Mentari senja menggantung di ufuk barat. Di jalan utama dataran yang menghubungkan dua prefektur utara, pasukan bagai naga menjalar bergerak maju dalam formasi berliku. Panjang barisan tentara tak terlihat ujungnya. Para prajurit berbaris empat-empat, melangkah cepat dengan langkah tegap.
Para prajurit ini satu per satu penuh semangat. Setiap orang memancarkan aura pembunuhan samar-samar - ini adalah pasukan reguler Keluarga Qin, pasukan sejati yang telah bertempur melawan binatang buas selama bertahun-tahun di Hutan Belantara Tak Bertepi. Satu orang dengan aura seperti ini tidak menakutkan, yang menakutkan adalah seluruh 100.000 pasukan semuanya seperti ini.
Terutama dua regu khusus yang berdekatan dengan Jenderal Zhao Yunxing. Satu adalah regu 1.000 orang yang dilatih Yunxing dengan 'Pelatihan Ekstrem' ditambah energi internal. Regu lainnya adalah pasukan pengawal pribadi Yunxing yang hanya berjumlah 300 orang. Dua kartu as di tangan Yunxxing ini memiliki kekuatan yang mengerikan.
Di antara dua regu tempur itu, berdiri seekor singa berbulu merah yang seolah-olah seluruh tubuhnya menyala kobaran api. Zhao Yunxing sedang menunggangi singa merah ini, menguasai situasi keseluruhan di pusat formasi militer.
“Jenderal, tinggal setengah shichen lagi kita sampai di Kota Lanskap Biru. Paduka Zhenbei sudah menyiapkan markas untuk kami. Begitu tiba, pasukan bisa langsung menempati dan beristirahat di kota tersebut.” Sarjana yang menunggang kuda merah tua berkata kepada Zhao Yunxing.
Zhao Yunxing tersenyum mengangguk: "Xue Lan, kali ini kami ditempatkan paling akhir memasuki dua prefektur utara. Tampaknya Paduka punya rencana tersendiri."
Sarjana itu mengangguk: "Dari tiga resimen yang melewati wilayah dua prefektur utara, pasukan Jenderal jelas yang memiliki kekuatan serangan terkuat. Namun Paduka malah memprioritaskan pasukan Jenderal Sima dan Ouyang masuk terlebih dahulu. Meskipun kemampuan menyerang mereka baik, kedua jenderal itu justru terkenal dengan pertahanannya. Pasti ada maksud mendalam dari pengaturan ini."
Zhao Yunxing menganggukkan kepala: "Setiap keputusan Paduka pasti memiliki alasannya. Banyak hal yang belum terlihat sekarang, beberapa bulan lagi kita akan paham makna tersembunyi di balik pengaturan Paduka."
"Paduka pasti telah menanti hari ini sejak lama. Tiba-tiba membelotnya Pegunungan Hei Shui, tiga ratus ribu pasukan Hei Shui menjadi bagian militer Keluarga Qin kami. Begitu kabar ini tersebar, siapa yang tidak mengagumi kebijaksanaan Paduka?" Sang sastrawan jelas-jelas memendam kekaguman terhadap Qin De.
Kemudian, pasukan Zhao Yunxing memasuki dua prefektur utara.
……
Sejak saat itu, rencana 'pinjam jalur' yang dirancang diam-diam oleh Qin De dan Shangguan Hong berjalan sempurna pada tahap pertama. Tiga ratus ribu pasukan telah sepenuhnya memasuki dua prefektur utara. Tentu saja, sesuai pernyataan Qin De, Shangguan Hong tidak perlu menyediakan pasukan untuk ikut menyerang, cukup memberikan persediaan logistik saja.
Dinasti Chu kini membentuk tatanan baru.
Wilayah selatan.
Tiga ratus ribu pasukan Hei Shui menguasai beberapa kota di selatan Prefektur Lei Xue, berhadapan dengan pasukan Keluarga Mu dari tiga prefektur selatan. Meski Keluarga Mu memiliki 600.000 pasukan di tiga prefektur selatan, sebagian besar harus bertugas menjaga wilayah mereka sendiri. Pasukan yang benar-benar bisa dikerahkan untuk menyerang paling banyak 300.000-400.000 orang.
Pasukan Air Hitam tidak menyerang, hanya bertahan. Tiga kabupaten di wilayah selatan mustahil mengalahkan tiga ratus ribu Pasukan Air Hitam. Bagaimanapun, untuk menang dalam pengepungan kota, biasanya jumlah pasukan penyerang harus beberapa kali lipat dari pihak bertahan.
Barat.
Pasukan Qin Feng, Fu Bing, dan Jiang Tao bertugas di bagian barat Kabupaten Lei Xue, berbatasan dengan Kabupaten Shangque (salah satu dari empat kabupaten Keluarga Xiang) serta Kabupaten Bachu tempat ibu kota Xiang berada. Tiga ratus ribu pasukan berhadapan dengan Keluarga Xiang. Sementara itu, lima puluh ribu Pasukan Harimau Berapi juga telah memasuki Kabupaten Lei Xue.
