15 Januari 2013
Markas Besar Perisai Mata Iblis - Kota Putih
Baju zirah eksternal putih dan perisai menjadi alasan markas besar yang awalnya berganti nama menjadi Kota Putih. Sudah beberapa bulan sejak pertempuran besar terakhir. Ribuan survivor diselamatkan oleh Batalion Naga berkat siaran radio. Setelah menyaring sebagian orang dengan keyakinan yang lebih kuat, seluruh basis membagi level kewarganegaraan penduduk berdasarkan tingkat keyakinan.
Di lantai paling atas Menara Percobaan, Zhao Bin berdiri di depan jendela lantai ke lantai, memandang pemandangan di luar. Pertambahan jumlah penduduk yang signifikan membuat basis terasa semakin padat.
“Boss, data sensus populasi terbaru sudah keluar.” Seorang wanita cantik berseragam putih berdiri di belakangnya melapor.
“Bacakan.” Zhao Bin, atau sekarang seharusnya dipanggil Yang Mulia Gulayaves. Seiring fusi kristal hukum kosmos yang semakin menyatu, proses penggabungan keilahian menggunakan kekuatan keyakinan juga semakin cepat. Beberapa karakteristik eksternal yang termanifestasi menunjukkan percepatan proses ini.
Di pipi kirinya, tiga garis logam emas-hitam tertanam sempurna. Ini adalah salah satu ciri transformasi keilahian. Selain itu, aura yang dipancarkannya juga semakin kuat dan murni.
"Berdasarkan hasil Biro Statistik, hingga tanggal 15 Januari ini, Basis Perisai Mata Iblis telah menampung 15043 personel. Dari jumlah tersebut, 6051 adalah pemuda-pemudi, sisanya orang tua, wanita dan anak-anak. Dari kelompok pemuda, 443 orang menyandang disabilitas atau penyakit kronis." Perempuan itu membacakan data laporan tertulis dengan suara datar. Suasana hening menyergap, menunggu respons boss.
"Perintahkan Departemen Konstruksi mulai merencanakan proyek pembangunan kota satelit." Gulaya melipat kedua lengannya, jari-jemarinya mendorong lembut sehelai rambut perak yang tersangkut di bahunya ke belakang. "Bagaimana perkembangan perundingan dengan utusan kelompok Vatikan?"
"Mereka setuju bergabung dengan organisasi kita, tapi dengan syarat Anda harus menjadi pemimpin agama baru mereka."
"Tentu saja."
"Selain itu, sisa-sisa kelompok Jiuwu mulai aktif lagi di sekitar lokasi cabang yang sedang dipersiapkan. Komandan Ding Yang mengirim permintaan dukungan."
"Dukungan?" Gulaya berbalik badan, mengulurkan tangan kanannya ke dalam cahaya matahari yang hangat dan menyilaukan.
"Beri tahu dia, tidak ada pasukan penyelamat. Kalau tidak sanggup bertahan, mati kau saja." Sorot matanya dingin bagai es yang tak mengandung secuil kehangatan.
Seketika, tubuhnya tercerai-berai menjadi abu hitam yang berhamburan di udara.
※※※※
Area Terlarang
Kabut putih samar menyelimuti dimensi ruang yang terlupakan ini.
Monster legenda yang terkunci dalam kristal raksasa berdiri megah di pusat area. Di bawah kristal, siluet tinggi berbaju zirah putih bersila di atas platform. Sebilah pedang raksasa selebar papan pintu tertancap miring di tanah di sampingnya.
"Raja Zombie, lama tak berjumpa." Suara kekanakan bergema dari balik kabut putih.
"Kau datang, Dister. Walau aku tahu pasti hari ini akan tiba, tapi tak menyangka secepat ini." Raja Zombie berbicara dengan tenang.
