"Kakak perempuan..." gumam Lin Bin, pupil matanya semakin melebar. Aura kehidupannya semakin melemah.
"Sssst!" Di sisi tempat tidur, udara tiba-tiba terdistorsi. Bayangan manusia muncul begitu saja dengan ramput putih salju yang tegak seperti duri, tubuh telanjang yang sangat berotot. Ini adalah pria dengan mata merah darah yang memandang ke bawah ke arah Lin Bin di tempat tidur.
"Sebagai penukar identitasmu, remaja, ucapkan keinginanmu." Tato misterius berkilau perak di dada pria itu tiba-tiba berpendar, menerangi seluruh ruangan sepenuhnya.
"Aku... hanya ingin... merawat... kakak." Ucap Lin Bin lemah. Meski tak tahu maksud kedatangan pria ini, suatu perasaan aneh memberitahunya bahwa pria ini datang untuk dirinya, ingin mengambil sesuatu dari tubuhnya. Sebagai pengorbanan penukaran, dia akan melakukan satu hal untuknya. Ini adalah sensasi ganjil yang misterius. Dari mata pria itu, Lin Bin langsung menangkap niatnya dalam sekejap mata.
“Bagaimanapun aku hampir mati, apapun niatnya, yang penting tidak menyakiti kakak perempuan.” Remaja itu berpikir demikian, membawa keinginan terakhir ini, pandangannya perlahan buram. Ia berusaha keras untuk melihat jelas jawaban pria di depannya. Hingga melihat lawannya mengangguk perlahan. Sepertinya mengatakan hal lain, tapi ia sudah tak bisa mendengar jelas, dari dalam tubuhnya datang rasa sakit seperti tercakar. Tapi rasa sakit ini juga melemah dengan cepat. Ia merasa seperti tenggelam dengan cepat, semakin dalam. Di bawah adalah kegelapan tak berujung. Semua perasaan dengan cepat menjadi tumpul.
Zhao Bin melihat wajah tampan remaja di tempat tidur perlahan memucat tanpa setetes warna merah darah. Dalam indra keenam, reaksi kehidupan yang awalnya lemah perlahan menghilang sepenuhnya.
"Benar-benar kehidupan yang lemah." Zhao Bin menyentakkan satu tangan, celah hitam legam terbuka dari udara, mayat remaja perlahan terapung. Sebuah membran cahaya putih menyapu di depan celah hitam, mayat perlahan menembus membran. Sebuah garis putih tipis memindai seluruh tubuh dari ujung rambut sampai kaki. Setelah melewati membran, mayat langsung terserap ke dalam celah.
Celah menutup, membran cahaya menghilang. Zhao Bin mengucapkan suku kata aktivasi dengan suara rendah. Tubuhnya seketika terdistorsi, seperti cairan yang semua penampilan fisik dengan cepat berubah, tinggi badan juga perlahan menyusut. Seolah seluruh dirinya awalnya adalah plastisin, kini dibentuk kembali menjadi wujud baru.
“Dalam hitungan puluhan detik, Zhao Bin benar-benar menghilang, digantikan oleh remaja tampan Lin Bin.”
※※※※
Area gudang besar.
Pintu besi besar berwarna biru tua setengah terbuka. Lin Shuang duduk diam di belakang meja kayu di depan pintu. Di atas meja tersebut tertancap sebuah pisau belati militer yang telah diolah anti-silau.
Gudang yang dia jaga berisi logam-logam berat. Biasanya hampir tidak ada pengunjung, tidak seperti gudang makanan lain yang selalu ramai. Lokasi gudang ini juga cukup terpencil, sehingga memang sepi. Namun karena keuntungan khusus yang ditawarkan, banyak yang berebut. Alasan Lin Shuang bisa mendapatkan pekerjaan ini...
"Dentang keras!" Sebuah telapak tangan tiba-tiba menghantam bahu Lin Shuang.
"Lin Shuang, sejak kapan kamu di sini? Aku sudah lama menunggu di pos pendaftaran tapi tidak melihatmu lewat. Jangan-jangan kamu sengaja menghindariku." Seorang pria muda berkulit pucat dengan lingkaran mata menghitam mendekati Lin Shuang.
