“Pemimpin Paviliun Qin Yu, ada satu hal yang harus kuingatkan padamu.” Yanxu Zhenren tiba-tiba berkata serius kepada Qin Yu.
Qin Yu merasakan nada bicara Yanxu Zhenren kali ini sepertinya membawa hal penting. Ia pun menahan sikapnya: “Tidak tahu hal apa lagi yang ingin diingatkan oleh Zhenren? Silakan disampaikan.”
Yanxu Zhenren mengangguk: "Dari ucapanmu, keluargamu adalah orang Dinasti Qin. Lalu kutanyakan, siapakah ayahmu? Apa hubunganmu, Qin Yu, dengan Kaisar Dinasti Qin saat ini?" Yanxu Zhenren tidak langsung membahas hal tersebut, malah balik bertanya pada Qin Yu.
"Kaisar Dinasti Qin saat ini adalah kakak keduaku. Menurutmu, siapakah ayahku?" jawab Qin Yu.
Yanxu Zhenren tersenyum: "Tepat!"
Qinglong tiba-tiba menyela: "Yanxu, aku tahu maksudmu. Saudara Qin Yu, hal ini memang harus diingatkan. Aku sampai lupa memberitahumu."
Alis Qin Yu mengerut. Mengapa Yanxu Zhenren dan Qinglong sama-sama bersikap seperti ini? Sebenarnya ada masalah besar apa?
"Pemimpin Istana Qinglong, Yanxu Zhenren, jika ada masalah jangan disembunyikan. Cepat katakan! Masalah apa yang begitu penting sampai kalian bersikap hati-hati seperti menghadapi perkara luar biasa?" tanya Qin Yu penuh kecurigaan.
Yanxu Zhenren menasihati: "Qin Yu, jika Dinasti Qin bertarung dengan dinasti lain, apakah kau akan mengirim pasukan Paviliun Bintangmu untuk membantu?"
Qin Yu tertawa: "Tentu saja. Jika muncul kesulitan, membantu tentu hal yang normal. Aku tidak bisa hanya diam melihat keluargaku bersedih sementara aku tidak berbuat apa-apa." Jika tidak ada Paviliun Bintang mungkin lain cerita, tapi karena punya kekuatan, tentu harus membantu keluarga.
Yanxu Zhenren tersenyum: "Itu bunuh diri."
"Itu bunuh diri." Qinglong juga menyambung.
Qin Yu tertegun, memandang keduanya dengan curiga.
Qinglong menjelaskan: "Saudara Qin Yu, biar kakak jelaskan. Lautan Bintang Kerusuhan, kau pasti pernah dengar. Para Sanxian di Lautan Bintang Kerusuhan pernah mengeluarkan perintah: Benua Qianlong adalah daratan orang biasa, cultivator sama sekali tidak boleh ikut campur dalam persaingan negara-negara manusia."
"Begitu negara-negara fana akhirnya justru diatur oleh para kultivator, maka... begitu ketahuan, itu adalah situasi mematikan." Yanxu Zhenren juga berkata dengan khidmat.
Qinglong mengangguk: "Qin Yu, pamammu memang kuat, tapi perintah ini sudah diturunkan sejak zaman kuno oleh Lautan Bintang Kerusuhan. Itu adalah keputusan yang disepakati semua sanxian, perintah dari komunitas sanxian. Paman Lan-mu pun harus mengakui perintah ini."
Qin Yu tertegun.
"Lalu bagaimana dengan para dewa-dewa di berbagai negara saat ini?" Qin Yu bertanya curiga.
Yanxu Zhenren tertawa: "Mereka yang disebut dewa-dewa itu hanyalah kultivator tingkat Golden Core. Bagaimana mungkin mereka tahu hal-hal seperti ini? Apalagi satu dua kultivator tidak akan banyak mempengaruhi gambaran besar dunia fana."
Qinglong juga berkata: "Qin Yu, dengarkan baik-baik. Perintah dari para sanxian itu adalah tidak ingin negara-negara orang biasa dikendalikan atau diintervensi oleh kultivator. Maksud mereka jelas: Benua Qianlong adalah milik orang biasa, harus diatur oleh orang biasa. Selama kau tidak melanggar prinsip ini, tidak ada masalah."
Qin Yu segera paham.
"Ternyata begitu. Jika aku mengirim sejumlah kecil anak buah untuk melindungi keluargaku, hanya sebagai pengawal, itu tidak melanggar peraturan kan?" Qin Yu langsung menangkap esensi perintah tersebut.
