Zhao Bin bersandar di dinding sudut, mulai mencoba mantra-mantra satu per satu sesuai ingatan kehidupan sebelumnya.
Dengan metode meditasi kehidupan lampau, ia merasakan kekuatan spiritualnya yang jauh lebih lemah dibanding sebelumnya, perlahan membangun model-model sihir sesuai aturan misterius. Tapi hanya membangun model spiritual tanpa menyanyikan mantra, sehingga hanya sedikit mengikis kekuatan spiritualnya.
"Sihir Panah Disempurnakan": Memancarkan sebuah objek dengan kecepatan peluru standar busur silang. Sihir tingkat nol.
"Peluru Asam": Sebuah peluru asam yang menyebabkan kerusakan asam super kuat. Sihir tingkat nol.
Berdasarkan model kekuatan spiritual saat ini, Zhao Bin hanya bisa menggunakan tiga sihir tingkat nol. Menurut konstruksi model kekuatan spiritual, aturan dunia ini sangat berbeda dengan hukum alam dunia sebelumnya. Beruntung dirinya yang dulunya sebagai orang kuat legendaris telah mampu memahami pengetahuan tentang pelepasan aturan, dengan pengalaman mendalam tentang esensi sihir. Asal menghabiskan waktu, model sihir bisa direvisi untuk menyesuaikan dengan hukum dunia ini. Namun ini membutuhkan waktu dan energi. Saat ini yang paling dia kekurangan justru waktu dan energi. Setelah berbagai percobaan, akhirnya hanya tiga sihir yang bisa langsung digunakan.
Sihir Panah Disempurnakan, Penyembuhan Luka Ringan, dan Peluru Asam. Dengan menggunakan tiga sihir tingkat nol, kekuatan spiritual Zhao Bin langsung turun ke level berbahaya 20%, mendekati kondisi lemah ekstrim tak sadarkan diri. Jadi dengan kemampuannya sekarang, bahkan sihir tingkat tinggi yang sudah direvisi pun sepenuhnya tidak bisa digunakan.
"Tapi ini cukup." Setidaknya jauh lebih kuat dibanding diri sebelumnya.
Dengan tiga sihir yang dikuasai, Zhao Bin mulai memiliki secercah kepercayaan diri. Ingatan kehidupan sebelumnya tidak langsung mengubah mentalitasnya menjadi orang kuat legendaris. Dia tetap Zhao Bin yang independen di dunia ini, pengalaman masa lalu terasa seperti menonton film tanpa pengaruh berarti.
Pertama-tama, coba uji kekuatan penghancur ketiga sihir ini. Zhao Bin menyiapkan sebuah pulpen dan lempengan aluminium untuk menguji panah dan cairan asam. Untuk penyembuhan luka ringan sudah diuji sebelumnya. Efeknya sangat baik untuk penyakit ringan yang tidak melibatkan kerusakan tulang.
Mengikuti simbol arcan yang muncul di pikirannya, Zhao Bin mulai melantunkan mantra dengan suara rendah sambil memegang pulpen. Ritme mantra yang naik turun dan pembangunan cepat model kekuatan spiritual menciptakan perubahan dahsyat layaknya reaksi kimia. Tiba-tiba cahaya samar muncul di pulpen yang dipegangnya, Zhao Bin segera mengarahkannya ke bagian dinding yang kosong.
Pulpen itu melesat bagai panah yang dilepaskan dari busur, bayangannya menyambar disusul dentang keras. Separuh badan pulpen tertancap dalam di dinding. Zhao Bin terdiam membeku memandangi pulpen aneh ini.
"Kekuatan yang luar biasa, pulpen yang sangat keras..." Tembok justru yang tertembus oleh pulpen dalam tabrakan sekeras ini. Zhao Bin takjub dengan material pembuatan pulpen tersebut.
Selanjutnya ujian cairan asam.
Setelah mantra pendek, sebongkah lendir semi-transparan kehijauan sebesar kepalan tangan dengan ekor panjang menghantam lempengan aluminium yang sudah disiapkan.
Desis korosi terdengar sementara asap pekat menyelimuti seluruh ruang tamu. Ketika Zhao Bin mendekat untuk melihat...
Tidak hanya lembaran alumunium yang terkikis hingga berlubang sebesar kepalan tangan. Bahkan lebih dari sepuluh buku yang ada di bawahnya juga sepenuhnya terkikis. Sampai menembus ubin lantai dan meninggalkan lubang kecil di atasnya, barulah proses ini selesai.
