Episode IX: Vila Sembilan Pedang Dewa BAB VII Sebuah Pembantaian

　　Di dalam sebuah pegunungan bawah laut yang dikuasai oleh Gua Heijiao di bawah komando Pavilion Bintang. 　　Tak ada yang tahu bahwa pegunungan bawah laut ini merupakan markas terakhir Di Nai - satu-satunya pangeran yang selamat dari Kuil Sembilan Bencana. Markas ini dilengkapi formasi besar. Hanya Di Nai, dua wakil lembah Yan Mou dan Yan Xin, serta enam penjaga tribulasi yang mengetahui jalur keluar. 　　Memegang cawan giok, Di Nai menikmati cita rasa anggur. 　　"Yan Xin, bagaimana hasil dari sepuluh regu yang kita kirimkan?" tanya Di Nai dengan tenang. 　　Di bawah, Yan Xin dan Yan Mou adalah orang yang paling dipercaya Di Nai. Yan Xin segera menjawab: "Melaporkan kepada Pemimpin Lembah, dari sepuluh regu yang dikirim kali ini untuk menyusup dari berbagai wilayah Dinasti Qin, namun memang banyak pasukan Bertahan Pavilion Bintang. Empat regu tetap berhasil dibunuh." 　　"Oh? Masih ada empat regu yang dibunuh?" Di Nai sedikit mengerutkan alisnya. 　　Sepuluh regu yang dia kirim kali ini masuk melalui sepuluh arah berbeda: ada yang langsung memasuki pintu gerbang di siang bolong, ada yang menyelinap melalui celah gunung gelap, atau berputar jauh melalui lautan masuk ke Hutan Belantara Tak Bertepi baru kemudian ke Dinasti Qin. 　　Bahkan dengan cara ini, tetap ada empat regu yang dihancurkan. 　　Di Nai tersenyum sinis: "Tampaknya Qin Yu memang sangat bersusah payah untuk melindungi keluarganya." 　　Yan Xin juga menambahkan, "Dari sini juga terlihat betapa Qin Yu menghargai keluarganya. Hanya dengan cara ini, jika Tuan Lembah membunuh keluarga Qin Yu, barulah Qin Yu akan bersedih. Dengan begitu, amarah Tuan Lembah bisa sedikit terlampiaskan." 　　"Masuk akal." 　　Di Nai tersenyum, "Jika dia tidak menganggap penting keluarganya, membunuh mereka tidak akan berpengaruh padanya. Untuk apa aku melakukannya? Hanya dengan membuatnya menderita, semakin sedih dan sakit hatinya, semakin senanglah aku." 　　"Enam regu, enam puluh orang, setelah masuk ibu kota akan dibagi menjadi dua belas regu kecil. Tidak tahu berapa banyak yang bisa dibunuh." Di Nai menghabiskan anggurnya lalu bangkit dan pergi. 　　Yan Xin dan Yan Mou membungkuk menghantarnya pergi. 　　"Kakak, kebencian Tuan Lembah terhadap Qin Yu sudah mencapai tingkat hampir tak waras. Tapi kekuatan Pavilion Bintang jauh melebihi kita. Istana Qinglong dan Istana Biru Air juga berpihak pada Qin Yu. Jika terus begini..." Yan Mou mengerutkan alis sambil berkomunikasi telepati. 　　Meskipun keduanya setia tanpa syarat kepada Di Nai, mereka agak bingung tentang masa depan. Hanya saja mengenai hal ini, mereka hanya bisa bernegosiasi melalui telepati spiritual. Mereka tidak berani memberitahu Di Nai. 　　Yan Xin tersenyum sinis, lalu berkomunikasi secara telepati: "Adik Kedua, kita dibesarkan langsung oleh Pemimpin Lembah. Semua pangeran lainnya sudah mati, mungkinkah kita berkhianat? Lagipula, yang dikirim untuk misi luar hanya orang biasa. Kita bersaudara dan Enam Penjaga Utama tidak pernah keluar lembah. Tidak ada bahaya..." 　　Setelah merenung sejenak, Yan Xin melanjutkan: "Adik Kedua, teruslah berlatih dengan giat. Bunuh saja sebanyak mungkin keluarga Qin Yu yang bisa dibunuh. Jangan pikirkan hal lain. Dengan persembunyian sebegitu dalamnya Pemimpin Lembah, aku tidak percaya Qin Yu bisa menemukan." 　　Yan Mou juga menganggukkan kepala setuju. 　　Bagaimanapun, siapapun yang punya akal sehat bisa melihat Di Nai berada dalam posisi lemah. Namun satu-satunya keunggulannya saat ini adalah - berada di tempat tersembunyi. Sedangkan Qin Yu justru berada di tempat terbuka. 　　Di Nai yang tersembunyi bisa menyerang Qin Yu, namun Qin Yu tidak bisa menemukan lokasinya sehingga kekuatannya pun tak berguna. 　　Di ibu kota Dinasti Qin, dalam sebuah paviliun di atas gerbang kota, dua cultivator monster sedang berdiskusi. 　　"Hah, Saudara Yan, sudah setengah tahun lebih kita di sini, tapi sisa-sisa Kuil Sembilan Bencana masih belum muncul. Kita dipaksa terus memantau dengan telepati spiritual. Benar-benar..." ujar pria pendek. 　　Pria besar yang duduk bersila membuka matanya: "Hati-hati! Kalau ada kesalahan, Raja Paviliun marah, hati-hati nyawamu." 　　Tiba-tiba raut wajah pria besar itu berubah drastis. 　　"Ada cultivator monster muncul!" 　　Di atas gerbang kota, dalam radius kilometer terdapat lebih dari sepuluh cultivator monster. Pria besar itu seketika mengirim telepati spiritual. Puluhan siluman listrik menyembur dari paviliun-paviliun kecil di sepanjang tembok kota. 　　Satu per satu telepati spiritual menyebar, dalam sekejap wilayah beberapa kilometer telah dipenuhi hampir seratus cultivator monster yang berlari kencang ke satu arah. 　　"Siang hari bolong, percepat kecepatan! Jangan sampai Orang Biasa itu melihat!" 　　Komandan regu pengawal yang memimpin pasukan 100 orang segera menghardik anak buahnya melalui telepati spiritual. Seketika seratus prajurit itu mencapai kecepatan maksimal, bagai tiupan angin kencang, dalam kedipan mata sudah berada seratus meter jauhnya. 　　Kecepatan seperti ini hanya bisa dilihat oleh ahli tingkat awal dengan dipaksakan. Tapi berapa jumlah ahli tingkat awal di Benua Qianlong? Berapa banyak dari mereka yang ada dalam jarak ini? 　　"Brak~~" 　　Darah beterbangan! 　　"Braak!" 　　Daging dan darah terkoyak hidup-hidup! 　　"Salah sasaran! Aku pengawal Pavilion Bintang!" Si kurus berambut hijau dari lima korban serangan itu berteriak melalui telepati spiritual ke cultivator monster penyerang. Dalam pembunuhan massal, komunikasi hanya bisa dilakukan lewat telepati spiritual. 　　“Bunuh orang salah? Pengawal Pavilion Bintang?” 　　Komandan regu pengawal berdiri di depan cultivator monster berambut hijau yang selamat sambil tersenyum sinis. 　　Sekejap mata, empat dari lima cultivator monster telah terbunuh, hanya tersisa yang ini. 　　"Yang Mulia, aku benar-benar anggota Pavilion Bintang. Jika tidak percaya, Tuan bisa merasakan jade identitasku," cultivator monster berambut hijau itu panik bergegas menjelaskan. 　　Komandan regu pengawal menyeringai dingin: "Jade identitasmu memang milik Pavilion Bintang, tapi... Raja Paviliun sudah memerintahkan bahwa cultivator monster apapun yang memasuki wilayah Dinasti Qin harus dieksekusi tanpa ampun." 　　"Aku ini..." sang cultivator monster berambut hijau masih berusaha berkelit. 　　Wajah komandan regu pengawal menampakkan senyum menggodai: "Nak, jangan mengada-ada. Kuberi tahukan, Raja Paviliun sudah memerintahkan melalui Kasim Kepala Zhuang Zhong bahwa seluruh pasukan Pavilion Bintang pun dilarang masuk ke wilayah Qin." 　　"Yang Mulia, aku adalah salah satu dari 10.000 cultivator monster yang datang pertama kali. Aku ditugaskan sebagai penjaga di perbatasan Dinasti Qin," ujar cultivator monster berambut hijau itu sambil melirik. 　　"Hmm…" Komandan regu pengawal tertegun sejenak. 　　Memang ada kemungkinan, 5.000 pasukan memang ditempatkan di berbagai perbatasan sebagai penjaga. 　　"Bukankah Raja Paviliun memerintahkan kalian untuk tidak meninggalkan pos tanpa izin?" tanya Komandan regu pengawal dengan curiga, masih belum mengendurkan kewaspadaannya. 　　Dalam hati, cultivator monster berambut hijau itu bersukacita. Tampaknya ada celah harapan. 　　"Aduh... Yang Mulia, beberapa orang tadi adalah rekan seunitku. Kalian salah membunuh! Ini membunuh keluarga sendiri!" ratapnya dengan wajah kesakitan. 　　"Ah!" Ekspresi Komandan regu pengawal berubah tertegun. 　　Saat ini, cultivator monster berambut hijau itu sudah menemukan solusi untuk melarikan diri. Namun—— 　　Brak! 　　Sebilah pedang tajam menembus perut cultivator monster berambut hijau. Cultivator monster itu membelalakkan mata ke arah Komandan regu pengawal di hadapannya, bertanya dengan nada tak percaya: "Kau... kenapa kau..." 　　"Saudara, kau memang cukup licik. Sayangnya, apakah Raja Paviliun sampai tak memikirkan celah ini? 10.000 pengawal kami telah melalui modifikasi ulang pada jade identitas masing-masing. Saat indra keenam pertama kali merasakanmu, kami sudah tahu... kau bukan bagian dari kami." 　　Komandan regu pengawal tersenyum cerah di wajahnya. 　　"Lalu kenapa... kau masih... bicara panjang lebar..." Tembusan di titik vital membuat cultivator monster Golden Core itu sekarat, tapi dia tetap ingin tahu jawabannya. 　　Komandan itu menjawab serius: "Hm, soal ini... siapa suruh kalian baru datang sekarang? Kami sudah menunggu setengah tahun lebih tanpa melihat bayangan kalian. Membosankan, jadi cuma menggodaimu sebentar!" 　　"Haha..." 　　Hampir seratus cultivator monster itu tertawa terbahak-bahak. Orang-orang biasa di sekeliling terlihat bingung, apa yang ditertawakan kelompok pria besar di kejauhan itu? Tapi melihat tubuh perkasa hampir seratus pria itu, tak ada yang berani mendekat. 　　"Saudara-saudara, tangani ini. Mari pergi." 　　Setelah menghancurkan mayat dan menghapus jejak, regu seratus orang ini berjalan santai tanpa terburu-buru memasuki pintu gerbang, lalu naik ke atas tembok untuk kembali ke posisi masing-masing. 　　…… 　　Hampir bersamaan, lima regu kecil lainnya mencoba menyusup masuk ke ibu kota melalui berbagai titik. 　　Namun—— 　　Pertahanan ibu kota ibarat air tak bisa ditembus. Satu per satu regu dibantai habis. Pengawal Pavilion Bintang yang sudah setahun lebih tidak membunuh, dengan seenaknya menggodai para bajingan ini. 　　Tapi para pengawal Pavilion Bintang terlalu lengah. 　　Saat mereka membantai satu regu, tiba-tiba muncul regu lain yang terus masuk ke ibu kota melalui titik yang sama. Karena pengawal yang bertugas di titik tersebut pergi memburu regu sebelumnya, regu yang muncul belakangan bisa masuk dengan aman. 　　Jika pengawal Pavilion Bintang tetap mengawasi dengan kesadaran spiritual terus memantau, kemungkinan besar akan menangkap regu lima orang kedua. 　　Namun pengawal yang waspada jelas-jelas tidak banyak. 　　Dari dua belas regu lima orang, masih ada lima regu yang berhasil memasuki internal ibu kota dengan metode ini. 　　Adapun masuk melalui udara, itu sama sekali tidak mungkin karena seluruh langit ibu kota telah dipasang segel larangan. Bahkan seekor burung kecil pun jangan harap bisa terbang masuk. 　　Kediaman Pangeran Yu di ibu kota. 　　Qin Yu duduk di kursi. Di hadapannya berdiri Yan Rui dan Liang Tan. Yan Rui mengenakan zirah hitam yang sengaja dibuat menonjolkan lekuk tubuhnya, sementara Liang Tan berwajah kaku dengan tatapan lurus ke depan. 　　"Raja Paviliun, alarm di gerbang kota terus berbunyi. Ada beberapa regu yang berusaha menyusup ke dalam ibu kota. Apakah ada regu yang berhasil menembus pertahanan, masih belum kami ketahui." Liang Tan melapor dengan khidmat. 　　Qin Yu menganggukkan kepala, tersenyum: "Cukat juga. Cultivator monster di seluruh ibu kota harus waspada, periksa satu per satu dengan teliti. Untuk cultivator monster di istana, tak perlu kuperingatkan lagi kan?" 　　"Raja Paviliun tenang, pasukan Di Nai yang datang pasti mati semua. Takkan ada satu pun yang berhasil." Liang Tan berkata dengan percaya diri. 　　Qin Yu tersenyum sambil mengangguk. 　　Tentu saja dia tenang. 　　Qin Yu tidak hanya menempatkan pengawal Pavilion Bintang di perbatasan Dinasti Qin, tapi juga di atas tembok kota. Bahkan... di dalam ibu kota, ada lebih dari seribu cultivator monster yang berjaga secara acak di berbagai lokasi. 　　Istana kekaisaran sendiri ibarat benteng baja. 　　…… 　　"Yang Mulia, pertahanan di dalam istana terlalu ketat. Dari 25 saudara yang bertahan, lebih dari separuhnya sudah mati." 　　Seorang cultivator monster berpenampilan pelajar duduk di kedai teh, mendengar laporan telepati dari bawahannya, lalu memerintahkan: "Ubah target. Serang pangeran dan pejabat di dalam ibu kota. Bunuh sebanyak mungkin." 　　"Siap!" 　　Si pelajar menyeruput tehnya, menghela dengan suara lengkingan. 　　"Tuan Lembah ini mengirim kami untuk bunuh diri." Senyum getir muncul di wajah pelajar, namun mereka tak berani menolak. Sebab jika tidak datang, Di Nai akan memberikan... bukan kematian, melainkan siksaan yang lebih mengerikan dari kematian. 　　Tiba-tiba— 　　"Saudara, berani memasuki ibu kota Dinasti Qin dengan sembarangan, sungguh berani." Seorang pemuda sengaja menghampiri pelajar itu. 　　Wajah pelajar berubah pucat. Ia sama sekali tak bisa melihat tingkat kemampuan bela diri pemuda di hadapannya. 　　"Cinnabar tahap akhir, berani-beraninya cinnabar tahap akhir mengacau di ibu kota, sungguh nekat mencari maut." Bisikan itu terdengar di telinga pelajar, bersamaan dengan kedatangan pemuda di sampingnya. Namun saat ini tubuh pelajar telah membeku tak bergerak. 　　Karena… dia sudah mati. 　　Pemuda itu adalah salah satu dari sepuluh Komandan Batalyon Pengawal yang memimpin 10.000 pasukan Pavilion Bintang. 　　"Au～～" 　　Teriakan mengerikan menggema, disusul ledakan dahsyat. Kediaman Menteri Departemen Pertahanan hancur berkeping-keping. 　　“Swoosh!”“Swoosh!”“Swoosh!”“Swoosh!”“Swoosh!”…… 　　Seketika belasan siluet muncul di kediaman Menteri Peperangan. Wajah belasan orang ini terlihat sangat pucat. Setiap pejabat penting seharusnya dilindungi tiga cultivator monster, namun musuh yang menyerang ternyata berwujud asli gurita delapan lengan. 　　Saat diserang, monster laut itu berubah menjadi wujud raksasa. Ketika serangannya gagal, dia marah dan meledakkan diri sendiri. Ledakan ini membunuh sebagian besar keluarga Menteri Peperangan yang malang, termasuk sang menteri sendiri. 　　"Yang Mulia." Tiga cultivator monster yang ditugaskan khusus melindungi menteri itu kini gemetar ketakutan. 　　"Plak!" 　　Seorang pria besar dengan wajah membeku menampar keras salah satu dari mereka. Suaranya menusuk dingin: "Bertiga tak bisa mengalahkan satu musuh. Kalian cuma perlu bertahan sebentar sampai kami tiba. Tapi... kalian bahkan tak sanggup bertahan sesaat. Bersiaplah menerima penghukuman dari Raja Paviliun." 　　Bertahan? 　　Musuh sudah meledak sendiri, bagaimana kami bisa bertahan? 　　Ketiga cultivator monster ini juga merasa sangat terhina. 　　…… 　　Pada saat yang sama, serangan liar terjadi di berbagai penjuru ibu kota. Dari 25 cultivator monster yang memasuki ibu kota, separuh lebih tewas di dalam istana, namun tetap berhasil membunuh puluhan kasim, puluhan dayang, dan seorang selir di istana. 　　Sisa sekitar sepuluh cultivator monster juga membunuh beberapa pejabat dan ratusan orang biasa. 　　…… 　　Melihat hasil ini, wajah Qin Yu tampak suram. 　　"Raja Paviliun, pengawal kami hanya memiliki kemampuan bela diri tingkat Golden Core. Meskipun mengandalkan jumlah, mustahil melakukan serangan mematikan sekaligus. Jika gagal membunuh seketika, aliran energi Qi yang mereka pancarkan secara liar saja sudah bisa mematikan banyak Orang Biasa... Manusia terlalu rentan," kata Yan Rui dengan pasrah. 　　Qin Yu tersenyum getir. 　　Memang, dalam pertempuran cultivator monster, meskipun jumlah personel kita banyak, aliran energi Qi yang berhamburan selama pertempuran saja sudah bisa membunuh orang biasa. Kali ini satu selir dan beberapa pejabat tewas, sementara kasim, dayang, dan warga sipil yang mati bahkan melebihi seratus orang. 　　"Di atas tembok, tingkatkan pengawasan. Tak disangka sampai membiarkan begitu banyak cultivator monster menerobos masuk. Mulai hari ini, tambah jumlah personel pengawas. Solusi terbaik adalah memastikan musuh sama sekali tidak bisa memasuki ibu kota," Qin Yu segera memerintahkan. 　　