Maaf hari ini agak terlambat, ada beberapa urusan yang menyita sampai baru bisa mulai menulis jam 1 siang...
Orang tua Yuan kecil di sebelah Li Qianqian dan sang kakek kini memandang Zhao Bin dengan tatapan yang sudah berubah total.
"Xixi... Zhao Bin ini... bukan makhluk mutan kan... Kok tiba-tiba tumbuh dua tangan lagi..."
“Aku... aku juga tidak tahu...” Suara Li Qianqian terdengar ragu-ragu, dalam hatinya mulai muncul rasa takut samar terhadap Zhao Bin.
Zhao Bin dengan dingin membubarkan tembok tanah, memandang kobaran api merah keemasan di hadapannya. Seluruh bidang pandangnya dipenuhi warna merah menyala.
Pepohonan terbakar mengeluarkan suara berdentuman, kobaran api menjilat-jilat menghanguskan rumput di sekitarnya hingga menguning. Udara terlihat terdistorsi, abu hitam beterbangan ditiup angin.
“Ayo pergi.” Zhao Bin berbalik badan, sisik naga keemasan di wajah dan bentuk tubuh aneh dengan empat lengannya membuat Chen Fei dan Xia Lin menyipitkan pupil mata. Tubuh mereka secara refleks mengambil posisi siaga perang.
“Mereka punya kekuatan level enam, apa semuanya sudah dihabisi?” Chen Fei menggenggam erat pedang panjang di tangannya dengan suara berat.
“Tidak! Yang level enam itu kabur. Aku merasakan krisis terus mendekat. Kita harus segera meninggalkan tempat ini.” Zhao Bin mengambil tongkat sihir dari tanah. Barusan dia melontarkan banyak sihir level tiga secara berturut-turut: Kulit Naga, Nafas Naga, Berkat Kera Empat Lengan, Bola Api, Perisai Bumi - semua mantra rumit yang biasanya harus dilepaskan satu per satu ini dilontarkan sepenuhnya dalam belasan detik. Kekuatan yang dihasilkan jauh melampaui sekadar penjumlahan sederhana.
“Tapi kondisi kita belum pulih sepenuhnya. Dari kita bertiga, hanya kita yang masih bisa bertahan.” Xia Lin berkata dengan suara tegas.
“Tidak apa, kita jalan kaki saja.” Sisik emas di permukaan tubuh Zhao Bin dengan cepat menghilang, kedua tangan asap hitam di punggungnya menyusut kembali ke dalam tubuh, kedua telapak tangan yang terbentuk dari asap hitam itu berubah menjadi gumpalan asap yang berhamburan.
Di dalam membran cahaya putih susu, semua orang saling bersandar bangkit berdiri. Pandangan terarah pada Zhao Bin. Si pria berjanggut dengan kekuatan super menggerakkan matanya, melirik hati-hati ke arah Xia Lin dan Chen Fei. Merasa suasana terlalu mencekam, ia menggaruk kepala lalu melangkah keluar dari membran cahaya.
“Apa kalian semua dengar perintah Tuan??? Bangun! Cepat bangun!! Lao Er, Lao San, Lao Si!! Semua bangun, kita harus berusaha lebih keras untuk segera meninggalkan tempat ini!!” Suara sahutan yang tidak serempak terdengar dari kerumunan.
“Tapi Tuan... kami ini orang biasa... Mungkin lebih baik kami pulang sendiri ke Kota Nanfeng. Keberadaan kami hanya akan menjadi beban bagi tim Anda. Saya yakin para Tuan dengan kekuatan super juga berpikir demikian.” Seorang tua berambut putih maju dengan hati-hati.
“Konyol!! Kau pikir ini tempat apa? Taman belakang rumahmu? Bisa datang dan pergi sesuka hati? Tanpa kami, berapa langkah bisa kau jalani?” Perempuan dengan kekuatan elemen api mencemooh.
Tangan ayah Xiao Yuan mengepal, namun segera ditarik oleh istrinya yang berdiri di sampingnya. “Jangan gegabah! Kau masih punya kami!”
Li Qianqian diam-diam melangkah ke tepi terluar membran cahaya, hanya selangkah lagi akan keluar dari jangkauan antiradiasi.
“Maaf, ini semua salahku yang membawa kalian ke sini.”
“Ini bukan salahmu, Xixi. Kami juga tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini.” Seorang tua di belakangnya segera menyahut.
"Bagaimana? Ada yang ingin kau katakan tentang menjadi beban?" Perempuan dengan kekuatan super itu berkata dengan nada merendahkan. Rekan di sampingnya berusaha menahannya, tapi dia melepaskan diri. "Untuk apa? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
Zhao Bin mendekati orang-orang biasa. "Kalian ingin kembali? Xixi, ini keinginanmu?"
"Kami semua hanya beban bagimu! Kami tidak ingin terus berlari sambil terancam bahaya! Tolong lepaskan kami, kami cuma orang biasa!" Ayah Yuan tak bisa menahan teriakan.
Sorot mata Zhao Bin berkedip-kedip. "Maksud kalian, aku harus membiarkan kalian pergi?"
"Tidak!! Kami harap Zhao Bin Ge bisa mengantar kami kembali ke Kota Nanfeng. Bukankah awalnya kita bisa keluar dengan mudah?" Suara Li Qianqian terdengar parau.
"Kembali ke Kota Nanfeng?" Zhao Bin terkejut sebentar.
"Kalian pikir diri kalian siapa?? Professor berharga dari Institut? Harus diantar khusus? Hah..." Perempuan pengguna api itu menyeringai dingin.
Xia Lin menoleh ke Chen Fei. Yang disebut hanya mengangkat bahu tanpa bicara.
