Sebagian besar jendela di lantai dua seluruhnya ditutupi logam hitam, hanya satu jendela dapur yang menghadap ke sini yang masih menggunakan kasa logam sebagai penutup.
Kondisi fisik Zhao Bin yang dua kali lipat orang biasa memberinya penglihatan melebihi 2.0, bahkan mampu melihat bayangan orang yang bergerak di balik kasa jendela.
Kasa jendela berdecit terbuka dari dalam. Seorang pria paruh baya dengan rambut samping menyisir mengintip keluar.
"Kamu siapa?! Mau apa ke sini? Kami tidak menerima orang asing di sini." Pria itu menunjukkan kewaspadaan tinggi. Dari atas, ia mengamati sosok manusia dan macan tutul yang berdiri di bawah.
Zhao Bin membuka kedua tangannya menunjukkan bahwa dirinya tidak membawa senjata.
"Saya hanya ingin menukar air dengan sedikit makanan. Saya punya banyak air bersih. Sudah dua hari tidak makan, seluruh tubuh lemas tak bertenaga."
“Di sini kami tidak kekurangan air! Persediaan makanan kami juga sudah menipis. Lebih baik Anda pergi ke tempat lain.” Pria itu mungkin menyadari kekuatan tempur macan tutul hitam yang dahsyat, nada bicaranya sedikit melunak.
“Tidak bisakah diberikan sedikit makanan sebagai pertukaran? Aku sudah kelaparan selama dua hari, jika tidak makan mungkin tidak bisa berjalan lagi.” Zhao Bin berkata sambil mengamati ke dalam jendela kasa di lantai dua.
Pria paruh baya itu sedang hendak membalas, tiba-tiba terdengar suara dari dalam rumah di belakangnya. Pria itu menoleh dan membentak beberapa kali. Karena suaranya tidak keras dan jaraknya cukup jauh, Zhao Bin hanya mendengar samar-samar beberapa kata.
“Atas dasar apa… boleh… sama sekali tidak… dirimu sendiri…”
Zhao Bin langsung mendapat firasat buruk. Ternyata dugaan itu benar, setelah membentak orang di dalam rumah, pria itu menoleh dan berteriak ke arah Zhao Bin.
“Cepat pergi! Kami tidak menyambutmu di sini, kalau mau makanan carilah sendiri! Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya!! Jangan berani-berani mengincar kami!! Di sini ada enam orang berkemampuan!!”
Zhao Bin terkejut. Mengenai orang berkemampuan, polwan waktu itu mungkin juga menganggapnya sebagai orang berkemampuan, tapi sebutan yang dia ucapkan adalah "umat pilihan". Ada juga rombongan evakuasi bus sebelumnya yang memiliki orang berkemampuan, tapi sepertinya kemampuannya biasa saja, diperkirakan bahkan tidak bisa mengalahkan Patroli Siang. Dia teringat pria berpakaian kamuflase di rombongan evakuasi itu, yang tampaknya sebagai pemimpin, ternyata tidak bisa mengatasi beberapa Patroli Siang. Kalau begitu perhitungannya, kemampuan orang-orang berkemampuan ini juga tidak terlalu kuat.
Tapi akhir-akhir ini banyak sekali orang berkemampuan? Kok bisa-bisanya sering bertemu dengan mudah.
Zhao Bin tersadar, orang biasa di lingkungan seperti ini diperkirakan hanya bisa menunggu kematian saat menghadapi satu zombie saja, tidak bisa lari maupun melawan. Bahkan polisi bersenjata pun, jika refleksnya lambat atau kemampuan menembaknya buruk, nasibnya sama. Sebagian besar yang bisa bertahan mungkin hanya para pengguna kemampuan khusus dan ahli. Dari sini, beberapa kali bertemu pengguna kemampuan khusus sebenarnya tidak termasuk frekuensi tinggi.
Tapi siapa yang tahu kemampuan para pengguna khusus ini. Watak hati-hati Zhao Bin membuatnya segera mengurungkan niat merebut makanan paksa. Meski memiliki Tanaman Pemakan Bangkai dan Macan Tutul Hitam yang tidak takut lawan, konflik tidak perlu dipicu. Apalagi saat ini Zhao Bin hanya memiliki 3 slot sihir kekuatan spiritual. Slot sihir harian dibagi berdasarkan total kekuatan spiritual. Sebelum pukul 6 pagi hari kedua, meski meditasi bisa memulihkan semua kekuatan spiritual, slot sihir yang terpakai tidak akan kembali. Ini terkait rekayasa rumit energi elemen terhadap fisik manusia dan kerusakannya, juga prinsip inti pelepasan sihir oleh penyihir. Bukan hal yang mudah dijelaskan.
Kecuali batas atas kekuatan spiritual penyihir bertambah, slot sihir harian akan tetap konstan.
Jadi Zhao Bin yang hanya punya 6 slot sihir hanya bisa melepaskan 3 sihir level dua, atau 4 sihir level satu, atau 6 sihir level nol. Pemilihan spesifik ditentukan Zhao Bin. Dengan perhitungan ini, tidak perlu berperang melawan enam pengguna kemampuan khusus demi kepentingan yang jumlahnya tidak jelas. Ini bukan pilihan bijak. Meski kebenaran ucapan mereka masih diragukan, risiko ini tidak perlu diambil.
“Kenapa! Kau sedang merencanakan niat jahat apa?! Aku peringatkan! Begitu mulai bertarung, kami tak akan memberi jalan hidup!” Pria itu melihat Zhao Bin masih berdiri di bawah tanpa bergerak, kembali berteriak dengan suara keras dan ekspresi mengancam.