Kematian beberapa menteri-menteri departemen kerajaan benar-benar memberikan pengaruh yang sangat luas terhadap Dinasti Qin baik di kalangan pemerintah maupun masyarakat. 　　Namun serangan kali ini hanyalah serangan uji coba Di Nai, serangan kejam yang sesungguhnya belum datang! Jilid 9 Vila Sembilan Pedang Dewa Bab VIII Transformasi Sifat Mental 　　"Pemimpin Lembah, kabar terakhir yang diterima, 25 orang telah memasuki bagian dalam ibu kota. Saat menyerang istana, salah satu dari mereka mempertaruhkan nyawa dengan meledak sendiri dan membunuh seorang figur bangsawan. Kemungkinan besar yang terbunuh adalah Permaisuri atau selir Dinasti Qin." 　　Yan Xin melapor dengan penuh hormat, sementara mata Di Nai langsung bersinar. 　　"Konfirmasi?" 　　Di Nai memastikan kembali. 　　Yan Xin mengangguk: "Tuan Lembah, berdasarkan kabar yang diteruskan, dayang-dayang di istana itu memanggil wanita itu 'selir'. Jadi pastilah dia Permaisuri atau selir." 　　"Sangat bagus... Lalu?" Wajah Di Nai menunjukkan kegembiraan. 　　Yan Xin tertegun, sementara Yan Mou menyahut: "Tuan Lembah, ini kabar terakhir. Setelah mengirim pesan ini, Komandan itu langsung dibunuh... Tapi cultivator monster yang tersisa seharusnya menyerang pejabat-pejabat di ibu kota dan anggota keluarga kerajaan yang tinggal di luar istana sesuai rencana. Orang biasa sangat rentan, bahkan aliran energi Qi yang terpancar sembarangan dari cultivator monster bisa membunuh mereka. Perkiraan kami Dinasti Qin pasti mengalami kerusakan yang cukup besar." 　　"Sangat memuaskan." 　　Di Nai tersenyum dan berdiri, "Namun, berdasarkan kondisi pertempuran kali ini, bisa dilihat bahwa pertahanan Dinasti Qin sangat ketat. Kali ini mereka mengalami kerugian besar, pasti akan meningkatkan pertahanan lagi. Aku perkirakan jika mengirim awak tambahan pun akan sulit menembus pengawasan tembok ibu kota." 　　Yan Xin mengerutkan alisnya, "Tuan Lembah, lalu apa yang harus kami lakukan?" 　　"Yan Xin, aku sudah merenungkan lama dan menemukan trik brilian... menggunakan Orang Biasa melawan Orang Biasa!" Senyuman Di Nai bersinar terang. 　　Yan Xin dan Yan Mou kedua bersaudara tertegun. 　　"Mereka bisa bertahan dari cultivator monster, tapi bagaimana menghadapi Orang Biasa? Asalkan kami menguasai sekelompok Orang Biasa dan menyuruh mereka menyerang, pasti akan mengejutkan. Efektivitasnya mungkin lebih baik daripada cultivator monster yang menyerang langsung." Di Nai berbicara penuh keyakinan. 　　Mata Yan Xin dan Yan Mou langsung berbinar-binar. 　　“Berdasarkan intelijen yang disita dari Dinasti Ming, di Benua Qianlong terdapat organisasi pembunuh bayaran maupun organisasi intelijen.” Di Nai tersenyum, “Kami di dasar laut justru membutuhkan mutiara dan batu akik yang tak bernilai, yang justru menjadi kesukaan orang biasa.” 　　“Maksud Tuan Lembah...” Yan Xin mulai menangkap maksudnya. 　　“Benar, pertama-tama gunakan uang dan harta berharga untuk menggerakkan organisasi pembunuh bayaran itu.” Di Nai berbicara perlahan, “Namun… menurut intelijen, organisasi pembunuh bayaran juga memiliki batasan dalam menerima misi. Para pangeran Dinasti Qin, mereka tidak berani membunuh sembarangan. Jadi… selain itu, kami sendiri juga perlu membentuk organisasi pembunuh bayaran.” 　　“Kami sendiri yang membentuk?” Yan Xin terlihat curiga. 　　Di Nai mengangguk, “Ya, kirim puluhan cultivator monster ke Dinasti Ming dan Dinasti Han. Tunjukkan kekuatan mereka di hadapan para ahli tingkat awal, tarik minat mereka untuk bergabung dengan organisasi kita.” 　　“Sekaligus, tunjukkan kekuatan cultivator monster kepada keluarga-keluarga besar, dapatkan dukungan mereka, bahkan kuasai beberapa kekuatan keluarga besar!” 　　Kilatan cahaya berkedip di mata Di Nai. 　　“Kami akan menggunakan Dinasti Ming dan Dinasti Han sebagai pondasi dasar, membangun organisasi pembunuh bayaran bernama 'Hantu Bayang'! Target tertinggi adalah membunuh anggota keluarga kerajaan Dinasti Qin.” Kilatan dingin memancar dari mata Di Nai. 　　Target tertinggi ditetapkan sebagai pembunuhan anggota keluarga kerajaan. Dia sama sekali tidak berencana menggunakan pembunuh bayaran orang biasa untuk membunuh Qin Yu. 　　“Kebijaksanaan Tuan Lembah.” 　　Yan Xin dan Yan Mou berlutut satu kaki dengan gembira, mereka merasa rencana ini sangat mungkin dilakukan. Menggunakan orang biasa melawan orang biasa, para cultivator monster hanya perlu mengawasi dengan kesadaran spiritual, sementara manusia biasa tidak bisa melakukan pengawasan. 　　“Organisasi pembunuh bayaran 'Hantu Bayang'.” Di Nai dalam hati tersenyum sinis, “Qin Yu, aku akan membuat keluargamu memahami arti 'hantu bayang yang tak kunjung hilang'!” 　　Wilayah yurisdiksi Dinasti Ming. 　　Ahli terkemuka Dinasti Ming, 'Tangan Penyangga Langit' Yu Wen Shang sedang berkuda di jalan resmi. Saat ini malam hari, namun dia tetap melanjutkan perjalanan perlahan. 　　“Berhenti.” 　　Suara menghardik terdengar. 　　“Siapa kau?” Wajah Yu Wenshang berubah drastis. Ia tak bisa merasakan keberadaan orang yang bersuara tadi di mana. 　　“Aku di belakangmu.” Suara membeku itu kembali terdengar. 　　Yu Wenshang turun dari kuda dan berbalik, gerakan yang mulus. Ia tak melancarkan serangan, karena tahu… jika lawan bisa muncul diam-diam di belakangnya dan ingin membunuhnya, dirinya pasti sudah mati. 　　“Kau…” 　　Wajah Yu Wenshang berubah pucat. Orang di hadapannya ternyata melayang di udara. 　　Hanya dewa-dewa dalam legenda yang bisa melayang tanpa alat apapun. 　　“Kau dewa?” Yu Wenshang tak percaya. 　　“Benar.” Pria besar berbaju hijau itu mengaku. Sebenarnya, dia cuma cultivator monster. “Kubaca bakatmu bagus, sudah jadi ahli tingkat awal. Ingin kujadikan kau muridku, kau bersedia?” 　　Mendengar tawaran jadi murid dewa, Yu Wenshang terpaku. 　　“Hm, tak mau?” Pria berbaju hijau itu mengerutkan alis. 　　“Tidak, aku bersedia. Murid menghadap guru.” Yu Wenshang segera berlutut berkata. 　　Dewa-dewa, itu adalah keberadaan tertinggi. Tak terhitung petarung yang ingin menjadi murid dewa-dewa namun gagal. Saat ini ada dewa yang mau menerimanya sebagai murid, bagaimana mungkin Yu Wenshang menolak? Bagaimanapun juga daya tarik dewa-dewa terlalu besar. 　　…… 　　Hanya dalam tiga bulan, sebuah organisasi pembunuh bayaran besar telah berdiri. 　　Pondasi organisasi pembunuh bayaran ini berada di Dinasti Ming dan Han. Puluhan klan besar yang melayani mereka memiliki garis keturunan lebih dari 100 tahun. Semua klan ini setuju karena alasan dewa-dewa yang menerima anggota keluarga mereka sebagai murid. 　　Selain itu, sejumlah besar ahli tingkat awal juga bergabung dengan organisasi pembunuh bayaran ini. 　　Bisa menjadi dewa-dewa adalah impian setiap petarung kelas atas sekalipun dalam mimpi. 　　Dengan kekuatan besar seperti ini ditambah banyaknya ahli tingkat awal, secara alami menyerap para ahli tingkat pasca-innate. Seperti angin yang menyapu sisa awan, kekuatan organisasi pembunuh bayaran ini pun merambat masuk ke dalam Dinasti Qin. 　　Dalam tiga bulan, sebuah organisasi pembunuh bayaran yang hanya berada di bawah 'Tian Wang' berdiri. Organisasi ini bernama 'Hantu Senyap'. 　　Kediaman Pangeran Yu. 　　"Paman Xu, prediksimu ternyata tepat. Beberapa bulan ini benar-benar muncul organisasi pembunuh bayaran," ujar Qin Yu sambil tersenyum. 　　Setelah mengonsumsi pil pendasar dan dibantu Qin Yu yang menggunakan kekuatan internalnya untuk membersihkan meridian serta membantu penyerapan energi obat, Xu Yuan kini telah menjadi ahli tingkat awal dengan penampilan pria berusia 40-50 tahun. 　　Pil pendasar ini bahkan tidak bisa ditemukan di sekte kultivasi kecil manapun. Masih termasuk barang yang sangat langka. 　　Dengan bahan-bahan dari 'Istana Harta Karun' di Kuil Sembilan Bencana yang direbutnya, Qin Yu berhasil menempa banyak pil pendasar. Satu pil pendasar ditambah campur tangan langsung Qin Yu, secara alami mampu mengubah Orang Biasa menjadi ahli tingkat awal. 　　“Menyatu dengan dunia fana, menggunakan orang biasa melawan orang biasa... Namun Di Nai ini hanya memiliki kepintaran kecil, malah menggunakan metode organisasi pembunuh bayaran. Ini justru paling mudah ditaklukkan.” Xu Yuan mengipaskan kipas bulunya, terlihat sama sekali tidak peduli. 　　Qin Yu menatap Paman Xu. 　　“Tenang, pasukanmu sementara belum perlu dikerahkan. Karena dia menggunakan orang biasa, aku dengan orang biasa pun cukup untuk menghadapinya.” Xu Yuan mengibaskan kipasnya perlahan, penuh keyakinan. 　　Qin Yu mengangguk sambil tersenyum. 　　Malam itu. 　　Qin Yu duduk sendirian di bawah lampu membaca buku, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. 　　“Ayah Raja, ini Bapak.” Qin Yu membuka pintu kamar, terkejut melihat Qin De berdiri di luar. Menurut strategi 'Li Dai Tao Jiang' yang direncanakan Xu Yuan, yang tinggal di Taman Qinglin sebenarnya bukan Qin De dan Feng Yuzi, melainkan mereka berdua justru tinggal di Kediaman Pangeran Yu. 　　Qin De mengangguk sambil tersenyum, matanya menyapu tumpukan buku di meja tulis. “Malam-malam masih membaca buku?” 　　“Hanya mengisi waktu luang.” 　　Qin Yu segera duduk di samping. Qin De mengambil buku dan melihat: "Keuntungan dan Kerugian? Buku ini ditulis oleh tokoh Tao terkemuka, memang bisa dijadikan referensi." 　　Qin Yu menggelengkan kepala: "Seorang kultivator harus mengandalkan kekuatan sebagai yang utama. Tapi semakin lama di dunia ini, hatiku justru semakin lelah. Membaca buku-buku ini bisa sedikit meringankan." Di hadapan ayahnya, Qin Yu tanpa sadar menunjukkan kelemahannya. 　　Qin Yu begitu tangguh. Seorang pemuda yang baru tiba di dunia kultivasi monster luar negeri, namun mampu mencapai posisi seperti sekarang. Ini benar-benar hal yang sulit dipercaya. 　　"Yu'er, kau harus beristirahat yang cukup. Jangan terus bertarung," Qin De menghibur. 　　"Berkelahi? Ayah, bukan aku yang ingin bertarung. Tapi orang-orang yang memaksaku! Di dunia kultivasi monster luar negeri, jika mereka ingin membunuhku, satu-satunya cara agar aku tak dibunuh adalah MEMBUNUH!" Qin Yu menarik napas panjang. 　　Qin De tentu memahami logika ini. Untuk sesaat, ia tak bisa berkata-kata. 　　“Aku selalu percaya pada satu kalimat ‘Si lemah, membiarkan pikiran mengendalikan tindakan. Sedangkan si kuat, malah membuat tindakan mengendalikan pikiran!’.” Ekspresi Qin Yu berubah penuh keteguhan hati. 　　“Ketika kesedihan dan penderitaan menyergap, justru aku akan menyanyi dengan lantang. Saat ketakutan merayap, malah harus maju terus. Di saat kekuatan tak sebanding keinginan, aku mengingat kesuksesan masa lalu untuk menyemangati diri berusaha lagi! Aku takkan membiarkan pikiran mengendalikan tindakan. Begitu itu terjadi… mungkin aku sudah lama mati.” 　　Kilatan cahaya berkerlap-kerlip di mata Qin Yu. 　　“Di dunia bawah laut cultivator monster, sebenarnya aku tak rela melakukan pembunuhan. Tapi aku tahu, jika aku lemah hati, pasti tak bisa menguasai anak buah malah akan dimangsa balik. Karena itu, aku harus tegas dan kejam!” 　　“Dulu saat aku diburu, melarikan diri sendirian, merasa kesepian, merasa lemah… Aku hanya bisa mengingat hari-hari bahagia di masa lalu, mengingat saat bersama Ayah Raja dan saudara, membuat diriku kembali kuat, terus melarikan diri. Aku percaya suatu hari nanti nasibku akan berubah.” 　　Qin Yu mengeratkan tinjunya hingga urat-urat menonjol. 　　“Yu’er…” Qin De menggenggam tangan Qin Yu. 　　“Mengendalikan pikiran dengan perilaku, apakah ini bertentangan dengan hati? Aku tidak tahu… Saat itu, mentor tewas, kau dan Paman Feng juga kehilangan lengan. Awalnya aku hanya ingin membunuh Dongfang Yu saja. Tapi… Dongfang Nian menolak. Jika aku berbelas kasihan, perkiraanku lebih banyak orang akan berani-beraninya menindas Keluarga Qin. Jadi aku harus melawan hati nurani, harus kejam. Karena itu kuhabisi semua.” 　　Sorot mata Qin Yu menjadi tajam. 　　“Di masa kecil, latihan ekstrem itu membuatku menderita. Aku tak ingin berlatih, tapi terpaksa memaksa diri sendiri... Saat berhasil melampaui batas, rasa lega itu seperti pelangi setelah badai. Aku yakin suatu hari Ayah Raja akan puas. Senyuman Ayah adalah pelangi yang paling kudambakan.” 　　Qin Yu tersenyum tipis, ekspresinya polos bagai anak kecil. 　　“Ayah, dunia kultivator memang penuh kekejaman.” Qin Yu menghela napas. 　　Qin De hanya bisa menggenggam tangan putranya, tak sanggup mengucapkan sepatah kata. 　　“Jika bukan karena Paman Lan, aku harus terus membunuh dan bersaing. Bahkan jika keluarga dihina... takkan bisa membalas dendam.” Bisik Qin Yu penuh syukur. 　　Berkat Paman Lan, Qin Yu bisa bertindak lebih leluasa sesuai kehendak hatinya. 　　Ini dunia para penguasa kuat. Jika Qin Yu bukan yang terkuat, terpaksa ia mengkhianati nuraninya. 　　"Pembunuhan, kejam, dingin, haus darah... Aku tak rela, tapi terpaksa dilakukan. Setiap kali sendirian, aku merasa sakit hati. Namun meski hati terluka, di depan orang lain aku harus tetap berakding dingin dan tenang. Berpura-pura tersenyum, menunjukkan wujud asli yang penuh keyakinan. Karena aku adalah Raja Paviliun. Tak boleh panik, tak boleh takut, tak boleh rentan. Aku harus kuat! Harus kejam! Harus tak berperasaan!" 　　Qin Yu menatap Ayah Raja-nya, tersenyum getir yang hampir seperti tangisan: "Ayah Raja, kau tahu perasaan itu?" 　　"Yu'er, ayah tahu. Ayah benar-benar tahu." Qin De juga sedih dalam hati. 　　Masa lalu. 　　Setiap saat, bahkan para ahli dari Istana Qinglong dan Istana Biru Air yang telah mengalami ribuan tahun hingga lebih dari 10.000 tahun, saat bertemu Qin Yu, terpaksa mengakui bahwa Qin Yu adalah sosok yang luar biasa - kuat dan dingin. Bahkan seandainya Gunung Tai runtuh di depannya, dia tetap bisa tersenyum menghadapinya. 　　"Qinglong (Dewi Qinglong), Iblis Bermata Tiga, Yanxu Zhenren, Yi Da - semua ahli ini telah menghabiskan ribuan bahkan puluhan ribu tahun sejak kecil dalam lingkungan seperti ini." 　　"Sifat dingin dan tanpa emosi mereka tumbuh secara alamiah." 　　"Berbeda dengan Qin Yu. Saat pertama memasuki dunia bawah laut cultivator monster, usianya baru dua puluh tahun. Masa kecilnya dihabiskan bersama keluarga di Villa Kabut dengan didikan Kompi Kakek. Pada dasarnya, Qin Yu adalah pribadi yang baik hati dan berpegang teguh pada hubungan emosional." 　　"Sayangnya, lingkungan yang memaksa." 　　"Di masa kecil, demi meningkatkan kekuatan dan mendapatkan pengakuan Ayah Raja, ia memaksa dirinya sendiri. Hingga akhirnya berhasil mengorbankan diri bersama Wu Xing dalam aksi bunuh diri bersama." 　　"Kemudian di dunia bawah laut cultivator monster, ia sekali lagi harus bertindak bertentangan dengan hati nurani untuk beradaptasi." 　　"'Yang lemah membiarkan pikiran mengontrol tindakan. Yang kuat menggunakan tindakan untuk mengontrol pikiran.' Andai kata prinsip ini tidak tertanam di dasar hati bagai pilar penopang dunia batin, mungkin... aku sudah lama runtuh menahan perasaan bertentangan hati nurani ini." 　　Qin Yu matanya berkedip-kedip air mata, melepaskan tekanan dan penderitaan batin yang membuatnya sama sekali tidak bisa mengendalikan ikatan emosinya. 　　"Yu'er." 　　