Akan memutuskan dengan adil kontrak antara Pemilik Tanah Bencana dan kehendak mimpi, mengikat kedua pihak, segalanya untuk perkembangan dunia mimpi..."
"Dengan jalanku sebagai saksi..."
Braak...
Seluruh dunia mimpi bergetar, seolah bersorak gembira menyambut jalan baru.
Energi mimpi puncak membelit Reilin. Dengan dukungan seluruh dunia, warnanya semakin pekat. Tiba-tiba, perubahan kualitatif terjadi - energi mimpi puncak bertransformasi menjadi kekuatan lebih tinggi.
Sebuah kekuatan tak terucapkan yang memuat segala mimpi dan kejahatan dunia, mengalir deras masuk ke Jalan Dosa-Dasar Reilin, menyempurnakan jalannya.
“Kekuatan Mimpi Buruk！！！”
Utusan Mata berteriak kaget: “Ini adalah inti sari dunia kekuatan primordial mimpi yang paling puncak, bahkan Raja Mimpi Buruk level 8 fanatik dulu pun tidak pernah mencapai realm ini...”
Bahkan Pemilik Tanah Bencana dan Raja Mimpi Buruk sekalipun, pemahaman mereka tentang Kekuatan Mimpi Buruk hanya samar-samar. Ini adalah kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan primordial mimpi, sekaligus intisari murni dari seluruh dunia!
Meskipun Anak Dunia maupun Dimensi, mustahil mendapatkan fasilitas Kekuatan Mimpi Buruk. Tapi Reilin berhasil mencapainya dengan kekuatannya sendiri!
Pada detik ini, semua pandangan Pemilik Tanah Bencana ke arah Reilin dipenuhi kompleksitas tak terkatakan...
……
Dunia Para Dewa.
Neraka Baator yang dulu, sekarang telah berubah menjadi kerajaan dewata sembilan lapisan milik Reilin.
Setiap lapisan dipisahkan secara teratur, ribuan pendoa mulai bermigrasi dengan tugas yang telah dialokasikan.
Segalanya berkembang pesat menuju kemakmuran, kerajaan dewata yang setara Dewa kekuatan besar ini memberikan perlindungan terbaik bagi manusia-manusia ini.
Menjadi semakin berharga di tengah dunia fana yang porak-poranda dan kegelisahan para dewa saat ini.
Tiba-tiba, avatar Dewa Reilin muncul di tepi kerajaan dewa. Di sana, avatar Ibu Inti Bumi telah menunggu lama.
“Kekuatan baru yang kau sebutkan, apakah akan segera tiba?”
Ibu Inti Bumi menatap Reilin.
“Tentu, persiapkan dirimu...”
Avatar dewa itu tersenyum menjawab, membuka terowongan sistem kristal dari dalam dan luar secara bersamaan.
## Keseribu Seratus Tujuh Puluh Sembilan: Dunia Fana
Braak...
"Aura puluhan penyihir level 8 yang turun membuat pupil Ibu Inti Bumi berkedip penuh kekagetan:
"Kekuatan bencana semacam ini... Pemilik Tanah Bencana dari dunia mimpi, kamu mendapatkan dukungan mereka?!"
Menanggapi pertanyaan ini, Reilin hanya tersenyum tanpa menjawab.
Saat mereka saling bertukar pikiran rahasia, beberapa bayangan perkasa telah melewati sistem kristal dan resmi turun ke Dunia Para Dewa.
"Dunia Para Dewa... Tempat rahasia keabadian tersembunyi, setelah Perang Penghabisan, akhirnya terbuka kembali..."
Delapan Pemilik Tanah Bencana, dipimpin oleh Utusan Mata dan Wanita Raksasa Petir Murenna, berdiri angkuh di ruang hampa.
Hanya dengan berkumpul bersama, kekuatan bencana yang dahsyat terus merambat ke sekeliling, membuat ruang hampa mengeluarkan erangan mengerikan.