Adapun wilayah utara.
Di dua prefektur utara, tiga ratus ribu pasukan Keluarga Qin saat ini terus bergerak maju melalui wilayah utara menuju barat. Jelas bersiap untuk menyerang Kabupaten Zhenyang (salah satu dari empat kabupaten Xiang) dari utara.
Tiga front tempur Keluarga Qin ini hanya menyisakan seratus lima puluh ribu pasukan di tiga kabupaten timur. Dari jumlah tersebut, lima puluh ribu adalah Pasukan Pengawal Kekaisaran Qin yang khusus bertugas melindungi markas besar keluarga, sekaligus merupakan pasukan dengan kemampuan tempur luar biasa.
……
Pihak Keluarga Xiang tidak banyak bergerak. Tindakan mereka sederhana: memperkuat pasukan di kota-kota yang berbatasan dengan Kabupaten Lei Xue hingga mencapai total 400.000 tentara. Meskipun Keluarga Qin hanya melawan dengan 350.000 tentara, pasukan Qin terkenal dengan kemampuan tempur yang luar biasa. Dari 350.000 tentara tersebut, 50.000 di antaranya adalah Pasukan Harimau Berapi.
Keluarga Xiang juga menempatkan 200.000 tentara di Kabupaten Zhenyang yang berdekatan dengan dua prefektur utara.
Di perbatasan Kabupaten Shang Que yang berdekatan dengan Keluarga Mu, penempatan pasukan lebih longgar - hanya 30.000 tentara. Sebagian besar sisa pasukan Keluarga Xiang yang hampir 400.000 ditempatkan di perbatasan dengan Dinasti Han. Meskipun Dinasti Han sementara belum campur tangan, persiapan tetap diperlukan.
Klaim resmi Keluarga Xiang sebelumnya tentang 800.000 tentara ternyata palsu. Jumlah sebenarnya terungkap mencapai 1 juta tentara.
……
Di sebuah dataran yang dipenuhi barisan tentara rapat tak berujung, kemah-kemah militer telah berdiri.
Di dalam sebuah kemah biasa di pusat kompleks militer.
"Jenderal Sima, Jenderal Ouyang, Paduka kami menyuruh hamba menanyakan kepada dua jenderal. Saat ini kita sudah hampir memasuki Kabupaten Zhenyang milik Keluarga Xiang, tinggal satu hari perjalanan lagi. Mengapa dua jenderal tiba-tiba mendirikan kemah dan tidak melancarkan serangan?"
Zhuang Jun menatap dua jenderal di hadapannya sambil bertanya dengan penuh kesungguhan.
Zhuang Jun, orang nomor dua di dua prefektur utara yang setia pada Shangguan Hong, pernah beberapa kali menyelamatkan nyawa tuannya.
Sima Yang dan Ouyang Zhi saling memandang. Ouyang Zhi lalu mengelus janggutnya sambil tersenyum: "Saudara Zhuang Jun, sampaikan pada Padukamu bahwa ini adalah rahasia militer Keluarga Qin dalam perang kali ini. Maaf kami tidak bisa memberitahu detailnya. Setelah perang berakhir, Padukamu akan paham sendiri."
Zhuang Jun sedikit mengerutkan alisnya. Rahasia militer?
Cuma dengan kalimat semacam ini mereka mengusirku dengan mudah?
"Jenderal Sima, Jenderal Ouyang, Paduka kami berpesan bahwa ini adalah kolaborasi bersama antara Keluarga Shangguan dan Qin. Jika Keluarga Qin ragu menyerang Kabupaten Zhenyang, kami siap menyediakan 200.000 pasukan tambahan."
Zhuang Jun selesai bicara lalu menatap tajam kedua jenderal Simā dan Ōuyáng. Namun kedua jenderal ini tetap tersenyum, seolah tidak terkejut maupun peduli.
"Menaklukkan Kabupaten Zhenyang tidak sulit. Pasukan kami tidak bergerak karena ini rahasia militer. Waktu penyerangan ditentukan oleh pasukan Keluarga Qin. Raja Zhen Bei tak perlu repot. Tapi kami tetap berterima kasih atas niat baiknya," kata Simā Yáng.
Melihat situasi, Zhuang Jun hanya bisa pasrah mundur.
……
Sepuluh hari kemudian, dua pasukan Simā dan Ōuyáng berjumlah 200.000 personil ternyata masih berada di dataran, tidak maju selangkah pun. Selama sepuluh hari ini, persediaan makanan terkuras sia-sia.
Di dalam tenda komando militer.
Kali ini Zhuang Jun datang kembali.
“Jenderal Sima dan Ouyang, sudah sepuluh hari, genap sepuluh hari, 200.000 pasukan tak maju selangkah. Paduka kami kini mulai curiga pada niat serius Keluarga Qin kalian. Kalian di sini tidak menyerang maupun mundur. Sebenarnya ingin apa? Apakah Keluarga Qin sudah melupakan perjanjian awal?” Suara Zhuang Jun terdengar sedikit bergetar menahan amarah.
