Lorong bawah tanah diselimuti bau apek samar yang tidak diperhatikan Zhao Bin saat masuk terburu-buru tadi.
"Mungkin harus cari cara membasmi jamur." Dia berencana menjadikan ruang bawah tanah ini sebagai basis rahasia untuk ditinggali jangka panjang.
"Di akhir zaman kacau-balau penuh krisis ini, mana ada tempat lebih aman daripada ruang tertutup di bawah tanah?"
“Setelah mengumpulkan lebih banyak makanan, akan mempersiapkan pembangunan Taman Arcanum. Jika bisa membuat taman arcanum palsu yang lengkap di tanah sebelah ruang bawah tanah, membangun sirkulasi energi yang sempurna, maka kemampuan sihir bisa digunakan untuk mempercepat pematangan tanaman pangan dan buah-buahan dalam jumlah besar. Ini akan menjadi jaminan dasar di akhir zaman ini.”
Zhao Bin berjalan di jalur bawah tanah, ujung jarinya menyala dengan api penerangan kuning terang, sambil memikirkan bahan dan kemungkinan yang dibutuhkan untuk membangun Taman Arcanum dan sirkulasi energi.
Setelah merenung cukup lama, saat tiba di pintu keluar, macan tutul hitam di kakinya menyentuh lembut Zhao Bin yang sedang asyik berpikir dengan kepalanya, membuatnya tersadar dari lamunan.
“Grr...”
Mengelus perut yang kembali protes, Zhao Bin menggelengkan kepala pasrah.
“Lebih baik selesaikan dulu masalah makan saat ini.”
Dia mematikan api, mengulurkan kedua tangannya perlahan mendorong tutup kayu di atas kepala hingga terbuka celah tipis.
Sinar cahaya langsung menyusup masuk melalui celah itu.
Cahaya matahari merah menyala membentuk pilar cahaya berapi-api di kegelapan jalur bawah tanah, indah dan hangat.
“Seharusnya sudah sore.”
Merasakan suhu udara luar, Zhao Bin menyimpulkan.
Di luar tidak ada suara, hanya sesekali terdengar kicauan burung yang nyaring. Aroma rumput hijau muda yang samar menyusup ke lubang hidung Zhao Bin. Ia mengirim pesan tanya ke Tanaman Pemakan Bangkai yang bersembunyi di dalam tanah sekitar. Jawaban yang diterima adalah tidak ada tanda-tanda aktivitas kehidupan berukuran lebih besar dari serangga di sekitarnya, artinya selain serangga dan burung kecil tidak ada makhluk hidup lain. Sebagai proyeksi makhluk panggilan level dua, Tanaman Pemakan Bangkai secara alami sedikit lebih pintar dibanding Macan Tutul Hitam.
Papan kayu kasar, lembab, dan berat perlahan terbuka ke luar di bawah tangan Zhao Bin. Kemudian ia mengosongkan sebagian posisi, Macan Tutul Hitam langsung melesat keluar, barulah Zhao Bin menekan tepi lubang gua, mendorong tubuhnya ke atas hingga seluruh badan keluar dari gua.
Tiba-tiba Zhao Bin merasakan sesuatu di kantong celana kanannya tersentuh tepi jalur.
"Ini apa?" Pikirannya langsung mengingat polwan di gang Jalan Taman dua hari lalu, yang diam-diam menyelipkan sesuatu ke kantong celananya saat berlari.
Setelah keluar dari jalur, Zhao Bin baru mengeluarkan benda yang diselipkan polwan itu dari kantongnya.
Ini adalah kantong hitam kecil yang mulutnya diikat dengan karet elastis. Zhao Bin menimbang beratnya, sangat ringan. Saat dibuka, di dalamnya terdapat sebuah flashdisk putih dan butiran kuning semi-transparan keruh. Butiran sebesar kuku, terasa lunak saat diremas seperti plastik.
Zhao Bin teringat ekspresi polwan itu saat menyelipkan benda tersebut padanya.
"Perasaan... sangat terburu-buru... ada perasaan tak sabar, juga agak... seperti melempar sesuatu yang panas. Benar... zombie-zombie itu juga langsung beralih menyerangku setelah dia melempar barang itu padaku, tak satu pun mengejarnya. Artinya..."
Dia melihat dua benda di kantong, pandangan tertuju pada manik kekuningan pucat itu.
"Seharusnya benda inilah sumber masalah." Ekspresi Zhao Bin mengeras, menutup kembali kantong lalu melemparkannya ke macan tutul hitam di sampingnya yang langsung menggigit mulut kantong dengan akurat.
"Bawa ke ruang bawah tanah."
Bayangan hitam berkelebat, macan tutul hitam membawa kantong itu menyusup kembali ke jalur.
"Ini penuh keanehan. Jika barang ini sampai dibawa pergi sejauh itu oleh polwan itu sampai dikejar zombie, pasti punya fungsi pertempuran penting. Tapi apapun nilainya, sekarang sudah di tanganku, jangan harap bisa direbut kembali! Setidaknya sampai aku selesai meneliti!"
