Perbatasan Provinsi Barat Daya Huaxia.
Dari langit terlihat, hutan luas dipenuhi pertempuran sporadis - manusia vs makhluk mutan, pemakai helm vs manusia, makhluk mutan vs pemakai helm. Kekacauan total.
Liao Yuanjun dan kawan-kawannya diam-diam melayang di udara, berhadapan dengan sekelompok pemakai topeng di seberang.
Para pemakai topeng yang juga melayang ini semuanya mengenakan topeng emas. Pemimpinnya memakai topeng emas gelap. Aura gelap yang sangat kuat menyapu segala arah seperti gelombang menerjang ke arah Liao Yuanjun, ditahan oleh gabungan kekuatan semua orang.
"Bagaimana perkembangan kontak dengan pihak Eropa?" Zhang Huaiqun berbisik.
"Sudah mengirim utusan, yaitu pasukan sekutu dari berbagai keluarga besar. Mereka pasti paham, jika wilayah Huaxia ini dikuasai, seberapa jauh perkembangan yang bisa dicapai para pemakai topeng ini." Seorang perwira penghubung level enam berbisik.
"Berapa lama lagi sampai di sini?"
"Dengan perhitungan kecepatan konstan tanpa gangguan, masih lima belas menit. Ini perkiraan waktu ideal."
"Lima belas menit." Zhang Huaiqun melirik Liao Yuanjun yang berdiri paling depan. Perempuan itu tetap tak bergeming. Ekspresinya datar. Ia agak kesulitan menebak pikiran Liao Yuanjun.
"Serikat Tentara Bayaran, keluarga penyihir Eropa, sisa pasukan Zona Pasang-Surut, Vatikan, ditambah pasukan Jiuwu kita. Kali ini kita sudah memobilisasi semua pihak yang mungkin. Nanti kita bisa mengerahkan kelompok orang kuat top untuk membersihkan zona yang cukup untuk semua orang bertahan. Asalkan bisa bertahan kali ini, semuanya akan lebih mudah." Seorang Mayjen berkata khidmat.
Di antara para pemakai topeng lawan, topeng emas gelap pemimpinnya tampak redup di bawah awan kelam, namun arah pandangannya tetap ke sini. Bahkan tanpa berusaha merasakan, semua orang bisa jelas merasakan aura dahsyat yang secara alami terpancar dari dalam tubuhnya.
※※※※
Pesisir Timur
Air laut gemuruh menghantam karang, lalu surut kembali. Sebuah garis putih sesekali muncul dan menghilang.
Di udara, titik-titik hitam yang tak terhitung jumlahnya terbang perlahan dari garis cakrawala laut. Dengungan memenuhi seluruh semesta. Cahaya matahari tiba-tiba meredup. Bayangan-bayangan raksasa menutupi garis pantai di bawah.
Ini adalah puluhan ribu kapal udara hitam. Pada lambung kapal mereka tertera tanda salib hitam. Di dek depan terpasang enam laras meriam hitam yang tersusun berbentuk kipas, mampu menyapu serangan dari berbagai sudut.
Armada raksasa ini mengusik burung-manusia yang sedang mencari makan di wilayah ini. Makhluk mutan berkaki burung dan bertubuh manusia ini menjerit-jerit, berhamburan dari hutan pantai sambil saling bertabrakan. Bulu-bulu mereka beterbangan seperti hujan. Jika jumlahnya cukup, bahkan orang kuat tingkat ketujuh sekalipun harus menjauh. Mereka memiliki kemampuan serangan jarak jauh dengan menyemburkan cairan asam secara presisi puluhan meter, memusatkan daya hancur ribuan burung-manusia dalam satu titik. Sekali kena, bahkan petarung level tujuh bisa mati terkikis. Anehnya, racun ini tidak membahayakan diri mereka sendiri.
Kawanan burung-manusia terbang menyerbu armada kapal udara hitam yang bergerak perlahan di langit.
"Bersiap, sesuaikan!!" Suara berat menggema di salah satu kapal udara. Pada saat yang sama, suaranya terdengar serempak di seluruh armada kapal dalam sekejap mata. Jelas terlihat semua kapal udara ini dilengkapi komunikator jarak pendek.
"Ssss..." Suara arus energi samar-samar terdengar, moncong meriam di 500 kapal udara terdepan memancarkan cahaya putih redup.
"Tembak!!" Teriakan keras membahana.
Tiba-tiba ratusan pilar cahaya putih seperti laser menusuk kerumunan manusia burung yang mendekat. Mayat-mayat hangus hitam berjatuhan bagai hujan. Manusia burung mengeluarkan teriakan panik. Sebagian besar area tengah mereka langsung tersapu bersih. Jumlah mereka menyusut drastis dalam sekejap.
