Zhao Bin melihat Xia Lin menyusup masuk ke pos penjaga, lalu berjalan keluar dengan sesuatu yang digulung di pinggangnya. Ia segera terbang mendekat, mendarat dengan lembut di samping pos penjaga.
Xia Lin tiba-tiba merasakan hembusan angin disertai kilau perak di tangannya. Saat hendak melemparkannya, ia menyadari itu Zhao Bin. Setelah membeku sejenak, ia menghela napas panjang.
"Di mana Chen Fei?" Zhao Bin menengok ke sekeliling, ternyata hanya Xia Lin yang ada di situ.
"Dia masuk lebih awal satu langkah dariku, lalu tiba-tiba menghilang. Aku juga tidak tahu." Jawab Xia Lin berusaha menjaga nada bicaranya tetap tenang. "Ini gulungan peta yang baru kudapat, mungkin ada petunjuk tentang tempat ini." Ia melepaskan peta dari pinggang dan menyerahkannya ke Zhao Bin.
"Ini... lingkaran-lingkaran merah ini?" Zhao Bin membuka peta itu dan memperhatikan tanda-tandanya.
"Ditandai oleh penjaga di sini. Di dalamnya aku juga melihat secarik kertas, mungkin ada petunjuk lain." Xia Lin berbalik dan kembali masuk ke pos penjaga.
Zhao Bin memegang peta sambil berpikir dalam. Ia menengadah, langit biru kehijauan terlihat murni sempurna. Kemurnian yang terasa hampir palsu.
"Xia Lin!" Teriak Zhao Bin tiba-tiba.
Tak ada jawaban. Xia Lin yang baru masuk itu seolah menghilang begitu saja. Zhao Bin menyipitkan matanya perlahan.
"Jika benar seperti yang kuduga..." Tongkat sihir setinggi badan itu dihentakkan ke tanah. Lapisan aura mutiara tipis mulai memancar dari tubuh Zhao Bin, berkumpul membentuk dua titik cahaya bulat di hadapannya.
“Sssst！”Dua berkas cahaya mutiara menyorot lurus ke pos penjaga di depan Zhao Bin. Cahaya itu menembus semua benda fisik bagai ilusi. Seperti dua tongkat putih panjang.
Ini adalah Cahaya Vinea, sihir kubu level tiga yang memiliki efek penghancur bagi makhluk jahat dan efek penyembuhan untuk non-jahat. Namun Zhao Bin menggunakan ini bukan untuk efek magisnya.
Sorotan terang itu terus memanjang keluar pos penjaga, menembus dinding yang sudah berlubang di belakangnya.
Satu detik, dua detik, tiga detik, empat detik... Zhao Bin dengan tenang terus mempertahankan efek sihir. Cahaya Vinea bisa bertahan hingga sepuluh menit setelah dilepaskan.
Hingga lima menit kemudian. Cahaya itu tiba-tiba terdistorsi hebat, bagian yang menembus pos penjaga langsung padam seakan diputus paksa.
"Dimensi waktu yang terdistorsi... Ternyata benar!" Dua berkas cahaya perlahan meledak menjadi titik-titik cahaya lalu menghilang di udara. "Dimensi waktu di sini kacau, mereka pasti terpisah oleh lapisan-lapisan kekacauan dimensi. Untung bukan makhluk mutan atau fenomena alam tak dikenal." Zhao Bin menghela lega.
"Gulayaves! Lama tak berjumpa." Suara lembut tiba-tiba terdengar di belakang Zhao Bin. Sangat dekat, aroma dupa yang sangat familiar mulai menyebar.
Zhao Bin seluruh tubuhnya bergetar, pandangan matanya berputar-putar dengan ribuan emosi rumit yang melintas sekelebat. Kepalanya menoleh sedikit, namun tak berani memutar sepenuhnya. Tiba-tiba sepasang sepatu bot wanita yang sangat indah tercetak dalam pandangannya, pola peri berongga di bagian atas sepatu bot panjang itu, kedua kaki putih salju yang ramping dan montok setengah tertutupi gaun panjang hitam yang anggun dan halus.