Zhao Bin cukup puas dengan kekuatan penghancur dua sihir serangan yang dimilikinya. Tembakan Panah memiliki kecepatan luar biasa dan daya hancur mengagumkan, namun membutuhkan media. Sedangkan Peluru Cairan Asam sedikit lebih lambat, tetapi daya hancurnya besar dan bisa mengunci target, tidak akan berhenti sebelum mencapai sasaran. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Cocok digunakan di lingkungan yang berbeda.
Setelah menguji sihir, waktu sudah menunjukkan jam dua belas siang. Zhao Bin yang sejak kemarin hingga hari ini belum makan enak benar-benar merasakan lapar yang menusuk perutnya. Ia bergegas ke toilet memeriksa pemanas air tenaga surya, masih penuh 100 liter, cukup untuk mandi santai, istirahat sekali dan makan kenyang. Suhu air karena terik matahari mencapai sembilan puluh derajat, sepenuhnya menghemat proses merebus air.
Zhao Bin menyiapkan beberapa bungkus mi instan. Lalu mencari baju ganti, menggosok seluruh tubuhnya dengan handuk hingga bersih. Memakai celana jeans ketat dan kaos lengan panjang yang sudah disiapkan - pakaian yang agak ketat ini efektif meningkatkan mobilitas, tidak perlu khawatir baju tersangkut atau menarik otot saat bergerak.
Setelah menyantap dua bungkus mi instan yang diseduh dengan air panas tenaga surya, Zhao Bin terlihat jauh lebih segar. Tubuhnya perlahan pulih dari ketegangan semalam.
Zhao Bin mencari kursi lalu duduk, mulai mempertimbangkan dengan cermat rencana tindakan selanjutnya.
Kemarin dia masih mengira bisa bertahan hidup selama dua bulan dengan dua karung beras di rumah. Tapi sekarang jelas itu mustahil. Tanpa listrik dan air, tak ada yang bisa bertahan lebih dari dua minggu. Untuk tetap hidup, masalah pasokan listrik dan air harus segera dipecahkan. Dia mengeluarkan selembar kertas dan sebuah pulpen.
Dengan sungguh-sungguh, dia menuliskan dua karakter besar di atasnya: "Listrik" dan "Air".
Sumber listrik bisa berasal dari pembangkit listrik atau generator. Menurut pengetahuan Zhao Bin, di luar kompleks perumahan ada supermarket menengah Wanjiale Supermarket yang menyimpan generator bensin. Beberapa kali lewat, dia melihat generator berukuran lebar satu meter dan tinggi setengah meter itu menopang seluruh pasokan listrik untuk lampu, komputer, dan freezer di supermarket itu. Suaranya juga tidak terlalu berisik. Kalaupun berisik, toko bangunan di sebelahnya menyediakan papan peredam suara yang bisa dipasang.
Untuk persediaan air, supermarket itu menyimpan banyak air kemasan. Di bawah gedung kompleks juga ada titik distribusi khusus air galon yang mungkin masih menyimpan banyak air dalam kemasan galon belum tercemar. Lalu masalah bensin...
Zhao Bin berjalan ke jendela ruang tamu, menarik tirai dan membuka jendela. Di bawah jendela, tujuh delapan mobil terparkir berantakan di jalan. Tujuh delapan zombie berkeliaran dengan mata kosong di area teduh, terus mencari aura orang hidup. Di kejauhan, langit dipenuhi kepulan asap tebal, mungkin ada kebakaran di suatu tempat. Tapi sekarang pemadam kebakaran dan ambulans pasti sudah tidak berfungsi. Sesekali terdengar jeritan dari kejauhan, mungkin para penyintas yang bersembunyi ditemukan zombie. Bagaimanapun, tidak semua orang kebetulan menyiapkan persediaan makanan di rumah, juga tidak semua memiliki cadangan air bertenaga surya. Mereka yang kelaparan pasti akan menyelinap keluar dari persembunyian, menyerbu ke supermarket atau toko yang menyimpan makanan.
Bau amis darah di udara ruang tamu menyengat hidung, bercampur dengan bau busuk mayat. Angin hangat dari luar jendela menerpa Zhao Bin di ruang tamu, perlahan menghilangkan bau busuk di ruangan.
Dari jendela ruang tamu terlihat sudut Wanjiale Supermarket di luar kompleks. Sebuah motor tergeletak miring di sampingnya. Dinding supermarket dipenuhi noda darah. Kawanan lalat beterbangan tak henti. Bahkan dari kejauhan terlihat titik-titik hitam berputar-putar rapat.