Qinglong tertawa: "Tentu tidak. Ingat, jangan terang-terangan membunuh kaisar, atau memimpin pasukan kultivator monster untuk menyerang militer orang biasa. Jangan coba menguasai penguasa dunia manusia, maka semuanya akan baik-baik saja."
Qin Yu sepenuhnya memahami maksud para sanxian di Lautan Bintang Kerusuhan yang misterius itu.
Para sanxian ini hanya ingin Benua Qianlong tetap menjadi wilayah orang biasa. Siapapun yang melanggar prinsip ini akan menerima hukuman mereka!
“Zhenren, Kaisar Zhu Yan dari Dinasti Qin meminta audiensi.” Seorang murid berlari masuk melaporkan dari luar.
“Zhu Yan? Persilakan dia masuk.” Yanxu Zhenren tersenyum.
Qin Yu juga berdiri dan berkata: “Yanxu Zhenren, Pemimpin Istana Qinglong, saya pamit duluan.” (Kalau tidak ada urusan lagi, buat apa tetap di sini?)
“Hamba menghadap Zhenren.” Zhu Yan masuk, tiba-tiba matanya terbelalak melihat Qin Yu, wajahnya dipenuhi ketakutan dan ketidakpercayaan, “Anda... Anda adalah... yang berbaju hitam...”
Qin Yu memandangnya dingin: “Benar. Akulah pria berbaju jubah hitam yang menangkapmu untuk menanyakan lokasi Dongfang Yu.”
Zhu Yan tampak sangat panik melihat Qin Yu, lalu mengambil napas dalam untuk menekan emosi ketakutan sambil membungkuk hormat: “Saya Zhu Xu, Kaisar Dinasti Ming. Bolehkah hamba tahu gelar Senior?”
“Aku?” Qin Yu tiba-tiba tersenyum samar.
“Qin Zheng adalah Kakak Keduaku!”
Suaranya masih menggema di ruangan, namun tubuhnya sudah menghilang tanpa jejak.
“Qin Zheng… Kakak kedua…” Mata Zhu Yan membelalak lebar, wajahnya penuh kekagetan. Meski setengah dari keterkejutannya itu dipaksakan, namun separuhnya lagi tulus. Zhu Yan benar-benar tak menyangka bahwa pria berjubah hitam itu ternyata saudara Kaisar Dinasti Qin.
Zhu Yan seketika sadar kembali, menengok ke sekeliling: “Di mana orangnya?”
“Jangan cari-cari, mereka sudah pergi.” Qinglong tertawa terbahak.
Pasukan cultivator monster yang megah sedang melesat di langit menuju ibu kota Dinasti Qin. Yan Rui dan dua Penjaga lainnya memimpin pasukan pengawal, sementara ketiga anggota kelompok Qin Yu sudah lebih dulu berangkat.
Di atas gerbang kota ibu kota Dinasti Qin.
Qin De, Qin Zheng, Qin Feng, dan Feng Yuzi berdiri di atas gerbang, memandang ke arah ibu kota Dinasti Ming. Sejak Qin Yu pergi bersama pasukan cultivator monster, keempatnya terus menanti di situ.
Pelindung Liang Tan telah mengawal Dongfang Yu kembali. Qin De hanya memerintahkan untuk mengurung Dongfang Yu dan akan memberikan hukuman nanti. Saat ini, hal yang paling ingin dilakukan Qin De adalah berdiskusi panjang lebar dengan putra ketiganya ini!
Apa yang sebenarnya terjadi?
Bagaimana mungkin putra ketiganya yang baru meninggalkan Benua Qianlong selama sepuluh tahun ini tiba-tiba berubah menjadi Raja Paviliun Bintang?
Kejutan? Kecurigaan? Ketidakpercayaan? Kegelisahan?
Berbagai perasaan berkecamuk dalam hati keempatnya: Qin De, Qin Zheng, Qin Feng, dan Feng Yuzi.
Seberkas sinar emas melesat dari kejauhan dengan gesit. Keempat orang itu segera mencondongkan badan. Sinar itu menyusuri garis lengkung sempurna, menyambar turun dan mendarap di atas menara kota. Kemudian berubah wujud menjadi manusia - tak lain adalah Qin Yu.
"Ayah Raja." Qin Yu memandang ayahnya Qin De.
Qin De, Qin Zheng, Qin Feng, dan Feng Yuzi sama-sama menatap tajam ke arah Qin Yu.
"Paviliun Bintang? Rajanya?" Qin De memulai percakapan.
“Begitu banyak kultivator, perkiraanku lebih dari 10.000.” Qin Feng kembali berkata.