Qin De menatap putranya, suara hatinya bergelombang: "Yu'er, jangan kau sembunyikan semua hal dalam hati, mengerti? Bicaralah. Di rumah dengan Ayah Raja, di luar dengan sahabat karib dan teman. Kau tak boleh menekan semuanya di dasar hati." 　　Qin Yu menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum tipis. 　　"Ayah Raja, kehadiran Paman Lan membantuku adalah keberuntunganku. Seandainya tanpa bantuannya, itu adalah kejujuran nasib. Dan... nyawa ini milikku sendiri, aku harus bertanggung jawab untuk diriku sendiri." 　　Qin Yu berdiri dan membuka pintu. 　　"Begitu pula, aku harus terus bertindak bertentangan dengan hati, karena aku akan menjadi penguasa kuat!" Suara Qin Yu bergema dengan ketegasan tak tergoyahkan. 　　Qin Yu berjalan keluar dari pintu, mendongak melihat bintang-bintang berkilau di angkasa luar. Dalam hatinya berkata: "Karena aku tidak bisa mentolerir keluarga sendiri terhina, aku tidak bisa mentolerir keluarga sendiri menderita. Karena itu aku harus menjadi penguasa kuat, penguasa yang cukup kuat untuk melindungi keluargaku!" 　　"Senyuman, ketenangan, kedinginan, haus darah! Inilah aku, kelemahan dan belas kasihan yang hanya bisa dikubur di dasar hati. Hanya!!!" Ekspresi wajah Qin Yu semakin tegar. Volume 9: Vila Sembilan Pedang Dewa Bab Kesembilan: Lokasi Tribulasi 　　Kaum lemah membiarkan pikiran mengendalikan tindakan. Sedangkan penguasa kuat, justru membuat tindakan mengendalikan pikiran. 　　Mengikuti perintah! 　　Qin Yu harus terus seperti ini, kecuali suatu hari dia berdiri di puncak paling mutakhir alam semesta, tak ada yang bisa mengancamnya, barulah dia bisa bersikap bebas merdeka. 　　Di ambang pintu, Qin De diam-diam mengamati Qin Yu yang sedang mendongak mengamati bintang di halaman. 　　Sorot mata Qin Yu yang menatap bintang-bintang di langit, penuh keteguhan tak tergoyahkan. 　　Tiba-tiba senyuman tipis mengembang di wajah Qin Yu. 　　“Apakah Air Mata Meteor juga merasakan perubahanku? Bagaimanapun masa depan nanti, biarkan langit runtuh dan bumi terbelah, aku akan menghadapinya dengan tenang.” Qin Yu merasakan perubahan energi Air Mata Meteor, perasaan selaras dengannya seolah semakin menguat. 　　Dan sekejap itu pula, pemahaman spiritual Qin Yu mengalami transformasi. 　　“Pemahaman spiritual tahap tengah Kongming? Bencana Langit Enam Sembilan lima bulan lagi?” Senyum tipis mengembang di bibir Qin Yu. 　　Pemahaman spiritualnya tiba-tiba melonjak dari tahap awal ke tahap tengah Kongming. Bencana Langit yang dinanti-nantikan akhirnya bisa dirasakan, tepat lima bulan lagi. Namun saat ini Qin Yu tidak menunjukkan ekspresi diliputi sukacita. 　　Jalan di depan masih sangat panjang, semua ini hanyalah episode kecil belaka. 　　Adapun Di Nai dari Kuil Sembilan Bencana yang kini mengganggunya, tak lebih dari persimpangan kecil dalam perjalanan hidup Qin Yu. 　　Jika Qin Yu tak ingin melakukan ini, andai dia memilih menjadi yang lemah, bukankah cukup dengan bersembunyi di sudut yang indah dengan pemandangan alam lalu berlatih dengan tenang? Hidup bebas dan damai? Namun jika benar demikian, ketika seorang penguasa kuat mengancam kehidupan keluarganya, dia hanya bisa tak berdaya menyaksikan orang yang dikasihi dilukai. 　　Maka... 　　Qin Yu memilih menjadi penguasa kuat yang mampu melindungi keluarga dan saudaranya. Begitu keputusan ini diambil, jalan hidupnya pun telah ditentukan. 　　Pertarungan, haus darah, kejam, gila-gilaan, melawan hati nurani, pembantaian, konspirasi, bahaya... Inilah jalan Qin Yu. Ini pilihannya sendiri, dan dia harus bertanggung jawab. 　　"Huu!" 　　Kesadaran spiritual Qin Yu menyebar sepenuhnya. Dengan tingkat kesadaran spiritual tahap tengah Kongming, jangkauannya sangat luas, mencakup seluruh ibu kota. Saat ini dia melihat jelas... di istana, para pangeran tidur dengan tenang, sementara saudaranya Qin Zheng dengan serius membenahi dokumen resmi. 　　Kakaknya sendiri Qin Feng sedang melatih ilmu bela diri dengan tenang. 　　Tenang dan damai. 　　Hanya ketika melihat keluarga hidup dalam ketenangan dan kebahagiaan, Qin Yu baru merasa puas dengan pilihannya. 　　Seperti... di masa kecil, berlatih ilmu eksternal selama belasan tahun demi pujian dan senyuman Ayah Raja. 　　Kini berjalan di jalan sang penguasa kuat ini, waktu yang ditempuh tak terhingga, tapi demi senyuman keluarga dan saudara. 　　Hari berganti hari, sebulan setelah Qin Yu merasakan Bencana Langit Enam Sembilan, di dalam Kediaman Pangeran Yu. 　　Xu Yuan sedang bermain permainan Go dengan Li'er. 　　Dibandingkan kemampuan Qin Yu, keahlian Go Xu Yuan jauh lebih tinggi. Terutama setelah menyerap pil pendasar dan mulai melatih diri, pikiran Xu Yuan menjadi lebih lincah sehingga kemampuan Go-nya ikut meningkat statusnya. 　　"Haha, Nona Li'er, aku mengaku kalah. Kemampuan bermain Nonamu benar-benar hebat," kata Xu Yuan sambil tersenyum menyerahkan bidak. 　　"Paman Xu kemampuan caturnya jelas meningkat, kurasa hampir menyamai Jingsheng Qisheng di ibu kota," ujar Li'er sambil membersihkan papan catur. 　　Usai bermain catur, Qin Yu, Li'er, dan Xu Yuan mulai mengobrol santai. 　　"Apa? Xiao Yu akan menghadapi Bencana Langit Enam Sembilan empat bulan lagi?" Xu Yuan terkejut, wajah tenangnya yang biasa langsung menghilang. 　　Qin Yu mengangguk sambil tersenyum: "Ada masalah apa, Paman Xu? Ini cuma Bencana Langit Enam Sembilan, perlu heran segitu?" 　　Li'er juga menatap Qin Yu, dengan nada kesal: "Qin Yu, kau mau menghadapi tribulasi tapi tidak memberitahuku?" 　　Qin Yu tertegun. Saat Li'er memanggilnya "Qin Yu" alih-alih "Kakak Qin Yu", jelas itu tanda kemarahan. 　　"Dengan kekuatanku sekarang, menghadapi Bencana Langit Enam Sembilan seharusnya mudah. Kecuali terjadi perubahan aneh seperti yang dialami Xiao Hei dulu. Tapi bahkan dalam situasi itu, aku yakin bisa bertahan." Qin Yu berkata penuh keyakinan. 　　Li'er memandangi Qin Yu, setelah lama menghela napas: "Kakak Qin Yu, hati-hati! Tribulasi Langitmu sama sekali tidak sesederhana yang kau bayangkan." 　　Xu Yuan tiba-tiba berkata: "Xiao Yu, aku baru terpikir satu taktik yang bisa memancing Di Nai keluar dengan mudah sekaligus membunuhnya." 　　"Oh?" Mata Qin Yu berbinar, "Paman Xu, cepat katakan, jangan disimpan-simpan. Taktik bagus apa ini? Selama Di Nai belum disingkirkan, aku selalu merasa gelisah." 　　Xu Yuan mengipaskan kipas bulunya dengan penuh keyakinan: "Xiao Yu, menurut keteranganmu, target utama Di Nai adalah kau dan Hou Fei karena telah membunuh saudaranya. Tapi kekuatannya di bawah kalian, sama sekali tak ada peluang baginya." 　　"Jadi... kita hanya perlu membocorkan kabar tribulasimu padanya." Xu Yuan menatap Qin Yu dengan tatapan penuh keyakinan. 　　Mata Qin Yu berbinar. 　　“Haha, benar, Di Nai paling membenci aku dan Fei Fei, tapi dia sama sekali tidak punya kesempatan. Jadi selama ini dia mengurung diri di suatu tempat di dunia cultivator monster bawah laut, tapi kalau tahu lokasi dan waktu tribulasiku... Dia pasti akan datang.” 　　Qin Yu sudah sepenuhnya memahami karakter Di Nai. 　　Hidup-mati? Demi membalas dendam, Di Nai sama sekali takkan mempedulikan nyawanya sendiri. 　　Keinginan membunuh keturunan Keluarga Qin hanyalah untuk menyakiti hati Qin Yu. Hanya itu saja, mana bisa menandingi kepuasan melukai Qin Yu secara langsung untuk melampiaskan kebencian? 　　“Tidak boleh!” Seru Li'er dengan suara dingin. 　　Qin Yu tertegun. 　　“Qin Yu, masalah tribulasi ini tidak bisa dianggap enteng. Sudah lama kukatakan padamu, Bencana Langit Enam Sembilan pasti tidak sesederhana yang kau bayangkan. Tidakkah kau melihat tribulasi Xiao Hei? Jika kita memancing Di Nai datang, lalu dia menyerangmu saat kau sedang mengalami tribulasi, kau benar-benar akan dalam bahaya.” Mata Li'er penuh kecemasan. 　　Hati Qin Yu terasa hangat. 　　"Nona Li'er tenanglah, taktik yang kupasang ini tentu tidak akan membahayakan Xiao Yu. Nanti akan kusuruh Hou Fei yang kekuatannya tertinggi bersembunyi di dekatnya. Begitu Di Nai muncul, langsung suruh Hou Fei membunuhnya dengan tongkat," kata Xu Yuan dengan tenang. 　　Li'er membalas: "Dibunuh dengan tongkat? Meski kekuatan Di Nai tak sebanding Fei Fei, tapi dia sedang dilanda dendam. Pasti dia akan nekat menggunakan segala cara. Jika sampai nekat meledakkan diri, bukan tidak mungkin Qin Yu akan terkena imbasnya. Menghadapi Bencana Langit itu sangat berbahaya. Jika sampai terjadi kesalahan, akibatnya akan fatal." 　　Xu Yuan tertegun, lalu menoleh ke Qin Yu: "Xiao Yu, rencanaku ini memang terlalu gegabah. Untuk sementara tak usah pakai strategi ini dulu." 　　Xu Yuan yang awalnya mengira proses tribulasi Qin Yu akan berjalan mudah, kini setelah mendengar penjelasan Li'er, menyadari betapa berisikonya hal ini. Sedikit saja kesalahan, bisa berakibat gagal tribulasi hingga jiwa tercerai-berai. 　　Li'er juga menatap tajam Qin Yu. 　　“Baik, baik, aku tidak akan menggunakan taktik ini lagi, ya?” Qin Yu tersenyum pada Li'er. 　　Di dalam pegunungan bawah laut yang tak bernama. 　　“Qin Yu menghadapi tribulasi?” 　　Di Nai terkejut, lalu meraih lengan Yan Xin dengan kasar, matanya melotot penuh urgensi, “Qin Yu mau menghadapi tribulasi? Apakah Bencana Langit Enam Sembilan? Yan Xin, hal ini bukan main-main, katakan yang sebenarnya!” Mata Di Nai berkobar seperti hendak menelan lawan bicara. 　　Melihat reaksi Di Nai, Yan Xin segera menjelaskan, “Tuan Lembah, menurut kabar yang beredar, Qin Yu menyatakan bahwa tiga setengah bulan lagi dia akan menghadapi tribulasi di ‘Pulau Shihe’ yang dekat dengan Benua Qianlong. Sepertinya informasi ini sengaja disebarkan oleh Qin Yu sendiri.” 　　“Tiga setengah bulan lagi di Pulau Shihe?” 　　Di Nai berbisik pelan, lalu menatap ke atas dengan kilau dingin di matanya, "Sengaja disebarkan, aku tentu tahu itu disebarkan Qin Yu. Kalau dia tidak membocorkan kabar tribulasi ini, mana mungkin jaringan intelijen kami bisa mengetahuinya?" 　　"Pemimpin Lembah, Qin Yu pasti sengaja memancing Tuan ke sana." Yan Mou bersikap tegas. 　　Di Nai menyeringai dingin, "Aku tentu tahu ini jebakan." 　　"Tapi... jika benar dia yang akan menjalani tribulasi, aku harus pergi." Suara Di Nai menusuk dingin. 　　"Pemimpin Lembah..." Yan Xin dan Yan Mou terkaget-kaget. 　　Mata Di Nai menyipit: "Berdasarkan pesan ketiga kakak seperguruanku dulu, Qin Yu adalah anggota keluarga Dinasti Qin. Latihannya belum mencapai 100 tahun, tapi dalam waktu singkat dia sudah mencapai level ini... Jika dibiarkan, kesenjangan kemampuan antara kami akan semakin lebar, harapan balas dendam akan semakin tipis!" 　　Yan Xin dan Yan Mou terdiam membisu. 　　Mereka memang telah mengetahui informasi Qin Yu. Waktu latihan Qin Yu begitu singkat, namun kemampuannya sudah setinggi ini. Jika kecepatan ini terus berlanjut, kesenjangan antara Di Nai dan Qin Yu hanya akan semakin melebar. 　　"Adapun Hou Fei, dia adalah Dewa yang luar biasa. Dahulu bahkan ketiga kakakku yang bekerja sama pun bukan lawannya. Menurut kakakku, beberapa tahun lalu Hou Fei telah melewati Bencana Langit Enam Sembilan. Kini kekuatannya semakin dahsyat. Aku jelas bukan tandingannya!" 　　"Tuan Lembah, balas dendam tidak perlu terburu-buru dalam sekejap." Yan Xin Yan Mou gugup. 　　Di Nai mendengus dingin: "Memang tak perlu terburu-buru. Tapi posisiku berbeda. Jika aku tidak segera bertindak, di masa depan bahkan peluang sekecil apapun tak akan kudapat." 　　"Yan Xin Yan Mou, saat ini aku hanya bisa menyasar nyawa keluarga Qin Yu. Mengapa? Karena berhadapan langsung dengan Qin Yu dan Hou Fei, aku sama sekali tidak punya harapan. Sedangkan untuk menyerang keluarganya, pondasi dasarku tidak memungkinkan bertindak sendiri. Perkiraanku, Qin Yu dan Hou Fei sedang menunggu di ibu kota." 　　Di Nai tertawa histeris: "Haha, ingin membunuh keluarga Qin Yu, tapi aku tak berani bertindak sendiri. Hanya bisa diam di sini, apa gunanya? Sama sekali tak berguna! Lebih baik mempertaruhkan sedikit harapan itu!" 　　"Yan Xin, Yan Mou." 　　Tiba-tiba Di Nai menatap tajam kedua pengikutnya. 　　"Tuan Lembah." Keduanya menatap Di Nai. 　　"Dengarkan baik-baik! Bahkan jika aku tetap di lembah, tak ada secercah harapan untuk membunuh keluarga Qin Yu... Karena itu mulai sekarang kalian yang mengurus urusan lembah, mengelola pasukan 'Roh Kegelapan'. Ingat... Bunuh keluarga Qin Yu itu!" 　　Mata Di Nai memerah: "Sedangkan aku, akan mengejar satu-satunya jalan balas dendam. Memang Qin Yu sudah menyiapkan jebakan, tapi... kecerdikannya akan menjadi bumerang! Akan kugunakan nyawaku sebagai taruhan untuk membuat tribulasinya gagal hingga jiwa-nya tercerai berai!" 　　“Kalian berdua, bersumpahlah untuk memimpin lembah dan membunuh keluarga Qin Yu.” Di Nai menatap tajam Yan Xin dan Yan Mou. 　　Memaksa orang bersumpah—sumpah kultivator bukanlah hal yang bisa dikacaukan. 　　Yan Xin dan Yan Mou saling pandang. Di bawah tataran mengerikan Di Nai, mereka terpaksa bersumpah. Mereka tahu, begitu menolak, Di Nai yang sudah kerasukan kegilaan ini mungkin akan langsung membunuh mereka. 　　“Aku Yan Xin bersumpah pada Langit: Akan memimpin urusan lembah, menjadikan pembunuhan keluarga Qin Yu sebagai target utama, takkan pernah melepas. Jika melanggar, tersambar petir, jiwa tercerai-berai!” 　　“Aku Yan Mou bersumpah pada Langit: Akan memimpin urusan lembah, menjadikan pembunuhan keluarga Qin Yu sebagai target utama, takkan pernah melepas. Jika melanggar, tersambar petir, jiwa tercerai-berai!” 　　Kedua saudara itu bersumpah serentak. 　　“Bagus, sungguh bagus.” Di Nai tersenyum puas menyaksikan adegan ini. 　　“Mulai hari ini, aku akan bertapa untuk menempa senjata serangan rahasia. Urusan lembah kuasakan pada kalian. Pada hari itu, aku akan muncul sendiri... Ingat, jangan ganggu aku.” Di Nai mengibaskan lengannya lalu pergi begitu saja. 　　Yan Xin dan Yan Mou saling pandang, namun hati mereka terasa pahit. 　　Sebelumnya mereka berencana jika suatu hari Di Nai mati, mereka akan membubarkan kelompok dan hidup tenang. Tapi kini mereka terpaksa bersumpah di bawah tekanan Di Nai. Melanggar sumpah? Mereka tak berani. 　　Kediaman Pangeran Yu. 　　Qin Yu dan Hou Fei terbang meninggalkan tempat. Di bawah, Qin De, Qin Feng, Qin Zheng, Li'er, dan yang lain menyaksikan kepergian mereka. 　　Melihat Qin Yu pergi, Li'er menggeleng pasrah. Dalam hati ia bergumam: "Kakak Qin Yu, tetap saja kau sebarkan kabar itu. Demi membunuh Di Nai, kau rela mengambil risiko... Tapi dengan Fei Fei di sampingmu ditambah itu... Seharusnya takkan ada masalah. Bencana Langit Enam Sembilan ini, kuharap jangan sampai terjadi kesalahan fatal." 　　…… 　　Qin Yu dan Hou Fei berdiri sejajar sambil terbang. 　　"Fei Fei, saat kita tiba di Pulau Batu Bangau, kau harus terus memancarkan kesadaran spiritualmu. Jika Di Nai muncul, hantam dia sampai mati seketika. Meski kita tidak takut padanya, aku merasa perkataan Li'er benar - Bencana Langit Enam Sembilan mungkin akan jauh lebih berbahaya dari perkiraanku." Ekspresi Qin Yu serius. 　　"Tenang saja Kakak, apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu sedikitpun." Hou Fei berkata dengan penuh keyakinan. 　　Qin Yu tersenyum tipis. Sebenarnya, dalam hatinya sama sekali tidak menganggap penting Di Nai. 　　Jika yang datang adalah Di Long atau Di Jian, mungkin masih perlu sedikit waspada. Tapi untuk Di Nai? Tingkat bahayanya sudah jelas jauh lebih rendah. 　　