"Sebenarnya benda apa ini?" Qin Yu mengernyitkan alis, matanya menyisir setiap sudut kristal merah di antara kedua tangannya. "Kristal ini luar biasa beratnya, bisa memancarkan kilatan cahaya merah, dan permukaannya juga hangat."
Di gudang harta kediaman pangeran, Qin Yu pernah melihat banyak pusaka. Di Villa Kabut pun ia membaca berbagai kitab. Pengetahuan tentang harta karun di Benua Qianlong sebenarnya cukup ia kuasai, namun sama sekali tak ada petunjuk tentang kristal merah ini.
Dengan gerakan cepat Qin Yu melepaskan kristal merah itu. Braak! Bunyi dahsyat menggema saat benda seberat itu menghantam tanah.
“Coba dulu uji kekerasannya. Kristal ini begitu berat, dan saat telapak tanganku menghancurkan batu raksasa tadi, kristal ini tidak pecah. Seharusnya sangat keras.” Qin Yu merentangkan jarinya membentuk cakar, mengerahkan Eagle Claw Kungfu, lalu menerjang kristal merah menyala itu dengan garang.
Dentang logam beradu. Tak ada sedikit pun goresan di permukaan kristal merah itu.
“Hiss~~” Qin Yu menghirup napas tajam, merasakan kelima jarinya kebas. Serangan cakar terkuatnya tak meninggalkan jejak. Membayangkan tingkat kekerasan kristal itu, ia mengerutkan alis lalu berbalik: “Xiao Hei, kau coba. Lihat sekeras apa kristal ini.”
Xiao Hei bergoyang bersemangat, mengepakkan sayap lalu melesat ke angkasa. Setelah mencapai ketinggian, ia menukik tajam. Cakar elangnya yang tajam mencengkram keras kristal itu.
“Dentang logam kembali terdengar, bijih mineral itu bahkan tidak meninggalkan satu goresan pun. Xiao Hei mendarat, mengedipkan mata menatap Qin Yu dengan ekspresi frustasi, seolah kesal karena cakarnya gagal merusak kristal itu.”
Qin Yu terkejut dan tercengang, beberapa saat kemudian matanya berbinar penuh semangat: “Haha, kita untung besar! Cakar Xiao Hei bahkan bisa merobek baja misterius seperti kertas, kekerasannya setara senjata kelas immortal. Jika cakarnya saja tak bisa merusak, kristal ini pasti bahan pembuatan senjata yang sangat langka. Ayo coba dengan Pedang Yuchang!”
“Syuut!”
Qin Yu mengayunkan tangannya, kilatan hitam menyambar dan menebas keras kristal merah menyala itu. Dentangan logam bergema, Qin Yu memegang erat Pedang Yuchang sementara matanya berbinar memandang bijih raksasa di hadapannya: “Bijih termewah sebesar ini, pasti tak ternilai harganya. Mungkin bisa ditempa menjadi senjata tingkat atas kelas immortal!”
“Pedang Yuchang, senjata kelas bawah produk spesial.”
Bijih mineral harus melewati berbagai proses yang kompleks sebelum akhirnya diolah menjadi senjata. Senjata yang sudah jadi jauh lebih keras daripada material mentahnya. Contohnya, meteor yang digunakan untuk membuat Pedang Yuchang pasti tidak akan mampu menahan tebasan pedang itu sendiri. Tapi kristal merah ini bahkan tidak meninggalkan sedikitpun jejak setelah ditebas Pedang Yuchang. Kekerasannya pasti mencapai tingkat yang mencengangkan.
Bahkan bijih mineral kelas menengah produk spesial sekalipun diperkirakan akan meninggalkan jejak jika ditebas Pedang Yuchang. Bagaimana dengan kristal merah ini?
“Mungkin ini bijih mineral kelas atas produk spesial... atau bahkan lebih tinggi.” Matanya berbinar-binar. Hasrat seorang ahli bela diri terhadap senjata kelas tertinggi sama sekali tidak bisa dibayangkan orang biasa. Tentu saja Qin Yu memimpikan senjata sakti yang tak tertandingi.
Kristal ini sendiri saja sudah tidak tahu berapa kali lebih keras daripada Pedang Yuchang. Jika diolah menjadi senjata, maka...
