"Ini halusinasi?" Si kepala botak bertanya dengan suara berat pada seorang anggota tim yang memiliki kekuatan super. Perempuan itu ragu-ragu sejenak, awalnya mengangguk, lalu tiba-tiba menggeleng, "Tidak! Apapun itu, kemampuanku mengatakan setiap orang di sini memiliki kekuatan setidaknya level tiga!"
"Tak perlu dipikir panjang!! Bunuh semuanya!!" Tubuh si kepala botak tiba-tiba menyala dengan aura hijau, badannya mengembang dengan cepat. Kurang dari satu detik, dia berubah menjadi kadal raksasa hijau kehitaman setinggi dua meter.
"Bang! Bang!" Kaki besar kadal itu menginjak tanah meninggalkan jejak lebar.
Yuan Yuan dan yang lain mundur perlahan. Tampaknya si kepala botak sendirian sudah cukup.
"Penguatan Kadal Raksasa Komandan semakin hebat. Sistem pertahanannya mungkin bahkan peluru penembus armor tak bisa menembus."
"Pada ujian terakhir, kekuatan komandan 53 kali lipat manusia biasa. Sisik pertahanannya baru bisa terkoyak oleh serangan level tiga puncak yang nyaris gagal. Serangan level empat pun kekuatannya akan terpangkas setengah. Benar-benar BT."
"Komandan Batalyon pernah bilang di depan umum bahwa potensi kekuatan komandan sangat besar. Level empat menengah sekarang bukanlah puncaknya."
"Luar biasa! Andai kekuanganku mirip komandan."
Kadal raksasa itu menjulurkan lidah merah muda sembari mengamati bayangan-bayangan di sekitarnya dengan tatapan dingin.
Di belakangnya tiba-tiba muncul seorang pria paruh baya dengan kedua tangan menyilang di dada dan wajah dingin keluar dari hutan lebat.
"Wakil Komandan Utama!!"
"Kenapa Wakil Komandan Utama datang??"
"Kali ini pasti kami akan menang dengan mudah karena komandan kami yang turun tangan, Wakil Komandan Utama bisa melihat saja."
"Benar, Wakil Komandan Utama! Kami sudah menjelajahi area ini berkali-kali, tidak masalah!"
Pria paruh baya itu berkata dengan wajah muram: "Keributan di sini terlalu besar, saya datang melihat situasi."
"Bahaya!" Tiba-tiba wajah pria itu berubah pucat, tubuhnya seketika menghilang.
Seketika semua wajah Zhao Bin tersenyum tipis. Dari tangannya tiba-tiba mekar seberkas cahaya hitam sebesar kepalan tangan. Cahaya hitam yang rapat itu segera terkonsentrasi pada tubuh kadal raksasa. Seperti memotong tahu, area pinggang dan perut kadal raksasa itu langsung bolong besar. Nyala api hitam dengan cepat menyebar dari luka tersebut.
"Huuu!" Dalam dua detik, seluruh daging kadal raksasa itu terbakar menjadi abu, hanya menyisakan kerangka putih yang runtuh berdebam.
"Sialan!! Kau berani membunuh komandan tim Badai-ku!!!" Tubuh pria paruh baya itu tiba-tiba muncul di samping kerangka, tubuhnya menyala api biru muda, namun jika diperhatikan lebih dekat, api itu sebenarnya terdiri dari aliran air.
Musnahnya kadal raksasa seketika itu membuat semua orang di lokasi terkejut.
"Sssst!!" Sekali lagi cahaya hitam menyala dahsyat, ribuan berkas hitam menghujam tubuh pria itu, namun langsung dipantulkan oleh aliran air biru yang membungkusnya.
“Keluar!! Kau pikir serangan level begini bisa pengaruhi aku??” pria paruh baya itu mengaum keras.
Sebelum suaranya reda, cahaya hitam putaran kedua kembali ditembakkan. Cahaya hitam yang sebelumnya terpental tiba-tiba berbelok di udara dan kembali menerjang si pria paruh baya.
Rentetan suara "ssst" tak henti bergema. Tubuh pria itu bahkan tak sempat berteriak sebelum tubuhnya dihujani peluru hingga seperti saringan. Jasadnya yang remuk bagai boneka rusak terjatuh dengan braak.
"Wakil Regu... bahkan dia... Wakil Regu kan puncak level empat pengguna kekuatan super... Kok bisa??”
“Terlalu... terlalu kuat...”
“Lari!! Cepat lari!!”
“Jangan takut! Jumlah kita lebih...” Ucap satu-satunya anggota tim yang masih ingin melawan terpotong saat dahi nya tertembus cahaya hitam. Tubuhnya roboh kaku.
“Komandan Wu!!” Tiba-tiba raungan mengerikan menggema di langit. Empat siluet melayang muncul di atas pepohonan. Teriakan tadi berasal dari salah satunya.
“Orang kuat level enam!! Level enam!!”
“Sekarang kita pasti selamat...”
Semangat anggota Badai langsung membara. Tapi Yuan Yuan justru merasakan bahaya. Matanya menatap mayat-mayat di tanah dan rangka di arena, tubuhnya perlahan mundur.
Zhao Bin tersenyum. Semua siluetnya lenyap seketika, hanya menyisakan satu wujud. Tongkat sihirnya yang kini tanpa Bola Korosi telah jadi tongkat kayu biasa, tapi dia tetap terbiasa dengan metode ini.
Arus biru-putih yang tak ada habisnya dengan cepat berkumpul di sekelilingnya.