Sima Yang bangkit berdiri sambil tersenyum: "Saudara Zhuang Jun, silakan duduk. Tak perlu marah-marah. Niat serius Keluarga Qin, jika tidak ada kesungguhan, mengapa kami jauh-jauh datang ke sini?"
Setelah duduk, Zhuang Jun melanjutkan: "Keluarga Qin saat ini menempatkan Kekuatan Militer besar di Kabupaten Leixue, tapi tidak menyerang. Lagipula 200.000 pasukan ini pun tak bergerak. Pasukan 100.000 Jenderal Zhao Yunxing di belakang juga bergerak lamban. Paduka kami menduga kalian diam-diam berunding dengan Keluarga Xiang, malah mengabaikan dua kabupaten wilayah utara kami. Kalian bisa pergi sesuka hati. Tapi dua kabupaten utara kami yang berbatasan dengan Keluarga Xiang nanti akan menahan amarah Keluarga Xiang."
“Haha... Berunding? Masakan keluarga kami Qin akan berunding dengan keluarga Xiang. Kau pulang dan tenangkan Paduka Zhen Dong, dalam lima hari pasti kami beri penjelasan!” Ouyang Zhi berkata sambil tertawa.
“Lima hari?” Zhuang Jun mengerutkan alis halus, lalu mengangguk: “Baik, lima hari ya lima hari. Saya dan Paduka akan menunggu kabar baik dari dua jenderal.” Begitu kata Zhuang Jun sambil berbalik pergi, diikuti pengawal pribadinya yang menyusul pergi.
“Lima hari? Ouyang, apakah ada keyakinan dalam lima hari ini?” Sima Yang menatap Ouyang Zhi.
Ouyang Zhi berpikir sejenak: “Saya juga tidak tahu pasti. Tapi karena ini perintah militer rahasia dari Paduka, kita hanya perlu mematuhinya. Pasti ada strategi rahasia lain. Sima, Paduka kita ini sangat luar biasa!”
Sima Yang pun mengangguk halus.
Para jenderal di generasi ini kebanyakan dipromosikan langsung oleh Qin De. Seluruh kelompok ini memiliki loyalitas mutlak kepada Qin De.
……
Di dalam ‘Kota Salju’ yang merupakan markas Keluarga Shangguan dari dua prefektur utara, terdapat sebuah halaman kecil yang sangat biasa. Saat ini, Zhuang Jun sedang berada di salah satu ruangan di halaman ini. Tempat ini sebenarnya bukan lokasi penting. Pada kenyataannya... ini adalah tempat persembunyian wanita simpanan rahasia Shangguan Hong.
“Paduka.”
Zhuang Jun berdiri di balik tirai mutiara, memanggil dengan hormat. Melalui celah tirai terlihat samar-samar ranjang mewah, dengan seseorang yang masih tertidur di balik kelambu.
“Oh, Zhuang Jun. Tunggu sebentar, aku akan berpakaian dulu,” suara Shangguan Hong terdengar dari dalam.
“Paduka, tidur lagi sebentarlah~” Suara malas terdengar. Shangguan Hong tertawa menghibur, “Xiaoxue, Jangan nakal. Aku ada rencana besar yang harus dilakukan.” Setelah ucapan Shangguan Hong, sang wanita benar-benar berhenti merajuk.
Beberapa saat kemudian, Shangguan Hong selesai berpakaian dan keluar, diikuti wanita itu yang juga sudah berpakaian rapi. Wanita simpanan Shangguan Hong ini masih terlihat memerah di wajahnya, seluruh tubuhnya memancarkan aura malas bagaikan anak kucing yang merapat pada Shangguan Hong.
"Paduka." Zhuang Jun memberikan isyarat halus dengan tatapannya.
"Xiao Xue, pergilah main dulu. Aku ada urusan penting dengan Zhuang Jun." Shangguan Hong menepuk tangan Yan Xue, lalu mengeluarkan gelang giok ungu dari sakunya dan menaruhnya di telapak tangan Yan Xue. Setelah menerima gelang itu, Yan Xue mencium Shangguan Hong sebelum pergi sambil tersenyum.
Segera pengawal di pintu masuk menutup rapat pintu ruangan, menyisakan hanya Zhuang Jun dan Shangguan Hong di dalam.
"Paduka, bawahan ini baru kembali dari markas setelah menemui Jenderal Ouyang dan Sima." lapor Zhuang Jun.
“Oh, sepuluh hari tanpa gerakan, bagaimana penjelasan mereka? Jangan bilang itu cuma omong kosong rahasia militer lagi.” Shangguan Hong menyeringai dingin. Sesuai rencana rahasianya dengan Keluarga Xiang, saat pasukan Qin menyerang Kabupaten Zhenyang, keluarga Shangguan akan menyerang balik dari belakang.