Dan, Hou Fei yang telah melewati Bencana Langit Enam Sembilan, bahkan jika Di Long dan Di Jian datang sendiri, akan dihabisi dengan satu pukulan tongkat. Kali ini Xiao Hei tidak ikut karena dipaksa Qin Yu untuk melindungi Qin De dan lainnya. Dia khawatir Di Nai akan memanfaatkan lemahnya kekuatan ahli di ibu kota saat ini untuk menyerang, itu akan sangat mengerikan. 　　Terbang keluar dari wilayah Benua Qianlong, setelah terbang ke selatan beberapa waktu terlihat pulau tak berpenghuni. Di pulau ini terdapat gunung yang terbentuk secara alami, sangat mirip 'Bangau', sehingga disebut 'Pulau Batu Bangau'. Pulau ini juga tempat Qin Yu memilih untuk menjalani tribulasi. BAGIAN 9: VILA SEMBILAN PEDANG DEWA - BAB 10 - PETIR LANGIT KEENAM 　　Pulau Batu Bangau. 　　Qin Yu dengan hati-hati mengeluarkan enam batang kayu hijau dari cincin ruang. Kayu-kayu ini memancarkan cahaya hijau samar, jelas bukan produk biasa. Qin Yu kemudian menancapkan enam kayu hijau ini di enam posisi sekelilingnya, lalu Mengaktifkan segel larangan dengan cetakan tangan, menyusun formasi besar. 　　Hou Fei bergumam pelan di samping: "Kakak, Formasi Enam Yuan Kayu Penjaga ya." 　　Qin Yu sama sekali tidak menghiraukannya. 　　"Formasi Enam Yuan Kayu Penjaga, ini adalah formasi pertahanan kelas tertinggi. Aku meminta enam kayu penjaga kepada Kakak Lier, dia bilang persediaan kurang... Rupanya disimpan untukmu." Hou Fei menggerutu dengan kesal. 　　Qin Yu tetap tidak menggubris Hou Fei, di wajahnya terpancar senyum tipis. 　　Formasi Enam Yuan Kayu Penjaga ini memang diberikan Li'er sebelum kepergiannya. Sebelumnya Qin Yu telah menyiapkan beberapa formasi pertahanan, namun dibandingkan dengan formasi ini, kesenjangannya sangat besar. Sebenarnya menyusun Formasi Enam Yuan Kayu Penjaga tidaklah sulit. Kesulitannya terletak pada pengumpulan 'Kayu Penjaga'. 　　Satu kayu penjaga setara dengan kristal kelas tertinggi, apalagi enam kayu! 　　"Fungsi pertahanan formasi besar ini sementara tidak diaktifkan. Akan digunakan ketika menghadapi tribulasi petir keenam nanti." Qin Yu telah memantapkan hatinya. Serangan petir tahap awal seharusnya mudah dihadapi baginya. 　　Tidak sepadan menggunakan formasi besar ini. 　　Tiga hari sebelum hari tribulasi, Qin Yu duduk bersila di dalam formasi besar sambil menanti dengan tenang. Sementara Hou Fei yang bosan, hanya bisa berjalan-jalan di sekitar pulau batu bangau, lalu berbaring di samping sambil mengangkat kaki beristirahat. 　　"Krek～～～" Pintu batu terbuka. 　　Sebuah aura dingin yang menusuk menyebar keluar. Di Nai pun keluar dari ruang rahasia. Saat ini, aura dingin dan niat membunuhnya bertambah dibanding sebelum masuk. Seluruh aura tubuhnya saja sudah membuat orang yang melihat merasa ketakutan. 　　"Tuan Lembah." 　　Yan Xin dan Yan Mou segera membungkuk hormat. Beberapa hari ini mereka menunggu Di Nai keluar dari meditasi, karena mereka tahu tribulasi Qin Yu akan terjadi dalam satu dua hari. 　　"Yan Xin, Yan Mou, panggil enam penjaga itu kemari." Di Nai langsung memerintahkan dengan suara dingin. 　　"Mematuhi perintah." 　　Hanya sekejap, enam Penjaga Hukum lembah itu telah tiba di hadapan Di Nai. Masing-masing menunjukkan sikap yang sangat hormat. 　　"Hari ini, aku hendak meninggalkan lembah untuk membunuh Qin Yu..." Pembukaan kalimat Di Nai langsung membuat keenam Penjaga Hukum terkejut. Dengan wajah dingin, dia melanjutkan, "Sedangkan kalian berenam, patuhilah perintah kedua Wakil Lembah. Segala tindakan harus bertujuan membasmi anggota keluarga Qin." 　　Keenam Penjaga Hukum segera mematuhi perintah dengan penuh hormat. 　　Di Nai tiba-tiba menyeringai sinis: "Ekspedisi ini resikonya hidup-mati. Aku tak percaya kalian hanya sekadar patuh. Bersumpahlah di sini! Bagi yang menolak bersumpah, tak perlu dipikirkan lagi nasibnya." 　　Keenam Penjaga Hukum yang ketakutan itu segera mengucapkan sumpah satu per satu. 　　Dengan ikatan sumpah membelenggu, mereka pun tak berani melanggar sembarangan. 　　"Bagus... Ingat, siapapun yang berkhianat, yang lain berhak membunuhnya." Di Nai tertawa gugup beberapa kali sebelum postur tubuhnya menghilang dari pandangan semua orang. 　　Enam Penjaga Utama dan dua wakil master lembah saling memandang tanpa tahu harus berkata apa. 　　Di bawah perairan sekitar Pulau Shihe, Di Nai sedang menunggu dengan tenang. 　　"Qin Yu, aku telah mengkonsumsi banyak bahan untuk menempa begitu banyak spirit tablet simbol serangan. Aku ingin melihat bagaimana kau bisa hidup melewati tribulasi ini!" Sorot mata Di Nai di dasar laut membekukan. Dengan dorongan kebencian, Di Nai yang sebelumnya berada di tahap pertengahan Dongxu akhirnya berhasil menembus batas hingga mencapai tahap akhir Dongxu. 　　Inilah kartu truf balas dendam Di Nai kali ini. 　　…… 　　"Bencana Langit Enam Sembilan, harap proses tribulasi Kakak Qin Yu tidak mengalami kesalahan fatal." 　　Li'er mengerutkan alis sambil bolak-balik berjalan di ruangannya, tak bisa tenang sedikit pun. 　　Pulau Shihe. 　　Awalnya masih terik matahari bersinar, langit biru cerah. Namun sekejap, langit seolah turun satu lapis ke bawah. Di atas Pulau Batu Bangau yang mencapai ribuan li, seluruh langit memancarkan warna merah tua, tepat berpusat di Pulau Batu Bangau. 　　Qin Yu yang duduk bersila sambil memejamkan mata membuka kelopaknya, menengadah ke atas. 　　"Bencana Langit Enam Sembilan akan segera dimulai." Qin Yu bangkit berdiri, seluruh perhatiannya tertuju pada tribulasi langit. 　　Angin kencang tiba-tiba berembus, ombak di sekitar Pulau Batu Bangau langsung mengamuk. Gelombang setinggi puluhan hingga hampir seratus meter menghantam setiap sudut pulau. Dentuman gemuruh bagai guntur menggelegar, seluruh suara di jagat raya sama sekali kacau. 　　Di langit merah kelam, ribuan ular listrik menari-nari. 　　Tiba-tiba—— 　　"Syuut!" Seperti suara manusia menarik napas, bergema di langit. Seketika angin kencang menghilang, ombak pun langsung mereda. Hanya dalam sekejap, area sekitar Pulau Shihe menjadi sunyi sepi tanpa riak gelombang. 　　Semua kilat telah lenyap, karena dalam sekali tarikan napas tadi, seluruh energi petir itu terserap habis ke dalam awan tribulasi. 　　Awan tribulasi berwarna ungu kehitaman! 　　"Kakak, saat aku menjalani tribulasi dulu, warna awan ini tidak seekstrim ini. Kecepatan penyerapan energi langit juga tidak secepat ini. Sepertinya... ada yang tidak biasa. Hati-hati!" Hou Fei mengingatkan dari kejauhan. 　　Qin Yu mengangguk, melirik enam balok 'Kayu Penjaga' di sekeliling kakinya. Saat ini formasi pertahanan besar belum diaktifkan. 　　Baja terbaik harus digunakan untuk mata pedang. Formasi pertahanan terhebat ini tentu akan disisihkan untuk menghadapi serangan petir keenam yang terakhir. 　　“Fei Fei, kesadaran spiritualmu harus terus awasi. Begitu menemukan jejak Di Nai, langsung bunuh dia. Misi utamamu adalah menghabisi Di Nai, jangan sampai teralih!” Qin Yu berkomunikasi melalui telepati spiritual, sambil bersiap menyambut tribulasi langit. 　　Enam gelombang petir langit, masing-masing lebih mematikan dari sebelumnya. 　　Gelombang pertama yang paling lemah ini tentu Qin Yu tangani dengan tubuhnya sendiri. Jika tubuhnya tak sanggup menahan gelombang pertama, mustahil ia bisa melewati lima gelombang sisa. 　　“Braak!” 　　Dentuman menggelegar disusul kilatan ungu raksasa sebesar tong air yang menghantam tubuh Qin Yu. Seketika, seluruh tubuhnya diselimuti energi listrik bagai dewa petir, tanpa sedikitpun luka. 　　“Mantap! Sungguh mantap! Rasanya luar biasa!” 　　Qin Yu menyempitkan matanya dengan ekspresi menikmati. Petir biasa sama sekali tidak memiliki daya hancur bagi tubuhnya. Serangan gelombang pertama petir langit ini justru memberikan sensasi kesemutan di seluruh tubuhnya, perasaan yang bahkan lebih nyaman daripada pijatan. 　　"Enam gelombang petir langit. Meskipun gelombang pertama seharusnya lemah, tapi ini terlalu lemah," gumam Qin Yu pelan. 　　Meski begitu, Qin Yu tetap tidak berani lengah. Sejak awal pembentukan awan tribulasi, kecepatan pengumpulan petir itu terlalu cepat. Warna awan yang ungu kehitaman jelas menunjukkan tingkat energi yang mengerikan. 　　"Braak!" 　　Gelombang kedua petir langit kembali menyambar. Qin Yu tetap memilih untuk melawannya secara langsung dengan tubuhnya. 　　Ribuan 'ular listrik' sehalus jarum menusuk setiap pori-pori kulitnya. Refleks, seluruh pori-pori tubuhnya mengerut. Arus listrik menyusup melalui otot-ototnya, secara langsung menjalani proses tempering oleh petir langit. 　　…… 　　Di luar dugaan, sama sekali tidak pernah terpikir sebelumnya. 　　Lima gelombang pertama petir langit, kekuatan mematikannya... ternyata hanya segitu. 　　Sebelum tribulasi, Li'er sudah mengingatkan sekali. Dulu Qin Yu juga pernah menyaksikan Hou Fei melewati Bencana Langit Enam Sembilan, serta melihat Xiao Hei menghadapi Bencana Langit Enam Sembilan. Meskipun serangan terakhir petir langit yang dihadapi Xiao Hei sangat mengerikan, tapi tidak sampai mencabut nyawanya. 　　Sedangkan lima gelombang pertama petir langit ini, dibandingkan dengan yang dihadapi Xiao Hei dan Hou Fei, sepertinya... lebih lemah. 　　"Apa yang terjadi? Sungguh tidak bisa dipahami. Baru pada gelombang kelima efek 'pemurnian tubuh oleh petir langit' yang disebutkan Guru tercapai. Menurut rencana, seharusnya kekuatan gelombang ketiga sudah mencapai efek itu." Qin Yu mengerutkan alis dalam hati. 　　Ia menggunakan emas ungu yang dicairkan untuk membuat banyak simbol aksara magis, juga menyusun formasi besar. Tapi sampai sekarang, lima gelombang petir langit ini semuanya dihadapi Qin Yu langsung dengan tubuhnya. 　　"Tidak baik." 　　Wajah Qin Yu tiba-tiba berubah pucat. 　　Ia teringat satu kemungkinan. Biasanya, tribulasi akan menghabiskan seluruh energi di dalam awan tribulasi. 　　Awan tribulasi yang keunguan hingga kehitaman itu, baik dia maupun Hou Fei sama-sama merasakan bahwa energinya jauh lebih besar dibandingkan awan tribulasi saat Xiao Hei dan Hou Fei menjalani tribulasi. Dengan energi sebanyak itu, kekuatan lima gelombang petir langit sebelumnya tidak terlalu besar, artinya konsumsi energinya juga sedikit. 　　Konsumsi di depan tidak banyak, artinya energi yang tersisa sangat banyak! 　　Seluruh energi sisa yang membentuk gelombang keenam petir langit itu, betapa mengerikannya. 　　"Langit pencuri, kau main apa? Enam gelombang petir ini semakin kuat setiap gelombangnya, tapi selisihnya seharusnya tidak terlalu ekstrem. Kau malah menghemat energi, lima gelombang pertama begitu lemah, semua energi dihemat untuk gelombang keenam. Petir langit gelombang keenam itu..." 　　Qin Yu hanya merasakan firasat buruk. 　　Pantas saja Li'er berulang kali mengingatkannya. Qin Yu tak sempat lagi mengumpat. 　　Qin Yu segera menggetarkan jarinya, setetes darah segar segera terbang keluar dari dada, lalu mengaktifkan 'Formasi Enam Elemen Penjaga Kayu' sambil menyatukan darah murninya. Formasi besar ini lebih mudah dikendalikan dan kekuatannya bertambah sedikit. 　　“Dua Belas Talisman Penghancur Petir, semoga bisa memberi efek. Jika tidak berhasil, terpaksa harus menggunakan jurus terakhir.” 　　Qin Yu juga telah mempersiapkan berbagai jurus cadangan. 　　“Cicit～～～” 　　Awan tribulasi itu seolah ditempa, semburan api tiba-tiba keluar dari dalamnya. Awan tersebut terus menyusut sementara ular listrik berkelip-kelip di dalamnya, namun tetap berkurang ukurannya dibakar nyala api. 　　…… 　　“Langit pun membantuku! Lihatlah aura tribulasi ini, kekuatan gelombang keenam petir langit pasti luar biasa dahsyat. Qin Yu, bertahan dari serangan ini saja sulit bagimu, apalagi ditambah seranganku. Kau pasti mati!” 　　Di Nai mengamati langit dari bawah permukaan air. Seluruh kejadian di angkasa terpantau jelas olehnya. 　　“Sudah hampir waktunya.” 　　Tiba-tiba postur tubuh Di Nai melesat gesit menuju arah Pulau Shihe. 　　…… 　　“Syuut!” 　　Awan tribulasi tiba-tiba menyusut, lalu berubah menjadi petir berwarna ungu kehitaman. Secara sederhana, ini adalah hasil pencampuran yang menghasilkan petir hijau muda. Kilatan hijau muda itu sangat tipis, hanya seukuran dua jari yang disatukan. Bahkan lebih kecil dari pergelangan tangan. 　　Hanya seutas kilatan tipis berwarna hijau muda ini yang menghujam dari langit tepat ke kepala Qin Yu! 　　Pedang Yan Chi sudah melayang di luar formasi besar. Saat ini, senjata itu memancarkan kilatan cahaya terang, langsung menerjang ke arah petir hijau muda itu. 　　Begitu Pedang Yan Chi bersentuhan dengan petir hijau muda yang tipis itu, terdengar suara "Braak!" seperti kaca yang dihancurkan palu. Pedang itu remuk berkeping-keping, sementara petir hijau muda hampir tak berkurang kekuatannya. 　　"Brak!" 　　Qin Yu segera memuntahkan darah dari mulutnya, wajahnya memerah sesaat. 　　"Langit terkutuk, kau mempermainkanku!" 　　Qin Yu dalam hati mengumpat habis-habisan, namun seluruh konsentrasinya terfokus pada tubuhnya. Baru saja Pedang Yan Chi menyentuh petir itu, artefak spiritual kelas atas itu langsung hancur. Meskipun karena kekuatannya yang masih rendah, tapi... ini hanya Bencana Langit Enam Sembilan! Kekuatan mematikan sebesar ini benar-benar mengerikan. 　　"Braak!" 　　Petir hijau muda super tipis itu menghantam perisai yang terbentuk dari 'Formasi Enam Yuan Kayu Penjaga'. Kilatan cahaya saling beradu antara petir hijau muda dan enam balok kayu penjaga berwarna hijau. Namun energi perisai bergetar dengan gesit. 　　Bertahan selama waktu satu napas, perisai pecah. Warna petir hijau muda itu kini sudah bercampur sedikit ungu. Tapi waktu satu napas ini cukup bagi Qin Yu untuk menggunakan jurus itu. Dua Belas Jimat Petir Langit sudah dilemparkan. 　　"Sialan, Serang!" Qin Yu tak peduli lagi. Kekuatan internalnya terkuras parah? Biarlah! Ini sudah situasi hidup-mati. 　　"Qin Yu berteriak dalam hati, seketika seluruh tubuhnya terselubungi cahaya emas. Pada momen ini, sosoknya berubah menjadi patung emas hidup, sementara Pulau Shihe berguncang hebat tepat di bawah kakinya." 　　"Bergemuruh～～～" 　　Batu karang di bawah kaki pecah berkeping. Dari kedalaman dasar laut di bawah pulau, semburan api menyala-nyala tiba-tiba menyembur ke atas. Ini adalah Api Inti Bintang yang berasal dari jantung bumi. 　　"Wilayah Bintang - Gerakan Inti Bintang!" 　　Qin Yu berteriak dalam hati! 　　Seperti terbakar, api inti bintang dari kedalaman bumi langsung menyelubungi Qin Yu. Kedua telapak tangannya mengarah ke atas, memuntahkan serangan tepat saat petir berhasil menembus 'Formasi Enam Kayu Pelindung'. 　　Dari kedua telapak tangan Qin Yu, semburan pilar emas raksasa menyembur deras, membungkus api inti bintang dalam spiral cahaya keemasan. 　　"Braak!" 　　Kedua kekuatan bertubrukan. 　　“Braak！”“Braak！”“Braak！”“Braak！”“Braak！”…… 　　Seluruh Pulau Batu Bangau meledak. 　　“Qin Yu, bersiaplah mati!” 　　Suara teriakan penuh kebencian menggemuruh di seluruh pulau. Di Nai memilih waktu terbaik saat petir keenam menghantam, lalu menyerang. Dengan lambaian tangan, ratusan simbol aksara magis dan jade token beterbangan. 　　Ledakan, demi ledakan. 　　Hou Fei sendiri terkagum-kagum. Betapa banyaknya simbol magis dan jade token berkekuatan maut ini – berapa banyak harta karun yang harus dikonsumsi? Hou Fei tidak tahu, demi serangan ini Di Nai telah menghabiskan hampir separuh harta Kuil Sembilan Bencana. 　　“Krek, mati.” 　　