"Tombak Petir!" Sebuah tombak panjang yang seluruhnya terbuat dari kilat muncul di atas kepalanya. Tombak kilat itu menghilang seketika, dan ketika muncul kembali sudah berada di depan anggota-anggota Tim Badai.
Dentuman listrik yang berderak-derak diikuti suara tubuh-tubuh yang jatuh bergelimpangan. Sekelompok orang terjatuh tanpa gerakan sama sekali, tak tersisa napas. Hanya menyisakan tumpukan arang. Hanya Yuan Yuan yang berhasil mundur beberapa langkah sehingga selamat, wajahnya pucat kelabu dengan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya sambil terengah-engah.
Keempat bayangan di langit langsung meledak amarahnya. Salah seorang di antaranya menggeram keras.
"Berani-berannya membunuh di depan kami! Kau mati!!"
Keempatnya tampaknya memiliki kemampuan sejenis. Api-api merah menyala serentak di tubuh mereka, bagai empat obor raksasa yang mengambang di udara.
"Api Langit!!" Keempatnya berseru serempak.
Api di tubuh mereka tiba-tiba terkumpul di satu titik di tengah, lalu meledak seketika menjadi ribuan percikan kecil yang berhamburan ke bawah.
Seluruh langit yang awalnya dipenuhi awan gelap dan kilat seolah tertutup sepenuhnya, hanya menyisakan cahaya merah menyala. Bintik-bintik api merah yang seperti hujan turun dengan ringan.
Sebuah percikan api menyentuh dahan pohon besar. Dengar! Ledakan dahsyat mengguncang, percikan itu meledak seketika dan menghancurkan seluruh pohon besar. Dalam satu detik, pohon itu telah berubah menjadi abu.
Wajah Tim Li dan yang lain pucat membiru.
"Hancur, kali ini benar-benar hancur!"
“Pasti mati! Sudah pasti tewas!” Beberapa orang menatap hujan percikan merah yang memenuhi langit. Dari posisi mereka berdiri hingga batas pandangan mata, seluruh langit diselimuti oleh titik-titik merah yang tak terhitung jumlahnya.
Hanya Meriam yang terlihat terkejut, "Hebat!! Luar biasa hebat..." Sorot matanya berkerlap-kerlip dengan kegairahan dan kekaguman, sama sekali tanpa bayangan ketakutan.
Zhao Bin tetap tenang, tongkat kayunya menghantam tanah dengan keras.
Bumi perlahan mulai berguncang. Celah-celah mulai menganga di bawah kaki semua orang, seperti kelopak mata merah yang setengah terpejam, dipenuhi magma yang mengalir deras.
Posisi Tim Li dan yang lain justru tidak terkena imbas retakan, tepat berada di celah antara dua garis patahan. Tak seorang pun berani bergerak. Mereka tahu ini adalah jalan terakhir yang sengaja disisakan oleh pria di arena itu.
Semburan magma tiba-tiba keluar dari celah-celah, terkumpul dengan cepat di depan Zhao Bin. Lahar dalam jumlah besar menyatu menjadi bola api raksasa berdiameter belasan meter.
"Sihir Komposit: Nova Api." Zhao Bin mengangkat tongkatnya dengan lembut ke arah keempat orang di langit.
Bola magma raksasa itu perlahan naik ke udara, menyongsong hujan percikan merah yang bertebaran.
"Boom! Boom!!..." Percikan api yang terus-menerus menyentuh permukaan bola magma hanya menimbulkan riakan kecil yang langsung menghilang. Setelah kembali tenang, bola itu melanjutkan penerbangan menuju lingkaran kekuatan yang dibentuk keempat orang.
"Bubar!!" Salah satu anggota tim berteriak keras saat menyadari mustahil menghentikan laju bola raksasa.
Tak disangka bola itu tiba-tiba mempercepat gerakan. Semua percikan api di atas kepala Zhao Bin dan kawan-kawan seperti ditarik magnet, melesat cepat menyatu dengan bola api hingga ledakan bertubi-tubi terjadi di permukaan bola magma.
"Cepat lihat! Itu membesar!!" Huopao berteriak histeris. Tim Li dan yang lain baru menyadari bola raksasa ini ternyata menyerap percikan-percikan api tak terhingga untuk meningkatkan kekuatannya.
"Boom!!"
Sebelum mencapai posisi keempat orang, bola raksasa itu meledak seketika. Awan api merah membara menyelimuti langit di atas Zhao Bin, mengubah seluruh cakrawala menjadi hamparan merah api yang membutakan. Panas menyengat seperti oven memanggang semua orang. Pepohonan dan semak-semak berderak kecil karena dehidrasi ekstrem.
Ribuan percikan api kecil ikut meledak, membuat langit bagaikan lautan magma mengambang dimana ledakan kecil itu seperti gelembung-gelembung yang terus muncul dan pecah.
"Dentang!" Tiba-tiba benda terbungkus api terjatuh dari langit tepat di depan Tim Li. Para anggota tim saling pandang menelan ludah gugup, namun Huopao seperti kesurupan mulai melangkah mendekati benda itu.
Ini adalah potongan lengan yang masih terus bergerak-gerak dan berdenyut, jari-jarinya seolah sedang mencengkeram sesuatu erat-erat. Tendon yang putus cepat matang menguning di bawah api, mengeluarkan aroma daging yang menyengat. Minyak yang keluar dari luka terbakar menimbulkan suara mendesis.