Saat itu pasukan Qin sedang bertempur sengit dengan Keluarga Xiang. Serangan mendadak dari pasukan Shangguan pasti akan membuat formasi mereka kacau balau. Dengan demikian kemenangan akan diraih dalam satu gerakan.
Tapi kini pasukan Qin yang seharusnya hanya berjarak satu hari perjalanan dari Kabupaten Zhenyang justru diam tak bergerak. Shangguan Hong jelas dikejar rasa panik, bahkan mulai curiga apakah Qin sudah mengetahui rencana rahasia antara Shangguan dan Xiang.
“Paduka, mereka berjanji dalam lima hari pasti memberi jawaban.” Zhuang Jun membungkuk hormat.
“Lima hari?” Alis Shangguan Hong langsung mengerut. Tiba-tiba wajahnya berubah pucat sambil berdiri tegak, “Ayo, segera kembali ke kediaman pangeran.” Ia seperti teringat sesuatu yang mendesak, langsung melangkah cepat ke pintu.
Tiba-tiba——
"Brak!"
Shangguan Hong membeku seketika, wajahnya pucat pasi. Dengan ekspresi tak percaya, dia menolehkan badan melihat Zhuang Jun. "Kau..."
Di pinggang Shangguan Hong kini tertancap pisau belati kelas menengah produk spesial. Dengan kemampuan pra-innate akhir Zhuang Jun, pisau itu mampu menembus pelindung dan mengenai titik vital tanpa terdeteksi sama sekali.
"Pintar." Zhuang Jun tersenyum tipis. Tiba-tiba dia berseru, "Sang ahli dari Pasukan Balong di atas sana, sudilah muncul!"
Seorang pria kurus berkelebat masuk ke ruangan. Matanya memancarkan cahaya hijau aneh. Aura pembunuh menyelimuti seluruh tubuhnya. Zhuang Jun justru tersenyum, "Apakah kau sangat membenci aku? Tugasmu seharusnya menyampaikan informasi antara Keluarga Shangguan dan Xiang sekaligus melindungi Shangguan Hong. Sayangnya..."
Pria bermata hijau melirik Shangguan Hong, tahu bahwa Shangguan Hong sudah terluka parah dan tak akan bertahan lama.
"Kau, akan mati." Pria bermata hijau itu berkata dengan dingin.
Saat Shangguan Hong hendak meninggalkan ruangan dan mendekati Zhuang Jun tadi, Zhuang Jun tiba-tiba menyerang tanpa pertanda apapun. Pria bermata hijau ini sama sekali tidak sempat menghalangi. Begitulah... Shangguan Hong terluka di titik vitalnya dan akan segera mati.
"Zhuang Jun, mengapa kau mengkhianatiku? Bukankah aku selalu berbaik hati padamu?" Merasakan nyawanya perlahan sirna, Shangguan Hong masih sulit mempercayai kenyataan ini.
Dulu pernah ada upaya pembunuhan diam-diam terhadap Shangguan Hong, bahkan nyaris merenggut nyawanya, tapi selalu diselamatkan oleh Zhuang Jun. Orang yang berkali-kali menyelamatkannya ini, kini justru membunuhnya. Sangat sulit bagi Shangguan Hong untuk menerima kenyataan pahit ini.
"Paduka, kau telah memperlakukan aku dengan baik. Sayangnya, aku adalah salah satu dari Tiga Elang dalam Rencana Elang Terbang Keluarga Qin. Menunggu begitu lama hanya untuk hari ini. Alasan membunuhmu adalah karena saat ini Keluarga Qin yakin bisa mengambil alih seluruh militer dua prefektur utara!"
Zhuang Jun tersenyum sambil berkata.
"Rencana Elang Terbang? Salah satu dari Tiga Elang? Menguasai militer dua prefektur utara?"
Pada sekejap itu, Shangguan Hong merasa semua keraguan dalam hatinya sama sekali terpecahkan. Segalanya menjadi jelas. Dia tahu beberapa putra mereka sama sekali tidak bisa menandingi Zhuang Jun. Bagaimanapun, selama bertahun-tahun Zhuang Jun adalah anak buah nomor satu di bawahnya. Dan di belakang Zhuang Jun ada dukungan Keluarga Qin.
Yang terpenting... apa sebenarnya Rencana Elang Terbang Keluarga Qin itu? Seorang ahli tingkat akhir pra-innate bahkan bersembunyi selama ini, bahkan Zhuang Jun pernah membunuh beberapa ahli Keluarga Qin.
“Keluarga Qin, bersabar selama ratusan tahun, perampas Heishui, Rencana Elang Terbang. Tidak tahu masih ada rencana rahasia apa lagi, kagum, kag...um...” Shangguan Hong mengeluarkan semburan darah dari mulutnya, kemudian terus memuntahkan darah dalam jumlah besar, lalu mati.
Meskipun ada suara berisik di dalam kamar, anehnya pengawal di luar tidak ada yang masuk.