"Kita sudah janji setelah pekerjaan ini selesai akan makan bersama. Jangan kabur diam-diam lagi ya." Pria muda itu bernama Sun Xiaodong, orang dengan kekuatan super level dua puncak. Bertugas mengkoordinir semua pekerjaan terkait gudang. Pekerjaan Lin Shuang ini juga dibantu pembagiannya olehnya.
"Oh Kakak Sun." Lin Shuang memaksakan senyum tipis. "Masa sih? Bukankah aku sudah janji? Hari ini pasti tidak akan ingkar."
Tangan Sun Xiaodong perlahan merayap turun. Ujung jarinya berhenti tepat sebelum menyentuh payudara Lin Shuang.
"Konon katanya kamu sedang sangat membutuhkan obat antiradang, untuk adikmu ya? Kebetulan aku masih punya beberapa kotak cadangan." Sun Xiaodong berkata datar.
Lin Shuang menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya kaku, menahan dorongan untuk menusukkan pedang ke leher Sun Xiaodong. "Apakah Kakak Sun bisa menyerahkan beberapa kotak obat antiradang itu padaku?"
"Menyerahkan... Saat ini satu kotak obat antiradang bernilai makanan yang tidak sedikit. Berapa lama kamu harus berjaga di gudang untuk bisa mendapatkannya? Begini saja, obat-obat ini akan Kuberikan padamu sebagai hadiah. Tapi, beberapa malam ini aku dan beberapa saudara seperjuangan kebetulan ada acara kumpul-kumpul. Aku masih kurang seorang pendamping wanita. Sebagai gantinya, Lin Shuang kamu bisa jadi pendampingku." Acara kumpul-kumpul yang dimaksud Sun Xiaodong, Lin Shuang juga tahu, termasuk jenis pesta tanpa tedeng aling-aling. Pendamping wanita hanyalah mainan belaka. Bahkan para pendamping bisa saling ditukar sesuka hati. Perkataan ini sudah terang-terangan menunjukkan niatnya.
"Aku... akan pertimbangkan..." Lin Shuang mengatupkan giginya erat-erat. Kedua tangannya terkepal kuat. Jika orang lain yang mengatakannya, pasti sudah ditusuknya. Tapi Sun Xiaodong berbeda. Bukan hanya kemampuannya berada di level dua puncak tertinggi - satu level lebih tinggi dari Lin Shuang yang masih di level satu puncak, ayah Sun Xiaodong sendiri adalah salah satu dari para penyihir level lima di puncak hierarki Gudang Pangan Gunung Min.
"Waktu jangan terlalu lama ya, sekarang pekerjaan menjaga gudang ini juga banyak yang mau. Beberapa hari ini banyak orang minta saya menyesuaikan, saya juga bingung." Tangan Sun Xiaodong akhirnya melepas dari bahu Lin Shuang.
Mendengar langkah kaki Sun Xiaodong yang semakin menjauh, Lin Shuang akhirnya menghela napas lega.
Waktu penjagaan gudang pun cepat berlalu.
Ketika Lin Shuang pergi, hari sudah senja. Seluruh area gubuk semakin tak jelas terlihat. Lin Shuang mengantri bersama para penjaga gudang lainnya untuk menerima jatah kerja hari ini.
Setiap pekerjaan harus langsung dibayar setelah selesai - ini aturan dunia kacau sekarang. Sistem gaji bulanan sudah sepenuhnya ditinggalkan. Tak ada yang mau kerja sebulan penuh lalu menunggu orang lain membayar. Seluruh kredibilitas telah merosot tajam. Hubungan antar manusia kini benar-benar menjadi pertukaran kepentingan yang terang-terangan.
"Lin Shuang, hari ini Sun Xiaodong tidak menyulitkanmu kan? Aku lihat dia ke gudangmu di bagian laporan." Seorang kakek yang mengantri bersama berbisik. Putra kakek ini konon penyihir level tiga, sehingga dia sebagai keluarga ditempatkan di sini menjaga gudang. Selama ini cukup memperhatikan Lin Shuang dan termasuk yang tidak menyukai Sun Xiaodong.