"Wajar kalian berpikir begitu. Tapi alasan awal ku menahan kalian adalah demi Li Qianqian. Xixi, aku pernah berutang budi padamu, jadi tentang hal ini aku tak ingin berkomentar. Mengenai mengantar kalian kembali..." Zhao Bin tiba-tiba berhenti, memandang Li Qianqian di balik membran cahaya putih susu yang terasa seperti jurang tak terhingga.
Li Qianqian hanya menunduk. "Sekarang kau tidak berutang apa-apa padaku..."
“Prak!!” Zhao Bin sedikit membuka bibirnya, sorot matanya menyempit. Saat Li Qianqian mengucapkan kalimat itu, seolah terdengar suara retakan halus yang gaib. Dia tahu, itu adalah suara pecahnya penghalang terakhir Sumpah Arkanum.
“Kau pikir Tuan akan menyetujui kalian? Ketahuilah, satu-satunya jalan bagi orang tak berguna sepertimu di Kota Nanfeng adalah menjadi babi ternak!!! Tahukah apa itu babi ternak? Hewan yang digemukkan dengan makanan hanya untuk dipotong dagingnya!!” Perempuan dengan kekuatan api itu mengejek dengan keras.
Zhao Bin tiba-tiba tertawa. Ia menoleh dan menghampiri perempuan itu, “Siapa namamu?”
“Tuan, nama hamba Du Yue.” Perempuan pemilik kekuatan api itu segera menunduk hormat, raut wajahnya berubah.
“Aku menyukai orang sepertimu.” Zhao Bin menepuk bahu Du Yue. “Kulihat nafsumu dari sorot matamu. Bertahanlah pada pilihanmu, teruslah melangkah, kau akan mendapat yang kau inginkan.”
“Terima kasih, Tuan!” Du Yue terkejut sejenak, segera menundukkan kepala. Tubuhnya sedikit condong ke arah Zhao Bin, bagian montok payudaranya menggesek lengan Zhao Bin sekejap.
Para anggota tim lain di sebelah terlihat bengong, tidak mengerti maksud perkataan Zhao Bin ini. Hanya Komandan Berjanggut yang paham. Wanita Du Yue yang merupakan penyihir level tiga ini entah mengapa memiliki hasrat gila untuk meningkatkan kekuatan. Selama ini, Du Yue terus-menerus meminta ilmu teknik penggunaan kekuatan supernatural kepada orang-orang yang dikenalnya. Banyak penyihir yang berminat padanya telah berbagi teknik unik mereka. Dengan cerdik ia memanfaatkan postur dan kecantikannya untuk berdiplomasi di antara para penyihir, demi mendapatkan pertukaran kepentingan maksimal. Kini wanita ini kembali menemukan momen peningkatan diri dari Zhao Bin. Tubuh yang selama ini "ditawarkan dengan harga tinggi" itu diperkirakan juga...
Komandan Berjanggut menghela napas pasrah. Sebenarnya terkadang ia pun punya niat pada Du Yue, tapi wanita ini terlalu realis. Pada orang yang tidak punya nilai guna, dia hanya menunjukkan ekspresi formal yang kaku. Diam-diam ia melirik anggota tim lainnya. Raut kecewa terlihat di wajah mereka. Tampaknya bukan hanya dirinya yang berminat pada Du Yue. Bagaimanapun, wanita ini memiliki wajah yang memesona dan postur seksi, selalu berdandan menggoda.
Zhao Bin tersenyum tipis. Ia sama sekali tidak menanggapi godaan Du Yue. Tubuh montok wanita itu seolah tak menarik baginya. Meski telah berubah menjadi fisik Lich sempurna, tubuhnya yang belum rusak tetap bisa menghasilkan nafsu. Namun dengan kekuatan spiritual jauh melampaui penyihir biasa, Zhao Bin dengan mudah menekan keinginan fisik yang murni itu.
Merasakan keinginan kuat untuk melampiaskan hasrat yang muncul akibat kontak fisik dengan lawan jenis, Zhao Bin tiba-tiba teringat kata pertama yang diucapkan gurunya saat pertama kali ia bergabung sebagai murid.
"Sebenarnya hanya ada tiga jenis manusia di dunia ini: mereka yang dikendalikan nafsu, mereka yang berjuang antara kesadaran dan jurang kehancuran, dan mereka yang mengendalikan nafsu!" Penyihir tua itu merapikan gulungan kitab kuno yang tebal. "Semua orang kuat termasuk jenis ketiga, ini merupakan perkembangan evolusi yang tak terelakkan. Gulayasvis, jika kau ingin menjadi benar-benar kuat, langkah pertama adalah menjadi manusia jenis ketiga."
"Kalau begitu Guru, apakah menjadi manusia ketiga langsung membuatku sekuat Guru?" tanya Gulayasvis yang masih muda.
"Tidak!! Itu baru permulaan!! Sebagai penyihir, kau harus belajar membuat hidupmu hanya memiliki dua kondisi: sadar dan meditasi." Ucapan penyihir tua itu masih terngiang jelas dalam ingatan.
"Seumur hidup penyihir medioker selain dua kondisi itu, masih ada pusing, tidur tak terkontrol, emosional, pelarian, keras kepala dan kondisi lain. Jangan biarkan hal sia-sia mengganggu pikiranmu, ini adalah kualitas dasar yang harus dimiliki setiap orang kuat."
"Lalu Guru, bagaimana dengan Lich? Sebagai makhluk penyihir tingkat tertinggi, apakah mereka bisa mempertahankan dua kondisi itu?"
"Tidak, Lich sendiri dipengaruhi energi negatif, pikiran mereka akan semakin condong ke kubu jahat. Tapi ada pengecualian, contohnya..."
"Contohnya seperti Guru, benar!" puji Gulayasvis.