Buku 4 [Xing Chen Bian] Bab 11 Leluhur Turun Tangan
Meskipun Shangguan Hong sudah mati, tidak terlihat dendam di wajahnya. Bagaimanapun juga, tokoh ambisius seperti dia lebih mementingkan cita-cita daripada nyawa. Begitu kalah, dia sudah memiliki kesadaran akan kekalahan. Berebut dunia, kalah berarti mati.
Pria bermata hijau itu masih menatap tajam Zhuang Jun, aura pembunuhan sudah sepenuhnya mengunci Zhuang Jun. Dia tahu Zhuang Jun adalah rival yang tangguh, harus dibunuh dengan satu serangan.
Tiba-tiba——
"Ada pembunuh bayaran, ada pembunuh bayaran!"
Zhuang Jun tiba-tiba berteriak keras, sambil menahan serangan dengan telapak tangan di lengan kirinya. Seluruh tubuhnya terlempar ke belakang menghancurkan pintu. Pasukan pengawal di luar ruangan seolah sudah mengetahui segalanya, dua anak panah busur langsung melesat ke arah pria bermata hijau itu.
Pasukan pengawal ini memang diatur oleh Zhuang Jun, dan termasuk pasukan dari pihak Qin De.
Qin De bisa membunuh Shangguan Hong kapan saja, namun sengaja menunggu sampai momen ini. Qin De sangat paham bahwa Shangguan Hong dan Keluarga Xiang telah menyiapkan jebakan untuknya, tetapi justru menggunakan trik mereka sendiri untuk melawannya. Pasukan Keluarga Qin yang memasuki dua prefektur utara memaksa Shangguan Hong secara resmi mengumumkan kepada pasukannya - bahwa Keluarga Shangguan mendukung Keluarga Qin.
Meski secara resmi diumumkan demikian, diam-diam beberapa jajaran atas tetap tahu bahwa Keluarga Shangguan sebenarnya berada di pihak Keluarga Xiang. Hanya saja dalam merencanakan skema ini, mereka tidak berani memberitahu kabar ini kepada perwira menengah biasa, apalagi prajurit rendahan.
Selain beberapa jajaran atas, hampir semua pasukan dua prefektur utara mengira Keluarga Shangguan adalah bagian dari Keluarga Qin. Rencana Elang Terbang yang begitu penting pun dapat diluncurkan, targetnya—menguasai seluruh dua prefektur utara dalam satu gerakan.
“Mati!”
Pria bermata hijau itu terus menghindar sambil mengayunkan senjata mirip belati pendek dua kali untuk menangkis anak panah. Tubuhnya bagaikan meteor melesat langsung ke arah Zhuang Jun, bahkan dengan nyawa sebagai taruhan, dia harus membunuh Zhuang Jun.
Pria bermata hijau ini adalah prajurit bunuh diri Keluarga Xiang yang lama bersembunyi di balik Shangguan Hong. Dia paham Zhuang Jun adalah buah catur penting Keluarga Qin untuk menguasai dua prefektur utara, tentu harus dihabisi.
“Ada pembunuh bayaran, kirim sinyal!”
Di sekitar area rahasia ini terdapat beberapa pengawal yang tertarik oleh teriakan Zhuang Jun sebelumnya. Begitu memasuki halaman dan melihat mayat Shangguan Hong di ruangan, mereka segera mengirim sinyal—sebuah anak panah bersiul melesat ke langit.
Zhuang Jun melihat pemandangan ini, sudut bibirnya menampakkan senyum sinis, kemudian berteriak dengan suara melengking penuh kesedihan: "Semuanya, pembunuh bayaran ini telah membunuh Paduka! Tuan-tuan, ikuti aku untuk membunuhnya demi membalas dendam Paduka!" Seketika, Zhuang Jun menyambar pedang perang di pinggangnya dan langsung menyerbu ke depan.
Pria mata hijau itu menyorotkan cahaya kehijauan di matanya, seluruh tubuhnya juga menerjang ke arah Zhuang Jun.
"Bunuh dia, balas dendam untuk Paduka!"
Satu per satu pengawal berdatangan. Para pengawal ini semuanya ahli bela diri yang bertugas melindungi Shangguan Hong, berada di sekitar halaman. Mereka melarang orang luar masuk. Saat ini, melihat pria bermata hijau yang muncul secara tiba-tiba ini, mereka secara alami mengidentifikasinya sebagai si pembunuh bayaran.
Kematian Paduka membuat para pengawal ini tidak bisa lepas dari tanggung jawab, secara alami mereka berjuang mati-matian membunuh si pembunuh bayaran.
"Bruuk!"
Kilatan pedang dan bayangan pisau, gerakan Zhuang Jun dan pria bermata hijau sangat cepat. Keduanya telah bertarung puluhan jurus dalam sekejap. Para pengawal yang semuanya ahli itu diam-diam melepaskan panah dingin untuk mempengaruhi pria bermata hijau. Seiring sinyal sebelumnya, semakin banyak orang tiba.