Seiring stabilnya struktur virus, makhluk mutan ini mulai menunjukkan naluri liar. Mereka mulai memahami rasa takut. Tanpa perlu pengisian energi kedua, manusia burung yang sudah hancur sebagian besar ini langsung tercerai-berai melarikan diri.
Armada kapal udara tidak mengejar, hanya terus bergerak maju perlahan.
Armada hitam ini menghabiskan sepuluh menit untuk terbang melintas area tersebut, disusul oleh berbagai armada berwarna-warni yang bercampur. Lambang-lambang keluarga berbeda terpahat di badan kapal dengan berbagai warna.
Di dek depan kapal di dalam perisai perlindungan, sebagian besar terdapat kelompok orang-orang dengan pakaian mewah yang berdiri berkelompok dua atau tiga. Di sekitar orang-orang ini terdapat pengawal yang memancarkan aura sangat kuat, namun bahkan tanpa para pengawal ini, aura tak terbatas seperti lubang hitam yang terpancar dari tubuh mereka sendiri telah menunjukkan identitas mereka sebagai orang kuat top.
Di antara mereka terdapat sebuah kapal udara putih murni berpinggiran emas.
Sekelompok orang berjubah putih memandang dengan tenang ke arah zona daratan yang semakin mendekat.
"Operasi kali ini harus menghancurkan semua pemakai topeng hingga tuntas. Sampah sialan ini, tikus-tikus yang keluar dari celah bumi, berani membantai seluruh wilayah perlindungan Paris. Memanfaatkan ketidakhadiran kekuatan tempur utama kami, mereka berani melakukan provokasi seperti ini. Para bodoh ini sama sekali tidak menyadari bahwa mereka sedang menantang akumulasi puluhan ribu tahun dan kewibawaan Aliansi Manusia! Kali ini akan kugilas mereka satu per satu menjadi daging cincang!!" Seorang pria berjubah putih berkata dengan penuh kebencian.
"Salib Hitam bergerak bersama kita, keinginanmu An Di diperkirakan tidak akan terwujud. Para bajingan itu jauh lebih barbar dibanding kita! Bisa saja mereka akan menangkap semua pemakai topeng yang menantang itu dan memberikannya sebagai makanan untuk serangga-serangga menjijikkan sebelum kita sempat bertindak." Pria tampan di sampingnya berkata dengan tenang.
“Kau meremehkan para pemakai visor helm itu. Terakhir kali aku bertarung dengan seorang pemakai topeng emas, nyaris saja aku terluka. Kemampuan mereka monoton tapi aneh, kecepatannya sangat tinggi, sulit diantisipasi. Pasti tidak semua anggota Salib Hitam bisa mengatasinya.” Pria bernama Andy tertawa dingin. “Tapi lebih baik orang-orang hitam ini banyak yang mati, mereka hanya membuat masalah setiap hari. Kasus Pulau Biru kemarin hampir membuat kita dilenyapkan total, sampai membangkitkan orang kuat dari zaman kuno. Orang yang tak bisa menghormati sesama selalu berakhir buruk. Dewa di langit terus mengawasi kita setiap saat!”
“Bahkan kau sampai nyaris terluka, berarti kekuatan topeng-topeng itu sangat tinggi! Kali ini kita semua harus lebih berhati-hati. Semoga dewa melindungi kita.” Pria tampan itu berkata dengan suara berat.
“Semoga dewa melindungi!” Ekspresi Andy menjadi tenang sambil menjawab dengan hormat.
※※※※
Area Terlarang
Kabut putih samar masih menyelimuti dimensi ruang ini, seolah endapan selama ribuan tahun. Kristal raksasa di tengah telah mencair lebih dari separuh, satu antena monster sebesar ngengat di dalamnya sudah menyembul keluar dari kristal. Aura merah darah penuh kejahatan mulai menyusup ke ruang ini.
Raja Zombie, Kerangka Emas, serta sosok berjubah hitam yang tak terlihat sedikitpun tubuhnya di sampingnya, ditambah singa api Christine yang tetap tinggal - inilah semua kekuatan Antu Weimen yang masih tersisa.
Pada pilar batu raksasa, relief wajah perempuan yang biasanya tak pernah menunjukkan ekspresi apapun, kini memperlihatkan kecemasan yang samar.
“Masih berapa banyak Batu Mulia yang kurang？”Nada bicara Antu Weimen menyimpan ketergesaan yang tersamar.
“Tinggal dua buah terakhir. Baru bisa membuka lapisan ketiga segel. Tapi dua ini diperkirakan sulit ditemukan. Mata Naga Emas dan Kristal Kehidupan adalah benda-benda dari zaman purba, sekarang bahkan seekor Naga biasa pun sulit ditemukan, apalagi Raja Naga Emas.” Suara gemetar keluar dari dalam jubah hitam, seolah pria yang sedang menderita hebat menahan tangis. Aneh dan angker.