"Xiao Hei, kami kembali ke vila." Qin Yu melepas jubah terusan dan menutupi kristal merah menyala itu, lalu mengangkatnya. Harta berharga ini tentu tak boleh diketahui banyak orang, meski dirinya tak mempermasalahkan - peraturan di kediaman pangeran telah ia pahami. Bahkan Pedang Yuchang yang legendaris pun harus dijaga kerahasiaannya, apalagi kristal merah yang jauh lebih berharga ini.
Membawa kristal seberat 2.000 jin, Qin Yu segera melesat menuju Villa Kabut. Mungkin hanya orang aneh seperti dia yang sanggup mengangkat benda seberat ini.
Di Villa Kabut, Qin Yu keluar dari ruang bawah tanah dengan rileks.
"Membawa 2.000 jin dari pedalaman hutan kembali ke sini benar-benar melelahkan." Qin Yu meregangkan kedua lengannya, senyuman mengembang di wajah. Perasaan mendapatkan harta karun tentu menyenangkan. "Pasti Ayah Raja akan sangat gembira mendengar kabar ini."
Qin Yu tersenyum menuju tempat tinggal Lian Yan. Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul dua orang: seorang pemuda yang sedikit lebih tinggi darinya, dan seorang gadis lemah berbaju hijau. Pemuda itu bertubuh sangat kekar, sementara gadis hijau memiliki fitur wajah yang sempurna dengan aura kelemahan yang sangat memikat.
"Kak Yu." Mata gadis hijau itu berbinar melihat Qin Yu, lalu berlari mendekat. "Kak Yu, latihanmu kali ini hampir beberapa hari. Kau bahkan tidak mau menjengukku." Gadis itu bergumam.
"Xiao Lu, nanti saat aku ada waktu longgar, pasti akan lebih sering menemanimu." Qin Yu penuh kasih sayang mengelus kepala Xiao Lu.
Gadis hijau itu adalah Xiao Lu, sedangkan pemuda di sampingnya adalah Tie Shan. Kedua kakak-beradik ini menjadi murid Lian Yan. Xiao Lu tidak suka urusan bunuh-bunuhan, hanya berlatih energi internal. Aktivitas sehari-harinya lebih banyak bermain seruling, dan seruling giok di pinggangnya itu hadiah dari Qin Yu.
“Selalu bilang ada waktu luang, tapi tak pernah ada. Kak Yu, tidak bisakah kau beristirahat sebentar?” Xiao Lu terdengar kesal. Kak Yu-nya selalu berjanji akan menemaninya saat longgar, tapi kapan pernah Kak Yu benar-benar memiliki waktu luang?
“Istirahat?” Qin Yu tertegun sejenak. Sejak usia delapan tahun hingga delapan belas tahun sekarang, hari-hari istirahatnya bisa dihitung dengan satu tangan. Di hatinya hanya ada tekad: terus berlatih, secepat mungkin bisa membantu Ayah Raja, menjadi tangan kanan sang ayah.
“Xiao Lu, jangan merepotkan.” Tie Shan memarahi adiknya, lalu menoleh ke Qin Yu sambil tersenyum, “Xiao Yu, kau mencari Guru ya? Beliau sedang beristirahat di taman.”
“Baik, aku akan menemui Kompi Kakek dulu.” Setelah berpamitan, Qin Yu bergegas menuju kediaman Lian Yan.
Sementara Xiao Lu memandang punggung Qin Yu dengan alis berkerut, hidungnya sedikit mengerut: "Kak Yu selalu sibuk seperti ini, tidak tahu kapan bisa istirahat." Xiao Lu sudah hampir lima tahun di Villa Kabut, secara alami tahu betapa gigihnya Qin Yu berlatih.
"Xiao Lu, jangan bicara begitu. Xiao Yu berbeda dengan kita. Meskipun beliau adalah putra ketiga Raja Zhen Dong, yang dilatihnya justru seni bela diri eksternal paling keras. Aku masih ingat pertama kali datang ke sini, melihatnya menyekop pasir besi dengan tangan kosong!" Tie Shan seolah mengingat kembali pemandangan yang pernah disaksikannya. Menyekop pasir besi itu baru mulai dilatih setelah kekuatan jarinya mencapai tingkat ekstrim. Jika langsung menggunakan pasir besi sejak awal, jari-jarinya pasti sudah hancur total.