"Yang Mulia Gulayaves Agung akan membangun keajaiban luar biasa yang belum pernah ada sebelumnya. Tunduk atau melawan, semua tergantung pada kesanmu." Siluet mungil Dister muncul dari kabut, mengenakan gaun gotik renda hitam, menginjak sepatu bot kulit kecil bangsawan berwarna merah-hitam. Tangan mungilnya disimpan di belakang, melangkah sambil melompat-lompat. "Sebagai pengingat, tubuh Roh Agung nan Suci-ku telah berhasil dipicu lebih awal oleh Yang Mulia. Kekuatanku kini telah naik ke level kedelapan."
Raja Zombie diam seribu bahasa.
Di baliknya, pilar batu raksasa perlahan menampilkan wajah jelas Antu Weimen.
"Apa yang memberimu kepercayaan diri untuk memasuki Bidang Kekuasaanku secara aktif, Dister? Apakah kau ingin mati sekali lagi?" Suara bergema di seluruh dimensi ruang.
"Klang!" Bunyi pedang yang ditarik dari sarungnya. Dari sebelah kiri Dister muncul siluet ramping. Pedang Panjang rampingnya menunjuk ke tanah, memantulkan cahaya perak yang menyilaukan. Seragam hitam departemen militer Perisai Mata Iblis yang ketat, dengan garis emas terukir di bahu.
"Mata Kematian, Misri diperintahkan untuk menyingkirkan semua ancaman." Suara wanita dingin itu tenang dan terkendali. Aura tingkat kedelapan yang dahsyat memancar dari tubuhnya.
Antu Weimen seketika diam seribu bahasa. Saat ini dia masih berada dalam keadaan disegel, kemampuan yang bisa dikeluarkannya hanya setara tingkat kedelapan. Meski sama-sama dua lawan dua, tingkat kedelapan melawan tingkat kedelapan, terlihat seimbang. Tapi kedua orang ini mewakili bukan hanya diri mereka sendiri. Ada juga Hill misterius yang berada di belakang mereka.
"Kapan mulai, menembus batas maksimal menjadi sesuatu yang tidak berharga?" Antu Weimen berkata dengan tenang, "Bisakah kau beritahu, kemampuan Hill saat ini..."
Dister mengangguk: "Tentu saja, satu perpanjangan diri boss juga ikut datang."
Begitu kata-katanya bergema, debu hitam tak terhitung jumlahnya tiba-tiba beterbangan dari dimensi ruang di sekeliling, berkumpul di depan pilar batu raksasa. Bayangan orang hitam perlahan mulai mengkristal.
Gelombang kejut yang luar biasa besar langsung menguasai semua yang ada di dimensi ruang ini. Ini adalah kekuatan misterius yang jauh melampaui tingkat kedelapan, aura tertinggi yang menolak semua energi lain berubah menjadi tekanan fisik, riak transparan perlahan menyebar dari bayangan yang sedang terbentuk.
Di tengah rambut panjang keperakan yang berkibar, sepasang pupil merah darah perlahan terangkat, menatap tenang wajah raksasa di pilar batu.
"Lama tidak berjumpa, Antu Weimen."
"Jika kau secara aktif menyerahkan fisik dan tanda jiwa, mungkin aku bisa pertimbangkan untuk menyisakan nyawamu." Menyerahkan fisik dan tanda jiwa berarti menandatangani kontrak budak permanen, hanya orang kuat top yang memiliki kemampuan untuk membuat kontrak level ini.
"Bagaimana jika aku menolak?" Antu Weimen tertawa ringan, "Kau pikir cukup dengan satu perpanjangan diri saja bisa menekanku?"
“Krack.” Sebuah retakan halus muncul di permukaan kristal besar di tengah.
“Maaf, saya berhasil melepaskan lapisan segel lagi. Begitu menelan perpanjangan diri mu ini, kemampuan saya akan sepenuhnya pulih. Sejak tahu kalian tidak dibuang, saya sudah menunggu saat ini. Saatnya memulihkan kemuliaan masa lalu saya!”
Tekanan dahsyat tiba-tiba membalik menguasai perpanjangan diri Gulayaves. Seluruh Area Terlarang mulai berguncang dahsyat.