Postur tubuh Hou Fei berkelebat di depan Di Nai. Tongkat hitamnya menghujam dari langit, mengarah ke kepala pemimpin itu. 　　Wajah Di Nai berkerut menyeramkan. 　　Dia sudah lama menduga ini adalah jebakan, tapi dia harus datang, ini satu-satunya harapannya. 　　“Ah～～～” 　　Tubuh Di Nai dalam sekejap mata langsung berubah menjadi naga ungu-zirah Jiusha raksasa. Naga purba berwarna ungu itu tidak hanya panjang luar biasa, tapi tubuhnya juga sangat tebal. Tongkat hitam Hou Fei menghantam tepat di pinggang naga. 　　Serangan dahsyat itu membuat naga memutar pinggangnya untuk menetralkan kekuatan pukulan, namun sisiknya tetap pecah dan darah mengalir deras. 　　“Makan lagi!” 　　Hou Fei kembali mengayunkan tongkatnya untuk menghantam. 　　Di Nai tiba-tiba meneriakkan lengkingan naga, semburan cahaya emas langsung melesat dari mulutnya ke arah Qin Yu. 　　…… 　　Segalanya berhenti mendadak. 　　Gelombang keenam petir langit yang bertabrakan dengan serangan terkuat Qin Yu tiba-tiba terhenti sekejap. Pada momen itu, seolah seluruh langit dan bumi membeku. Waktu berhenti. 　　Tapi— 　　“Braak!” 　　Berkas cahaya emas pecah, inti bintang dan api vulkanik bawah tanah beterbangan ke segala penjuru. Petir berwarna hitam pekat itu menghujam kedua telapak tangan Qin Yu yang terangkat tinggi. Pada saat ini, kedua tangan Qin Yu mengenakan Sarung Tinju Yan Chi yang berkilauan dengan cahaya menyilaukan, energi bintang di dalamnya telah mencapai ambang batas maksimal. 　　Di saat bersamaan, sebilah pedang terbang melesat menghampiri. 　　"Braak!" Kedua tangan berusaha menahan gempuran petir langit. Berkat pasokan energi bintang dan Sarung Tinju Yan Chi, Qin Yu berhasil membuat aliran listrik itu kembali terhenti sesaat. 　　"Brak!" 　　Qin Yu tak sempat menghindar. Pedang terbang itu menembus dadanya. Pada momen kritis ini, tusukan pedang menggetarkan energi bintang di dalam tubuhnya. Tanpa aliran energi bintang yang lancar, Sarung Tinju Yan Chi langsung hancur berkeping-keping. 　　Kedua lengan dan tangan Qin Yu langsung menghitam terbakar. 　　…… 　　"Mati!" 　　Melihat adegan ini, Hou Fei yang sedang dilanda kemarahan membara langsung memasuki mode amuk, berubah menjadi raksasa. Memegang tongkat hitam raksasa, dengan kekuatan barbar langsung menghantamkan tongkatnya ke naga ungu-zirah Jiusha, namun saat itu juga semburan cahaya emas melesat dari mulut naga tersebut. 　　“Braak!” 　　Amukan Hou Fei membuat tongkat hitam raksasanya menghantam naga ungu-zirah Jiusha hingga menjadi bubur daging, darah menggenang di tanah, tubuh naga ini benar-benar mati tanpa sisa. 　　Namun... semburan cahaya emas tadi dari mulut naga ternyata adalah yuan infant berukuran mini, memegang belati pendek. 　　Yuan infant ini milik Di Nai, belati tersebut adalah artefak spiritual kelas atas. 　　Untuk balas dendam kali ini, meskipun Di Nai sudah memiliki satu artefak spiritual kelas atas, ia masih menggunakan kristal kelas tertinggi miliknya sendiri untuk menempa lagi sebuah artefak spiritual kelas atas. Bagaimanapun caranya, ia harus membunuh Qin Yu dengan segala pengorbanan. 　　“Syuut!” 　　Yuan infant mengendarai pedang, kecepatannya jauh melebihi manusia biasa yang mengendarai pedang. 　　Hou Fei baru saja menghantam tubuh naga ungu-zirah Jiusha dengan tongkat hitamnya, ketika ia menyadari keberadaan yuan infant, sudah terlambat. 　　"Qin Yu, matilah!" Mata Di Nai menyala-nyala, seluruh yuan infant-nya mulai terbakar... Kecepatannya mencapai puncak absolut, bahkan jika Hou Fei berusaha sekuat tenaga, takkan bisa mengejar kecepatan Di Nai saat ini. 　　Berubah menjadi meteor menyilaukan, tubuh Di Nai bertabrakan dengan Qin Yu. Saat itu, petir hitam pekat telah menghancurkan kedua tangan Qin Yu, lengannya hangus terbakar, darah segar mengalir deras di seluruh tubuh. 　　Ledakan diri yuan infant Di Nai, tusukan terakhir artefak spiritual kelas atas, ditambah serangan petir hitam pekat, akhirnya memicu ledakan dahsyat yang mengerikan! 　　"Braak!!!" 　　Ledakan yang menggelegar memekakkan telinga, pulau batu Crane kecil itu benar-benar hancur berkeping-keping. Ombak langsung menyapu seluruh pulau, batu-batu beterbangan. Di lokasi ledakan, tak tersisa sedikit pun jejak. 　　“Kakak!” 　　Hou Fei meneriakkan dengan suara serak, lalu dengan gila-gilaan menyebarkan kesadaran spiritualnya untuk menyisir area secara menyeluruh! Jilid 9 Vila Sembilan Pedang Dewa Bab 11 Kunci Kemenangan 　　Saat ini wajah Hou Fei dipenuhi kecemasan, hatinya penuh kebencian dan kemarahan. 　　Ia masih ingat janjinya di depan Qin Yu yang begitu yakin, bahwa dirinya pasti bisa membunuh Di Nai dengan mudah, takkan membiarkan Di Nai melukai Qin Yu sedikit pun. Namun akhirnya ia lengah, meremehkan tekad lawan. 　　Sebenarnya ini bukan sepenuhnya kesalahan Hou Fei. Karena umumnya dalam pertempuran, tak mungkin seseorang langsung melepaskan yuan infant dari tubuh sebelum pertempuran dimulai. 　　"Umumnya, orang baru akan melepaskan yuan infant untuk melarikan diri ketika menyadari akan kalah. Tapi kali ini, Di Nai langsung melontarkan yuan infant dari mulutnya bahkan sebelum bertarung dengan Hou Fei, tepat saat berubah menjadi naga ungu-zirah Jiusha." 　　"Saat Hou Fei menghancurkan tubuh fisik Di Nai dengan tongkatnya, barulah ia sadar yuan infant musuh sudah kabur. Yang paling parah... Di Nai bertindak ekstrem dengan membakar yuan infant untuk melesat menuju Qin Yu dengan kecepatan maksimal." 　　"Yuan infant yang mengendarai pedang sambil terbakar. Kecepatan seperti ini bahkan tak bisa dikejar Hou Fei. Ia hanya bisa menyaksikan ledakan yang menggemparkan langit dan bumi!" 　　"Kakak! Kakak!" 　　"Wajah Hou Fei dipenuhi kecemasan saat ia terus berteriak. Kesadarannya menyapu area namun tak menemukan jejak Qin Yu. Sebenarnya kemampuan bela diri jiwa Hou Fei berkembang biasa saja, sama sekali tak sebanding dengan Qin Yu." 　　Air mata memercik di pulau yang hancur itu. Banyak pohon patah, rantai mengapung di permukaan air, menampilkan pemandangan yang kalah. Hou Fei berdiri di atas pulau yang telah dihancurkan ini. 　　Butiran air mata jernih berkedip di sudut mata Hou Fei. Tangannya mengepal erat. 　　"Braak!" Tubuh Hou Fei menyelam ke dalam air. Setelah beberapa saat, dia muncul kembali puluhan li jauhnya. Matanya memandang sekeliling, lalu kembali menyelam. Begitulah dia terus mencari, baik di permukaan maupun bawah air. 　　Satu shichen, dua shichen... tiga shichen! 　　Tiga shichen penuh. Selama itu, Hou Fei terus-menerus menyelam dan muncul kembali. Mencari dengan cermat. Namun... semua usahanya sia-sia. 　　"Braak!" Percikan air beterbangan. Sosok itu muncul - tak lain adalah Hou Fei. 　　Bulu mata Hou Fei dipenuhi butiran air, napasnya masih terengah-engah, namun matanya terus memandang sekeliling. Sayangnya yang terhampar hanyalah lautan luas, sesekali terlihat potongan kayu pecah terapung, tapi tak ada satu pun siluet manusia. 　　"Kakak, kau sebenarnya ada di mana?" Hou Fei berdiri di atas permukaan air, bergumam pelan. 　　Setelah ledakan itu, bahkan jika Qin Yu mati, seharusnya ada mayatnya. Bagaimana bisa mayatnya pun tidak terlihat? Apakah tubuhnya hancur menjadi abu? Hou Fei tidak percaya dengan hasil ini. 　　"Tik... tik..." Dari tangan Hou Fei, tetesan darah jatuh perlahan ke permukaan laut. Itu akibat kukunya yang menusuk telapak tangan saat menggenggam erat, tapi Hou Fei sendiri tidak menyadarinya sama sekali, malah semakin mengeratkan kepalannya. 　　Di dalam Kediaman Pangeran Yu Dinasti Qin. 　　"Ayahanda Kaisar." Qin Zheng membungkuk hormat kepada Qin De. 　　Qin De mengangkat kepala, lalu mengerahkan senyuman tipis, "Zheng'er, kau rupanya. Apakah perbatasan antara Dinasti Ming dan Dinasti Qin kita masih tenang belakangan ini?" 　　"Tenang, Dinasti Ming sekarang sangat patuh pada peraturan. Oh ya, Ayahanda Kaisar, bukankah Xiao Yu akan menghadapi tribulasi? Apakah sudah ada kabar keberhasilan penyelesaian tribulasinya?" Qin Zheng bertanya pada Qin De. 　　"Belum ada kabar, tapi pasti akan sukses," kata Qin De dengan keyakinan penuh. 　　"Hm, pasti sukses," Qin Zheng juga mengangguk setuju. 　　Namun di dasar hati keduanya, sama-sama tidak memiliki keyakinan penuh. Selama Qin Yu belum kembali, mereka takkan bisa tenang. 　　…… 　　Nona Li'er sedang mengobrol dengan pelayannya Xue'er, tapi tiba-tiba dia termenung. 　　"Nona? Ada apa..." Xue'er membuka mata almondnya lebar-lebar sambil menggoyang-goyangkan lengan Li'er. 　　“Ah.” Li'er langsung membangunkan diri, lalu buru-buru berkata: “Tidak apa-apa, tidak apa-apa, hanya teringat beberapa hal.” 　　Xue'er mengedipkan mata dengan licik seperti hantu: “Hihi, apa sedang memikirkan Paduka?” 　　“Omong kosong!” Li'er membentak malu, wajahnya tak bisa menahan semburat kemerahan. 　　“Aku yang ngawur, aku yang ngawur, cukup begitu kan?” Xue'er menyeringai nakal. Li'er tersenyum, namun dalam hati berdoa: “Kakak Qin Yu, jangan sampai terjadi apa-apa, pasti lolos tribulasi dan kembali dengan selamat.” 　　Hou Fei duduk bersila di permukaan laut, menunggu dengan tenang. Wajahnya tidak menunjukkan getaran, bagai patung batu karang. 　　“Braak!” Tiba-tiba suara benturan bergema, percikan air beterbangan. Permukaan laut yang tenang seketika bergejolak. 　　Mata Hou Fei yang selama ini terpejam, secara tiba-tiba membuka, sorot matanya menembus langsung ke sumber suara. 　　Di tengah percikan air, sosok yang familiar mulai terlihat samar-samar. Postur tubuh yang dikenali, senyuman yang tak asing, dan tatapan mata yang begitu akrab! 　　"Kakak!" 　　Hou Fei dengan gerakan cepat bangkit berdiri. 　　"Fei Fei." 　　Qin Yu tersenyum lalu melesat ke samping Hou Fei. Saat ini mata Hou Fei memerah karena kegembiraan, langsung memeluk erat Qin Yu: "Syukurlah! Aku kira kau..." Tiba-tiba dia membeku. 　　"Bilang, sembunyi di mana?" Hou Fei seketika kembali ke wujud aslinya. Satu tangan menekuk pinggang, tangan lain menggendong tongkat hitam, menatap Qin Yu. 　　"Sembunyi? Aku tidak bersembunyi." Qin Yu tertawa. 　　"Tidak mungkin." Hou Fei menyeringai. "Kakak harus tahu, aku sudah mengobrak-abrik wilayah ribuan li sekeliling. Kukira kau sudah jiwa tercerai-berai akibat serangan terakhir petir langit dan serangan bunuh diri Di Nai!" 　　“Mungkinkah |Kakakmu begitu |tidak berguna?” |Qin Yu tersenyum, namun kemudian menahan |ekspresi-nya, “|Fei Fei, tapi kali ini benar-benar berbahaya.” 　　|Mengingat kembali saat menghadapi |petir langit keenam dan |ledakan diri |Di Nai, |Qin Yu masih merasa ngeri. 　　|Petir langit keenam yang |aneh itu. |Kekuatan mematikan-nya |diperkirakan |melebihi semua |petir langit keenam dalam |sejarah. Meski belum pernah menyaksikan semua |Bencana Langit Enam Sembilan sepanjang sejarah, |Qin Yu yakin demikian—terutama karena |petir langit keenam ini terlalu |aneh dan |sulit dipercaya. 　　Umumnya |Bencana Langit Enam Sembilan untuk |Dewa jauh lebih dahsyat dibanding |Cultivator Dewa atau |Cultivator Iblis. 　　|Bencana Langit Enam Sembilan |Hou Fei dan |Xiao Hei seharusnya sudah sangat mengerikan. Namun |awan tribulasi |Qin Yu sejak awal telah |menyerap energi |petir yang jauh lebih banyak, bahkan |melebihi |Xiao Hei dan |Hou Fei. Yang paling penting... lima |petir langit pertama kekuatannya biasa saja, bahkan lebih lemah dari milik |Hou Fei, sementara energi berlebih terkumpul di |petir langit keenam. 　　Ini namanya apa? 　　Sepertinya Langit sengaja menyiksa Qin Yu, seolah-olah menguasai energi enam petir langit itu. Jika energi petir itu ditingkatkan perlahan sesuai proporsi tertentu, pasti Qin Yu bisa menopang diri dengan aman. Tapi dalam Bencana Langit Enam Sembilan kali ini, energi lima petir pertama dihemat sebagian besar, terkumpul semua di petir keenam. 　　"Membunuh, ini jelas-jelas pembunuhan." 　　Dalam hati Qin Yu bertanya-tanya, tak bisa memahami: Apakah Langit iri padanya? 　　Ledakan terakhir Di Nai memang memperparah kondisi Qin Yu. Setelah menghabiskan Pedang Yan Chi, Sarung Tinju Yan Chi, ditambah dua belas simbol aksara magis dan Formasi Enam Yuan Xu Mu. Meski kekuatan mematikan energi petir langit sudah melemah banyak, kedua tangan Qin Yu hancur, lengan hangus terbakar. Sebenarnya petir langit itu hanya membuatnya terluka parah, belum sampai mengancam nyawanya. 　　Tapi, pedang terbang Di Nai menusuk dada Qin Yu, ditambah ledakan yuan infant Di Nai di dekatnya, membuat dada Qin Yu terkoyak lubang besar. 　　Lokasi ledakan itu tepat berada di posisi 'AIR MATA METEOR'. 　　Qin Yu takkan pernah melupa kilau memesona penuh vitalitas di dasar air setelah ledakan itu... Dengan bantuan Air Mata Meteor, Qin Yu memperbaiki cedera tubuh fisik sekaligus mencapai 'Sembilan Bintang Menyatu', menembus level Tahap Meteor dan memasuki tahap awal Inti Bintang. 　　"Sangat beruntung nyawaku bisa selamat dari tribulasi ini, benar-benar keberuntungan besar." Qin Yu berkomentar penuh syukur. 　　Andaikan kekuatan petir langit lebih besar, atau tanpa formasi Enam Yuan Penjaga Kayu, pasti tubuh fisiknya hancur berantakan. Jika itu terjadi, bukan hanya tubuhnya yang remuk - sembilan bintang emas di dantiannya pun mungkin ikut meledak. 　　Saat tubuh fisik hancur, apakah AIR MATA METEOR masih bisa melindungi jiwaku? Qin Yu tidak tahu. 　　"Kakak, si Burung jorok itu, juga Kakak Lier, Ayah Rajamu sudah beberapa kali mengirim pesan padaku. Mereka menanyakan apakah tribulasi Kakak sukses. Aku hanya bilang... belum menjalani tribulasi, terus mengulur waktu." Hou Fei tersenyum lega. 　　Qin Yu teringat keluarganya. Hatinya berdesir, lalu ia tersenyum: "Ayo, Fei Fei." 　　Di dantian Qin Yu kini hanya ada satu bola emas sebesar bola pingpong. Energi bintang dalam bola ini lebih murni sekaligus lebih kuat dibanding bintang emas sebelumnya. 　　Seberkas energi bintang emas menembus sepenuhnya tubuh Qin Yu. Seketika tubuhnya berubah menjadi pelangi cahaya emas yang melesat ke utara. 　　"Kakak, artefak spiritualmu sudah habis, tapi kecepatanmu masih secepat ini?" Hou Fei terkagum-kagum. 　　Pada saat mengalami tribulasi, kedua artefak spiritual Qin Yu mengalami kerusakan total. Secara logika, kecepatan Qin Yu tanpa artefak spiritual seharusnya kalah dari Hou Fei yang mengendalikan Tongkat Hitam. Namun... setelah kekuatan Qin Yu mencapai tahap awal Inti Bintang, hanya dengan melayang di udara biasa, kecepatannya sudah setara dengan Hou Fei. 　　"Fei Fei, sekarang aku memang tidak punya artefak spiritual. Tunggu sampai artefak spiritual baru selesai ditempa, kau akan tahu kecepatan sejati yang bisa kuraih!" 　　Sambil berbincang, Qin Yu dan Hou Fei terbang menuju Benua Qianlong. 　　Setelah kembali ke Kediaman Pangeran Yu, sekumpulan besar orang telah menanti-nantikan kedatangan Qin Yu. Ada Ayah Raja Qin De, kedua kakaknya, Li'er yang terus-menerus khawatir, serta Feng Yuzi dan Xu Yuan. 　　Untuk menenangkan hati semua orang, Qin Yu tidak mengungkapkan seluruh bahaya yang dihadapinya selama tribulasi, hanya menyebutkan sebagian saja. 　　Aula Kediaman Pangeran Yu memang terlihat mewah dan megah. Pilar-pilar berukir indah dengan berbagai ornamen menghiasi ruangan, memancarkan kilau yang memikat mata. 　　Di aula saat ini sedang berlangsung pesta megah, khusus disiapkan untuk merayakan kesuksesan Qin Yu melewati tribulasi. Yang hadir adalah orang-orang terdekatnya: Ayah Raja, saudara-saudara, Paman Xu, dan lainnya. 　　