Bulan purnama tergantung di langit, aliran Sungai Wu yang selebar beberapa kilometer mengalir perlahan ke timur.
Malam ini, angin berhembus kencang.
Meskipun arus sungai deras, permukaan air tidak menunjukkan ombak besar yang naik turun, tenang hingga bahkan bisa melihat pantulan bulan purnama di permukaan sungai. Di kedua sisi Sungai Wu, lebih dari 10.000 orang berkumpul - ada orang biasa yang ingin menonton keributan, juga beberapa ahli energi internal.
Semua mata memandang penuh hormat pada siluet yang melayang di udara di atas Sungai Wu.
Dewa-dewa!
Jubah hitamnya bergelora liar, rambut hitamnya berkibar-kibar. Xiang Yang menyilangkan tangan di dada, mata tajamnya yang membeku kini tertutup rapat. Melayang di udara tanpa alas, dia menunggu kedatangan lawannya dengan wajah tenang tanpa setitik kegelisahan.
Di tepi Sungai Wu, Qin De berbaju hijau menatap tajam sosok Xiang Yang yang melayang di udara, hatinya tak bisa menahan gelisah yang menggerogoti.
“Xiang Yang ini sudah datang sejak pagi, tetap tenang dan terkendali. Entah taktik apa yang akan digunakan Yu'er kali ini untuk menghadapinya.” Di dalam hati, Qin De justru merasa sedikit khawatir. Dia cemas akan pertempuran besar yang akan segera dimulai. Tentang kehadiran Qin Yu, dia sama sekali tidak meragukannya karena sangat mengenal putranya.
Qin De mengubah penampilan wajahnya sehingga orang luar pun tidak mengenalinya.
“Qin De.”
Suara itu tiba-tiba terdengar di benak Qin De. Raut wajahnya berubah drastis: “Telepati spiritual!” Hampir bersamaan, Qin Yu langsung melihat sumber suara tersebut. Tanpa sadar, Qin De tersenyum. Orang itu ternyata Feng Yuzi.
“Saudara Feng, kau benar-benar membuatku kaget,” ujar Qin De sambil tersenyum melalui telepati.
Feng Yuzi yang juga telah mengubah penampilannya membalas lewat telepati: “Haha, siapa yang suruh kau meninggalkan Kota Xiyang diam-diam tanpa memberitahuku? Tak lama setelah kepergianmu, aku segera mengikutimu tapi baru sekarang bisa menyusul.”
Qin De menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Awalnya aku khawatir Yu'er langsung menyerbu Kabupaten Bachu dan bertempur dengan Xiang Yang, jadi memaksakan diri untuk terus berjalan. Sekarang ternyata Yu'er cukup bijaksana, waktu itu tidak terburu-buru bertempur."
Feng Yuzi mengamati sekeliling, lalu menatap bulan purnama di langit dengan bingung: "Xiang Yang sepertinya sudah datang sejak lama, kenapa Xiao Yu sampai sekarang belum muncul? Lebih cepat datang untuk mengenal lingkungan sekitar juga ada manfaatnya. Lagipula, seharusnya saat ini tidak ada hal lain yang perlu dia kerjakan."
Tidak hanya Qin De dan Feng Yuzi yang mulai cemas, para penonton lainnya juga menunjukkan kegelisahan.
Waktu terus berlalu, setengah shichen, satu shichen...
Qin Yu dengan elangnya masih belum muncul. Kerumunan penonton di kedua sisi Sungai Wu mulai ramai berdiskusi, jelas mereka merasa gelisah karena pihak lawan belum datang sekaligus tidak sabar menunggu.
Tiba-tiba——
Mata Xiang Yang membuka dengan keras, seolah dua pancaran cahaya nyata langsung menyorot ke barat. Bersamaan itu, aura di tubuhnya tiba-tiba menjadi tajam bagai ombak yang terus menanjak, terus menerjang puncak baru.
Angin kencang berembus tiba-tiba, debu dan kerikil beterbangan. Orang-orang di kedua tepi Sungai Wu bergegas mundur, hanya segelintir ahli yang bisa bertahan di tepian. Qin De dan Feng Yuzi refleks menyempitkan mata memandang ke langit.
"Braaakkk~~" Air Sungai Wu mengaum dahsyat, seolah ada naga berguling-guling di dasar. Ombak menyembur beruntun, menepuk tepian dengan dentuman memekakkan telinga. Xiang Yang yang mengapung di atas sungai sama sekali tak tergoyahkan.
Di ujung bulan purnama yang menggantung di langit, dua bayangan samar melayang mendekat.
"Itu Yu'er."