“Baik, baik, aku pergi, aku pergi.” Setelah berpikir jernih, Zhao Bin mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi menunjukkan tidak ada niat buruk. Dengan tegas ia menoleh dan pergi meninggalkan gedung kecil itu.
Tak disangka, baru saja keluar dari kompleks perumahan, tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang.
“Kakak! Kakak di depan! Tolong tunggu sebentar!”
Zhao Bin menoleh. Dilihatnya dua gadis cantik berwajah mirip sedang berlari kecil mendekatinya.
Meski wajah mereka mirip, ada perbedaan yang mencolok.
Gadis di sebelah kiri memancarkan aura kalem, anggun, dan lembut.
Bagian atas mengenakan kaos katun putih dilapisi kemeja ketat bergaris yang menampakkan pinggang ramping. Bagian bawahnya celana jins ketat putih kekuningan yang sudah aus, mempertegas lekuk pantat bulat nan kencang. Sepasang kaki jenjangnya yang luar biasa panjang membuatnya sedikit lebih tinggi dari gadis di sebelah kanan. Di kedua sisi pinggang rampingnya tergantung dua sarung pistol kuning tua. Kakinya mengenakan sepatu olahraga putih. Rambut pirang sebahu yang diwarnai terurai lurus menutupi bahu, kulitnya putih salju. Di balik helaian rambut di telinga kanan, terlihat anting kecil berbentuk tetesan air menggantung samar.
Gadis di sebelah kanan terlihat lebih mungil dengan aura seperti adik perempuan tetangga, namun yang paling mencolok adalah payudaranya yang sangat montok. Kaos putih bertuliskan huruf melengkung tinggi di bawah garis kurva yang menjulang, membentuk busur yang memikat. Rambut lurus kuning muda terurai hingga bahu, ujung lengan kaos putih pendek, dan kulit putih susu terlihat dari bawah rok pendek denim biru. Di kakinya terdapat sepasang sepatu kulit hitam dengan ujung bulat.
Berbeda dengan gadis kalem di sebelah kiri, dia hanya mengenakan sarung pistol. Tangan kanannya membawa kantong plastik kecil berisi sesuatu yang berat tak diketahui.
"Pemandangan ini cukup menyenangkan mata," pikir Zhao Bin dalam hati. Dia berhenti melangkah dan memperhatikan dua gadis yang mendekat.
"Ada yang bisa kami bantu?"
Gadis kalem di sebelah kiri menahan gadis satunya yang ingin bicara. Maju selangkah.
"Saya Wang Ye, ini adik saya Wang Yao. Kami baru melihatmu berbicara dengan Kepala Lin dan mendengar percakapan kalian. Kakak, sepertinya kamu sangat membutuhkan makanan sekarang?"
"Tentu, kalau tidak untuk apa aku menghampiri kalian?" Zhao Bin juga menyadari mereka adalah anggota yang tinggal di lantai dua tadi.
"Kami bisa memberi informasi tentang persediaan makanan. Sebagai gantinya, harap lindungi keselamatan kami bersaudara," kata Wang Ye dengan tenang.
Sudut bibir Zhao Bin sedikit melengkung.
"Oh? Cuma dengan informasi makanan mau menukarku jadi pengawal kalian? Tidak terasa sangat tidak setara?"
"Tentu, tapi kami bersaudara juga paranormal, bisa membantumu. Dan informasi kami pasti sepadan dengan persetujuanmu." Wang Ye terlihat sangat yakin, dengan penekanan khusus pada kata 'paranormal'.
"Jumlah makanannya banyak?" Zhao Bin langsung menangkap poin kunci.
"Ya. Banyak untuk kami bertiga." Wang Ye menatap Zhao Bin dengan tenang.
"Tapi kakak, dengan kehadiranmu, mereka tidak berani... Tidak perlu memberikan informasi penting ini begitu saja. Bukankah kita datang untuk mengantar makanan?" Wang Yao di samping menyodorkan kantong plastik ke Zhao Bin.
Zhao Bin menerima kantong dan melihat isinya: sebungkus biskuit soda, sebotol Nutri-Express.
"Kepala Lin benar-benar pelit. Punya banyak makanan tapi tak mau membantu sedikitpun. Maaf, Kak, kami hanya bisa memberikan segini." Wang Yao tersipu malu, lesung pipitnya membuatnya terlihat sangat menggemaskan.
Hati Zhao Bin sedikit terhangatkan. Di lingkungan seperti ini, makanan semakin langka dan berharga. Dua gadis ini rela membagikannya pada orang asing. Kebaikan murni ini membuat pandangannya pada mereka menjadi lebih lembut.
Meski dirinya sendiri takkan pernah melakukan hal bodoh seperti ini, sisa kebaikan dalam hati manusianya tetap mengakui tindakan mulia ini.
Wang Yao tersenyum manis, tapi tak menyadari ekspresi sedikit muram Wang Ye di sampingnya karena senyuman adik perempuannya.
Zhao Bin juga tersenyum.
"Meskipun tindakan kalian memberi kesan baik yang besar, prinsip hidupku tetap tak berubah. Lihatlah informasi kalian. Untuk sementara aku setuju melindungi kalian, tapi ketika informasimu kurasakan tak setara, aku akan memutus perlindungan sepihak. Bagaimana?"
"Kalau begitu, setuju." Wang Ye mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. "Semoga kerjasama kita lancar."
Zhao Bin menggenggam tangannya. "Semoga."
