"Patuhi perintah boss, Grup Angkatan Darat Pertama serang total, buru kristal kekuatan spiritual tingkat tinggi. Pelempar Mengamuk akan berangkat dalam lima menit." Ding Yang berkata datar.
Ajudan di belakangnya ragu-ragu: "Komandan, dengan kemampuan kita, mengepung yang terinfeksi masih bisa, tapi untuk eksekusi..."
"Mata Kematian akan datang membantu. Kita hanya perlu membersihkan area." Ding Yang memotong pembicaraan.
Aliran kekuatan spiritual terus mengalir ke tubuh Ding Yang. Ia bisa merasakan dengan jelas dirinya semakin kuat, penguasaan atas tubuhnya sendiri semakin meningkat. Setelah mencapai tingkat ketujuh, gen purba terbuka. Sebenarnya yang kurang bukan potensi, tapi penguasaan atas tubuh itu sendiri, yaitu yang disebut kekuatan spiritual. Semakin kuat kekuatan spiritual, semakin kuat penguasaan diri, tingkat pengembangan semakin tinggi, kemampuan genetik pun semakin terlihat. Jadi setelah mencapai tingkat ketujuh, peningkatan kekuatan spiritual sebenarnya setara dengan peningkatan kemampuan.
“Ding Yang mengulurkan kedua tangannya, di ujung kuku kesepuluh jarinya mulai muncul sisik ikan berwarna perak yang samar. Gen purbanya yang tidak diketahui berasal dari spesies apa, mampu mengendalikan es dan air, kulitnya berkilau seperti kristal, bahkan memiliki sisik ikan, jelas termasuk dalam kategori makhluk laut.”
“Asalkan terus membunuh seperti ini, suatu hari aku pasti akan mencapai puncak level tujuh.”
Ding Yang mengepal tangannya, dalam hati menghela napas pelan.
※※※※
Basis Bawah Tanah Kedua dari Markas Besar Jiuwu
Liao Yuanjun terbaring diam di ruang steril putih yang luas, dengan bagian tubuh atasnya telanjang. Di bawah tubuhnya yang terbaring, terhampar tempat tidur besi yang membara merah menyala.
Sejak berpisah dengan Zhao Bin waktu itu, luka parah di tubuhnya belum pernah sembuh total, terpaksa menghabiskan banyak waktu setiap hari menggunakan suhu tinggi dan api untuk memperbaiki tubuhnya.
Suhu di dalam ruang steril ini sangat ekstrem, benar-benar tertutup rapat. Api dijaga secara bergantian oleh para pengguna kekuatan Atribut api dan pengendali suhu yang bekerja sama, diganti secara berkala. Di dalam ruangan ini hanya ada Liao Yuanjun, tidak ada orang lain.
“Tok, tok.” Bunyi ketukan pintu singkat.
“Masuk.”
Pintu berderit kreek saat terbuka.
Tempat ini bukan lagi Markas Besar Ibukota, banyak fasilitas yang masih primitif. Seandainya masih di Ibukota, pintu besar pasti sudah otomatis membuka dan menutup.
Seorang perwira wanita paruh baya berkulit pucat kekuningan melangkah mantap masuk.
“Pemulihannya bagaimana?” Perwira wanita yang terlihat berusia 50-60 tahun ini memiliki kerutan mata yang dalam seperti ekor ikan.
“Lumayan. Tapi setidaknya perlu beberapa minggu lagi untuk kembali seperti semula.” Liao Yuanjun berkata datar. Ucapannya selalu biasa saja, hampir tak terasa gelombang emosi.
“Beberapa minggu...” Perwira perempuan mengerut alis sambil menghela napas. “Kita mungkin tak punya banyak waktu. Basis ini juga hampir tidak bisa bertahan lagi.”
Langkah kaki berirama kembali terdengar dari luar pintu. Perwira perempuan menggeser tubuhnya.
Seorang tua berambut putih dengan pakaian rapi melangkah mantap masuk.
“Zhang Huaiqun, kau?” Liao Yuanjun terkejut. Mereka sepenuhnya berada di kubu berbeda. Selama ini selalu berseberangan. Tak disangka hari ini melihat si kolot muncul di sini.
“Kenapa? Tidak boleh aku?” Wajah tua itu berubah muram.
“Tidak ada. Ada keperluan apa Mayjen Zhang datang ke sini?” Liao Yuanjun memejamkan mata separuh dengan tenang.
“Jumlah yang terinfeksi di sekitar basis bertambah lagi. Tak bisa tinggal lebih lama di sini. Korban setiap hari terlalu besar.” Zhang Huaiqun menghela napas.
“Lalu apa pendapat Bapak?”
“Segera hubungi semua basis yang terkumpul, lihat apakah masih ada yang selamat. Kita harus memusatkan semua kekuatan sepenuhnya, kalau begini terus tak ada yang bisa bertahan hidup. Aku sudah mengirim sinyal lebih dulu.”