Qin De bahkan lebih cepat dari Feng Yuzi dalam menilai situasi. Meskipun ombak berhamburan, melalui celah-celah buih air, Qin De yang berada di tepi sungai tetap bisa melihat jelas sosok Qin Yu yang memancarkan aura mengerikan, bersama Elang Hitam yang mengepakkan sayapnya.
"Xiao Yu datang! Kekuatan Elang Hitam itu luar biasa. Cuma dengan kepakan sayap saja sudah bisa membuat Sungai Wu mengaum." Feng Yuzi terkejut menyaksikan kekuatan Xiao Hei. Ia sama sekali tidak tahu bahwa sebelum melewati Tribulasi Sembilan Langit, Xiao Hei sudah bisa memanggil angin kencang. Kini Xiao Hei telah mencapai fase inti tengah (Jindan), kekuatannya jauh lebih hebat dari sebelumnya.
Orang-orang yang menyaksikan dari kedua tepi Sungai Wu langsung bersemangat. Mata mereka semua menatap tajam ke arah siluet-siluet di langit.
Bayangan samar itu berhenti, menampakkan sosok manusia dan elang. Xiao Hei merapatkan sayapnya. Segala gelombang dahsyat di Sungai Wu bergemuruh lalu mereda. Hanya sejenak, seluruh sungai kembali ke kondisi awalnya yang tenang, tanpa riak sedikitpun.
Angin malam yang dingin terus menerus bertiup, orang-orang di kedua sisi Sungai Wu menahan napas.
"Kalian akhirnya datang." Ekspresi wajah Xiang Yang dipenuhi senyum sinis.
Qin Yu dan Xiao Hei berdiri berhadapan dengan Xiang Yang. Qin Yu menatap tajam sambil tersenyum dingin: "Xiang Yang, apa kau sudah tidak sabar? Kami sengaja datang terlambat untuk memperpanjang umurmu sedikit. Tidakkah kau berterima kasih?"
"Omong kosong!" bentak Xiang Yang dengan nada merendahkan.
Semburan energi merah darah mulai merembes dari permukaan tubuh Xiang Yang, berubah menjadi kabut kemerahan tipis yang menyebar ke arah Qin Yu dan Xiao Hei. Dalam sekejap, kabut darah telah menyelubungi seluruh area.
"Xiang Yang, taktik seperti ini masih termasuk metode ahli energi internal biasa. Kultivator sejati akan sangat meremehkan cara seperti ini." Energi bintang berwarna perak pudar menyembul dari tubuh Qin Yu, berputar membentuk nebula.
Di dalam area yang terlindung nebula, kabut darah sama sekali tidak bisa menembus.
“Hmph.” Xiang Yang mendengus dingin. Ia paling membenci kultivator muda di hadapannya ini. Saat komunikasi kemarin, Qin Yu telah menyindirnya tak paham formasi dan segel larangan kultivator, tak menguasai mantra pedang terbang, maupun metode merakit senjata dan membuat pil spiritual.
Kini Qin Yu kembali menyindir taktiknya yang usang.
“Xiang Yang, kau terlalu tertutup dan hanya berlatih sendiri. Taktik seranganmu terlalu terbatas. Sehebat apapun kecerdasan satu orang, takkan bisa menyaingi akumulasi pengetahuan sektel kultivasi selama ribuan tahun.” Qin Yu tersenyum tipis.
Melalui ucapan, Qin Yu mulai memicu kemarahan Xiang Yang.
Dalam pertarungan antara ahli, sikap mental adalah yang terpenting - terutama bagi ahli tingkat lanjut seperti Xiang Yang. Begitu pikiran terganggu, tingkatannya tidak bisa sempurna sehingga kekuatan serangan alami melemah.
“Apakah Wu De yang kau bunuh?” Xiang Yang mengerutkan alis. “Sekarang aku penasaran, sebenarnya kau ini siapa? Mengapa berlawanan dengan aku?” Sejujurnya, Xiang Yang juga tak ingin bermusuhan dengan ahli kultivasi tanpa alasan.
"Aku?" Qin Yu mengangkat alisnya, kemudian perlahan berkata, "Aku marga Qin!"
"Qin?" Xiang Yang menatap tajam Qin Yu dengan serius, "Orang dari Keluarga Qin di tiga kabupaten wilayah timur, kamu ahli generasi berapa dari keluarga Qin? Sepertinya keluarga Qin belum memiliki ahli tingkat lanjut yang mencapai level sepertimu. Kamu senior generasi mana dari Qin De?"
Qin Yu tersenyum.
"Kuberitahu namaku!" ujar Qin Yu perlahan.
Mata Xiang Yang berbinar menatap Qin Yu, menunggu jawabannya.
"Namaku adalah..." Sudut bibir Qin Yu mengangkat sedikit, "Qin Yu!"
"Qin Yu!!!"
