Setelah menulis beberapa perintah baru, Zhao Bin mengerutkan alisnya. Dia merobek lembaran itu dan menjentikkan kertasnya hingga berbunyi dentuman bertubi-tubi.
Zhou Ling yang berdiri di belakangnya justru berhasil melihat jelas seluruh konten yang tertulis. Biasanya untuk perintah tidak penting, Zhao Bin tidak akan ragu menunjukkan padanya.
Ini hanyalah perintah perang tambahan untuk mengumpulkan buku-buku - memerintahkan para komandan di lapangan agar selama pertempuran memperhatikan pengumpulan dan perlindungan buku-buku untuk dikirim kembali via cakram transmisi.
Selain masalah populasi, Zhao Bin juga telah mengambil langkah antisipatif terhadap krisis potensial terputusnya pengetahuan manusia. Ini adalah masalah semua permukiman. Meskipun wabah virus baru terjadi beberapa bulan, namun hanya dalam hitungan bulan situasi sudah mencapai level seperti ini. Semua kekuatan tersamar di seluruh dunia terpaksa muncul. Potensi benar-benar terekspos, bahkan masih menyisakan kekejaman yang hampir mencapai Kepunahan. Jika memungkinkan, Zhao Bin sebenarnya juga tidak ingin benar-benar mencapai momen seperti itu - saat dia harus membawa semua buku dan pengetahuan sekaligus, merekam bank gen manusia, dan memulai proses melanjutkan keturunan kembali.
Setelah berpikir sejenak, Zhao Bin berdiri dan memanggil seseorang untuk mengeluarkan dan melaksanakan perintah baru ini. Setelah orang tersebut pergi, barulah dia menoleh melihat Zhou Ling. Cahaya samar yang tak terdefinisi terpancar dari matanya. Dengan kedua mata merah darah menyapu tubuh Zhou Ling, kedua tangannya dengan lembut memeluknya.
"Bzzz!"
Sebuah formasi runcing berbentuk bulat berputar di bawah kaki Zhao Bin dan rekannya. Dalam sekejap, cahaya menyilaukan muncul. Ketika sinar itu meredup, kedua orang itu telah menghilang dari tempat semula.
Tempat jahat, Tanah Malapetaka. Sejak dibangun, Zhao Bin hampir tidak pernah mengelola alat perang ini. Alasannya sederhana: Tanah Malapetaka hanya cocok untuk bertahan, bukan menyerang. Kini semua makhluk mutan di sekitar markas besar telah dibersihkan, sehingga kegunaan Tanah Malapetaka menjadi mustahil dipertahankan. Bahkan Zhao Bin sendiri mulai mengabaikannya.
Namun ide spontan hari ini memberinya sebuah strategi baru.
Di atas altar hitam yang megah namun berbau darah, tubuh Zhao Bin dan Zhou Ling tiba-tiba muncul di depan altar persembahan disertai pancaran cahaya transmisi.
Zhao Bin menatap Zhou Ling dengan penuh kelembutan, namun tangannya menyusup masuk ke area paling pribadinya. Untaian kekuatan spiritual tipis bagai benang merayap perlahan menyusup ke dalam tubuh Zhou Ling, diam-diam meningkatkan kecepatan transmisi saraf dan sensitivitasnya. Metode ini membuat tingkat sensitivitasnya mencapai level yang sangat tinggi.
Hanya dengan beberapa usapan lembut, kulit Zhou Ling mulai memerah samar-samar. Matanya berkaca-kaca, napasnya tersengal, suhu tubuhnya melonjak drastis. Di saat bersamaan, benang-benang hitam tipis mulai merayap keluar dari tubuh Zhao Bin, material yang sama sekali tak terlihat oleh orang lain.
Ribuan benang otomatis terbang keluar dari tubuh Zhao Bin, kemudian menyusup cepat melalui permukaan kulit Zhou Ling. Tak lama kemudian, benang-benang itu mulai menjauh dari tubuhnya, di ujungnya samar-samar berkilau cahaya merah muda lemah yang segera terlepas dan melesat menuju altar persembahan.
Tak terhitung benang terus mengekstraksi titik-titik cahaya merah muda dari tubuh Zhou Ling, partikel-partikel energi yang langsung terserap ke dalam altar dan menghilang tanpa jejak.
Zhou Ling terengah-engah lemas, seluruh tubuhnya bersandar pada Zhao Bin seperti hampir tak mampu berdiri - tanda jelas kelelahan akibat penggunaan tenaga berlebihan.
Zhao Bin menggendongnya dengan lembut, baru pada saat itulah wanita ini merasa tenang dan langsung tertidur pulas di pelukannya.
“Syarat sumber daya telah terpenuhi, pengumpulan energi khusus selesai, apakah akan melakukan naik level?” Altar seketika mengirimkan seberkas aliran informasi memasuki otak Zhao Bin.