Tie Shan memandang dengan penuh kekaguman: "Menyekop pasir besi, rasa sakit di jari seperti ditusuk jarum. Sepuluh jari menyatu dengan hati, penderitaannya sama sekali tak bisa kau bayangkan, Xiao Lu. Namun latihan harian mengasah kekuatan jari hanyalah satu dari serangkaian pelatihan ekstremnya. Dari fajar hingga senja, setiap sesi latihan Xiao Yu adalah tantangan untuk menembus ambang batas tubuh manusia. Tubuhnya terus-menerus dihujani siksaan ujian ekstrem. Dan pelatihan seperti ini... sudah ia jalani sejak usia delapan tahun."
Tie Shan menatap punggung Qin Yu, yang hanya memancarkan kekaguman tak terkira.
Xiao Lu memandang punggung Qin Yu, kilatan cahaya pelangi berkerlap-kerlip di matanya.
Dalam benaknya, Kak Yu selalu ceria, luar biasa baik hati, hangat seperti mentari yang menyinari. Dialah Kak Yu - seorang pangeran Zhen Dong Wang yang sejak usia delapan tahun telah menanggung siksaan fisik ekstrem itu.
Meskipun ada Air Mata Meteor, untuk mengaktifkan khasiatnya, Qin Yu harus mencapai batas fisiologis dalam latihan. Jari-jari yang dilatih sampai nyaris patah oleh rasa sakit, squat dalam hingga otot paha kejang dan kepala pusing menahan nyeri... Hanya saat mencapai ambang batas fisiologis, Air Mata Meteor akan menunjukkan efek magisnya.
Jika ingin mendapatkan sesuatu, harus membayar harganya.
Untuk mencapai tingkat seperti ini, Qin Yu telah membayar dengan sangat banyak.
Di halaman rumah Lian Yan, sang tua berbaring di kursi malas sambil menyeruput teh, menikmati kedamaian.
“Kakek Lian.”
Begitu mendengar suara familiar itu, Lian Yan langsung menyipitkan mata sambil tertawa. Ia menoleh ke arah Qin Yu, “Xiao Yu, langka sekali kau pulang latihan di siang hari seperti ini.” Melihat Qin Yu, hatinya dipenuhi kegembiraan yang tak terbendung, seperti kebahagiaan alami seorang kakek saat bertemu cucu kesayangan.
Qin Yu berjalan masuk dari pintu halaman. Dengan batu kristal merah menyala itu, yang dibutuhkan Qin Yu saat ini adalah menemukan ahli pembuatan senjata. Tentu saja, untuk mencari ahli pembuatan senjata, hal pertama yang terpikir oleh Qin Yu adalah bertanya pada Lian Yan.
Buku Kedua: Air Mata Meteor - Bab Kedua Belas: Master Pembuat Senjata (Bagian Tengah)
"Kompi Kakek, aku mendapatkan bijih mineral yang sangat langka. Menurut perkiraanku, ini harusnya bijih kelas atas produk spesial." Kalimat pertama Qin Yu langsung membuat Lian Yan bangkit berdiri dengan keras.
Mata Lian Yan dipenuhi keterkejutan, memandangi Qin Yu dengan tak percaya. Setelah lama baru bisa bicara: "Xiao Yu, hal ini tidak bisa dianggap main-main. Bijih kelas atas produk spesial itu adalah material yang didambakan para ahli tingkat awal! Senjata yang dibuat darinya pasti akan menjadi senjata ilahi. Bagaimana mungkin bijih top level seperti ini bisa mudah kau dapatkan?"
Bagi orang-orang di Benua Qianlong, senjata diklasifikasikan secara sederhana menjadi produk kelas biasa dan produk spesial. Produk spesial dibagi menjadi tiga tingkatan: atas, menengah, dan bawah. Bijih mineral juga diklasifikasikan dengan cara yang sama. Bahkan Raja Zhen Dong yang memiliki kekuasaan sebesar itu, di gudang senjata rahasianya hanya menyimpan puluhan koleksi - sebagian besar produk spesial tingkat bawah, sebagian kecil tingkat menengah, sedangkan produk spesial tingkat atas hanya dua buah saja.