※※※※
2013
1 Februari
Perisai Mata Iblis pertama kali mendirikan cabang di Kota Tianjing.
15 Maret
Penelitian Sarang ditingkatkan, pasukan militer lebih besar dikerahkan dari Perisai Mata Iblis. Menuju
28 Mei
Mayat Antu Weimen berhasil dianalisis, Gulayaves akhirnya menyatukan Shenxing (keilahian) dengan fisik legenda yang diperoleh.
4 Juli
Perisai Mata Iblis dan Aliansi Manusia menandatangani perjanjian tidak saling menyerang. Terjadi perang terbatas dengan Pemakai Visor Helm.
9 November
Lebih dari 90% populasi Huaxia berkumpul di Perisai Mata Iblis dan kota satelit sekitarnya. Sisa anggota Jiuwu dibersihkan.
1 Desember
Vatikan menyerah, Pemakai Visor Helm menunjukkan tanda-tanda invasi besar.
1 Januari 2014
Gereja Kegelapan mulai mempersiapkan diri. Momen terakhir semakin dekat.
※※※※
“Ini adalah momen bersejarah! Yang Mulia Gulayaves telah menganugerahkan hak kepada kita untuk menyaksikan legenda! Persiapan akhir telah selesai. Seluruh warga Perisai Mata Iblis! Era baru akan segera tiba!! Mari kita bersama-sama mendoakan keajaiban yang akan segera terjadi dalam diam!!! Hidup Yang Mulia Gulayaves!!!”
Siaran penuh semangat bergema di seluruh basis Perisai Mata Iblis.
Para tentara bayaran yang sedang membual di kedai minum mengangkat gelas dengan senyum lebar.
Warga yang masih di rumah meletakkan pekerjaan rumah tangga, tersenyum memandang ke luar jendela.
Semua tim patroli eksternal telah kembali ke markas besar secara tertib. Semua pertahanan pintu utama terbuka. Ratusan rune iblis di permukaan tanah kota memancarkan kilau perak lembut secara serentak.
Pejalan kaki di jalan berhenti melangkah. Alih-alih melihat perubahan di tanah, mereka serempak menengadah ke langit.
Di balkon kecil puncak Menara Percobaan, semua kepala departemen dan komandan yang masih di basis berkumpul bersama.
"Gemuruh..." Suara dahsyat bergema dari bawah tanah kota. Setelah guncangan hebat, bola hitam raksasa yang melayang di langit tiba-tiba memancarkan jaring-jaring hitam tak terhitung, perlahan menyelimuti seluruh area atas markas. Nyanyian pujian dan doa samar-samar bergema dari langit.
“Yang Mulia Gulayaves, semua pemuja yang tenggelam dalam penderitaan pasti berada dalam kasih-Mu; semua yang berlindung dan menengadah kepada-Mu akan mendapat perhatian ilahi.”
“Yang Mulia Gulaya menggunakan awan untuk menutupi langit, menurunkan hujan ke bumi, menyelamatkan semua orang yang berada dalam penderitaan, menghormati-Nya, dan berharap pada-Nya.”
“Tempat yang diselubungi kegelapan pasti akan memiliki bayangan sayap Yang Mulia Gulaya.”
“Musuh-musuh-Nya akhirnya akan hancur, Dia akan berdiri abadi di langit, mengawasi segalanya.”
Suara doa-doa khidmat bergema dari jaring-jaring hitam tak terhitung - ini adalah konten kitab suci baru yang disusun ulang oleh personel gereja Vatikan yang bergabung dengan Perisai Mata Iblis. Di era penuh keputusasaan dan krisis ini, semua orang membutuhkan keyakinan yang teguh dan penuh harapan agar jiwa tidak sepenuhnya terpuruk. Jika tidak, diperkirakan lima dari sepuluh orang akan berubah menjadi penderita gangguan mental seiring berjalannya waktu.