“Mengingat pertempuran langsung tidak efektif, lebih baik dialihkan ke kemampuan yang bisa digunakan sekarang.” Sudut bibir Zhao Bin sedikit melengkung. “Izinkan naik level.”
Proses naik level altar tidak menimbulkan suara khusus, semuanya berubah secara diam-diam. Altar putih di bagian atas altar perlahan berubah menjadi merah muda. Sebuah bola cahaya hitam berkilauan perlahan di atas altar.
Sepuluh menit kemudian, seluruh altar bergetar hebat. Bola cahaya berubah menjadi lingkaran cahaya merah muda yang langsung menyebar, menjangkau area seluas dua kilometer. Aroma mistis yang samar dengan cepat menyelimuti sekeliling.
“Proses naik level selesai. Karena penambahan barang-barang khusus, kemampuan asli tetap tidak berubah, mengembangkan kemampuan baru: Jurang Kehancuran, level saat ini: 1.” Aliran informasi kembali memasuki lautan mental Zhao Bin.
“Ternyata, memang ini yang kucari.” Zhao Bin mengangguk puas. Cara utama sekarang adalah meningkatkan regenerasi, sedangkan kunci regenerasi cepat terletak pada stabilitas dan aktivitas seksual. Namun karakter masyarakat di markas besar saat ini cenderung garang, meskipun urusan pria-wanita sudah terbuka, tetap belum memenuhi standar yang diinginkan Zhao Bin.
Pikiran terkonsentrasi pada kemampuan baru, seberkas informasi langsung terpancar.
“Jurang Kehancuran level 1: Memengaruhi makhluk hidup manusia secara bawah sadar untuk menghasilkan hasrat bersenggama. Efek penguatan sebesar sepuluh persen.”
“Untuk mempercepat regenerasi populasi, hanya ini satu-satunya cara.” Zhao Bin menghela napas dalam hati. Sekarang dia mulai menggunakan cara-cara yang tidak etis, hal-hal memalukan seperti ini terpaksa dilakukan. Pembentukan keyakinan hanya mungkin ada dengan basis populasi yang memadai.
Memeriksa sisa nutrisi dan Materi Jiwa, jumlahnya sudah sangat sedikit. Kebutuhan darurat kali ini hanya terpenuhi berberapa serangan makhluk mutan ke perkemahan sebelumnya. Entah berapa lama lagi harus menunggu untuk serangan berikutnya.
Masalah ini bisa dibilang sudah selesai. Selanjutnya masih ada satu urusan lagi.
Formasi transmisi di bawah kaki tiba-tiba bergetar. Setelah mengamankan Zhou Ling, Zhao Bin langsung menuju laboratorium bawah tanah.
Beberapa hari terakhir dia merasakan resonansi misterius yang seolah berasal dari garis darahnya. Seiring waktu getaran ini semakin kuat. Awalnya Zhao Bin mengabaikannya, tapi sekarang ada sedikit waktu luang.
Saat masuk ke formasi analisis, ribuan formasi cahaya tiga dimensi memancarkan berkas cahaya ke tubuh Zhao Bin. Akar segala kegelisahan terungkap jelas di bawah pemeriksaan ini.
“Debur!”
Detak jantung berat dan penuh kekuatan tiba-tiba bergema.
Sorot mata Zhao Bin di tengah formasi menjadi tajam. Di layar semi-transparan di depannya, data dan proses analisis mengalir deras seperti air terjun. Dengan kemampuan visual dan analisis manusia biasa mustahil menangkap semuanya, tapi statistik fisik Zhao Bin sudah mencapai level luar biasa sehingga dengan mudah memahami semua konten ini.
Awalnya masih bersikap santai.
“Mungkin ini hanya kebangkitan kekuatan darah leluhur dalam tubuh ini.” Zhao Bin selalu bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal remeh seperti ini. Namun analisis data baru yang muncul berikutnya membuat ekspresinya semakin berubah.
Awalnya acuh, lalu terkejut, kemudian tegang. Saat data selesai dimuat sepenuhnya, wajah Zhao Bin sudah dipenuhi kegembiraan yang hampir tak tertahan.
Resonansi ini dipicu oleh kekuatan darah leluhur yang tersimpan dalam tubuh Zhao Bin.
Kekuatan darah leluhur - meski tak bisa mengendalikan atau mengumpulkan energi, kemampuan untuk menelan kekuatan darah yang lebih lemah dan mengubahnya menjadi aliran spiritual murni. Tapi resonansi terakhir menunjukkan adanya kekuatan darah raksasa yang mendekati posisinya, setara puluhan kristal level tujuh puncak dari yang terinfeksi. Seperti Matahari yang menyilaukan.
Hanya Zhao Bin dengan kekuatan darah yang bisa merasakan ini. Orang biasa tanpa darah leluhur takkan merasakan apapun.