"Tidak, tidak apa-apa, Kakek Zhang. Bagaimanapun aku juga penyihir, dia tidak berani memaksaku." Lin Shuang tersenyum paksa.
Si kakek menggelengkan kepala, menghela napas dan tak berkata lagi.
Segera giliran Lin Shuang tiba. Yang dibagikan adalah satu porsi makanan standar.
Ikan kering goreng, ditemani semangkuk bubur encer yang kekuningan dan berbau apek. Lin Shuang dengan hati-hati mengeluarkan kantong plastik yang sudah disiapkannya, memilih-milih potongan ikan kering satu per satu untuk disimpan.
"Lagi menyisakan untuk adikmu ya?" Kakek yang tadi berbicara itu mendekat sambil membawa jatahnya sendiri.
Lin Shuang tersenyum tanpa berkata apa-apa, sebuah pengakuan diam-diam.
"Ah..." Si kakek menghela napas lalu pergi membawa kotak makannya.
※※※※
Zhao Bin meregangkan sendi-sendinya.
"Krack..." Gemeretak sendi yang rapat memenuhi udara.
"Kasihan, ingatanmu hanya dipenuhi kesedihan dan keputusasaan." Zhao Bin yang telah menyerap ingatan dan rupa Lin Bin mengulurkan tangan. Kulit porselennya yang putih pucat terasa sangat asing baginya.
Dari ingatan Lin Bin, diketahui bahwa saat pertama kali pindah, kondisi fisiknya belum lumpuh total. Semuanya berawal ketika tetangga Bibi Zhang 'baik hati' memberinya segelas air. Racun laba-laba dalam tubuhnya yang ditemukan Zhao Bin melalui scan, menyebabkan seluruh saraf dan organnya bekerja lambat. Usus yang tak mampu menyerap nutrisi akhirnya membuat fisiknya merosot. Jadi penyebab kelumpuhan Lin Bin sebenarnya adalah 'kebaikan' Bibi Zhang itu sendiri.
Zhao Bin tidak tahu mengapa Bibi Zhang yang disebut-sebut itu melakukan hal seperti ini, dan dia juga tidak ingin tahu. Ini bukan urusannya.
Lin Shuang nyaris tidak bisa menahan diri menghadapi Sun Xiaodong setelah pulang kerja, kembali ke halaman kecil Lin Bin dan dirinya dengan tubuh lemas.
Sebelum mendekati halaman, terdengar suara tangisan yang familiar.
"Itu Xiao Bin!!" Lin Shuang langsung tegang, khawatir sesuatu terjadi pada adiknya, buru-buru membuka pintu halaman tapi menemukan suara itu berasal dari rumah Bibi Zhang di sebelah. "Ada apa?" Tangisan adiknya terdengar sangat kuat. Sama sekali tidak seperti kondisi lemahnya saat berangkat sore tadi.
Lin Shuang keluar halaman dan melihat kerumunan orang berdesakan di depan rumah Bibi Zhang. Orang-orang berbisik-bisik tapi tidak ada yang berani masuk. Lin Shuang menerobos kerumunan dan masuk ke halaman kecil tetangga itu. Di halaman sempit itu terlihat tiga tempat tidur berjajar dengan tubuh kaku Bibi Zhang, putranya, dan nenek Wang sang ibu mereka.
Adiknya Lin Bin sedang terkapar di samping tempat tidur Bibi Zhang menangis tersedu-sedu dengan ingus dan air mata bercucuran.
"Kasihan, keluarga tiga orang ini tiba-tiba lumpuh semua. Sungguh aneh!"
"Iya, mungkin penyakit menular atau semacamnya."
"Pasti penyakit menular! Kalau tidak mana mungkin tiga orang lumpuh sekaligus dalam sehari?"
“Bukankah itu pemuda sakit-sakitan sebelah rumah mereka? Berani sekali dia tidak takut tertular sambil terkapar di pinggir tempat tidur, sungguh hati yang mulia...”
“Siapa yang bilang tidak? Aku sudah berdiri di sini lama memperhatikan, pemuda ini menangis berjam-jam tanpa terengah-engah.”
“Sungguh hati yang baik ya.”