Bahkan muncul sosok spesial - Paman Lan. 　　"Kakak, hal ini agak aneh." Xiao Hei dengan tubuh manusia berkepala elang, mengenakan jubah hitam, menyilangkan tangan di dada berkata dingin, "Dalam memoriku, belum pernah ada Bencana Langit Enam Sembilan yang seaneh ini. Tribulasi, semua kultivator tahu bahwa setiap tahap semakin sulit, tapi peningkatan kesulitannya tak mungkin melebihi batas kewajaran." 　　"Untuk Bencana Langit Kakak, lima petir langit pertama ternyata sangat lemah, energi sepenuhnya terkumpul pada petir langit keenam. Kekuatan mematikan petir keenam itu benar-benar mengerikan... Ini... Ini pondasi dasar yang mustahil terjadi." 　　Di mata elang tajam Hei Yu, kilatan cahaya terus berkedip-kedip, entah apa yang dipikirkannya. 　　Hou Fei juga mengangguk. 　　Orang-orang lainnya juga seperti ini, tetapi Li'er sedang merenung dengan alisnya yang mengerut dalam-dalam, Paman Lan juga sedikit mengerutkan keningnya. 　　"Bencana Langit Enam Sembilan begitu aneh, sudahlah, Langit menurunkan tribulasi seperti ini, apa lagi yang bisa kulakukan? Aku hanya bisa menghadapinya. Jangan dipikirkan lagi, berpikir juga tidak berguna. Ayo, minum." Qin Yu mengangkat gelas anggurnya sambil tersenyum kepada semua orang. 　　"Li'er, kenapa tidak mengangkat gelas?" Qin Yu menoleh kepada Li'er. 　　Li'er tertegun, lalu menatap Qin Yu. Tatapan itu justru membuat Qin Yu bingung. 　　Apakah tulus? Rasa bersalah? Atau perasaan mendalam? Qin Yu bahkan tidak bisa membaca tatapan Li'er. Tanpa sengaja dia tertawa mengejek diri sendiri. Perasaan mendalam? Mungkin ini hanya perasaannya yang terlalu muluk. 　　"Kakak Qin Yu, apakah Di Nai mencoba menyergap saat kakak menghadapi tribulasi?" tanya Li'er pada Qin Yu tanpa sedikitpun senyuman. 　　"Ini..." Qin Yu sejenak tak tahu harus berkata apa. 　　Li'er mata memancarkan amarah terpendam: "Kakak Qin Yu, aku tahu seharusnya ayahmu yang mengatakan ini, tapi aku harus mengatakannya. Hal tribulasi sangat penting dan berbahaya. Hal lain boleh diabaikan, tapi tribulasi sama sekali tak bisa dianggap candaan. Sekalipun kau ingin membunuh Di Nai, jangan manfaatkan momen tribulasi. Ketahuilah, sekali salah langkah, mungkin saja tribulasi berakhir dengan kekalahan." 　　Mendengar ucapan Li'er, Qin Yu justru merasa hatinya hangat. 　　"Tenang, aku tidak akan melakukannya lagi." Qin Yu menatap mata Li'er dengan tegas. 　　"Bagus kalau begitu." Paman Lan tiba-tiba menyela. 　　"Xiao Yu, kejadian dalam Bencana Langit Enam Sembilan ini pasti bukan kebetulan. Orang lain tak mengalami ini, kenapa kamu? Pasti ada alasan khusus. Jika Enam Sembilan sudah begini, Tribulasi Sembilan Sembilan Langit tentu tak akan sederhana. Kau harus ekstra hati-hati dalam tribulasi berikutnya." 　　"Siap, Paman Lan." Setiap kata Paman Lan ditanamkan Qin Yu dalam-dalam di dasar hatinya. 　　Paman Lan melanjutkan: "Aku tahu, sebentar lagi kau akan pergi ke Lautan Bintang Kerusuhan untuk membuka Vila Sembilan Pedang Dewa..." 　　"Paman, bagaimana kau bisa tahu?" Qin Yu terkejut. Alamat Vila Sembilan Pedang Dewa hanya diketahui oleh orang-orang yang hadir saat itu, dan dia tidak pernah memberitahu Paman Lan. 　　"Kau tak perlu tahu caranya. Aku juga tahu bahwa dengan satu pedang giok, dua orang bisa masuk. Dari Pavilion Bintang, aku sarankan kau dan Li'er yang pergi. Kehadiran Li'er akan sangat membantumu." Paman Lan berbicara dengan tenang. 　　Qin Yu sangat terkejut: "Tapi Paman, soal kemampuan Li'er mempertahankan diri..." 　　"Tenang. Li'er dilindungi oleh artefak leluhur kami. Selama bukan ahli tingkat Dewa Langit, takkan ada yang bisa melukainya. Fokus saja pada perlindungan dirimu sendiri." Paman Lan langsung menegaskan. Jilid 9 Vila Sembilan Pedang Dewa - Bab 12 Senjata Baru 　　"Kalau Paman Lan sudah berkata begitu, Li'er memiliki benda pusaka seperti itu, bahkan ahli di bawah tingkat Dewa Langit pun takkan bisa melukainya." Meskipun Qin Yu terkejut, dia tidak meragukan apakah Li'er benar-benar memiliki benda pelindung sehebat itu. 　　Karena Paman Lan dan Li'er selalu menjadi sosok misterius dalam benak Qin Yu, dia pernah bertanya tentang hal ini. Namun mereka hanya tersenyum dan menghiburnya, mengatakan bahwa pada akhirnya Qin Yu akan tahu, hanya saja sekarang belum tiba waktu terbaik. 　　Klan spesial macam apa pun itu, kesaktian unik yang dimiliki Li'er... Qin Yu sudah terbiasa dengan segala keanehan ini. Untuk klan misterius seperti mereka, memiliki benda pelindung seperti itu seharusnya bukan hal yang aneh. 　　Akhirnya, Qin Yu menyetujui rencana ini. Dalam misi membuka Vila Sembilan Pedang Dewa di Lautan Bintang Kerusuhan, Pavilion Bintang diwakili oleh Qin Yu dan Li'er. 　　…… 　　Di taman belakang Kediaman Pangeran Yu di ibu kota Dinasti Qin, terdapat sebuah bangunan paviliun raksasa - itulah Lei Shan Ju. 　　Di lantai satu Lei Shan Ju, ruang merakit senjata spiritual. 　　Qin Yu duduk bersila dengan mata tertutup, tak bergerak sama sekali. Di depannya berdiri tungku bagua raksasa yang memancarkan nyala hijau tua. Seluruh ruangan terasa panas menyengat, namun area sekitar Qin Yu tetap sejuk. 　　Di sebelah kanan Qin Yu, terdapat tumpukan kristal, setidaknya ada hampir seratus buah, dan semuanya adalah kristal kelas tertinggi! 　　Qin Yu membuka mata lebar-lebar, memandang tumpukan kristal itu dengan senyum: "Guru ini benar saja. Punya begitu banyak kristal kelas tertinggi di separuh lebih ruang penyimpanan, tapi baru mencabut segel larangan setelah aku mencapai tingkat Inti Bintang." 　　Di ruang penyimpanan Lei Shan Ju, separuh lebih ruangan dipenuhi kristal kelas tertinggi. Jumlahnya benar-benar mengejutkan - setidaknya lebih dari 10.000 buah. Qin Yu sudah sangat menginginkannya sejak lama. 　　Baru setelah melewati Bencana Langit Enam Sembilan dan mencapai tingkat Inti Bintang, Qin Yu akhirnya mendapatkan hak penuh atas kristal-kristal kelas tertinggi ini. 　　“Dulu selalu mengeluh kristal kelas tertinggi sedikit, tak bisa menempa artefak spiritual bagus. Sekarang dengan segunung kristal kelas tertinggi ini, sudah saatnya menciptakan... artefak spiritual terbaik kelas tertinggi.” Qin Yu bergumam pelan. 　　《Xing Chen Bian》pada dasarnya menyerap energi matahari-bulan-bintang yang sejak lahir sudah menyala-nyala. Api Bintang Sejati ini sejak awal berwarna hijau muda. 　　Perlu diketahui, umumnya cultivator dewa maupun iblis, api mereka awalnya berwarna merah muda. 　　Dari merah muda, merah, merah tua, kemudian memasuki hijau muda, hijau, biru tua. Enam tingkatan ini masing-masing sesuai dengan cinnabar, yuan infant, Dongxu, Kongming, tribulasi, dan kesempurnaan. 　　Api sejati Qin Yu yang istimewa ini justru karena keunikan warisan ilmu 《Xing Chen Bian》. 　　Saat periode Nebula, warnanya hijau muda. Lalu berubah hijau, kini Qin Yu bahkan sudah mencapai api biru tua. Meski disebut hijau muda, hijau, atau biru tua, sebenarnya dengan kesadaran spiritual, perbedaan warnanya hampir tak terlihat. 　　Level Meteor Awal, level Meteor Pertengahan, level Meteor Akhir - ketiga level ini disebut sebagai nyala hijau. Sebenarnya warna hijau ini berangsur menguat, ketika mencapai level Meteor Akhir hingga tahap awal Inti Bintang, hanya mengalami pendalaman sedikit. 　　Perbedaan antara hijau dan biru tua dalam konteks 'kedalaman' ini pada dasarnya juga tidak jelas batasannya. 　　Periode Nebula, Tahap Meteor, Tahap Inti Bintang, Tahap Bintang Induk, Periode Bencana, Tahap Bintang Abadi. Api Bintang Sejati masing-masing berpadanan dengan hijau muda, hijau, biru tua, ungu muda, ungu, dan ungu tua. 　　Inilah alasan mengapa Guru Qin Yu, Lei Wei, berani menyatakan diri sebagai ahli pandai besi nomor satu di DUNIA XIUZHEN. Bagaimanapun, api sejati dalam tubuhnya secara kuantitas level melebihi kultivator biasa beberapa tingkatan. 　　…… 　　"Artefak spiritual kelas atas? Yang selama ini disebut artefak kelas atas itu?" Qin Yu tertawa mengejek diri sendiri. 　　Segera, dengan sekali gerakan tangan, energi bintang emas melesat dan menusuk beberapa lubang tembus di tepi tungku bagua. Kemudian Qin Yu merangkai beberapa segel tangan dengan kedua tangannya, lalu menumpuknya dan menghantamkan ke tungku bagua. Seketika tungku itu berpendar. 　　"Cicit~~" Nyala biru tua dalam tungku bagua ternyata mengandung seberkas warna ungu muda. 　　Senyuman mengembang di wajah Qin Yu. Hanya dengan memiliki begitu banyak kristal kelas tertinggi, ia berani menggunakan metode ini untuk menempa. Dengan kobaran api hijau muda, kemampuan pemurniannya jauh lebih kuat. 　　Dulu dua-tiga kristal kelas tertinggi sudah cukup untuk menempa satu artefak spiritual kelas atas. Tapi sekarang... perkiraan puluhan kristal kelas tertinggi baru bisa dipaksakan. 　　Qin Yu menggerakkan tangannya, enam kristal kelas tertinggi berwarna-warni terbang keluar dari tumpukan kristal di sampingnya. Membentuk segi enam di atas tungku bagua, di bawah bakar api sejati yang menyelubungi semburan api ungu muda, enam kristal itu dengan cepat mengecil. 　　Sejenak kemudian, berubah menjadi enam gundukan kecil. 　　Dengan gerakan tangan berulang, enam belas kristal merah darah kelas tertinggi menyelubungi salah satu gundukan kecil di atas tungku bagua. Sekali lagi diayunkan tangannya, enam belas kristal kuning keemasan menyelubungi gundukan kecil lainnya. 　　Merah darah, kuning keemasan, hijau kebiruan, biru langit, abu-abu tanah, dan hitam. 　　Masing-masing enam belas buah kristal kelas tertinggi menyelubunginya. Wajah Qin Yu berkerut serius, kedua tangannya merangkai ratusan segel tangan bertubi-tubi. Seluruh permukaan tungku bagua berpendar dengan simbol aksara magis. 　　"Hei Yuan – Bersatu!" 　　Qin Yu mengeluarkan seruan pendek, ratusan segel tangan berubah menjadi kilatan cahaya mistis yang langsung menyelubungi kristal kelas tertinggi itu. Di bawah kobaran api ungu pucat yang membara perlahan, segel tangan dan kristal-kristal itu mengalami perubahan spesial seolah menyatu menjadi satu. 　　"Menggunakan energi lima elemen sebagai dasar dengan kegelapan sebagai inti, tidak tahu apakah ini akan sukses." Saat ini Qin Yu pun tidak begitu yakin di dasar hatinya. 　　Begitu berhasil ditempa, Hei Yuan sebenarnya bisa berubah menjadi berbagai senjata - bisa keras maupun lentur, dapat berubah dalam ribuan bentuk... Namun menurut penjelasan Lei Wei, probabilitas keberhasilan penempaan ini relatif rendah, hanya sekitar sepertiga. 　　Lagipula dibutuhkan kristal kelas tertinggi dari lima elemen dalam jumlah sangat banyak. Orang biasa mana bisa menyediakannya? Belum lagi jika gagal sekali, kerugian materialnya terlalu besar. 　　Setelah waktu yang lama... 　　Seonggok cairan hitam terus berguling-guling di atas tungku bagua. 　　"Sukses!" Qin Yu berseru girang. "Hei Yuan sudah jadi. Senjata ini tentu akan menjadi hal sepele yang mudah digunakan." 　　Proses penempaan 'Hitam Primordial' adalah yang paling krusial. Jika gagal, ketidakseimbangan lima elemen akan menyebabkan ledakan. Seratus kristal kelas tertinggi yang digunakan akan terbuang sia-sia. Berbeda dengan penempaan senjata biasa yang bisa dilelehkan kembali untuk didaur ulang. 　　Begitu Hitam Primordial - cairan hitam itu - berhasil dibuat, artefak spiritual bisa dengan mudah ditempa. 　　…… 　　Mulai hari ini, Qin Yu tak lagi menggunakan pedang terbang biasa. Senjatanya... sebuah senjata hitam yang bisa berubah-ubah dalam ribuan wujud. 　　Setelah melalui serangkaian proses, Hitam Primordial akhirnya bisa berubah bentuk sesuka hati: menjadi pedang terbang, sarung tangan, tombak panjang, atau kapak raksasa. Segala jenis senjata bisa diwujudkan. 　　Meski ketajaman Hitam Primordial setara dengan artefak spiritual kelas atas biasa, senjata lain hanya membutuhkan 1-2 kristal kelas tertinggi. Hitam Primordial mengkonsumsi 100 kristal! Kelebihannya hanyalah fungsi 'transformasi' ini. 　　Waktu menuju hari berkumpul di Pulau Jinmu tersisa setengah tahun lagi. 　　“Pada hari ini, di bawah restu Hou Fei, Hei Yu, Ayah Raja serta kakak pertama dan kedua, ditambah Paman Lan dan lainnya, Qin Yu bersama Li'er meninggalkan Benua Qianlong, terbang cepat ke arah selatan. Tujuan mereka adalah Lautan Bintang Kerusuhan yang jaraknya sangat jauh.” 　　“Li'er dengan santai melayang di udara, rambut panjangnya berkibar tertiup angin. Sementara Qin Yu berdiri di atas awan hitam, melesat dengan kecepatan tinggi.” 　　“Kakak Qin Yu, awan hitammu ini benar-benar unik,” puji Li'er. 　　“Qin Yu menggerakkan hati, awan hitam itu sekejap berubah menjadi pedang terbang hitam. Ia pun menginjak pedang terbang itu untuk melanjutkan penerbangan.” 　　“Eh, Kakak Qin Yu, senjata yang kau tempa di Lei Shan Ju dulu adalah ini? Memang jarang terlihat, aku belum pernah melihat kultivator lain menggunakan senjata semacam ini. Bagaimana cara kau menempa ini?” Li'er terkejut. 　　Qin Yu tertawa: "Ini adalah teknik rahasia perguruanku. Aku menggunakan ratus kristal kelas tertinggi baru berhasil menempa ini. Tapi setelah berhasil dibuat, ia bisa berubah menjadi berbagai senjata." 　　"Ratus kristal kelas tertinggi?" 　　Li'er menggelengkan kepala, "Memboroskan begitu banyak kristal kelas tertinggi untuk menempa, sepertinya tidak sepadan." 　　"Li'er, perkataanmu itu salah. Ia bisa berubah menjadi berbagai senjata, mana mungkin tidak sepadan?" Qin Yu tersenyum. Di dasar hatinya, ia sangat menyukai senjata barunya ini. 　　Li'er tersenyum cerah: "Kakak Qin Yu, ratus kristal kelas tertinggi bisa ditempa menjadi puluhan artefak spiritual kelas atas. Dengan begitu banyak artefak spiritual, apa golok, tombak, tongkat yang tidak bisa dibuat?" 　　"Kalau kau sekaligus mengikat kepemilikan semua artefak spiritual itu dengan meneteskan darah, bukankah kau bisa bebas memilih senjata apapun nanti? Buat apa repot-repot berubah bentuk?" 　　Qin Yu tertegun. 　　Sepertinya juga benar, sekaligus meneteskan darah untuk pengikatan kepemilikan belasan buah artefak spiritual kelas atas. Lagipula hanya proses pengikatan saja, nanti bisa pakai yang mana saja sesuka hati. 　　"Tapi, Hei Yuan ini bisa berubah menjadi berbagai senjata. Kalau nanti kamu melihat senjata yang belum pernah kau lihat, kau bisa mengubahnya. Hm, sebenarnya, menempa 'Hei Yuan' ini, kau tidak terlalu boros." Li'er menghibur Qin Yu. 　　Qin Yu juga tidak mempermasalahkan, sebenarnya dia tidak suka proses penetesan darah untuk mengikat kepemilikan banyak artefak spiritual. 　　Cukup satu ini saja. 　　"Sayangnya, kelenturan dan ketajaman Hei Yuan hanya sebatas ini. Andai bisa mencapai tingkat senjata immortal pasti bagus." Qin Yu sedang bermimpi di siang bolong - memiliki kemampuan transformasi sekaligus kelenturan dan ketajaman tingkat tinggi, itu terlalu mustahil. 　　Hei Yuan yang mampu mencapai tingkat artefak spiritual kelas atas saja sudah sangat luar biasa. 　　…… 　　Qin Yu yang telah mencapai tahap awal Inti Bintang memiliki kecepatan jauh lebih tinggi dibandingkan level Meteor Akhir. Meski jarak dari Benua Qianlong ke Pulau Jinmu hampir 200 juta li, Qin Yu dan Li'er terbang dengan santai tanpa terburu-buru. 　　Perhitungannya tepat: persis setengah tahun untuk mencapai Pulau Jinmu. 　　Dari kejauhan, seluruh Pulau Jinmu tampak keemasan bagai gumpalan emas di tengah lautan. Saat mendekat, terlihat pulau ini dipenuhi pohon kuno unik dengan tinggi kurang dari 10 meter namun diameter batang mencapai 8-9 meter. 　　