Di saat khawatir meningkatkan level spiritual, tiba-tiba datang hadiah gratis. Perasaan Zhao Bin sulit diungkapkan.
"Dengan kekuatan ini, level delapan pasti tercapai seketika. Aku bukan manusia biasa yang terhambat batas level delapan."
※※※※
Di wilayah Provinsi Tenggara, ratusan kilometer dari Provinsi Barat Daya.
Sebuah bintang jatuh abu-abu menyeret ekor api panjang melukis garis lurus di langit, di belakangnya lebih dari sepuluh makhluk mutan mirip pterodactyl zaman purba menjerit-jerit sambil mengejar ketat sang bintang jatuh abu-abu.
Bintang jatuh itu membelah udara dengan suara desisan. Di bawahnya, di dalam kota, makhluk-makhluk mutan yang telah membentuk rantai makanan independen semuanya terusik. Yang lemah langsung merasakan aura dan tidak berani mengejar, namun yang kuat pun juga tidak berani - karena di belakang bintang jatuh itu, puluhan makhluk mirip pterodactyl terus-menerus memancarkan aura dahsyat. Aura yang cukup untuk menahan orang berkekuatan super tingkat enam.
Di dalam bintang jatuh abu-abu, An memeluk istrinya erat-erat sambil memaksakan kekuatan super dalam tubuhnya keluar. Energi dalam jumlah besar mengalir deras dari tubuhnya, menyatu dengan membran cahaya abu-abu di luar tubuh, lalu berubah menjadi tenaga pendorong.
Dia sudah mengerahkan semua kemampuannya, tapi tak menyangka masih ada makhluk mutan yang bisa mengejar. Keadaan sekarang sudah berbeda dengan dulu. Para terinfeksi berkeliaran di mana-mana, krisis tak terduga mengintai di segala penjuru. Tak ada yang tahu dunia yang semakin asing ini akhirnya akan menempuh jalan seperti apa. Manusia bukan lagi melodi utama dunia ini. Meskipun Aliansi Manusia dan beberapa kelompok kuat masih menguasai senjata terkuat umat manusia - senjata nuklir.
Justru karena ancaman senjata nuklirlah kubu makhluk mutan dan Aliansi Manusia mencapai perjanjian koeksistensi. Jika tidak, perang sudah lama pecah.
"Tapi sekarang situasinya kembali berubah. Munculnya kelompok baru telah menghancurkan keseimbangan yang ada. Tanpa adanya perjanjian, berapapun kemampuan pasukan yang dikirim keluar, selalu ada kemungkinan krisis mematikan muncul. Dan inilah yang terjadi sekarang."
Setelah diam-diam meninggalkan garis pantai, An dan istrinya langsung bergerak menuju arah resonansi darah. Sepanjang perjalanan mereka berhasil menghabisi banyak makhluk mutan, sementara yang terlalu dahsyat langsung dihindari. Tapi tak disangka, pertemuan dengan beberapa ekor makhluk mirip pterodactyl ini membuat mereka pontang-panting dikejar.
Yang lebih menyebalkan, setelah mengerahkan semua kekuatan mereka, dari belakang justru mulai terasa fluktuasi energi kapal udara keluarga. Jelas, pasukan pengejar keluarga telah menemukan jejak mereka.
"Kita harus menyerahkan benda itu ke Sang Pemilik Darah sebelum tertangkap! Suruh dia bersembunyi! Jika tidak, garis keturunan kita benar-benar tamat!" Geram An dengan bibir bergetar, "Anjing-anjing sialan dari dewan tetua itu!! Seandainya bukan karena..."
"An! Jangan bicara lagi!" Istrinya dengan lembut menutupi mulutnya, "Benda itu memikul tanggung jawab besar. Itu adalah warisan sejati klan kita. Harus diserahkan ke yang benar-benar bangkit darahnya! Sekarang, yang kau pikul bukan hanya tanggung jawabmu sendiri, tapi juga sedikit harapan semua anggota suku kita! Jangan menyerah!"
"Masalah sekarang adalah bagaimana melepaskan diri dari kawanan naga terbang mutan di belakang." Ucap sang istri berhasil menahan kemarahan di hati An. Ia menarik napas dalam-dalam, menatap lurus ke depan.
"Begitu mendekati lokasi Sang Pemilik Darah, aku akan langsung menyembunyikan benda itu. Nanti aku yang mengalihkan perhatian mereka, kau sembunyikan diri di dekat benda itu sambil menunggu kedatangan yang terpilih."
“Bagaimana denganmu?” sang istri bertanya dengan terkejut.
“Jangan khawatir, selama barang itu tidak ada di tanganku, mereka pasti tidak akan membunuhku. Dan untuk mencegah kerusuhan di dalam keluarga kita, para tetua pasti akan menahan rumahku. Tapi selama kamu masih di luar, aku sama sekali aman.” An berkata dengan keyakinan penuh.