"Hmph!" Pria bermata hijau mendengus dingin. Saat ini punggungnya tertusuk pisau terbang, bahkan qi pelindungnya tak bisa menahan. Jelas si pelempar pisau juga seorang ahli.
Mata Zhuang Jun berbinar.
"Syuut!"
Sebilah pisau terbang melesat dari tangan Zhuang Jun. Jarak antara mereka berdua terlalu dekat, sementara pria bermata hijau masih terganggu karena luka sebelumnya. Seketika perutnya tertembus pisau. Secara bersamaan, pisau lain datang dari belakang pria bermata hijau--
Di belakang pria bermata hijau berdiri seorang pria paruh baya. Pria ini dan Zhuang Jun hampir bersamaan melesat maju.
Postur tubuh mereka menghilang secepat kilat.
"Saat pria paruh baya dan Zhuang Jun berhenti, kilatan cahaya di mata pria bermata hijau itu telah memudar. Tubuhnya lunglai berlutut, bagian atas dan bawah tubuhnya terbelah menjadi dua bagian."
"Sss～～～"
Dengan menyobek lengan baju mayat pria bermata hijau itu, terlihat guratan berbentuk naga di lengan kirinya. Senyum sinis mengembang di sudut bibir Zhuang Jun sebelum berteriak histeris: "Ah! Ini pasukan mati Balong, Pasukan Balong Keluarga Xiang!"
Seiring waktu, beberapa orang penting tiba di lokasi. Mereka terpaku melihat pemandangan mengerikan di TKP.
"Paduka sebelumnya mendukung Keluarga Qin. Pasti Keluarga Xiang menyimpan dendam, pasti begitu!" geram seorang sesepuh.
Zhuang Jun tiba-tiba berlari ke jasad Shangguan Hong. Dengan kerasnya ia membenturkan lutut sambil berteriak: "Bang! Paduka! Aku Zhuang Jun yang setia mengabdi bertahun-tahun ini bersumpah! Akan kupimpin dua kabupaten wilayah utara untuk menghancurkan Keluarga Xiang! Membalas dendam untuk Paduka!!!"
Sambil berkata, Zhuang Jun terus-menerus membenturkan kepalanya tiga kali hingga berbunyi nyaring.
Tiba-tiba——
"Sial! Yang Mulia Pertama baru saja dibunuh diam-diam di Paviliun Yanxun!" Teriakan seseorang dari luar masuk tergesa-gesa melapor kepada Zhuang Jun, mengingat sebagian besar urusan di dua kabupaten wilayah utara memang dijalankan oleh Zhuang Jun berdasarkan perintah Shangguan Hong.
Mendengar kabar ini, mata Zhuang Jun tiba-tiba memerah darah: "Ahhhh~~~ Keluarga Xiang! Bangsatnya keluarga Xiang! Sekarang mereka melakukan serangan balasan gila-gilaan. Aku akan mengantar jenazah Paduka kembali ke kediaman resmi. Kalian beberapa orang ikut aku, yang lain segera lindungi para putra mahkota!" Zhuang Jun menghardik.
"Mematuhi perintah, Yang Mulia!"
Para pengawal pribadi yang hadir di ruangan itu segera bersujud serentak.
……
Kekacauan total melanda dua kabupaten wilayah utara. Aksi pembunuhan terjadi beruntun, menewaskan banyak tokoh penting keluarga Shangguan. Bahkan Zhuang Jun sendiri menderita luka parah. Namun dalam kondisi terluka, dia tetap memimpin pasukan menumpas cabang rahasia Pasukan Balong di dua kabupaten tersebut.
Pembantaian!
Seluruh wilayah utara dua kabupaten berada dalam kegilaan total, satu per satu orang yang terkait dengan Keluarga Xiang dihukum mati. Bahkan beberapa orang penting ketahuan ternyata adalah mata-mata Keluarga Xiang. Meskipun para tokoh ini tidak mengakui, surat-surat rahasia yang ditemukan menjadi bukti tak terbantahkan.
Dari empat jenderal besar di wilayah utara dua kabupaten, satu jenderal tewas dibunuh diam-diam, sementara jenderal lain mengundurkan diri karena sakit dan digantikan. Dua jenderal sisanya tetap bertugas. Zhuang Jun adalah salah satu dari jenderal yang masih bertahan.
Figur-figur penting Keluarga Shangguan seperti para putra mahkota banyak yang tewas dibunuh. Kini hanya tersisa satu keturunan berusia tiga tahun. Keluarga Shangguan merosot drastis, semua urusan kini sepenuhnya dikuasai Zhuang Jun.
Atas nama balas dendam, Zhuang Jun memobilisasi 400.000 pasukan dari dua kabupaten utara. 300.000 di antaranya bersiap bergabung dengan pasukan Keluarga Qin untuk menyerang bersama-sama ke Keluarga Xiang.
……
Xiang Guang lunglai di kursinya, kepalanya penuh kekacauan.