Gedung tempat Zhao Bin berada berjarak sekitar 300 meter dari supermarket. Di antaranya terbentang jalan utama kompleks yang sepi, hanya tersisa potongan daging kering berwarna darah, bahkan satu zombie pun tak ada. Sinar matahari menyilaukan memantul dari lantai beton, membuat orang sulit membuka mata.
“Jarak sejauh ini tidak ada satu pun zombie yang menghalangi jalan, dan zombie di lantai bawah juga berkeliaran di tempat teduh. Mungkinkah zombie tidak menyukai sinar matahari?” Zhao Bin mengamati dengan cermat beberapa zombie di area teduh tersebut.
Ternyata benar, zombie-zombie itu berputar-putar dan saling bertabrakan, namun sama sekali tidak melangkah ke area yang terkena sinar matahari langsung. Mereka hanya berputar-putar di tempat yang teduh.
“Kalau begitu, selama kita berlari di area yang terkena sinar matahari langsung, risikonya seharusnya tidak terlalu besar.” Namun sebelumnya, zombie di lantai lima dan enam harus dihabisi terlebih dahulu. Harus dipastikan keamanan dan kebersihan lantai lima dan enam. Lingkungan dengan suhu tinggi berpotensi memicu epidemi. Selain itu, mungkin masih ada survivor dan logistik yang tersisa di rumah-rumah warga.
Setelah memantapkan hati, Zhao Bin duduk bersila di tempat tidur kamarnya untuk bermeditasi, memulihkan kekuatan spiritual yang terkuras akibat penggunaan sihir tadi. Ini dilakukannya berdasarkan pengalaman kehidupan sebelumnya.
Pemulihan kekuatan spiritual memakan waktu tiga jam. Ini berkat metode meditasi Zhao Bin yang luar biasa efektif.
Turun dari tempat tidur, Zhao Bin mencatat waktu: pukul dua empat puluh sore.
Dia kembali mengenakan tiga lapis mantel tebal, sarung tangan, dan mengikat tongkat kayu. Pisau buah bersarung terselip di pinggang belakang celana jeans-nya. Setelah semua persiapan selesai, dia mengganti sepatu dengan sneakers. Perlahan dia membuka pintu besi pengaman, berusaha meminimalkan suara berisik.
Di luar pintu sunyi senyap.
Dua mayat bertumpukan teronggok di sudut tangga. Kawanan lalat berdengung keras, merayapi tubuh-tubuh tak bernyawa itu tanpa henti.
Zhao Bin merasa mual lagi di hatinya, tetapi segera menahan dan menekannya.
Pintu pengaman di sebelah terbuka lebar. Zhao Bin menggunakan balok kayu untuk menggeser pintu besi. Perlahan melangkah masuk.
Di ubin lantai merah tua terhampar jejak darah. Membentang dari pintu masuk hingga ke ruang tamu, lalu terus ke dapur.
Sorot mata Zhao Bin menjadi tajam. Meski di rumah sebelah hanya ada pasangan pengantin baru berdua, tidak mungkin ada orang lain, tapi tetap tidak bisa dipastikan apakah ada tamu yang datang. Namun dengan suara berisik semalam yang begitu besar tapi tidak ada zombie muncul lagi, seharusnya di sini sudah aman. Tapi tetap harus waspada.
Mengulurkan balok kayu ke depan, Zhao Bin melangkah mendekati dapur. Antara dapur dan ruang tamu terhalang pintu kaca semi-transparan. Dia perlahan mendorong pintu terbuka. Melihat jejak darah terputus di tepi wastafel dapur. Baru kemudian dia menghela napas lega.
"Syukurlah, mungkin hanya darah kedua orang itu." gumam Zhao Bin. Menarik napas dalam-dalam sambil mengendurkan tubuh.
"Pak!"
"Siapa!!" Zhao Bin kaget. Berteriak keras, menyadari suara itu berasal dari kamar tidur. Mengacungkan balok kayu, dengan hati-hati berjalan mendekat dan membanting pintu terbuka.
"Hikss..." Di kamar tidur selain sebuah tempat tidur, ada lemari kombinasi yang menempati separuh ruangan. Suara itu berasal dari lemari di bagian bawah kabinet kombinasi.
"Ada yang hidup?" tanya Zhao Bin keras. Tangan kiri mencabut pisau buah dari pinggang.
"Tolong... aku manusia... aku masih hidup..." Suara perempuan lemah terdengar dari dalam lemari.