"Kakak..." Ingatannya melesat kembali ke ribuan tahun yang lalu...
Gadis itu meremas-remas mukanya keras-keras, seketika bekas abu-abu jelas terlihat di pipi kiri putihnya yang lembut. Dia tersenyum, namun air mata terus mengalir deras.
"Kau akan mencariku kan? Kau tidak akan melupakanku kan? Benar kan?"
Bocah lelaki itu berdiri di tempat, menundukkan kepala.
"Akan."
Ia mengatakannya sambil mengepal tangan.
"Aku akan mencarimu, asalkan kau tak melupakanku. Bukankah kita sudah berjanji, akan bersama selamanya."
"Ya... Kita sudah berjanji... Bersama selamanya! Hill, mengapa kau mengkhianatiku..." Tangan Zhao Bin yang memegang tongkat sihir terlihat memutih di bagian persendian.
"Aku tidak mengkhianatimu, aku selalu menunggumu kembali." Wajah tak terlihat, hanya suara lembut dan aroma dupa samar. Zhao Bin tak berani menoleh, ia takut, takut bila menoleh maka kenyataan ini akan lenyap.
Sepasang lengan putih pucat seperti gading gajah dengan lembut memeluk Zhao Bin dari belakang. Menariknya ke dalam pelukan hangat yang harum dan lembut.
"Kakak tidak akan pernah meninggalkanmu lagi."
Zhao Bin menutup matanya perlahan, perasaan tenang dan kepuasan yang mendalam memenuhi hatinya. Ini yang selalu diharapkannya selama ribuan tahun, tidak didapatkan di kehidupan sebelumnya, namun terwujud di alam semesta dimensi waktu lain.
"Dentang keras!" Tongkat sihir perlahan terlepas, jatuh ke lantai mengeluarkan suara ringan. Peta berjatuhan perlahan.
※※※※
"Di mana ini?" Xia Lin tertegun memandang ruangan gelap gulita di hadapannya. Lembab, dingin, hanya celah pintu yang memancarkan secercah cahaya.
"Cicit... cicit..." Beberapa makhluk hidup tak dikenal bergerak cepat dari satu lubang ke lubang lain di ruangan.
Siluet kecil meringkuk ketakutan di sudut. Sunyi senyap, jika bukan karena suara napas yang nyaris tak terdengar, diperkirakan tidak ada yang akan mengira ini manusia yang sedang meringkuk.
"Braak!" Pintu tiba-tiba terbuka dengan kasar. Orang tua bertubuh kerempeng berbaju panjang hitam, berjalan masuk dengan tongkat setinggi pinggang. Rambutnya putih salju, hanya beberapa helai tipis yang melekat di kepala - tinggal selangkah lagi akan disebut botak.
"Gagal!!! Gagal!!! Mengapa! Langkah-langkahku mutlak benar!! Mengapa bisa gagal??" Orang tua itu bergumam dengan suara parau.
"Darah dan sumsum tulang orang berkemampuan super... mungkin sudah tidak segar lagi. Sayangnya hanya tersisa satu bahan terakhir." Orang tua itu berjalan gemetaran menuju sudut.
"Jangan... tolong..." Suara lemah terdengar dari sudut. "Ayah... Ibu... di mana kalian... Linlin takut sekali..."
Xia Lin tiba-tiba menyadari di mana dirinya berada, kenangan malam itu melintas secepat kilat di pikirannya. Terakhir berhenti pada fragmen ini.
"Ini... ingatanku? Bagaimana mungkin aku tidak tahu?? Padahal saat itu aku tak sadarkan diri..." Xia Lin terpaku berdiri di tengah ruangan, menyaksikan cakar tangan kurus orang tua itu dengan mudah mengangkat dirinya yang masih kecil, lalu perlahan meninggalkan ruangan hitam legam.