Setelah menandatangani perjanjian, dunia mimpi mulai memulihkan pasokan kekuatan primordial. Para Pemilik Tanah Bencana itu akhirnya melepaskan ikatan, tak perlu lagi menyegel diri seperti di penjara di dunia mimpi.
Sebagai arbitrator, Reilin adalah sosok yang tak bisa dihina oleh kedua dunia.
Kehendak mimpi dieksploitasinya, memperoleh versi upgrade energi mimpi - Kekuatan Mimpi Buruk!
Sedangkan para Pemilik Tanah Bencana menjadi algojo gratisannya.
"Delapan Pemilik Tanah Bencana setara dengan delapan Dewa Iblis berkekuatan menengah! Kekuatan terkumpul ini cukup untuk mengguncang seluruh benua..."
Senyum mengembang di bibir Reilin.
Tentu saja, dia bukan hanya menindas dan memeras mereka, tapi kerja sama saling menguntungkan."
Sumber daya jiwa dari Dunia Para Dewa, merupakan suplemen besar bagi pemulihan para Pemilik Tanah Bencana ini, sekaligus tambahan signifikan bagi kekuatan primordial dari dunia mimpi.
Saat ini, di pundak para Pemilik Tanah Bencana ini juga terbeban tanggung jawab untuk mengumpulkan kekuatan dunia yang cukup, agar kehendak mimpi dapat terus mempertahankan pasokan kekuatan primordial!
Dan adakah yang lebih layak dirampas daripada Dunia Para Dewa?
"Dunia Para Dewa... Aku kembali lagi..."
Selain delapan Pemilik Tanah Bencana yang datang kali ini, di samping tubuh asli Penyihir Reilin juga berdiri dua yang tak terukur kedalamannya.
Salah satunya adalah gadis dengan kulit putih mulus dan wajah anggun yang cerdas, sedang menatap dunia sekitarnya dengan ekspresi penuh kekaguman.
Ini adalah Shar, mantan Dewa dari Dunia Para Dewa yang secara kebetulan sampai ke dunia luar dan menjadi bagian dari para penyihir.
Setelah ditaklukkan oleh Reilin, kini telah menjadi kekuatan garis keturunan langsung Reilin, tentu harus ikut dibawa bersama.
"Hmm..."
Di samping Shar, seorang wanita matang penuh pesona lainnya mendengus. Dia terlihat lebih anggun daripada Shar, setiap helai rambutnya melayang-layang dan bergulung di ruang kosong, mengeluarkan desisan samar.
"Dan Ibu Ular Sepuluh Ribu!" Ibu Inti Bumi mengenali kenalan lamanya.
"Pelindung Bumi yang agung! Senang bertemu lagi..." Menghadapi penyihir fanatik level 8 ini, Ibu Ular Sepuluh Ribu jelas tak berani lengah, sedikit membungkuk memberi hormat.
"Sepuluh penyihir level 8, ditambah tubuh asli dan tubuh bayanganmu..."
“Ibu Inti Bumi jelas terkejut habis-habisan. Kekuatan seperti ini sudah cukup untuk memberikan pengaruh penentu dalam Perang Penghabisan era kuno.”
“Di masa sekarang, ini menjadi pemberat yang sangat signifikan yang bisa memiringkan neraca perang.”
“Jalanmu sekarang telah mencapai kesempurnaan... Kapan saja bisa melakukan promosi ke batas level 8...”
Ibu Inti Bumi memandang Reilin dengan tatapan kompleks. Meski selalu mengaguminya, tak pernah terbayangkan sang Penyihir bisa mencapai realm setara dengannya secepat ini.
“Dan kekuatan yang terkonsolidasi di bawah panjimu sudah tak bisa diabaikan oleh manapun.”
“Hmm... Akuisisi Kekuatan Mimpi Buruk telah memperkuat semua pondasiku. Sekarang yang perlu kulakukan adalah melahap sisa esensi kejahatan Asmodeus sepenuhnya, memadatkan semua aturan, membentuk Dosa-Dasar yang sempurna...”