“Bagaimana bisa begini？Bagaimana bisa begini？Sebenarnya apa yang terjadi, siapa yang bisa memberitahu hamba, sebenarnya ada hal apa, baru beberapa hari, situasi yang awalnya baik-baik saja, saat ini…” Xiang Guang hanya merasakan sakit kepala, sakit kepala yang luar biasa.
Rencana semula begitu sempurna.
Namun sesempurna apapun, itu cuma rencana. Rencana baru bisa dianggap nyata setelah terwujud. Yang belum terwujud hanyalah istana di awang-awang.
“Pasukan Balong, haha… Yi Yan, katakan, apakah prajurit mati Pasukan Balong akan membunuh Shangguan Hong？Apakah？” Xiang Guang menatap Yi Yan yang membungkuk di sampingnya, bertanya dengan gugup.
Yi Yan menjawab tegas: “Tidak, Lü Yan adalah prajurit mati paling sukses dan terbaik di Pasukan Balong kami, sama sekali tidak akan membunuh Shangguan Hong. Apalagi Lü Yan telah berada di sisi Shangguan Hong selama bertahun-tahun, kalau mau membunuhsudah dilakukan, bagaimana mungkin menunggu sampai saat ini？”
Xiang Guang memandang sekelompok orang di hadapannya, bahkan tak ada mood untuk marah.
“Pergi, semua minggir dari hamba！”
"Lemas tak bertenaga, Xiang Guang melambaikan tangan," detak jantungnya sama sekali kacau. Dia hanya tahu takhta kekaisarannya dalam bahaya, nyawanya terancam.
Yi Yan bersama rombongan segera meninggalkan ruang studi kekaisaran. Penjaga istana kemudian menutup pintu besar ruangan itu. Xiang Guang ambruk duduk lesu di kursi, membeku dalam keheningan. Tak jelas apa yang berputar dalam pikirannya, berjam-jam lamanya...
"Braak!"
Pintu ruang studi kekaisaran terbuka sendiri tanpa disentuh. Tiupan angin kencang menerobos masuk, memaksa Xiang Guang menyempitkan kelopak matanya.
"Tutup! Segera tutup pintu itu..." Ucapannya terhenti mendadak.
Seorang tua beraura mengerikan memasuki ruangan dengan langkah tegas. Rambut hitamnya berkibar-kibar dibalut jubah panjang yang tertiup angin. Sorot matanya tajam bagai anak panah yang membeku.
Di belakang leluhur berdiri empat orang, berbaris dua-dua dalam dua barisan. Keempat orang ini memiliki aura yang sangat unik, dan Tuan Lan adalah salah satu dari mereka. Keempatnya juga menunjukkan wajah datar di belakang leluhur. Kelima sosok ini berjalan masuk ke ruang studi kekaisaran secara berurutan. Para penjaga ruang studi seolah terpaku membeku.
"Le... Leluhur!"
Xiang Guang terpaku melihat sosok tua di hadapannya. Sudah berapa tahun leluhur tidak keluar dari Istana Weiyang? Bahkan jika keluar, mungkin Xiang Guang pun tidak tahu, setidaknya leluhur belum pernah menemuinya sekali pun di luar istana.
Xiang Guang tersentak bangun dari keterpesonaannya, lalu bersujud dengan cepat sambil berkata: "Guang memberi hormat pada leluhur!"
"Baik! Kekuasaan Keluarga Xiang yang telah diwariskan selama ribuan tahun, kini hilang separuh hanya dalam hitungan bulan. Bagaimana kau menjalankan tugas sebagai Kaisar?" Leluhur itu menatap dingin sambil memarahi tanpa ampun.
Keringat dingin mengucur deras di tubuh Xiang Guang. Ia sangat paham, dengan satu perintah dari leluhur ini, takhta kekaisarannya akan lenyap. Di kalangan Keluarga Xiang, sosok tua ini adalah Dewa yang diagungkan seluruh anggota klan!
“Leluhur, ini bukan salahku! Kau juga tahu, kekuatan Keluarga Qin sangat besar. Masalah perampas Heishui jelas sudah dipersiapkan ratusan tahun. Ditambah, kali ini tidak tahu apakah prajurit bunuh diri itu rusak otaknya, sampai berani membunuh Shangguan Hong...” Xiang Guang buru-buru berdalih. Saat ini kepalanya benar-benar kacau, dia hanya tahu cuci tangan.
“Diam!” Sinar dingin menyala di mata leluhur. Seluruh ruang studi kekaisaran seakan membeku. Xiang Guang gemetar ketakutan, tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
“Bukan salahmu? Perbuatanmu di kediaman Raja Zhen Dong dulu, kau kira aku tidak tahu? Kalau bukan karena insiden yang menyebabkan selir Keluarga Qin mati waktu itu, mungkinkah hal ini berkembang sampai sejauh ini?” Leluhur memarahi dengan keras.
Xiang Guang ketakutan, tapi masih membantah: “Tapi bukankah Keluarga Qin sudah mempersiapkan ini ratusan tahun?”