Batang pohon berwarna emas, daun-daunnya juga keemasan. Pohon ini disebut 'Pohon Emas'. 　　Seluruh Pulau Jinmu dipenuhi pohon ini. Meski tanah dasarnya berupa hamparan rumput hijau, dari udara sebagian besar area tertutup dedaunan lebat Pohon Emas sehingga hijau rumput tak terlihat. 　　Saat ini, di pusat Pulau Jinmu, di samping formasi teleportasi kuno. Orang-orang dari Penglai, Purple Flame Demon Prison, Istana Qinglong, dan Istana Biru Air semuanya telah tiba. 　　Qinglong 'Yan Lang' duduk bersila di atas hamparan rumput hijau, di belakangnya terdapat tiga pria berbaju kuning. Teng Shan tidak hadir. Iblis Bermata Tiga juga duduk bersila, rambut hijau panjangnya bahkan menyentuh tanah, hanya diikuti oleh seorang gadis berbaju hijau di belakangnya. 　　Penglai hanya mengirim satu orang - Yanxu Zhenren. Purple Flame Demon Prison datang dengan empat orang: Yi Da, Situ Xue, Jiao Jiu, dan seorang pria tua berambut hitam. 　　"Saudara Qin Yu, kau baru sampai sekarang?" Begitu melihat Qin Yu terbang mendekat, Qinglong segera menyambutnya dengan senyuman. 　　Qin Yu dan Li'er mendarat di hamparan rumput hijau: "Kakak Qinglong, sepertinya aku tidak terlalu terlambat. Yan Mo tampaknya belum datang juga." Qin Yu melirik ke arah yang lain, tiba-tiba sudut bibirnya mengembang dalam senyum tipis. Ia menemukan sesuatu yang 'hiburan' di sini. 　　"Aku tadi memang di belakang kalian." 　　Suara Yan Mo terdengar, semua orang menengadah ke langit. 　　Terlihat Yan Mo menginjak awan hitam, di belakangnya ada dua wanita - satu berjubah bulu putih, satu berjubah bulu merah. Keduanya menggunakan ilusi untuk menutupi kepala binatang mereka. 　　"Yan Mo, ingat kau bilang akan datang berempat, kenapa cuma tiga?" Yi Da berdiri bertanya. 　　Yan Mo tersenyum: "Awalnya ingin membawa Hong Luan dan Long Yan, sayangnya Long Yan belum merasakan Bencana Langit Enam Sembilan... jadi terpaksa tinggal di Hutan Belantara." 　　Iblis Bermata Tiga tiba-tiba bangkit. 　　"Karena semua sudah berkumpul, jangan buang waktu lagi. Mari langsung masuk ke Lautan Bintang Kerusuhan sesuai peta, menuju dasar laut untuk membuka Vila Sembilan Pedang Dewa." Iblis itu memandang dingin ke sekeliling. 　　“Jangan buru-buru.” Yan Mo tertawa, "Sebelum berangkat harus dijelaskan dulu. Pertama, meski masuk ke Lautan Bintang Kerusuhan hanya 10.000 li perjalanan, tapi jika bertemu binatang buas, semua dilarang kabur dari medan perang." 　　"Itu sudah sewajarnya." Iblis Bermata Tiga langsung menyetujui, yang lain juga mengangguk. 　　Yan Mo melanjutkan: "Hal kedua adalah tentang pembagian harta karun di Immortal Manor. Menurut peraturan awal, jika ada sembilan harta, akan dibagi sesuai persentase kepemilikan pedang giok. Jika tidak bisa dibagi, misalnya hanya ada satu harta..." 　　"Hmph, masing-masing mengandalkan kemampuan sendiri. Apa perlu dijelaskan lagi?" Yi Da mendengus dingin. 　　Tidak ada yang protes. Di dunia kultivasi memang prinsip menghormati yang kuat berlaku. Jika tidak bisa dibagi ya direbut, nanti tergantung taktik masing-masing. 　　"Bagus! Mari kita berangkat." Yan Mo tampak puas dengan respons semua orang. Kemudian ia memimpin terbang. Yanxu Zhenren, Yi Da, Iblis Bermata Tiga dan lainnya beserta anak buah mereka segera mengikuti meninggalkan Pulau Jinmu. 　　Memandang Yan Mo terbang di depan. 　　Situ Xue dan Jiao Jiu saling bertukar pandangan, lalu mendengus dingin. Yanxu Zhenren yang sedang terbang di samping melirik mereka, sinar dingin berkilat di matanya. Perjalanan membuka Vila Sembilan Pedang Dewa ini sama sekali tidak sesederhana yang dibayangkan. Jilid 9 Vila Sembilan Pedang Dewa Bab Ketiga Belas Binatang Buas Lautan Bintang Kerusuhan 　　Cultivator dewa hanya Yanxu Zhenren seorang, sementara cultivator iblis ada empat orang. Permusuhan antara cultivator dewa dan iblis adalah rahasia umum, baik di Benua Tenglong maupun wilayah Penglai dan Purple Flame Demon Prison. 　　Sementara yang lain terbang, Qin Yu dan Li'er justru tersenyum menikmati situasi. 　　"Yanxu, jumlah artefak immortal di Vila Sembilan Pedang ini tidak ada yang tahu pasti. Kemungkinan kelipatan sembilan sangat kecil. Saat waktunya merebut, kau sendirian... sanggupkah?" Jiao Jiu berseloroh sambil tersenyum. 　　Jiao Jiu berasal dari 'Sekte Flame Demon (Yanmo Men)'. Cultivator iblis memang memiliki watak bebas, tak peduli dengan pembunuhan. Yanmo Men adalah sekte cultivator iblis yang terkenal kejam dan arogan. Tidak aneh Jiao Jiu bersikap seperti ini. 　　Yanxu tersenyum dingin: "Vila Sembilan Pedang Dewa adalah warisan para dewa. Berdasarkan lokasi penyimpanan Pedang Giok kesembilan sebelumnya, kami telah menilai bahwa setidaknya cultivator ini berlevel Golden Immortal (Daluo Jinxian, disingkat 'Jinxian'). Harta karun yang ditinggalkan ahli sehebat ini adalah pemberian Langit bagi kita. Siapa yang mendapatkannya tergantung takdir masing-masing, bukan sekadar jumlah orang atau kekuatan yang kuat." 　　"Kau terlalu mengada-ada!" Jiao Jiu sangat meremehkan. Jika cultivator dewa menekankan protokoler dan kelas, cultivator iblis kebanyakan hidup dalam kebebasanku, sifat mental mereka tak terbelenggu. 　　"Jiao Jiu, jangan bersikap tidak sopan pada Yanxu Zhenren. Ucapanmu itu tak pantas." Situ Xue malah membela Yanxu, "Jiao Jiu, apa kau kira Yanxu Zhenren tak menginginkan harta karun? Atau tak ingin membawa lebih banyak orang? Tapi dia tak punya pilihan. Wilayah Penglai hanya punya satu pedang giok, jadi maksimal dua orang yang bisa datang. Mengingat hubungan antara Sekte Ziyang dan Lanyang yang saling tak mau mengalah, akhirnya hanya Yanxu yang bisa hadir sendirian." 　　"Bukan Yanxu Zhenren tidak mau, tapi memang tidak bisa." Situ Xue menghela nafas penuh penyesalan. 　　Yanxu sama sekali tidak peduli. Tatapannya dingin mengawasi Jiao Jiu dan Situ Xue: "Kalian berdua, jangan asal bersilat lidah di sini. Siapa yang tidak tahu bahaya Lautan Bintang Kerusuhan? Meski Vila Sembilan Pedang Dewa hanya berjarak 10.000 li dari perbatasannya, tapi di jarak 10.000 li ini, siapa yang tahu binatang buas apa yang akan muncul? Hmm..." 　　"Jangan bicara soal Vila Sembilan Pedang Dewa, mereka yang kekuatannya tidak memadai mungkin sudah mati dibunuh binatang buas sebelum mencapai vila. Lihat orang-orang di sekeliling, level kalian berdua sangat rendah. Lebih baik berhati-hati." Ucapan Yanxu Zhenren sangat tajam. 　　Senyuman Yanxu Zhenren yang tampak meremehkan itu membuat Jiao Jiu dan Situ Xue mendengus dingin lalu diam. 　　Saat ini kecepatan terbang seluruh kelompok sangat lambat. 　　Sebenarnya jarak Pulau Jinmu ke perbatasan Lautan Bintang Kerusuhan sangat dekat. Jika terbang secepatnya, mereka mungkin akan segera tiba. Namun semua sangat berhati-hati. 　　Reputasi buruk Lautan Bintang Kerusuhan telah tersebar luas. Tak ada yang ingin mati di perut binatang buas sana sebelum melihat vila dewa. 　　Sebuah aura megah yang seolah menutupi langit dan bumi menerpa. Dari kejauhan, suara ombak mengerikan itu bagaikan gemuruh 10.000 petir langit. Saat ini semua orang telah mendengar dengan jelas, di ratus li ke depan, gelombang raksasa mengamuk membumbung tinggi, sementara lautan di bawah tempat mereka berdiri masih tenang. 　　Semua orang tahu... ratus li ke depan adalah Lautan Bintang Kerusuhan. 　　"Semuanya." 　　Yan Mo dengan wajah serius memandangi sekeliling: "Kita sudah dekat dengan perbatasan Lautan Bintang Kerusuhan. Tapi sebelum masuk, ada satu hal yang harus kujelaskan... Jika bertemu binatang buas, jangan masing-masing lari sekuat tenaga!" 　　Pandangan Yan Mo menjadi dingin dan menyeramkan: "Aku, Yi Da, dan Qinglong di depan. Yanxu Zhenren dan San Yan di belakang. Yang lain di tengah... Jika monster muncul di depan, kami bertiga yang bertindak. Jika di belakang, Yanxu Zhenren dan San Yan yang menghadapi. Yang lain jangan sok kuat. Jika kami kalah, langsung lari!" 　　"Yi Da, Qinglong, Yanxu Zhenren, San Yan, apakah kalian ada keberatan?" Yan Mo bertindak layaknya pemimpin kelompok. 　　Qinglong menggelengkan kepala pelan: "Tentu tidak. Lautan Bintang Kerusuhan ini bahkan di wilayah perbatasan saja sudah membuatku khawatir. Lebih aman jika kami di depan yang menahan serangan. Jika bertindak seperti pasukan tidak teratur, begitu binatang buas datang, pasti semua akan kacau." 　　"Aku tak keberatan," kata Yi Da dengan dingin. 　　Yanxu Zhenren tersenyum dan mengangguk: "Saudara Yan Mo benar-benar mempertimbangkan kepentingan semua orang." 　　Melangg anggukan San Yan Lao Yao, Yan Mo berseru lantang: "Baik! Karena keempat kalian setuju, yang lain pasti juga tak masalah." Ini perlu dipikirkan? Menempatkan ahli di depan sebagai tameng sementara belakang dilindungi, siapa yang akan menentang? 　　"Ingat formasi! Depan adalah aku, Yi Da, Qinglong. Belakang Yanxu Zhenren dan San Yan. Yang lain dilarang terbang lebih maju atau tertinggal, harus tetap di tengah!" perintah Yan Mo tegas. 　　Saat ini semuanya harus benar-benar dipatuhi. 　　Kalau tidak ada peraturan, begitu bertemu binatang buas, perkiraan nasibnya akan sangat buruk. 　　Melihat semua orang mengangguk, Yan Mo tertawa lantang: "Bagus! Karena kita semua sepakat, mari bersiap memasuki Lautan Bintang Kerusuhan. Pergi!" 　　Dengan Yan Mo, Yi Da, dan Qinglong (Dewi Qinglong) di depan, Yanxu Zhenren dan iblis bermata tiga di belakang, sementara yang lain di tengah. Demikianlah kelompok ini mulai terbang menuju Lautan Bintang Kerusuhan. Bahkan para tokoh terbaik dari utara Lautan Bintang Kerusuhan ini pun belum pernah memasuki wilayah tersebut sebelumnya. 　　Kalau bukan untuk Vila Sembilan Pedang Dewa. Kalau Vila Sembilan Pedang Dewa tidak terletak di perbatasan Lautan Bintang Kerusuhan sejauh 10.000 li, siapa yang berani datang ke sini? 　　"Wah!" Seru semua orang dengan perasaan yang bergelora. 　　"Sungguh megah," mata Qin Yu berbinar. 　　Saat mendekati Lautan Bintang Kerusuhan, mereka menyaksikan pemandangan menakjubkan yang tak percaya. 　　Saat ini, beberapa kilometer di kejauhan, ombak tak berujung menggulung setinggi seratus meter. Memandang ke arah selatan, badai dan ombak raksasa ini benar-benar tak terbatas. Dengan batas beberapa kilometer, wilayah selatan dipenuhi ombak dan angin topan yang tak berhenti. 　　Namun di utara batas itu, air tenang tanpa riak, sangat damai. 　　Aneh. 　　Keanehan yang ekstrem. Di satu sisi lautan dengan ombak raksasa setinggi seratus meter, di sisi lain air yang tenang. Seolah-olah di antara kedua perairan ini terdapat penghalang tak kasat mata yang raksasa, sepenuhnya memisahkan kedua wilayah, bagaikan berada di dunia yang berbeda. 　　"Betapa misteriusnya Langit dan Bumi! Keajaiban seperti ini sama sekali tak bisa dipahami. Jalan Langit begitu abstrak dan luas, bahkan jika kita habiskan puluhan juta tahun, mungkin hanya bisa mengintip sebagian kecil saja," Yanxu Zhenren berkomentar dengan kagum. 　　Keajaiban Langit dan Bumi, siapa yang bisa menjelaskan? 　　Qin Yu teringat penjelasan Paman Lan sebelumnya. Paman Lan mengatakan itu bukanlah segel larangan atau jarak, melainkan hukum alam semesta yang tak kasat mata... Setidaknya untuk saat ini, Qin Yu belum bisa memahaminya. Bahkan Paman Lan sendiri mungkin hanya menyebutnya sebagai hukum alam semesta. Sedangkan tingkat pemahamannya, diperkirakan masih sangat jauh. 　　"Memahami hukum alam semesta, tingkat pencapaian seperti apakah itu?" Qin Yu bertanya dalam hati. 　　"Hati-hati! Begitu memasuki wilayah Lautan Bintang Kerusuhan, energi alam akan menjadi sangat kacau. Orang dengan ketahanan mental lemah akan mudah tersulut emosi. Kita harus menjaga pikiran tetap jernih, sekaligus melakukan penerbangan cepat menuju Vila Sembilan Pedang Dewa!" Yanxu Zhenren mengingatkan dengan suara lantang. 　　Semua orang mengangguk. 　　Lautan Bintang Kerusuhan tidak hanya memiliki angin topan dan ombak besar, energi alam di sini juga sangat tidak stabil. 　　Di wilayah ini, orang biasa akan merasakan kegelisahan. Jika ketahanan mentalnya rendah, sangat mudah jatuh ke dalam kegilaan karena ketidakseimbangan energi. 　　Berdasarkan prediksi, alasan binatang buas memiliki kecerdasan rendah dan sifat kejam yang suka membunuh kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh lingkungan seperti ini. Seekor hewan air yang baru lahir, setengah sadar dengan kecerdasan rendah, secara alami akan menjadi agresif dan kacau karena pengaruh lingkungan. Sejak kecil sudah seperti ini, terus-menerus akhirnya menjadi apa yang disebut binatang buas. 　　Setiap wilayah melahirkan manusia dengan karakter berbeda, Lautan Bintang Kerusuhan juga menghasilkan binatang buas yang unik. 　　Semua orang terbang dari angkasa wilayah laut tenang memasuki wilayah angkasa Lautan Bintang Kerusuhan. 　　Semua merasakan suatu perubahan yang membingungkan. 　　Konsentrasi energi spiritual meningkat puluhan kali lipat, namun sangat kacau. Jika energi spiritual di Benua Qianlong dan daerah lainnya diibaratkan seperti kelinci yang jinak, maka energi spiritual di tempat ini bagaikan gorila raksasa yang sedang marah. Hal ini sekaligus mempengaruhi pemahaman spiritual semua orang. 　　Kekacauan, kegelisahan, mereka yang ketahanan mentalnya tidak stabil secara alami terpengaruh. 　　"Jaga kesadaran spiritual tetap jernih, terbang secepatnya ke arah Vila Sembilan Pedang Dewa!" Telepati spiritual Yanxu Zhenren tiba-tiba bergema dalam benak semua orang. 　　Seketika mereka yang terpengaruh sebelumnya menjadi sadar kembali. Saat sadar, mereka pun tertegun. 　　Lautan Bintang Kerusuhan ini memang sesuai reputasinya. 　　Qin Yu mengambil napas dalam. Sebelumnya dia juga sedikit terpengaruh, tapi ketahanan mentalnya yang kuat berhasil menetralisirnya. Mendengar perintah Yanxu Zhenren, kecepatan terbang kelompok ini langsung meningkat. Dengan gesit mereka melesat menuju Vila Sembilan Pedang Dewa. 　　"Kakak Qin Yu, tempat ini juga bagus untuk mengasah ketahanan mental dan memurnikan kekuatan. Selain itu, semakin mendekati wilayah pusat Lautan Bintang Kerusuhan, energi spiritualnya semakin kuat dan kejam. Pantas saja banyak sanxian, sanyao, dan sanmo berkumpul di sini." Li'er tersenyum sambil berkomunikasi telepati dengan Qin Yu. 　　“Memang, dalam lingkungan seperti ini jangka panjang, sifat mental pasti sangat kokoh. Dan kekuatan juga semakin murni setelah ditempa energi spiritual kerusuhan.” Qin Yu juga setuju dengan pandangan ini. 　　Li'er tiba-tiba penasaran: "Kakak Qin Yu, binatang buas itu belum pernah kulihat? Seperti apa rupanya ya?" 　　"Binatang buas, lebih baik kita tidak bertemu dengannya." Qin Yu tidak sepenasaran Li'er. 　　Kecepatan mereka sangat tinggi. Selama percakapan Qin Yu dan Li'er yang hanya sekitar satu menit, mereka telah menempuh seribu li. Dan saat itulah... sepertinya keberuntungan mereka habis. Meski semua berharap binatang buas tidak muncul, tapi ia tetap muncul. 　　Di antara gelombang air yang bergulung-gulung, sebuah siluet raksasa muncul. 　　Seekor hiu! Panjangnya lebih dari seratus meter! 　　Hanya saja mata hiu ini memancarkan cahaya merah darah. Aura kekejaman secara alami terpancar darinya. Tidak... semakin dekat, semua orang menyadari ini bukan sekadar hiu biasa, karena di bawah siripnya tersembunyi dua cakar tajam. 　　