Dengan gemuruh dahsyat, seluruh Markas Besar Kota Putih perlahan terangkat. Sebagian besar batuan dan tanah di bawahnya ikut terangkat, sementara ribuan batu dan tanah berjatuhan. Formasi sihir dan rune iblis di kota tiba-tiba meredup, kilau perak menghilang digantikan aura hitam samar. Kota yang menampung lebih dari sepuluh ribu orang ini perlahan terbang menuju ketinggian.
“Oh!! Berhasil!!”
“Kita berhasil!! Pujian bagi Yang Mulia Gulaya yang Agung!!!”
“Mulai sekarang!! Kota Putih secara resmi berganti nama menjadi - Kota Langit!!”
“Hidup Kota Langit!!!”
“Saksikan momen bersejarah ini!! Kita terbang!!! Kita di langit!! Kita akan menjadikan langit sebagai Wilayah Kekuasaan!!!”
Sorak-sorai bergemuruh, seluruh kota mendidih dalam euforia.
Kelopak salju putih yang disiapkan kebun botani berjatuhan perlahan dari langit.
“Dong!! Dong!! Dong!!…”
Lonceng waktu berat berdentang berturut-turut dengan lambat.
Di jalanan, alun-alun, atas tembok kota, gedung-gedung besar, depan toko, pintu departemen... Semua tempat, semua orang bersorak hingga suara parau.
Walau sudah ada pemberitahuan sebelumnya kepada semua orang, awalnya tidak banyak yang percaya. Tapi ketika momen itu benar-benar tiba, semua orang tertegun.
Kota Langit!!
Umat manusia dari detik ini dengan khidmat melangkah ke Bidang Kekuasaan langit. Bukan lagi sekadar melintas sementara. Tapi bertahan dan menguasai dalam waktu lama!!
Kelopak bunga tak terhitung berhamburan dan menari-nari, aroma bunga pekat menyelimuti setiap sudut kota ini. Sorak-sorai manusia menemani angin sepoi-sepoi menyebar ke seluruh langit.
Dalam gemuruh genta yang khidmat, ribuan lalat naga berwarna emas berputar-putar mengelilingi kota, membentuk banjir emas.
Altar tempat jahat telah dibagi sepenuhnya, membentuk altar besar terbuka hasil perluasan. Pilar batu seperti giok hitam tersusun rapi dalam dua baris. Di jalan utama yang dialasi karpet hitam berpinggir perak, Gulaya mengenakan jubah Paus yang mewah dan pas tubuh, diikuti jubah hitam tebal di belakangnya. Dengan tenang ia mengangkat dagu. Di tangga altar, seorang tua berjubah putih khidmat mengangkat mahkota hitam berpinggir emas. Mahkota Paus ramping ini merupakan modifikasi dari gaya asli mahkota Paus Vatikan, tampak elegan dan indah.
Di kedua sisi lorong, satu sisi berdiri jenderal departemen militer berbaju zirah hitam berhias berlubang-lubang, sisi lain para penanggung jawab departemen non-tempur berseragam putih.
Hujan bunga yang menyelimuti langit berjatuhan.
"Prak." Semua orang serentak menunduk, tangan kanan menutup dada, membungkuk.
Sepatu bot logam keperakan menginjak perlahan di atas permadani tebal. Setiap langkah Gulaya maju, asap hitam tipis mulai menyebar dari permukaan tubuhnya. Asap hitam tak terhitung berkumpul di sekitar Gulaya.
Menginjak tangga spiral, langkah demi langkah menuju mahkota di puncak. Dalam gelombang asap hitam yang bergulung, tepat setelah anak tangga terakhir, asap itu sepenuhnya berubah menjadi setelan Baju Zirah raksasa yang membungkus seluruh tubuh Gulaya. Tinggi badannya yang semula sekitar 1.8 meter, dengan tambahan baju zirah ini, tiba-tiba berubah menjadi siluet raksasa setinggi lebih dari dua meter, bagaikan mecha hitam dari era masa depan. Sorot mata kristal merah darah menyala dari dalam helm, celah-celah baju zirah terus memancarkan asap hitam.