“Mempersiapkan ratusan tahun, jika hendak memberontak tentu sudah lama melakukannya. Mengapa menunggu hingga sekarang? Hmph! Selama bertahun-tahun, keluarga Qin hidup nyaman tak terkira. Setelah ratusan tahun, mereka sudah tak ingin memberontak. Bukan karena kau, apa mereka akan kembali memberontak?”
Sang tua menggertak.
Xiang Guang tak berani bersuara lagi.
“Lupakan hal ini. Keluarga Qin memang menyimpan niat memberontak, perbuatanmu hanya pemicu. Tapi memilihmu sebagai kaisar, sungguh ayahmu buta mata! Kau kira prajurit bayaran itu yang membunuh Shangguan Hong? Hmph! Saat ini dua prefektur utara dikuasai Zhuang Jun, bahkan militer di sana patuh pada perintah keluarga Qin. Jelas, ini semua adalah strategi keluarga Qin. Zhuang Jun pun anggota keluarga Qin! Tak bisa melihat tipu muslihat sederhana ini, menjadi kaisar keluarga Xiang hanya meruntuhkan kekaisaran kita!” sang tua memarahi.
Xiang Guang membeku ketakutan.
“Mulai hari ini, semua hal terkait perang akan kuputuskan sendiri. Selama periode ini, kau harus introspeksi diri. Pergilah ke istana pribadimu dan renungkan kesalahanmu!” Leluhur itu langsung menyita kekuasaan Kaisar Xiang Guang dengan satu perintah tegas.
Xiang Guang tertegun. Leluhur yang dihadapinya ini sudah bertahun-tahun tidak turun tangan mengurus urusan keluarga kerajaan. Jelas situasi saat ini membuat sang leluhur pun tidak bisa tinggal diam.
Namun di balik itu, hati Xiang Guang justru dipenuhi sukacita. Kekacauan ini sudah di luar kendalinya. Dengan leluhur yang mengambil alih pengelolaan, ia bisa merasa lega. Segera ia menjawab: "Xiang Guang akan segera pulang untuk introspeksi."
Setelah mengucapkan itu, Xiang Guang langsung meninggalkan ruang studi kekaisaran. Mulai hari ini, statusnya sebagai kaisar hanyalah simbol belaka.
Sang leluhur berbalik, menatap tajam ke luar ruangan. Sorot matanya seolah menembus ruang dan waktu.
“Keluarga Qin, biar aku lihat taktik apa yang kau miliki. Jangan paksa aku menggunakan rencana terakhir. Sekalipun menang, tidak akan ada artinya jika harus memakai langkah itu.” Leluhur itu menyunggingkan senyum sinis di sudut bibir, rambutnya berkibar tertiup angin, jubahnya mengembang, seluruh tubuhnya memancarkan aura yang menguasai dunia.
Tuan Lan dan tiga ahli lainnya berdiri di samping tanpa berani bersuara sedikitpun, takut mengganggu leluhur ini.
……
Seberapapun kacaunya Dinasti Chu saat ini, Qin Yu dan Xiao Hei di hutan belantara tetap fokus berlatih. Menurut ingatan Qin Yu, masih ada satu dua tahun sebelum Keluarga Qin mengerahkan pasukan. Dia tidak terburu-buru, sambil melanjutkan perjalanan pulang, ia terus berlatih keras.
Di tengah hutan belantara tak berbatas, Qin Yu dan Xiao Hei sedang menjelajahinya.
Qin Yu saat ini mengenakan celana panjang di bagian bawah tubuh dan kaos tanpa lengan di atas yang menampakkan seluruh otot tubuhnya. Pakaian ini berasal dari lemari pakaian di kamar tidur lantai dua Lei Shan Ju. Saat pertama tiba di Lei Shan Ju, seluruh bajunya sudah compang-camping. Kemudian ia menemukan banyak pakaian di kamar tidur, model celana panjang dan kaos tanpa lengan seperti ini juga umum ditemui di Benua Qianlong.
Hanya saja material pakaian ini sangat aneh, bisa melakukan ritual penetesan darah untuk pengikatan kepemilikan layaknya artefak spiritual dengan pertahanan yang sangat kuat. Setelah melakukan ritual penetesan darah, Qin Yu merasakan kenyamanan luar biasa saat mengenakannya. Ia juga tidak ingin terus-menerus telanjang bulat atau hanya menyampirkan kulit binatang.
Dengan gerakan secepat kilat, Qin Yu melesat di antara pepohonan tanpa menyentuh tanah. Tiba-tiba tubuhnya yang sedang melaju kencang berhenti mendadak, diikuti Xiao Hei yang langsung menghentikan lajunya.
"Ada aura monster di sini, tingkat Golden Core."
Satu manusia dan seekor elang langsung menatap tajam ke satu arah, sama sekali tidak menghindar. Seorang wanita menggoda berbaju ungu muncul dalam pandangan mereka, dia terlihat sangat terkejut sambil menutup mulut mungilnya dengan tangan.