Qin Zheng juga berkomentar: “Ternyata Raja Paviliun Pavilion Bintang, pantas saja tidak peduli dengan Foundation Establishment Pill.”
“Pavilion Bintang, menurut Pelindung Liang Tan, ternyata kekuatan besar setara dengan Penglai. Luar biasa, cuma sepuluh tahun sudah sekuat ini.” Meski Feng Yuzi memuji, ekspresi di wajahnya tidak menunjukkan senyuman.
Keempatnya menatap tajam Qin Yu serentak bertanya: “Jelaskan, sebenarnya ada apa?”
Qin Yu tersenyum getir: “Aku... bukannya tidak sempat menjelaskan?”
Melihat ekspresi getir Qin Yu, keempat anggota keluarga Qin yang pura-pura tegas ini tak bisa menahan diri. Qin De yang biasanya serius kini menepuk kepala Qin Yu sambil tertawa lepas: “Hah, nak! Aku Qin De sama sekali tidak menyangka kau bisa sehebat ini!”
Qin Feng juga bersemangat memeluk bahu Qin Yu: "Xiao Yu, Kakak selama ini merasa sangat dipermalukan, dendam tak bisa dibalas, perlengkapan spiritual kelas menengah hilang tak berani bicara... Sekarang akhirnya bisa meluapkan semua ini, mantap, mantap!"
Qin Zheng juga memeluk bahu Qin Yu: "Xiao Yu, kau anggap aku ini kaisar biasa, tapi kau adalah penguasa wilayah kultivator. Leluhur kita Kaisar Pertama Qin yang menyatukan Benua Qianlong adalah kebanggaan terbesar keluarga, tapi Paviliun Bintangmu ini bahkan lebih tinggi statusnya dibanding Dinasti Qin zaman dulu!"
Feng Yuzi berkata dengan nada melankolis: "Dulu, aku meninggalkan Qingjianmen karena tak tahan dipermalukan. Tapi siapa sangka keponakanku justru menjadi Pemimpin kekuatan besar setara Penglai. Benar-benar pergeseran zaman yang luar biasa."
Beberapa waktu terakhir ini, jajaran atas Dinasti Qin benar-benar merasa terhina.
Perwira militer Zhao Yunxing dibunuh, tapi tak bisa menuntut balas.
"Dan kedua Dewa-Dewa bahkan dipotong lengannya, bahkan perlengkapan spiritual kelas menengah semuanya direbut. Penghinaan seperti ini, Dinasti Qin hanya bisa menahan diri. Saat Qin Yu kembali, langsung membawa pasukan bergerak megah. Hanya dalam semalam, situasi langsung berbalik. Semua orang akhirnya bisa meluapkan kekesalan."
Di atas gerbang kota.
Meja telah disusun rapi. Dengan cahaya redup bulan sabit, Qin Yu bersama ayahnya, kakak pertama dan kedua, serta Feng Yuzi duduk melingkar. Di bawah sinar bulan, mereka minum bersama sambil berbagi pengalaman selama sepuluh tahun. Saat menceritakan bagian berbahaya, suasana pun menjadi tegang.
Malam berlalu. Di timur muncul semburat putih. Hari telah pagi.
Setelah berbincang begitu lama, Qin De dan yang lain akhirnya memahami perjalanan hidup Qin Yu, serta kebuasan dunia kultivasi.
"Dibandingkan dengan dunia kultivasi, Benua Qianlong relatif lebih stabil. Setidaknya ada hukum dan militer yang membatasi. Hanya ada perang antarnegara. Sedangkan di dunia kultivasi, kekuatan adalah segalanya. Yu'er, setelah sepuluh tahun penuh lika-liku, sudah saatnya kau beristirahat sejenak."
Qin De saat ini juga merasakan sesak hati sejenak. Qin Yu di dunia kultivasi seberang laut tak terhitung kali nyaris bersinggungan dengan kematian.
Qin De tidak tahu, sebenarnya pengalaman Qin Yu jauh lebih berbahaya daripada yang diceritakan. Banyak bahaya yang berhasil dilalui hanya dengan mengandalkan AIR MATA METEOR, namun Qin Yu sengaja tidak mengungkitnya. Dia cuma tak ingin membuat Ayah Raja terlalu khawatir.
Kediaman Pangeran Yu.
Subuh hari, Li'er sedang menyiram bunga dengan cermat, sudut bibirnya menampakkan senyum tipis.