“Bagaimana hasilnya?” Nada bicara Liao Yuanjun tetap datar, seolah membicarakan hal sepele yang membosankan.
“Masih ada survivor di Zona Pasang-Surut, tapi situasinya sangat genting. Sejumlah besar makhluk mutan laut berhasil naik ke darat dan sepenuhnya mengepung seluruh wilayah. Info yang masuk menyebut korban mereka sangat besar. Dalam kondisi ini kita harus mengesampingkan perselisihan dan bersatu solid. Pasukan Jiuwu mewakili negara, tapi...” Tiba-tiba ekspresi merendahkan pemuda dari Provinsi Barat Daya itu muncul di pikiran Zhang Huaiqun.
“Tapi Jiuwu bukanlah segalanya bagi negara. Hanya mengandalkan kita mustahil menopang seluruh Huaxia.”
Perwira wanita di sebelahnya terlihat tak menyangka Zhang Huaiqun akan berkata demikian. Membeku sejenak baru bertanya: “Lalu maksud Bapak?”
“Saya sudah mengirim telegram ke Provinsi Barat Daya. Pasukan di bawah komando saya mengajukan bergabung ke daftar pasukan aktif mereka.” Zhang Huaiqun berkata serius, cahaya tegas berkerlip di matanya.
Dua orang lain di ruangan itu langsung tertegun.
Sebelum mereka sempat mencerna perkataan itu, si orang tua kembali bersuara berat: “Mereka adalah satu-satunya basis survivor selain kita dan Zona Pasang-Surut yang belum ditembus musuh.”
※※※※
Lantai teratas Menara Uji Markas Besar Perisai Mata Iblis
“Sssst...”
Pintu otomatis terbuka pelan. Seorang staf muda berpostur ramping memberi hormat lalu masuk dengan langkah tegap.
“Telegram darurat, boss.”
Seluruh lantai atas hanya berisi satu ruangan kosong melompong. Tak ada apa-apa selain beberapa pilar penopang langit-langit.
Panel komunikasinya terbuat dari kaca khusus utuhan, tampak rapuh tapi bahkan peluru pistol biasa pun tak bisa menembusnya dengan mudah.
Zhao Bin berdiri tenang di depan jendela lantai ke lantai. Cahaya matahari yang menyilaukan memantul di matanya, menciptakan aura kemerahan. Dipadu dengan wajah yang semakin sempurna dan postur tubuh yang anggun. Seluruh penampilannya bagaikan patung paling sempurna.
"Kesan." Zhao Bin sedikit menoleh.
"Siap." Petugas wanita muda yang masih menyimpan bayangan romantis di usianya, tak berani memandang wajah boss lagi. Dia segera menunduk meski pipinya tetap memerah.
"Telegram dari Mayjen Zhang Huaiqun Jiuwu. Terjemahan isinya: Saat ini adalah momen genting bagi kelangsungan Huaxia. Zhao Bin, saya ingin bergabung dalam daftar pasukan aktif di bawah komandomu. Mohon konfirmasi via telegram."
Ekspresi Zhao Bin tetap datar. Ia kembali memandang ke luar jendela.
"Boss, maksud Anda...?"
"Konfirmasi, izinkan bergabung dalam daftar pasukan aktif. Tapi organisasi individu tetap independen tanpa merger. Kami hanya menyediakan dukungan logistik." Zhao Bin menekankan kata "tempur".
"Balas seperti itu."
"Siap." Setelah langkah kaki tergesa menghilang, pintu otomatis menutup kembali.
Dari balik pintu terdengar desahan lega yang tertahan. Kesempurnaan yang terlalu mutlak justru menjadi tekanan tak terlihat. Membuat orang tak sadar merasa tak pantas.
Zhao Bin tersenyum tipis. Ia mengulurkan tangan kiri, di punggung tangan terlihat simbol hitam yang terdistorsi dan aneh, seolah tumbuh dalam dagingnya.
Ini adalah simbol level tiga dari anggota berkekuatan super berambut merah yang pernah mereka tangkap dulu.
"Cek progres analisis simbol level tiga."
"Progres 99%. Perkiraan waktu penyelesaian: tidak diketahui. Efektivitas yang dihasilkan: tidak diketahui. Konsumsi sumber daya: 99%."
“Hanya tinggal sedikit lagi. Apa sebenarnya yang kurang ini?” Zhao Bin mengelus lembut simbol hitam di punggung tangan kirinya.
Begitu sepenuhnya teranalisis, dia bisa langsung memasuki tingkat sihir bertumpuk tiga, sekaligus menguasai seluruh efek dari simbol level tiga ini. Peningkatan kemampuan nyata akan mencapai level delapan palsu, mengalami perubahan kualitas. Namun progres terakhir ini tetap tak kunjung terselesaikan.