Wajah Xiang Yang tiba-tiba berubah pucat, ia benar-benar tertegun. Begitu kata-kata Qin Yu habis, tubuhnya berubah menjadi kilat langsung menghampiri Xiang Yang. Kepalan tangan perak pudarnya muncul tiba-tiba, sekaligus menghantam dada Xiang Yang dengan dahsyat.
"Braak!"
Lapisan energi sejati berwarna merah darah di permukaan tubuh Xiang Yang langsung muncul, menghalangi pukulan Qin Yu. Namun kepalan tangan Qin Yu tiba-tiba berubah bentuk, dalam sekejap berubah menjadi pisau telapak yang menyerang, kemudian berubah lagi menjadi tusukan jari pedang untuk serangan lanjutan.
Serangan terus-menerus！
"Brak!" "Brak!" Dua kali getaran terdengar. Pertahanan energi sejati di tubuh Xiang Yang telah berhasil ditembus oleh tangan kanan Qin Yu. Sudut bibir Qin Yu tak bisa menahan senyum sinis. Jika berhasil membunuh Xiang Yang hanya dengan menggunakan Pedang Yan Chi pada serangan berikutnya, kemenangan ini akan terasa terlalu mudah. Meski demikian, Qin Yu tak keberatan dengan kesuksesan sederhana semacam ini.
Pedang Yan Chi！
Dengan menggerakkan hati, Pedang Yan Chi langsung muncul di tangan Qin Yu. Secepat kilat, pedang itu menusuk langsung ke jantung Xiang Yang. Kecepatannya mencapai tingkat kesempurnaan.
"Criiiing～～～"
Dentuman logam bersahutan menggema. Qin Yu hanya merasakan lengan kanannya mati rasa, seluruh tubuhnya tanpa sadar mundur cepat. Dengan mengatupkan gigi, tubuhnya berputar keras memanfaatkan tenaga pinggang yang kuat. Kaki kanannya seperti roda angin menyapu ke arah Xiang Yang.
"Pergi!"
Xiang Yang mengibaskan tangan kanannya. Lengan kanannya langsung bertabrakan dengan kaki kanan Qin Yu. Hasilnya Qin Yu terlempar mundur, sementara Xiang Yang juga mundur beberapa meter.
Pertarungan ini terkesan lambat, namun sebenarnya cepat bagai kilat. Dari awal hingga akhir, orang-orang biasa di kedua tepi Sungai Wu hanya melihat kedipan mata. Dua ahli itu pun hanya mundur beberapa langkah. Kecepatannya sungguh di luar nalar.
Penonton di kedua sisi Sungai Wu tercengang takjub. Jelas mereka baru saja bertempur. Namun bagi ahli Tingkat Maha Sempurna Bawaan dan pejabat seperti Qin De serta Feng Yuzi, postur tubuh Qin Yu menghilang sekejap sebelum getaran udara terjadi, lalu kedua pihak saling mundur.
"Hmph, Qin Yu? Kau jangan harap bisa menipuku, tapi... kau memang benar-benar licik dan manipulatif. Barusan kau benar-benar membuatku kaget, sehingga persiapanku kurang matang. Sayangnya... kekuatanmu masih terlalu lemah." Xiang Yang menyeringai sinis.
Xiang Yang dalam hati merasakan ketakutan tertinggal, kultivator di hadapannya ini ternyata memiliki agenda terselubung. Hanya dalam sekejap mata, dia berhasil membuatnya tertegun lalu langsung melancarkan serangan. Andai bukan karena persiapannya yang matang, mungkin jantungnya sudah tertusuk dan mati seketika.
Qin Yu memandang Xiang Yang saat ini, raut wajaknya mulai menunjukkan perubahan.
Sekarang tubuh Xiang Yang diselimuti zirah tempur merah tua. Zirah ini tidak hanya melindungi bagian atas tubuhnya, tapi juga mencakup paha, pelindung lengan, dan pelindung kaki. Seluruh tubuh Xiang Yang sepenuhnya terlindungi oleh set zirah ini, membuat Qin Yu tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
“Bagaimana zirah tempurku ini? Ini adalah perlengkapan spiritual kelas menengah. Aku mendapatkannya saat berkelana ke seluruh dunia, lebih dari 300 tahun yang lalu ketika menemukan batu spiritual ini. Setelah mempelajari metode merakit senjata spiritual ala Wu De, barulah bisa kutempa zirah ini.” Xiang Yang memandang zirah di tubuhnya, matanya memancarkan kepuasan.
Di dalam hati, Qin Yu mulai merasa tidak enak.