"Kompi Kakek, masa aku berani menipu Kakek? Aku sudah mencoba menebasnya dengan Pedang Yuchang, tapi sama sekali tidak meninggalkan bekas. Kalau bukan produk spesial tingkat atas, lalu apa?" Qin Yu segera memberikan penjelasan.
"Ditebas Pedang Yuchang tapi tak ada bekas?" Lian Yan dalam hatinya memahami, jika bahkan Pedang Yuchang tak bisa meninggalkan bekas, pasti itu benar-benar bijih mineral kelas spesial tingkat atas. "Xiao Yu, seperti apa bentuk bijih itu? Sebesar apa? Kira-kira sebesar kepalan tangan?"
Semakin langka suatu bijih mineral, umumnya ukurannya semakin kecil. Jika ada yang sebesar kepalan tangan, itu sudah cukup untuk ditempa menjadi senjata pendek seperti belati atau pisau.
"Kepalan tangan?" Qin Yu terkejut.
Kristal merah menyala yang dia dapatkan tingginya hampir satu meter, sebesar paha. Kristal sebesar ini jelas jauh lebih besar dari kepalan tangan.
"Bahkan tidak sebesar kepalan tangan? Kalau begitu cuma bisa dibuat senjata seperti pisau belati. Tapi tetap bagus, setidaknya ini senjata spesial kelas atas." Lian Yan tersenyum. Qin Yu di sampingnya baru paham maksud sang kakek dan ikut tertawa.
"Salah, Kakek Lian! Bijih yang kudapatkan sangat besar, berbentuk silinder, tingginya satu meter dan sebesar paha. Jauh lebih besar dari kepalan tangan!" Qin Yu menggerakkan tangan menggambarkan bentuknya.
Seketika mata Lian Yan melotot, wajahnya mulai memerah.
"Silinder? Tingginya satu meter?!"
Berbeda dengan Qin Yu, Lian Yan langsung memikirkan konsekuensinya. Bijih sebesar itu dengan kualitas spesial kelas atas bisa ditempa menjadi puluhan pedang perang - artinya puluhan senjata legendaris tingkat tertinggi!
Puluhan senjata! Ini sesuatu yang luar biasa.
“Tentu saja benar, perlu apa ditanya lagi.” Qin Yu merasa kesal dengan pertanyaan berulang Lian Yan. Ia tak menyadari bahwa sikap Lian Yan itu muncul karena sulit mempercayai kenyataan ini. Bagaikan rezeki nomplok dari langit, siapapun akan sulit langsung percaya pada awalnya.
“Cepat, bawa aku melihat!” Lian Yan segera memerintahkan. Qin Yu mengangguk patuh, lalu membawa Lian Yan menuju ruang rahasia bawah tanah.
Di dalam ruang rahasia bawah tanah, sorot mata Lian Yan berkilauan menatap kristal merah menyala ini.
Kristal merah memancarkan cahaya kemerahan samar yang memesona, transparan sempurna hingga corak permukaannya terlihat jelas. Begitu melihat penampilannya, Lian Yan langsung tahu benda ini tak ternilai harganya. Mutiara dan batu akik pun akan kalah gemilang dibandingkannya.
Lian Yan menyentakkan pinggangnya, sebilah pedang lentur ungu tiba-tiba muncul. Dengan hentakan pergelangan, pedang itu melurus lalu menyambar seperti kilat ungu menghujam kristal merah itu.
“Benar.” Sorot mata Lian Yan menjadi tajam, menatap tajam bijih mineral merah di hadapannya, “Pedang Lentur Inti Ungu-ku pun tak bisa melukainya sedikitpun, pasti ini tingkat atas produk spesial.” Lian Yan menoleh ke Qin Yu di sampingnya, berkata dengan serius, “Xiao Yu, harta seberat ini harus segera dikirim ke kediaman pangeran. Untuk menempa senjata ilahi, mintalah Master Pandai Besi Hei membantu. Dengan bijih sebanyak ini, pasti akan ada sisa setelah membuat senjata dan zirah. Sisanya berikan pada Ayah Raja. Setuju?”
Qin Yu langsung memahami semuanya setelah mendengar penjelasan Lian Yan.
Bijih selangka ini pasti akan menghasilkan senjata legendaris. Jika senjata-senjata ini sampai di tangan Ayah Raja, pasti akan menunjukkan kekuatan mematikan dalam perang. Qin Yu sama sekali tidak mempedulikan harta atau uang.