“Dari data analisis saat ini, 50% kemungkinan kekuatan spiritual yang ada tidak cukup memenuhi syarat komputasi. 50% lainnya mungkin simbol ini memang tidak lengkap. Lebih baik menunggu kabar baik dari Death's Eye. Penyihir wanita sudah memiliki satu kristal. Tapi masih jauh dari cukup, setidaknya butuh tujuh hingga sembilan kristal lagi untuk mencapai level delapan.”
※※※※
“Boom.”
Dentuman keras mengguncang, daun-daun dan tanah beterbangan ke segala arah.
Misili dengan anggun menarik garis perak miring menggunakan pedang anggarnya, lalu mengembalikannya ke pinggang.
Di hadapannya berdiri makhluk mutan berbentuk pohon raksasa, dikelilingi mayat-mayat kadal mutan yang bertebaran. Pepohonan di sekitarnya ada yang patah atau terbakar, suara retakan kayu dan desiran api menyatu. Bara merah beterbangan tertiup angin, menerbangkan rambut panjang Misili yang tergerai.
Dengan gerakan halus, tangannya mencengkeram udara ke arah makhluk terinfeksi itu. Sebuah bola kristal hitam melesat ke telapak tangannya, tertangkap dengan sempurna disertai bunyi "pak!"
“Hmm!” Percikan darah segera mengalir dari sudut bibirnya.
"Ini yang ketiga, saatnya pergi ke Kota Fengyang." Siluet itu menghilang seketika.
Ibukota
Markas besar Jiuwu yang dulu telah kehilangan aura kehidupan. Tak terhitung makhluk mutan telah menguasai seluruh area, dari bawah tanah hingga langit.
Sebuah sulur raksasa menjulang tinggi di pusat Ibukota. Terbentuk dari ribuan sulur kecil yang saling menjalin, melilit, dan merambat ke atas. Puncaknya membentuk ujung runcing seperti paku. Antenanya menyebar ke seluruh penjuru kota, semua bangunan, jalan raya, dan jalanan tertutupi jaring sulur. Makhluk-makhluk mutan berlompatan di antaranya. Hanya dalam beberapa bulan, Ibukota telah berubah menjadi dunia sulur dan makhluk mutan.
Huaxia Barat
Perbukitan kecil berkelok-kelok sambung menyambung. Hutan lebat tampak ada di mana-mana. Di medan apapun, pepohonan dengan nyawa kuat ini menunjukkan adaptasi yang luar biasa.
Di atas wilayah perbukitan, dua aliran merah melesat silih berganti.
"Bang!"
Aliran depan menghunjam miring ke hutan bukit, merobohkan lebih dari sepuluh pohon besar yang perlu tiga orang peluk. Kawanan burung mutan beterbangan panik.
Aliran kedua berhenti mendadak di udara. Berwujud manusia berbaju putih dengan topeng emas, kuku kedua tangannya yang keluar dari lengan baju tajam bagai sepuluh pisau militer.
"Kau... pengkhianat licik!!" Suara lemah bergema dari lubang dalam yang tercipa di hutan bawah.
Dengan suara kepakan sayap yang berdesis, seorang pria bersayap kelelawar merah besar perlahan terbang dari lubang. Di kepalanya terdapat tanduk emas runcing, seluruh tubuhnya dipenuhi luka-luka. Matanya yang jahat menatap tajam ke arah sosok bertopeng emas yang melayang di udara.
"Pengkhianat, hukuman!" Topeng emas mengangkat tangan kanan, membuka telapak tangannya. Seketika muncul gumpalan cahaya hitam di telapak tangan. Dari dalam gumpalan itu terdengar nyanyian pujian dan sanjungan yang samar, seakan ada ribuan orang sedang berdoa dengan kencang di dalamnya.
"Kalian orang gila ini! Pantas disegel puluhan ribu tahun!!" Losa menggeram dengan wajah mengerikan, mengepakkan sayapnya. Di belakangnya samar muncul sepasang mata merah darah raksasa. "Mati kau!"
Dari kedua matanya tiba-tiba memancar dua sinar merah darah. Topeng emas dengan lembut melemparkan bola hitam di tangannya. Keduanya bertabrakan dalam sekejap.
Sebuah belahan bola hitam raksasa tiba-tiba mengembang menutupi seluruh bukit kecil itu. Belahan bola itu bertahan selama setengah menit sebelum menghilang sepenuhnya. Bukit yang sebelumnya kini telah berubah menjadi lubang raksasa sangat dalam. Tanah di dalamnya masih mengepulkan asap hitam tipis.
"Sssst!"
Topeng emas tiba-tiba berkelap-kelip muncul di atas lubang dalam. Di tangannya erat menggenggam jantung mirip kristal merah.
"Bara api diperoleh..."
