"Ngomong-ngomong Tist, di antara orang-orang yang kau bunuh tadi, salah satunya adalah komandan kelompok tentara bayaran Badai, kan?" tiba-tiba Zhao Bin bertanya.
"Tak kenal. Mau periksa sendiri?" gadis kecil itu mencibir sambil menatap tajam seekor kucing dan naga di kejauhan, "Kapan mulai bertarung?! Kristina, jangan mengulur waktu lagi!!"
“Diamlah, Distel!! Aku adalah Panglima Neraka Api yang agung!! Akan kuajarkan cacing tanah sampah dari dimensi utama ini perbedaan antara puntung rokok dan gunung berapi!” Auman keras kepala singa raksasa di belakang Kucing Hitam menggema. Getaran energi dahsyat tiba-tiba menyebar ke segala penjuru. Di baliknya, cahaya merah darah menyala-nyala mulai samar-samar muncul di Kekosongan.
“Dosa pada akhirnya akan habis dilalap kebenaran!” Kepala Naga besar itu juga mengaum. Lidah api hitam menyemburat keluar dari lautan api tak berujung, berkumpul membentuk tombak berapi hitam yang menganga di hadapannya.
“Aku pergi memastikan.” Zhao Bin segera terbang meninggalkan lokasi, menuju posisi tiga orang Badai yang terekam dalam pemindaian kekuatan spiritualnya.
Yang mengejutkannya, ketiga mayat Badai tergeletak rapi terbelah dua di atas rumput tanpa setetes darah menyembur. Tak ada reaksi energi sama sekali, seolah-olah ini hanya jenazah orang biasa tanpa kekuatan. Andai bukan karena proses pembunuhan mereka yang terekam jelas dalam pemindaiannya sebelumnya, bahkan Zhao Bin pun takkan percaya ini adalah para orang kuat tingkat ketujuh Badai yang sebelumnya begitu perkasa.
Begitu kakinya menyentuh tanah, sekelompok orang tiba-tiba muncul dari hutan sekitar. Di barisan depan terlihat Huo Pao, diikuti Tim Li yang wajahnya penuh kecemasan beserta Yuan Yuan. Mereka sama sekali tidak menghiraukan mayat-mayat di tanah, mengira itu hanya bangkai tak bernasib yang kebetulan bertemu Zhao Bin lalu dieliminasi.
“Tuan.” Meriam dan yang lain berbisik penuh hormat. Mereka baru saja menyaksikan langsung Zhao Bin dan kawanannya berhadap-hadapan dengan Naga Api Raksasa di udara. Dalam hati, citra Zhao Bin telah terangkat ke tingkat legenda dan mitos.
Zhao Bin menyapu pandangannya ke beberapa orang ini, perlahan menggelengkan kepala. Kecuali Meriam, Tim Li, dan Yuan Yuan, dua orang sisanya benar-benar tidak memiliki nilai eksistensi. Dari sorot mata Da Dong dan A Ping yang menunduk, sesekali terlihat ambisi tak terbatas yang tersamar.
"Ambisi tanpa kemampuan dan potensi tidak memiliki nilai apa pun," kata Zhao Bin dengan datar. "Bom waktu harus dihilangkan pada tahap awal."
Para hadirin bingung, tidak mengerti apa yang dimaksud Zhao Bin.
Tiba-tiba tongkat sihirnya menunjuk ke arah Meriam. Perempuan itu kaget.
Zhao Bin memandang dingin ke mata Meriam. Di balik kecantikan gadis muda ini, terpancar emosi fanatik campuran antara rasa hormat dan kekaguman terhadap dirinya.
"Apa yang kau inginkan dariku? Tunjukkan kesadaranmu. Biarkan aku melihat apakah kau benar-benar siap membayar pengorbanan yang diperlukan." Tongkat sihir Zhao Bin berputar tiba-tiba, mengarah ke Tim Li di belakang Meriam.
"Bunuh dia! Aku akan memberimu kekuatan yang kau butuhkan."
Tim Li terkejut. Tak hanya dia, Da Dong, A Ping, dan Yuan Yuan juga membeku. Hubungan Tim Li dan Meriam bahkan lebih dekat daripada hubungan ayah dan anak kandung. Da Dong dan A Ping tahu betul bagaimana keduanya saling menyangga hidup selama bertahun-tahun sebagai tentara bayaran, hampir mencapai tingkat saling mempercayakan nyawa.
“Tuan……Anda ini……” Tim Li tersenyum kecut tanpa menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba wajahnya pucat pasi. Ekspresinya membeku seketika. Seluruh tubuhnya kaku di tempat, hanya bola mata yang masih bisa berputar. Horor dan kebingungan memancar dari kedua matanya.