Tentang jalan dan rencananya, Reilin tak menyembunyikan apapun – karena sekarang tak ada kekuatan yang bisa menghentikannya.
“Sebelum promosi ke level 8 fanatik, aku masih tak akan ikut campur urusan Perang Penghabisan. Mereka juga demikian...”
Reilin menunjuk Shar dan Para Pemilik Tanah Bencana.
Melihat tak ada yang membantah, Ibu Inti Bumi semakin tercengang oleh deterensi dan ikatan kuat Reilin.
“Dulu kukira hubunganmu dengan penguasa aturan ini hanya sekutu biasa, tapi ternyata jauh lebih dari itu.”
“Kerajaan Dewata Neraka Baator dengan 11 penyihir level 8 di posisi komando, bahkan beberapa Dewa kekuatan besar pun pasti akan menyerah!”
"Ini adalah keyakinan mutlak, terlihat dari cara Reilin tanpa ragu memamerkan kekuatan-nya. Bagi semua dan kekuatan manapun, ini merupakan intimidasi yang sangat besar!"
"Persiapanku hampir selesai, bagaimana denganmu?"
Kemudian, Reilin menatap Ibu Inti Bumi.
"Tenang saja... Persiapan untuk memanggil kehendak para penyihir telah rampung. Dalam aliran panjang Sungai Waktu, kehendak para penyihir mulai pulih perlahan, sementara kehendak para dewa terus menerus menerima luka parah dan jatuh ke posisi inferior..."
Di pupil Ibu Inti Bumi, muncul pemandangan kedalaman bumi.
"Formasi sihir penerimaan juga sedang dipersiapkan... Lima penguasa aturan dari Dunia Penyihir bertanggung jawab atas proteksi... Pada suatu node di masa depan, kita bisa langsung menarik kehendak para penyihir masuk ke Dunia Para Dewa, mengubah aturan di sini..."
Dari ucapan singkat Ibu Inti Bumi, terkuak garis besar rencana yang menggemparkan.
Para Tuan Penyihir yang nekat itu ternyata berencana langsung menarik kehendak para penyihir masuk ke Dunia Para Dewa, untuk menghancurkan kehendak para dewa sekaligus!
"Tingkat keberhasilan rencana ini sulit diperkirakan, tapi konsekuensi terburuk adalah kerugian di kedua pihak, sekaligus bisa merusak aturan ketat Dunia Para Dewa secara signifikan..."
Tentu saja Reilin tahu apa yang direncanakan para Tuan Penyihir ini.
Sama seperti para dewa, tak sedikit di kalangan penyihir yang ingin berpetualang. Bahkan Reilin sendiri enggan jika kehendak para penyihir benar-benar sadar dan kemudian menindasnya.
Karena itu, Reilin yang mengetahui garis besar rencana ini sama sekali tidak menentang.
"Baik! Aku akan melakukan pengasingan diri dalam waktu lama... Urusan dunia luar kuserahkan padamu..."
Reilin berkata pada Ibu Inti Bumi, kemudian bayangan Hydra Mimpi Buruk muncul di belakangnya, membawa tubuh asli Penyihirnya langsung menyelam ke kedalaman Bumi kerajaan dewata.
"Marilah kita pergi, Tuan-tuan!"
Tubuh bayangan Chip yang mencapai puncak kekuatan menengah membawa sepuluh penyihir level 8 lainnya memasuki berbagai bagian kerajaan dewata bagai bintang-bintang, membentuk formasi kuat yang bahkan bisa membuat Dewa kekuatan besar binasa tanpa bantuan kekuatan kerajaan dewata.
"Ketika dia muncul kembali, pasti sudah mencapai realm batas level 8..."
Ibu Inti Bumi memandang kerajaan dewata saat ini, pupil matanya berkedip-kedip dengan cahaya, lalu bayangannya perlahan menghilang dalam kekosongan...
Peristiwa di sini tentu terdeteksi oleh banyak dewa, namun demonstrasi kekuatan Reilin sebelumnya ditambah deterensi belasan dewa kekuatan menengah dan dua dewa besar, justru membuat para dewa yang punya rencana menjadi panik.