Setelah mengambil keputusan, Zhao Bin mulai mengkomandoi tali pemakan bangkai untuk terus berjaga-jaga dan menyelidiki area bawah tanah sekitar.
"Pelayan siluman."
Dengan tekad berkelebat, lima pelayan bertubuh transparan muncul di depan Zhao Bin. Karena sepenuhnya tak terlihat dan tubuh mereka tak berbobot, bahkan rumput di tanah pun tidak tertekan, sama sekali tak meninggalkan jejak.
"Pergi! Geledah semua bangunan dalam radius jangkauan terluas. Segera kembali jika menemukan makanan bersih atau tanda manusia hidup!"
"Huu." Angin sepoi-sepoi berhembus saat lima pelayan itu pergi dengan cepat. Zhao Bin bertahan di mulut jalur sambil menunggu.
Tak lama kemudian, macan tutul hitam muncul kembali dari jalur, Zhao Bin baru mengembalikan papan kayu ke posisi semula.
Ia melirik sekeliling memperhatikan lingkungan sekitar.
Sinar matahari sore mencampur segalanya dengan lapisan merah menyala, beberapa awan merah melayang perlahan di langit biru, di kejauhan sekelompok burung besar tak dikenal berkeliaran di langit, kicauan nyaring terus bergema.
Angin sepoi-sepoi membawa hawa hangat yang pekat.
Lokasi tempat Zhao Bin berada adalah lapangan rumput di luar pagar besi belakang kampus SMA 1 Kota Min Shan. Lapangan rumput ini awalnya dibiayai oleh pimpinan sekolah untuk mempercantik lingkungan, melalui pemangkasan berkala selama puluhan tahun tetap terjaga seperti aslinya.
Melampaui lapangan rumput, terbentang jalan beton dengan dua trotoar batu kerikil, di seberangnya terdapat kompleks penduduk tingkat tinggi yang dikelilingi pagar besi. Bangunan-bangunan baru dengan dinding putih atap merah tersusun rapi, dua lantai bergaya Eropa yang tenang diterpa matahari. Andai saja tidak ada noda darah yang sesekali mencolok di pandangan, tidak ada barang-barang berserakan di tanah kompleks, mungkin ini akan menjadi gambar iklan perumahan yang sempurna.
Zhao Bin menoleh melihat area sekolah di belakangnya.
Seluruh sekolah tercelup dalam warna merah menyala, tak ada suara maupun jejak manusia, masih seperti pemakaman yang membuat bulu kuduk merinding.
"Gak gak..."
Sekawanan gagak mengepak-ngepak terbang dari dalam kampus, mengeluarkan suara serak. Kerumunan hitam pekat itu bagai awan hitam yang terangkat.
"Pandangan Zhao Bin menjadi tajam."
Dia sangat paham bahwa kawanan burung gagak besar biasanya hanya muncul di tempat dengan banyak mayat busuk. Burung pemakan daging busuk yang berperangai ganas ini, tidak diketahui akan bermutasi seperti apa setelah memakan bangkai yang terkontaminasi virus zombie.
Untungnya kawanan gagak mungkin sudah kenyang, dalam sekejap mata telah menjauh dari sini.
Zhao Bin tetap berdiri di tempatnya, raut wajahnya berubah-ubah.
Macan tutul hitam itu terkapar diam di samping kakinya, sesekali menjilat mulut dan kumisnya. Tidak ada reaksi sama sekali terhadap kekhawatiran Zhao Bin.
"Ayo pergi. Ada kabar." Zhao Bin mengelus leher macan tutul hitam itu. Binatang itu segera bangkit.
Kembalinya seorang pelayan siluman membawa kabar yang tidak jelas baik atau buruk bagi Zhao Bin.
Tepat di kompleks perumahan seberang jalan, terdapat manusia hidup di lantai atas salah satu gedung.
Zhao Bin melangkah pasti menuju arah kompleks perumahan.
Dua menit kemudian...
"Di sinilah tempatnya."
Zhao Bin berdiri di depan gedung paling dalam kompleks perumahan. Cakar macan tutul hitam di sampingnya penuh dengan darah hitam.
Dari jalan masuk kompleks perumahan, macan tutul hitam kembali menghabisi tiga Penjaga Hari yang tiba-tiba muncul. Zhao Bin yang tidak terluka sama sekali mendapat tambahan 3 poin kekuatan spiritual secara cuma-cuma. Sekarang total menjadi 13 poin. Namun berbeda dengan penyihir level dua, penyihir level tiga membutuhkan minimal 50 poin kekuatan spiritual untuk naik level. Meski pernah menjadi Lich legendaris, Zhao Bin tidak memiliki hambatan kenaikan level seperti penyihir biasa, namun mengumpulkan 50 poin kekuatan spiritual tetap cukup sulit. Perlu diketahui bahwa zombie sekuat anjing mastiff Tibet hanya memberikan 3 poin kekuatan spiritual. Zombie biasa dan Penjaga Hari umumnya hanya memberi 1 poin.
Zhao Bin sedikit menaikkan kepalanya memandang ke arah lantai dua di hadapannya.