"Li'er, pagi-pagi sudah bangun menyiram bunga, tak mau istirahat lagi sebentar?" Qin Yu langsung berjalan ke jaring rotan tak jauh darinya, berbaring dengan nyaman di atasnya lalu mulai berayun-ayun.
Li'er tersenyum kecil sambil berkomentar: "Banyak bunga di Benua Qianlong yang khas, tidak ada di tempat lain. Lagipula udara pagi sangat segar. Sebenarnya tempat tinggal Orang Biasa juga cukup menyenangkan."
"Kalau begitu tinggal di sini bersamaku selamanya, aku juga takkan mengusirmu?" Qin Yu menyelipkan sindiran halus dalam ucapannya.
“Sudahlah, jangan bercanda. Kenapa semalam kau tidak pulang sepanjang malam? Merencanakan apa?” Li'er bertanya dengan serius.
Qin Yu tertegun, lalu menjawab dengan tegas: "Ini...Pria pergi malam-malam buat apa lagi kalau bukan itu? Di tempat lain Orang Biasa memang tidak bisa, tapi rumah bordil di sini sangat maju. Apalagi para cendekiawan kami orang biasa itu selalu teriak 'Gadis jelita, pria baik pasti mengejar', lalu ramai-ramai lari ke sana. Ini namanya tren. Semalam aku cuma lihat-lihat sekilas."
Li'er menutup mulut sambil tertawa: "Kau 'pria baik mengejar'?"
"Memang tidak mirip?"
"Cukup, jangan banyak omong. Semalam banyak cultivator monster berkeliaran di luar, kau pikir aku Orang Biasa yang tidak merasakan? Jujur saja, sebenarnya pergi buat apa?" Li'er menginterogasi dengan detail.
Qin Yu juga tidak melanjutkan berbaring, melainkan duduk tegak lalu turun dari tempat tidur. "Aku tidak akan menyembunyikan hal ini darimu. Kemarin aku bilang akan mengunjungi mentorku, tapi... mentorku sudah terbunuh. Ayah Raja dan Paman Feng juga tangannya dipotong musuh. Kemarin aku pergi membalas dendam." Suara Qin Yu terdengar semakin berat.
"Membalas dendam, bagaimana hasilnya?" tanya Li'er.
"Musnahkan sekte." Kilatan tajam melintas di mata Qin Yu.
Li'er mengerutkan alisnya, sepertinya tidak menyukai hal ini. Namun setelah beberapa saat ia menghela nafas: "Sudahlah, sekte mereka sudah kau hancurkan. Bukankah dendammu sudah terbalaskan? Di kediaman pangeran, kenapa masih memasang wajah sangar seperti ingin memakan orang?"
Qin Yu yang baru sadar kembali buru-buru berkata: "Maaf."
Baru saja ia teringat kembali kebenciannya, secara alami emosinya tak terkendali.
Li'er tersenyum: "Tidak apa. Qin Yu, di mana Ayah Raja dan Paman Feng-mu? Kapan kau akan mengajakku menemui mereka?"
“Apa rencanamu?” Qin Yu curiga.
“Rencanakan, terapi.” Li'er berkata wajar.
“Terapi, Ayah Raja dan Paman Fengku adalah kultivator, tubuh mereka sangat sehat, penyakit apa yang kau obati?”
“Bodoh, potongan lengan bukanlah cedera? Meskipun Ayah Raja dan Paman Fengmu kehilangan lengan sudah lama, mustahil orang lain bisa menyembuhkan, tapi jika aku yang bertindak, masih ada keyakinan.” Li'er kesal.
Qin Yu tertegun.
“Kau, maksudmu… potongan lengan bisa tumbuh lagi?” Wajah Qin Yu penuh tak percaya.
“Itu secara alami, tidakkah kau lihat Yan Zi yang terluka parah dulu, akulah yang mengobatinya? Ini adalah kesaktian khususku. Eh, Qin Yu, apa kau tak ingin Ayah Raja dan Paman Fengmu dikembalikan? Oh, kalau begitu lupakan.” Li'er tersenyum cerah.
“Tidak, tidak.” Qin Yu cepat menyela. Melihat ekspresi Qin Yu, Li'er menampakkan kilat licik di matanya.
Tiba-tiba Qin Yu langsung menggenggam tangan Li'er dan terbang menuju istana: "Ayo, ikut aku ke istana. Li'er, terapi lengan Ayah Raja dan Paman Feng kuasakan padamu." Ucap Qin Yu sembari mempercepat kecepatan terbangnya.
Li'er tertegun, menatap tangan Qin Yu yang menggenggam tangannya.
Ini... pertama kali Qin Yu menggenggam tangan Li'er!