"Zhao Bin seketika menarik napas lega lagi. Ia menyimpan pedang dan tiang kayu, lalu berjalan membuka lemari pakaian. Desain lemari ini sangat cerdik, dari luar mudah dibuka, tapi dari dalam benar-benar terkunci mati, tidak bisa dibuka. Zhao Bin langsung pahap mengapa suara orang di dalam terdengar begitu lemah."
Begitu lemari terbuka, seorang gadis berbaju putih dan celana jeans langsung terguling keluar. Terbaring telentang di lantai, terengah-engah.
Zhao Bin mengamati gadis itu dari ujung kepala hingga kaki. Kelihatannya berusia dua puluhan, wajahnya cantik dengan kulit putih susu yang sedang trendi. Rambut hitam sebahu sudah tidak berbentuk, hanya berantakan terurai di bahu. Di bagian dada kaos putihnya terdapat gambar anak beruang besar, celana jeans biru tua ketat membalut kaki panjangnya yang ramping, membentuk kurva sempurna. Namun seiring keluarnya gadis itu, bau asam yang sangat menyengat tiba-tiba menyebar di udara. Zhao Bin refleks menutup hidung dengan tangan kiri.
"Terima kasih sudah menyelamatkanku," kata gadis itu dengan susah payah bangkit berdiri. "Aku sudah bersembunyi di lemari ini selama dua hari. Tidak makan minum, tidak tahu sudah berapa lama. Kalau bukan kau yang datang, mungkin aku sudah mati kelaparan di dalam." Gadis itu tersenyum penuh syukur pada Zhao Bin.
Zhao Bin juga tersenyum, "Bisa selamat dari kejadian seperti ini memang keberuntungan. Justru pemilik kamar ini..."
Mendengar itu, mata gadis itu langsung memerah.
"Kakak Jianli dan kakak ipar Xiaoyu..." Dia menutup mulut untuk menahan suara, tapi air mata di sudut matanya tetap jatuh bergelombang.
"Terlihat kamu punya hubungan baik dengan mereka." Zhao Bin mengamati kamar tidur ini, memastikan tidak ada logistik, tanpa menunggu jawaban gadis itu melanjutkan: "Aku akan mencari beberapa barang, tunggu di sini dulu." Usai bicara langsung keluar menuju dapur.
Membuka lemari berwarna krem, di dalamnya tersusun berbagai bumbu. Zhao Bin mengambil kantong plastik dan memasukkan semuanya. Dapur dipersiapkan sangat lengkap, bahkan ada tabung gas LPG. Zhao Bin memeriksa meteran, hanya terpakai sedikit, cocok untuk dipindahkan ke tempatnya. Kulkas penuh dengan sayuran segar, buah, dan daging, membuatnya lega soal masalah vitamin dan nutrisi. Di tong beras masih tersisa penuh satu tong besar, cukup untuk konsumsi satu orang selama beberapa bulan. Zhao Bin memeriksa dispenser air di ruang tamu, galon air masih setengah, lalu memutuskan untuk dibawa juga.
Selama lebih dari satu jam, Zhao Bolak-balik puluhan kali hingga semua logistik yang berguna berhasil dipindahkan ke tempat tinggalnya. Gadis itu yang mendengar suara sudah berdiri di pintu kamar, mematung menyaksikan Zhao Bin sibuk mondar-mandir, entah sedang memikirkan apa.
Zhao Bin yang selesai memindahkan barang mengusap keringat, lalu menghampiri gadis itu.
“Apa rencanamu sekarang?” Zhao Bin juga senang bisa menemukan survivor manusia hidup. Namun dia tidak berniat menahan gadis ini. Selain persoalan kecukupan logistik hidup, statusnya sebagai penyihir saja sudah membuat Zhao Bin tak ingin terekspos di depan orang lain. Masalah kesepian hidup sendirian? Di kehidupan sebelumnya sebagai Lich, dia hidup menyendiri dan meneliti selama beberapa abad tanpa bertemu manusia pun tidak merasa ada masalah.
“Harus bagaimana?” Gadis itu menggelengkan kepala. “Aku ingin pulang ke rumah dulu untuk melihat kondisi.”
“Oh, kalau begitu silakan pergi. Saya tidak akan mengantar.” Zhao Bin tersenyum.
“Terima kasih sudah menyelamatkanku, aku akan membalasmu. Ini nomor teleponku.” Gadis itu menyodorkan kertas yang sudah dipersiapkan kepada Zhao Bin.