“Tak masalah. Aku hanya butuh sepersepuluh dari bijih merah ini. Sisanya berikan pada Ayah Raja.” Kata Qin Yu sambil tersenyum.
Lian Yan memandangi Qin Yu dengan penuh kekaguman: "Xiao Yu, di usiamu yang masih muda, engkau bisa mengatasi godaan harta seberharga ini. Keteguhan hatimu benar-benar melampaui orang biasa." Seseorang yang bisa acuh tak acuh terhadap harta seberat ini, ketahanan mentalnya jelas di luar batas manusia biasa. Seorang petarung yang ingin melakukan terobosan harus memiliki kedewasaan mental yang setara.
Qin Yu melihat sorot mata Lian Yan, berkata: "Kompi Kakek, jangan memandangiku seperti itu. Aku bisa jadi malu." Sambil berpura-pura menunjukkan ekspresi pemalu. Lian Yan pun tertawa terbahak-bahak.
Sifat mental manusia perlu ditempa. Pengalaman Qin Yu yang terus-menerus menembus ambang batasnya sendiri merupakan proses penempaan mental. Sejak usia delapan tahun, ketangguhan mental Qin Yu sudah jauh melampaui orang biasa.
Orang yang kesepian umumnya memiliki karakteristik unik dan gaya hidup mandiri. Karena sering menyendiri, secara alami mereka akan merenungkan.
Merenungkan hidup, merenungkan nilai diri, semakin banyak merenung, semakin banyak hal yang bisa ditembus pandangannya.
Qin Yu juga demikian, sejak kecil sering kesepian sendirian, menyendiri memandang bintang-bintang. Setelah mengalami beberapa hal, Qin Yu yang kini telah matang secara mental sepenuhnya memahami bagaimana seharusnya menjalani hidup: Hal terpenting dalam hidup adalah ikatan keluarga, hubungan darah yang lebih kuat dari sekadar perasaan. Adapun harta benda dan pusaka spiritual hanyalah jaminan kebutuhan dasar hidup. Apa gunanya berlebihan? Seratus ribu tael perak sudah cukup untuk seumur hidup, untuk apa membutuhkan sejuta tael? Karena itu secara alami dia tidak lagi serakah.
Manusia punya mimpi, Qin Yu juga punya mimpi. Ikatan keluarga nomor satu, maka mimpi adalah prioritas kedua. Nyawa? Tanpa ikatan keluarga, tanpa mimpi, hidup hanyalah mayat berjalan.
Dalam setiap kali menembus batas limit, Qin Yu menyukai perasaan darah panas mendidih pasca terobosan itu. Dia menyukai gairah pertarungan jarak dekat yang menentukan hidup-mati dalam sekejap. Mimpi Qin Yu adalah membakar gairah hidupnya seperti meteor yang meledak. Hidup, memang membutuhkan kegairahan yang mendidih seperti ini...
"Kompi Kakek, masih berencana mengirim batu kristal merah ini ke kediaman pangeran?" Qin Yu tersenyum bertanya.
"Tepat. Aku akan segera mengatur orangnya." Lian Yan buru-buru menjawab. Masalah ini termasuk rencana besar, sama sekali tak boleh lengah. Segera mengatur orang untuk mengirimkannya. Qin Yu melirik batu kristal merah itu, dalam hati berbisik: "Tak disangka batu ini juga berguna bagi Ayah Raja, ini bisa dianggap sebuah pencapaian." Kemudian dengan senyum, dia berbalik meninggalkan ruang rahasia.
……
Di kediaman Raja Zhen Dong, saat ini di sebuah paviliun terpisah, banyak orang berkumpul di sana. Tiga putra raja, Lian Yan, kepala pengurus Ge Min, tiga pria besar bertelanjang bagian atas tubuh, dan seorang pria paruh baya berpakaian hitam - semua mata tertuju pada batu kristal merah menyala di tengah.
"Tuan Hei, adakah solusi untuk memproses ini?" Lian Yan bertanya kepada pria berbaju hitam itu.
Pria berbaju hitam itu tidak langsung menjawab. Dengan mata terbelalak, ia mengamati setiap sudut batu kristal merah itu secara detail. Menyadari konsentrasinya, Qin Yu dan yang lain secara sukarela tidak mengganggu master pembuatan senjata ini.