Di bawah helm yang mengerikan, pola di wajah Gulaya semakin melebar. Tekstur logam secara bertahap menguasai kulit berdaging. Saat dia mengulurkan kedua lengannya untuk menerima mahkota dari nampan di tangan sesepuh, logam hitam berkilau emas menyatu dengan baju zirah. Membentuk pelindung wajah utuh, hanya menyisakan area mata yang masih terlihat.
Saat tubuhnya berputar, sendi-sendi baju zirah logam yang berat berbenturan menimbulkan dentuman berat. Mahkota perlahan ditempatkan di atas helm, seketika menyatu sempurna menjadi hiasan mewah. Seolah mahkota ini sejak awal memang bagian tak terpisahkan dari baju zirah tersebut.
Pingping mengulurkan tangannya, telapak tangan berbaju zirah yang lebar dengan cepat mengumpulkan asap hitam tak terhitung. Asap hitam dalam jumlah besar bergulung-gulung, akhirnya perlahan menyebar. Sebuah pedang raksasa muncul di tangan Gulaya, bilah pedang yang lebar, pelindung tangan berwarna emas, dan prasasti aksara kuno di tengah mata pedang: "Saat kegelapan turun..."
Pedang raksasa sepanjang dua meter diangkat dengan mantap oleh Gulaya di hadapannya.
"Hush!" Api hitam tak terhitung tiba-tiba menyala di bilah pedang. Kegelapan murni dan dalam mulai menyebar dari bilah pedang ke sekeliling. Semua cahaya tertarik ke pedang raksasa ini. Segala sesuatu di sekitar menjadi redup.
Di langit tanpa disadari telah terbentuk awan hitam tak terhitung yang berputar-putar membentuk pusaran angin raksasa, tepat di atas ubun-ubun Gulaya. Seketika, seluruh penduduk kota terkejut oleh perubahan mendadak ini, semuanya terdiam.
"Graa!" Seekor monster merah darah raksasa perlahan muncul di arah belakang Gulaya. Makhluk sebesar ngengat ini bahkan lebih besar dari Naga Hitam sebelumnya, bayangan dari sepasang sayap merah darahnya hampir sepenuhnya menutupi langit di satu sisi Kota Langit.
"Boom!!!"
Gemuruh petir terdengar sangat dekat. Getarannya membuat telinga semua yang hadir kebas.
Gulaya berbalik menghadapi monster merah darah raksasa, mengangkat tinggi pedang raksasa yang menyala api hitam, lalu menusukkannya ke langit!!
Setelah keheningan sejenak...
“Oh！！！”Semua orang tiba-tiba bersorak lagi. Seperti pasang-surut yang sepenuhnya menenggelamkan gemuruh suara langit.
“Shenxing-ku: Penyebaran Kegelapan.”
Satu titik api hitam seketika menyala dari lautan mental Gulaya. Garis-garis kristal tak terhitung bermunculan, menari-nari mengelilingi nyala hitam ini, menenun sanggul.
Seluruh sistem kristal berguncang, pepohonan hukum tak terhitung bergoyang, aturan turunan yang merepresentasikan penyebaran getaran lenyap dengan cepat, lalu muncul cuma-cuma di sekitar api hitam ini berubah menjadi debu perak halus. Makhluk ilahi pertama di dunia ini, sekaligus satu-satunya makhluk ilahi telah lahir. Setelah Era Kemunduran Sihir, hukum yang telah terstabilkan sampai titik ekstrim tidak mungkin lagi menciptakan eksistensi semacam ini.
Ini adalah permulaan, tak ada yang bisa menghalangi. Di sistem kristal tanpa dewa-dewa ini, memiliki Shenxing berarti memiliki hak untuk menerima Shenzhi dan menciptakan status dewa. Menyalakan api ilahi, berubah menjadi dewa sejati.
Seiring guncangan dahsyat pepohonan hukum tak terhitung, sistem hukum yang semula masih membutuhkan waktu untuk sepenuhnya stabil, akhirnya mengeras seutuhnya.
Era baru, sepenuhnya datang!!!