“Tak perlu. Telepon seluler dan sejenisnya sudah tidak berguna sekarang.” Zhao Bin menggelengkan kepala. “Saya sarankan cari dulu senjata untuk perlindungan diri sebelum berangkat. Di luar sekarang penuh zombie. Monster pemakan manusia itu.”
Gadis itu terdiam, memandang noda darah di lantai ruang tamu, lalu melihat dua mayat yang bertumpukan di luar pintu besi yang terbuka. Pipi mungilnya pucat kelabu, mata besar dipenuhi keputusasaan. Dia memandang Zhao Bin dengan penuh permohonan.
“Jangan lihat saya. Saya juga tidak punya cara. Terlalu banyak zombie di luar.” Zhao Bin mengibaskan tangan berkali-kali. Bercanda, kalau otaknya sampai rusak mungkin dia akan membantu gadis ini pulang. Tapi masalahnya meski otaknya memang sudah "terbanting", dia masih tetap waras.
Gadis itu terdiam sejenak, lalu berkata lagi.
“Nama saya Li Fei. Fei seperti permaisuri. Dan kakak?”
"Saya Zhao Bin, jujur saja, Li... Li Fei, bukan aku tidak punya simpati. Kamu lihat sendiri ke jendela di luar baru tahu." Zhao Bin mengangkat kedua tangan menunjukkan ketidakberdayaannya.
"Aku tinggal di sebelah, kamu..." Dia ragu-ragu sejenak, "Bisa datang ke tempatku, akan kuberitahu data tentang makhluk mengerikan ini. Mungkin bisa membantumu sedikit."
"Baik, terima kasih Kak Zhao." Li Fei merapikan rambut panjangnya, berjalan ke jendela lantai ke lantai di ruang tamu dan memandang ke luar.
Zhao Bin tidak menghiraukannya, langsung kembali ke tempat tinggalnya sendiri, tapi pintu pengaman tidak ditutup. Barang-barang yang dipindahkan semua ditumpuk di kamar tidur yang khusus dikosongkan untuk menyimpan logistik. Dia perlu menata dan mengklasifikasikannya dengan baik agar tidak kesulitan mencari saat membutuhkan.
Barang-barang pasangan tetangga sebelah sebagian besar telah memecahkan kepungan yang dihadapi Zhao Bin saat ini.
Dengan adanya gas elpiji, sejumlah besar beras bisa diolah menjadi nasi matang. Namun sayuran, buah-buahan, dan daging di kulkas membuat Zhao Bin bingung harus diapakan. Tanpa kulkas, bahan-bahan ini sama sekali tidak bisa bertahan lama di musim panas terik ini. Setengah tong air kemasan yang dihemat bisa mencukupi kebutuhan Zhao Bin selama seminggu. Selanjutnya ada 13 botol berbagai jenis vitamin di lemari obat. Antibiotik seperti roxithromycin dalam jumlah besar, serta obat flu. Zhao Bin juga menemukan kejutan berupa selembar kulit domba utuh di gudang - bahan pembuatan gulungan sihir yang sangat familier di kehidupan sebelumnya ini jelas merupakan bantuan berharga baginya. Kulit domba yang ditemukan cukup untuk membuat belasan gulungan sihir. Ini sangat membantu Zhao Bin yang sedang dalam kondisi tempur yang terus-menerus melemah.
Dengan adanya gulungan kulit domba, dia bisa menyimpan kelebihan kekuatan spiritual sebelum meditasi ke dalam gulungan. Setelah memiliki kemampuan menyelamatkan diri, dia bisa mengalokasikan kekuatan spiritual untuk memperbaiki sihir baru. Meski saat ini kekuatan spiritualnya hanya bisa memperbaiki sihir level nol, bahkan di level nol pun banyak sihir yang sangat praktis.
Contoh: Deteksi Racun, bisa memeriksa apakah makanan atau sumber air mengandung racun. Juga efektif untuk makhluk hidup.
Sihir Penciptaan Air, setiap level menciptakan 2 galon atau 9 liter air. Setengah tong air kemasan dispenser cukup untuk kebutuhan minum orang dewasa selama seminggu. Bagi Zhao Bin yang sedang mengalami krisis air parah, ini jelas merupakan sihir yang sangat vital.
Sebagai salah satu penyihir tingkat top, meskipun sihir seperti teknik penciptaan air termasuk dalam ranah Druid, Zhao Bin di kehidupan sebelumnya telah lama meneliti sihir serupa.