"Tak disangka si tua ini punya zirah tempur kelas menengah. Ah, kalau aku bisa mendapatkan Besi Yan Chi dari batu, tentu Xiang Yang yang jenius ini juga layak mendapat batu spiritual bagus setelah berburu selama ribuan tahun." Qin Yu sadar, seseorang tak boleh terlalu sombong. Keberuntungan orang lain belum tentu lebih buruk darinya.
Xiao Hei mengepakkan sayapnya di samping.
"Kakak, sepertinya kita harus bekerja sama." Telepati spiritual Xiao Hei terdengar. Qin Yu mengangguk setelah mendengarnya. Dengan zirah pelindung tubuh seperti itu, sungguh sulit baginya untuk membunuh Xiang Yang.
Artefak spiritual kelas menengah di tangan ahli tahap awal Yuan infant, kekuatannya tidak kalah dengan artefak spiritual kelas atas miliknya. Bagaimanapun, kekuatan dirinya sendiri masih belum menyamai lawan.
"Xiang Yang, kekuatanmu memang mumpuni. Kalau begitu, kami bersaudara akan menyerang bersama." Qin Yu berkata sambil tersenyum dingin.
Xiang Yang mencemooh: "Saudara? Satu manusia, satu binatang, berani menyebut diri bersaudara. Kelihatannya kau juga binatang!" Xiang Yang sengaja memancing kemarahan Qin Yu untuk mengganggu konsentrasinya. Namun Qin Yu telah menembus taktik ini dan tetap tenang.
Tapi——
Teriakan elang yang melengking menggema. Qin Yu tetap tenang, tapi Xiao Hei langsung murka.
"Plak!"
Mata Xiao Hei berpendar, dua kilat langsung melesat dari bola matanya. Dengan gesitnya kilat itu menghujam tubuh Xiang Yang. Karena jarak antara mereka sangat dekat, kecepatan kilat mata ini sungguh menakutkan. Xiang Yang terkena serangan itu sepenuhnya.
"Berani menghina kakakku, mati kau!"
Xiao Hei mengamuk, lengkingan elang terus bergema, kilat berkedip-kedip di seluruh sayap elang, kemudian semburan petir sambung-menyambung menghujani tubuh Xiang Yang. Burung hitam ini bagaikan dewa petir, terus diisi ulang mengeluarkan kilatan-kilatan listrik.
"Si brengsek!"
Xiang Yang murka. Meski bisa menahan serangan kilat, sensasi kebas tetap menyebar di sekujur tubuhnya akibat hantaman terus-menerus. Xiang Yang segera ingin menyerbu Xiao Hei, namun sang elang menggetarkan sayapnya, Menggunakan teknik warisan 'Shidian Jiusan' (Sembilan Kilatan Luruh).
Elang hitam berkedip-kedip di sekeliling Xiang Yang dengan kecepatan yang tak tertandingi. Xiang Yang sama sekali tidak bisa mengejar, sementara elang terus melontarkan semburan petir ke arahnya.
"Sial! Berani-beraninya menghina kakakku! Tebas kau, tebas kau!" Telepati spiritual Xiao Hei terus bergema dalam benak Xiang Yang. Xiang Yang pun dilanda kemarahan yang membara dan menggelegak. Elang terkutuk ini benar-benar menjengkelkan. Sebuah kilatan cahaya tiba-tiba menyambar mendekat.
"Qin Yu melesat bagai kilatan cahaya, dengan keras mengeluarkan teriakan. Nebula di permukaan tubuh dan dantiannya bergetar ganas. Partikel perak di dalam dantian berpendar terang, membanjiri seluruh tubuhnya dengan kekuatan mengamuk."
"Wilayah Bintang!"
Qin Yu bagai naga yang terbelah menjadi enam sosok, sekaligus mengepung Xiang Yang dari segala penjuru.
"Menghancurleburkan Pasukan Ribuan!"
Dentuman suara menggelegar memenuhi langit. Naga hitam menyembul dari tubuh Xiang Yang, menerjang bagai angin puyuh ke segala arah. Serangan menyapu tiap sudut, dalam sekejap Xiao Hei dan enam bayangan Qin Yu terlempar ke udara dengan suara "Braak!".
Enam bayangan Qin Yu menyatu kembali. Tubuhnya melayang di udara sementara Xiao Hei mendarat di sampingnya. Manusia dan elang itu menatap tajam Xiang Yang dengan ekspresi tak percaya.
Xiang Yang memegang sebilah tombak panjang hitam di tangannya, memandangi Qin Yu dan elangnya perlahan berkata: " milik keluarga Xiang sebenarnya bukan serangan pedang terbang, melainkan serangan tombak jarak dekat. Tombak ini adalah senjata legendaris 'Tombak Hegemoni' yang digunakan ayahku 'Hegemoni Barat Chu' untuk menaklukkan dunia!"
Goresan darah berkilat di gagang tombak hitam panjang itu.