"Sss..." Sekitar seketika berubah, kali ini menjadi ruang bundar terang benderang dengan deretan mutiara bercahaya di dinding. Di atas tempat tidur mirip meja operasi di tengah, terbaring kaku seorang gadis kecil kurus telanjang dengan mata kosong. Orang tua berjubah hitam tadi sibuk mempersiapkan berbagai alat dan obat-obatan di sudut ruangan.
"Ayah... Ibu..." Gadis itu tampaknya kesadarannya sudah kacau, hanya terus bergumam lemah. Tatapannya sama sekali tak fokus.
"Aku tiba-tiba mendapat ide yang lebih hebat... Ya... Kali ini pasti berhasil! Sebelumnya pasti cara berpikirku yang salah, kali ini pasti bisa pasti bisa!!" Tiba-tiba gerakan orang tua itu terhenti. Dengan gesit ia berjalan ke sisi lain tempat meja alat, di atasnya selain kotak-kotak peralatan, terdapat juga deretan tabung kaca besar yang tertutup kain hitam, menyembunyikan isinya.
"Xia Lin mendekat dan mengulurkan tangan ingin membuka kain hitam, namun tangannya justru menembus seperti bayangan ilusi. Ia terkejut dan menarik kembali tangannya. Memandang pemandangan yang familiar namun asing di depannya. Namun anehnya, tidak ada sedikit pun kemarahan atau kesedihan di hatinya."
"Ada apa denganku? Bukankah aku yang paling takut dengan kenangan ini? Bukankah aku selalu menghindar? Kebenaran ini selalu kukubur paling dalam, mengapa sekarang aku justru merasa berharap?"
Orang tua itu membuka kain hitam, akhirnya Xia Lin bisa melihat jelas isinya. Di dalamnya terdapat organ-organ tubuh berdarah-darah yang terpisah - ada yang khusus menyimpan mata, telinga, hidung, lengan, paha, betis... Hampir semua organ manusia diklasifikasikan dalam stoples kaca dan direndam cairan kuning muda tak dikenal.
"Ayah... Ibu..." Xia Lin kecil yang terikat masih bergumam pelan.
"Jangan takut, sebentar lagi kalian akan berkumpul kembali." Wajah kerangka orang tua itu menampakkan ekspresi fanatik. Dengan hati-hati ia mengeluarkan organ-organ berlabel dari setiap stoples.
"Kau akan menjadi Ciptaan paling sempurna dalam sejarah!! Yang paling sempurna!! Tubuh sempurna ini pasti bisa menampung jiwa Elena! Pasti bisa!!" Sorot mata hijau zamrud orang tua itu memancarkan kegembiraan dan antisipasi yang luar biasa.
Xia Lin menyaksikannya mengoleskan cairan merah tak dikenal ke setiap lengan, paha, mata... dan semua bagian tubuh lainnya.
"Ini adalah mata Ayahmu... untuk dipasang padamu... jangan takut... jangan takut, ini lengan Ibumu, ukurannya sudah kusesuaikan. Lihat betapa sempurnanya... ada juga hati Ibu... telinga..." Orang tua itu satu per satu menggunakan alat logam untuk menukar seluruh organ Xia Lin kecil dengan milik orang tuanya.
"Kecuali jantung... semua kelebihan orang tuamu ada padamu, sempurna... Kamu yang terbaik!!" Orang tua itu dengan fanatik menjahit luka yang terbelah, sementara Xia Lin kecil tetap diam membeku dengan mata terpejam, tak jelas apakah pingsan karena kesakitan atau bagaimana.
Xia Lin memeluk tubuhnya sendiri, perutnya berguling-guling. Ia merasakan kedinginan menyeluruh. Kesedihan mendalam mengalir dari dasar hatinya.
"Lihat... beginilah cara orang tuamu bersamamu selamanya... Keluargamu berkumpul, bersama selamanya... Senang kan... pasti sangat senang?" Gumam orang tua itu dengan gugup. Tangannya terus memainkan gadis kecil di meja operasi yang sudah dijahit seperti boneka rusak.