Sekadar memikirkan harus bertarung dengan - ini di wilayah kerajaan mereka, bahkan Tyr Dewa Keadilan dan Lathander Dewa Fajar yang paling anti kejahatan pun mengurungkan niat.
Bayangan Terdistorsi juga menghilang, entah merencanakan apa diam-diam.
Wabah di Dunia Materi utama masih berlanjut, sementara rencana migrasi kerajaan dewata para dewa telah dimulai. Di jurang, Penguasa Kekacauan dan Beholder Kotoran semakin merajalela, bahkan ada Penyihir Aturan baru yang bergabung dan menguasai lebih banyak domain jurang.
Meskipun pertikaian sporadis di dunia luar berlangsung berkobar-kobar, area sekitar neraka justru menjadi hening dengan keanehan yang mencekam.
Tubuh asli Penyihir Reilin tengah tenggelam dalam konstruksi akhir dan penyempurnaan Jalan Dosa-Dasar, sementara para penguasa aturan lainnya memiliki tugas masing-masing.
Dengan kekuatan dan kemampuan Chip tubuh bayangan-nya, tentu saja segalanya bisa ditangani dengan sangat teratur.
……
Di Dunia Materi, Doren dengan susah payah mengikat barang-barang terakhirnya di atas gerobak pinjaman menggunakan tali rami yang diikat erat.
Semua yang terjadi sebelumnya terasa seperti mimpi belaka.
Setelah gerombolan perusuh melampiaskan amukannya, pemimpin pria kekar dan si Hong Bizi menghilang tanpa jejak, sementara para petani dan preman sekitar mulai mengangkut semua barang dari rumah Tuan Hofmann - bahkan daun pintu pun tak luput.
Mereka merampas segala yang terlihat oleh mata, kemudian membakar habis-habisan hingga menjadikan rumah megah Tuan Hofmann lautan Api, sebelum akhirnya bubar tercerai-berai.
Doren yang malang pun berlindung di rumahnya dalam keadaan linglung, terus diliputi ketakutan bahwa setiap saat petugas keamanan kota akan menendang pintunya bersama prajurit dan menyeretnya ke tiang gantungan.
Setelah beberapa hari tanpa kejadian, barulah Doren yakin pada satu hal.
Bahwa Pemilik Tanah mereka benar-benar memaafkan semua perusuh tanpa mengeluarkan perintah penangkapan. Pada saat itu, Doren hampir bersujud menyembah tanah, bersyukur atas anugerah Dewa.
"Hanya saja, setelah beberapa waktu berlalu, ketika semua barang yang dirampas dari Rumah Besar Hoffman habis dikonsumsi, Doren terkejut menemukan hidupnya kembali ke situasi semula tanpa perubahan sedikit pun! Begitu juga dengan beberapa perusuh lain yang dikenalnya."
Doren sama sekali tidak bisa memahami hal ini.
Tumpukan gandum setinggi gunung yang pernah ia saksikan sendiri, perkakas perak dan emas, permata-permata besar—bagaimana semuanya bisa lenyap seketika?
Sekejap ia menumpahkan seluruh amarahnya pada satu-satunya pedagang penampung di kota kecil itu, tapi tak berani benar-benar bertindak karena sang pedagang memiliki hubungan dengan Pemilik Tanah.
Bicara tentang Pemilik Tanah, Doren teringat pada tanah hangus bekas kediaman Hoffman dan semua properti milik Tuan Hoffman yang kini sepertinya dikembalikan ke tangan Pemilik Tanah.
Hal yang biasa dianggap wajar ini tiba-tiba menyalakan api kemarahan dalam hatinya.
"Para bangsawan ini... lebih memilih melihat rakyatnya mati kelaparan dan sakit daripada mengeluarkan satu koin tembaga pun..."
Biasanya, ia takkan pernah memiliki pikiran subversif seperti ini, tapi sekarang berbeda...