Meriam menatap Zhao Bin dengan tertegun, “Tuan……Apakah Anda bercanda?”
“Aku tidak bercanda.” Tongkat sihir Zhao Bin sedikit terangkat, seolah siap menghujamkan serangan fatal ke Tim Li kapan saja.
Suasana langsung membeku.
Tongkat sihir bergerak sedikit.
“Jangan!!” Meriam tiba-tiba menjerit pelan.
Tapi yang mengejutkannya, tongkat sihir itu tiba-tiba berbelok lagi, langsung menunjuk Da Dong.
“Braak!” Da Dong bahkan tak sempat bereaksi. Kepalanya meledak seketika, merah putih menyiprat ke tubuh Ah Ping dan Yuan Yuan di sampingnya.
“Aaa!!” Yuan Yuan menjerit rendah, tapi segera menyumbat mulutnya sendiri dengan tangan, wajah dipenuhi kengerian.
Ah Ping dan Meriam terpaku menatap mayat tanpa kepala Da Dong yang jatuh ke tanah dengan suara 'plok'.
“Untuk mendapatkan sesuatu dariku, pertama harus memenangkan pengakuanku, baru kemudian membayar pengorbanan yang setara.” Zhao Bin kembali mengangkat tongkat sihirnya dengan dingin. Pandangannya mengitari Yuan Yuan, Ah Ping, dan ketiga orang itu.
Suasana tegang menyelimuti di antara mereka.
Meriam tiba-tiba menunduk. Wajahnya tersembunyi dalam bayang-bayang kelam yang diterangi cahaya api dari langit, membuat konturnya tampak buram.
“Orang yang paling kamu hargai adalah dia. Bagi pertukaran yang kuajukan, tidak ada yang lebih berharga dibandingkan hal/orang yang paling berharga bagi orang lain. Perhatianmu padanya, perasaan, ingatan, hingga kebaikan-kebaikan kecil. Semua itu akan seperti racun yang menggerogoti jiwamu, perlahan membuatmu lemah.” Suara datar Zhao Bin terus bergema di telinga Huopao.
“Bayangkan, selama kamu membunuh semua perempuan itu, tindakanmu tak akan diketahui orang lain. Sebagai asisten-andalan yang telah kupersiapkan, kemampuanmu akan melesat mencapai tingkat yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Masih mau terus dikejar seperti anjing tanpa daya melawan?” Suara Zhao Bin perlahan melunak, digantikan oleh nada magnetis yang penuh bujukan.
“Bunuh semua mereka, hidupmu akan segera mengalami perubahan besar-besaran. Di masa depan kau akan mendapatkan lebih banyak orang/hal yang diinginkan, rasa hormat dan pemujaan tak terhitung orang. Jika tidak membunuh, kau tetap akan menjadi penyihir sampah lemah yang menyedihkan, hidup sengsara dari hari ke hari. Jangan biarkan perasaan sesaat mengoyahkan rasionalitasmu.”
“Boom!!” Tiba-tiba suara ledakan dahsyat mengguncang langit, energi hitam dan merah tak berujung mengubah malam menjadi senja dalam sekejap. Gelombang panas dahsyat menerbangkan ujung pakaian mereka berkibar-kibar.
"Mata Meriam sangat besar, hitam-putih yang kontras, rambut sepanjang bahu terurai halus. Kulit putih pucatnya memantulkan cahaya kehijauan bagai giok di bawah kilatan api. Di telapak tangannya, muncul diam-diam sebuah bola hitam. Jarinya mengenggam lalu melepaskannya berulang kali.
Zhao Bin merasakan tabrakan nafsu dan emosi yang kuat darinya, pandangannya menyapu tubuh Meriam tanpa tedeng aling-aling. Penampilannya termasuk tipe pelajar cantik yang kalem saat diam. Tapi dibandingkan Meriam...
Tiba-tiba pandangan Zhao Bin tertuju pada Yuan Yuan yang berdiri paling belakang. Sorot matanya terhadap Yuan Yuan yang biasa saja justru mengandung sedikit kekaguman.
Seluruh tubuh Yuan Yuan menjadi kaku. Ia menunduk tak berani menatap mata merah darah Zhao Bin, tiba-tiba suara itu menyusup di telinganya.
"Inginkah kau mendapatkan wajah yang memikat kota? Bentuk tubuh sempurna? Kekuatan dahsyat? Mau? Kau punya bakat! Dari matamu kulihat kesadaran untuk mengorbankan segalanya. Tunjukkan padaku. Mungkin akan kuberikan semua yang kau inginkan."