“Auuuu～～～” Hiu itu mengeluarkan suara aneh yang menggemparkan, kedua mata merah darahnya menatap tajam ke arah kerumunan. Jelas dia telah mengunci target pada mereka. Tiba-tiba kecepatan hiu itu meningkat beberapa kali lipat, langsung menerjang ke arah mereka. 　　"Hati-hati, ini binatang buas!" 　　Suara Yan Mo bergema dalam benak semua orang, "Jangan ada yang berlarian kacau! Binatang buas umumnya mendekati level Dewa, kekuatan serangannya sangat dahsyat. Jangan anggap remeh. Qinglong, Yi Da, kita bertiga yang maju!" 　　Telepati spiritual hanya membutuhkan satu niat belaka, sangat cepat. 　　Begitu telepati spiritual itu bergema di benak, Qinglong, Yi Da dan Yan Mo langsung menyergap hiu buas itu. Yang lain tentu tidak akan nekat ikut campur. Cuma dari aura-nya saja sudah terlihat, binatang buas ini jelas bukan jenis biasa. 　　Qinglong berada di barisan terdepan. Kedua lengannya tiba-tiba membesar, kulitnya tertutupi sisik hijau kebiruan. Tangan-tangannya telah berubah menjadi sepasang cakar naga. 　　Binatang buas hiu itu membuka mulut lebar-lebar, deretan gigi tajamnya membuat semua yakin bahwa bahkan artefak spiritual kelas atas pun akan terkoyak. Kecepatan binatang buas hiu ini luar biasa, dengan pola gerakan yang misterius. Tumbuh besar melalui pembunuhan di Lautan Bintang Kerusuhan, kemampuan tempurnya sangat mumpuni. 　　Qinglong melesat membentuk garis lengkung, langsung berada di bawah hiu, siap menyerang perutnya dengan cakar naga. 　　"Criiiing!" Seekor cakar tajam tiba-tiba muncul dari bawah sirip hiu itu, menyambar Qinglong. Qinglong berusaha menghindar namun tak sempat di jarak dekat, akhirnya cakar naga dalam wujud manusia bertabrakan dengan cakar hiu. 　　Qinglong mundur cepat, sementara hiu mengeluarkan teriakan memekik yang semakin menambah aura kebuasannya. 　　"Haha, Qinglong Yan Lang, kau terlalu lemah! Saksikan aku!" Yan Mo bertelepati spiritual sambil menerjang ke arah binatang buas hiu itu. 　　"Yan Mo, jangan meremehkan. Kesenjangan antara binatang buas dan Dewa setingkat tidak besar, ditambah naluri pertempuran binatang buas lebih kuat," Qinglong segera mengingatkan. Dia sendiri pernah bertarung dengan hiu buas ini, tentu paham kekuatannya. 　　Suara mengerikan terdengar, seperti pisau menggores kaca. Itulah hasil pertarungan tangan kanan Yi Da melawan sirip hiu buas. Tangan kanan Yi Da terluka, darah menetes deras. 　　Namun kemudian—— 　　Yan Mo yang dalam wujud manusia justru melakukan benturan frontal langsung dengan hiu buas itu. 　　Setelah suara gemuruh raksasa, Yan Mo dan hiu buas sama-sama terdiam sejenak, seolah seimbang. Hiu buas itu murka, seketika mengaum dan membuka mulut lebar-lebar hendak menggigit Yan Mo remuk. 　　“Sii～～” Seekor Qinglong raksasa tiba-tiba muncul, cakar naga mencengkeram tubuh hiu buas yang tak sempat bereaksi. Seketika luka besar muncul, darah mengalir deras. Hiu buas itu melolong marah sambil memukulkan ekornya ke tubuh Qinglong. 　　Qinglong menghindari dengan cepat, namun tetap terkena di bagian pinggir tubuhnya. Beberapa sisik pecah berkeping-keping, darah mengalir dan menetes ke lautan. 　　"Qinglong, biar aku yang membunuhnya!" Yan Mo berteriak penuh amarah. 　　Yan Mo langsung berubah ke wujud aslinya—seekor naga hitam berpostur setara dengan Qinglong. Yang membedakan, mata naga hitam ini memancarkan cahaya merah darah. Inilah Dewa 'Naga Hitam' yang termasuk golongan naga paling kuat di antara suku Long. 　　"Brak～～～" Potongan daging dan darah beterbangan di lautan. Hiu buas itu terbelah dua, mati seketika di tempat. 　　Yan Mo sekejap berubah wujud manusia, tangan menggenggam inti dalam dengan wajah membeku: "Seekor binatang buas tahap awal Kongming, berani menyerangku? Bunuh diri!" 　　Binatang buas tahap awal Kongming dengan Dewa tahap awal Kongming perbedaannya kecil. Awalnya Qinglong tidak berubah wujud asli sehingga kekuatannya belum sepenuhnya terlihat dan berada di posisi lemah. Setelah Yan Mo menggunakan wujud aslinya, langsung membunuh dalam satu serangan. 　　Namun... tak seorang pun pernah ke Lautan Bintang Kerusuhan sebelumnya, tidak tahu beberapa tabu di sana! 　　Bau darah! 　　Terutama bau darah non-binatang buas akan membuat yao beast sekeliling mengamuk. Tadi baik Qinglong maupun Yi Da mengeluarkan darah, dan mereka tidak tahu tabu ini, maka... Jilid 9 Vila Sembilan Pedang Dewa - Bab Keempat Belas: Lautan Bintang yang Berlumuran Darah 　　Yan Mo, Qinglong, dan Yi Da bertindak. Dalam beberapa gerakan, mereka membelah dua hiu buas itu di tempat. Yang lain dalam hati merasa lega. 　　"Saudara Yan Mo memang kuat, bisa membunuh binatang buas ini dengan mudah." Jiao Jiu berkata dengan ekspresi kagum. 　　Situ Xue menyahut, "Jiao Jiu, tak tahukah kau bahwa dalam suku Long, naga hitam termasuk yang paling mematikan serangannya. Hanya naga emas yang sedikit lebih unggul. Naga hitam setara level jauh lebih berbahaya daripada Qinglong." 　　Yan Mo melirik dingin ke arah mereka sambil berkomunikasi via telepati spiritual: "Berhenti membuang waktu dengan omong kosong. Ini Lautan Bintang Kerusuhan, segeralah menuju Vila Sembilan Pedang Dewa!" 　　Qin Yu juga memandangi Situ Xue dan Jiao Jiu, dalam hati menganggap mereka tidak paham situasi. Saat ini di Lautan Bintang Kerusuhan yang penuh bahaya, semakin lama berdiam semakin riskan. Bisa saja muncul binatang buas lagi setiap saat. 　　Semua orang segera melaju dengan cepat. 　　Bagai anak panah, laksana pelangi—— 　　Semua orang berpindah di tengah angin topan dan ombak, tubuh secepat kilat. Jubah dan rambut mereka berkibar ditiup angin, persis seperti gambaran dewa dalam imajinasi orang biasa. 　　…… 　　Jika ada yang menyebarkan kesadaran spiritual puluhan ribu li, akan terlihat ribuan binatang buas dengan mata merah darah di area tersebut. Mereka seperti dipanggil, bergerak cepat ke arah kelompok Qinglong Yi Da. 　　Binatang buas lemah setara kemampuan cinnabar dan yuan infant, sementara yang kuat bahkan takkan menyamai Yan Mo. 　　Rombongan binatang buas dari puluhan ribu li...semua mengepung mendekat. Sayangnya Yan Mo dan kawan-kawan tak menyadari ini. 　　Di depan, Yan Mo, Yi Da, dan Qinglong dengan wajah serius menyebarkan kesadaran spiritual, konsentrasi penuh. Ketiganya menjadi ujung tombak yang membelah ombak...Sambil tetap waspada menyebarkan kesadaran spiritual. 　　Terbang sekitar dua-tiga menit. 　　"Bahaya!" Wajah Yi Da berubah pucat. 　　Dalam hal tingkat jiwa, Yi Da bahkan lebih tinggi satu tingkat dibandingkan Yan Mo. Hanya saja, karena Yan Mo adalah Dewa, Yi Da tidak menjadi lawannya. Saat ini, Yi Da menyadari binatang buas di kejauhan telah mulai menyerang ke arah mereka semua. 　　"Ini binatang buas... Tidak, ini gerombolan binatang buas! Semua orang, hati-hati!" Telepati spiritual Yi Da terdengar panik. 　　Yanxu Zhenren segera menyadarinya, diikuti oleh Yan Mo dan Qinglong dalam sekejap. Awalnya mereka mengira hanya tiga binatang buas yang mengejar dari depan, tapi dalam sejenak, mereka menemukan binatang buas menyerbu ke sini dari segala penjuru. 　　Gerombolan binatang buas! 　　Setiap binatang buas berwujud aneh, seperti hiu, gurita, dan makhluk laut lain yang termutasi. Mutasi mereka meningkatkan kemampuan serangan, dengan ciri khas mata mereka semua memancarkan cahaya merah darah. 　　"Itu kawanan binatang buas, jangan pikir panjang lagi. Kecepatan, kecepatan! Jangan mencoba membunuh semuanya! Langsung serbu ke depan, capai Vila Sembilan Pedang Dewa dulu!" Teriakan telepati Yan Mo menggema di benak semua orang seperti guntur. 　　Telepati yang sekeras ini memperlihatkan betapa paniknya Yan Mo saat ini. 　　"Serbu!" Qinglong juga meneriakkan perintah. 　　"Serbu!" Wajah Yi Da tetap dingin, meski matanya menyala dengan kilatan tajam. 　　Menghadapi gerombolan binatang buas ini, mereka tak bisa membunuhnya satu per satu. Ingatlah ini adalah Lautan Bintang Kerusuhan. Jika terus terjebak di sini, jumlah binatang buas akan semakin banyak. Jika muncul binatang buas periode Bencana, kita semua akan celaka. 　　"Li'er, hati-hati." Qin Yu menatap Li'er sambil berkomunikasi lewat telepati. 　　Li'er tiba-tiba menggenggam tangan Qin Yu. Matanya menatap dalam-dalam: "Kau juga harus berhati-hati." 　　Qin Yu mengangguk. 　　Li'er memiliki kunci kemenangan pelindung tubuh. Kemampuan pertahannya jauh melebihi Qin Yu. Ditambah teknik gerak ilahi Li'er, meski kekuatannya terbatas, begitu teknik ini diaktifkan, bahkan Qin Yu yang kini kekuatannya meningkat drastis sekalipun tak bisa menyaingi kecepatan Li'er saat mengendarai 'Heiyuan'. 　　Kecepatan tinggi, pertahanan kuat. Justru Li'er berada dalam posisi teraman. 　　"Auuummm~~" "Kriieeeekkkk~~~" "Auuu~~" Suara-suara penuh keanehan memenuhi angkasa. Ratusan pasang mata merah darah bermunculan. Langit pun menjadi gelap gulita, awan hitam menyelimuti cakrawala bagaikan kiamat. 　　"Braak!" 　　Tiba-tiba gemuruh menggema di langit. Kilatan listrik berkelok-kelok menghujam, disusul hujan deras yang mulai turun. 　　Angin topan tak berujung, ombak menjulang ke langit, langit dipenuhi awan hitam, hujan lebat tak berkesudahan... Ratusan pasang mata merah darah itu menatap tajam ke arah mereka. Entah mengapa, para binatang buas ini tidak langsung menyerang, melainkan berhenti sejenak. 　　Menghadapi puluhan binatang buas bermata merah darah di depan, semua orang tak kuasa memperlambat laju. 　　"Ikuti aku, serbu!" 　　Suara Yan Mo bergema dalam benak semua orang. Seketika, Yan Mo, Yi Da, dan Qinglong memimpin dengan sedikit berbelok arah. Yang lain tanpa ragu langsung mengikuti di belakang mereka. 　　Semua berusaha menghindari kawanan binatang buas di depan, namun... 　　Saat berbelok sekejap, puluhan binatang itu tiba-tiba bergerak bagai halilintar. Belum sempat panik, dari belakang dan kiri muncul belasan binatang buas lagi yang menyerbu. 　　"Tak ada tempat berlindung. Langsung serbu Vila Sembilan Pedang Dewa, jangan terjebak pertempuran!" 　　Ucapan Yan Mo baru saja menggema, tubuhnya telah berubah menjadi naga hitam raksasa bermata merah darah. Bagi yang tak tahu, mungkin mengira naga hitam ini bagian dari binatang buas. 　　Bersamaan dengan itu, seekor naga hijau pun muncul. Yan Mo dan Qinglong Yan Lang sama-sama berubah ke wujud asli. Hingga saat ini, mereka tak bisa lagi menyembunyikan kemampuan. Mereka bisa melihat bahwa binatang-binatang buas terkuat di sini hanya setara dengan hiu tadi, tapi jumlah mereka yang sangat banyak sulit dihadapi. 　　"Brak～～～" 　　Darah beterbangan. Seekor ikan todak sebesar lengan manusia namun sepanjang belasan meter langsung terkoyak menjadi dua oleh cakaran naga hitam. Sang naga hitam maju terdepan, menerobos dengan garang. Sementara naga hitam dan Yi Da bertugas membantu di kedua sisi. 　　Serbu! 　　Hanya dalam satu tarikan napas, sekeliling sudah dipenuhi air laut dan darah - darah binatang buas maupun manusia. 　　Dengan menerobos formasi gerombolan binatang buas seperti ini, orang-orang di tengah seperti Situ Xue, Jiao Jiu, dan Qin Yu tentu juga mendapat serangan. Satu per satu binatang buas tanpa takut mati, mata merah menyala, menyerbu ke arah kerumunan. Aura pembunuhan yang kejam itu begitu menggilakan. 　　Gila-gilaan, kejam, haus darah! 　　Seberkas sinar hitam berkedip-kedip, seekor binatang buas raksasa langsung terpotong menjadi beberapa bagian. Tubuh Qin Yu yang terbungkus zirah tempur hitam sedang menggenggam sebuah inti dalam. Qin Yu langsung menyimpan inti dalam itu ke dalam cincin ruang. 　　Zirah hitam ini adalah transformasi dari 'Hei Yuan', bahan yang ditempa dari esensi 100 kristal kelas tertinggi, mampu berubah menjadi wujud apapun. 　　Maju! 　　Maju! 　　Maju tanpa peduli apapun! 　　Hampir tiga menit pembunuhan, berkat perlindungan ahli di depan-belakang, anggota kelompok di tengah yang lebih lemah hanya mendapat luka kulit dan daging. Yan Mo, Qinglong, dan Yi Da sebagai pemimpin paling banyak membunuh meski juga terluka ringan. 　　Tiga menit pertempuran sengit. 　　Dari segala penjuru sekitar 70-80 ekor binatang buas, kelompok kita berhasil membunuh belasan dan melukai 34 ekor, sisanya tidak sempat menyentuh kita. 　　“Cepat, binatang buas di perbatasan kekuatannya tidak terlalu tinggi, percepat! Jika terlambat dan binatang buas yang lebih berbahaya datang, kita akan kewalahan.” Yan Mo menghardik melalui telepati spiritual sambil meningkatkan kecepatan, semua orang pun memacu kecepatan hingga batas maksimal. 　　Untuk yang lemah seperti pelayan Iblis Bermata Tiga, sang iblis langsung menggandengnya sambil terbang. Segala cara dilakukan untuk memaksimalkan kecepatan. 　　Semua sudah merasakan kengerian Lautan Bintang Kerusuhan. Baru beberapa menit masuk? Total kekuatan binatang buas yang kami temui hampir setara dengan kami. Jika benar-benar berkonfrontasi langsung, pasti banyak yang akan mati. 　　Berpindah di antara ombak-ombak besar, darah bekas pembunuhan di tubuh mereka tercuci bersih. 　　…… 　　Dari jarak seribu li, bayangan hitam bergerak gesit mendekati mereka dengan kecepatan yang jauh melampaui binatang-binatang buas sebelumnya. Ombak pun mengelak di jalur lintasnya. Hanya sesaat... 　　Yan Mo melihat bayangan dari kejauhan, wajahnya berubah pucat. Yi Da dan Qinglong juga menunjukkan ekspresi panik. Mereka baru saja merasakan aura binatang buas itu, bahkan belum sempat mengidentifikasi tingkat kekuatannya, makhluk itu sudah muncul dalam jangkauan pandangan. 　　"Hati-hati!" 　　Yan Mo hanya sempat mengingatkan lewat kesadaran spiritual sebelum bertransformasi menjadi Dewa Naga Hitam dan menerjang bayangan itu. 　　Yan Mo dan Yi Da sudah memperhitungkan kecepatan bayangan tadi. Bahkan Yan Mo yang berubah wujud naga pun masih kalah cepat. Melarikan diri mustahil, satu-satunya pilihan adalah bertarung. Dengan tubuh Dewa Naga Hitam, Yan Mo berusaha mengalahkan bayangan misterius ini. 　　Yi Da, Qinglong, Yanxu Zhenren, Iblis Bermata Tiga, Qin Yu, dan belasan orang lainnya tetap diam. Tak ada yang yakin bisa menang. 　　Suara ledakan bergemuruh terdengar, sementara ombak di sekeliling terpental ke segala penjuru akibat aliran energi Qi yang mengguncang. Bahkan butiran air yang terpental bagaikan senjata rahasia, melesat ke segala arah dengan kecepatan luar biasa. 　　Butiran air itu menghantam tubuh Yi Da, Qin Yu dan yang lain, langsung remuk berkeping-keping. 　　Sekejap— 　　Bayangan hitam itu terpisah dari naga hitam. Kini semua orang akhirnya melihat wajah asli bayangan hitam tersebut. 　　Kepiting raksasa berwarna hitam setinggi belasan meter. Kaki-kaki hitam rampingnya tampak sangat kuat, sementara dua capit raksasanya tajam nan ampuh. Setiap lempeng baju zirah kepiting ini berkilau hitam pekat. Tentang kemampuan pertahanannya, tak ada yang meragukan—sebab baru saja makhluk ini bertempur habis-habisan dengan naga hitam. 　　Pertempuran seketika, luka sepanjang beberapa meter muncul di tubuh Naga Hitam. Sisik naga pecah berkeping-keping, darah segar mengalir deras. Sedangkan kepiting hitam itu hanya memiliki bekas putih di baju zirahnya tanpa kerusakan sama sekali. Kekuatan yang dimilikinya tidak perlu diragukan lagi. 　　"Ini binatang buas periode Bencana, sedikit lebih kuat dariku. Kalian jangan mencoba menyerang! Dengan daya tahannya, serangan kalian tidak akan mempan. Semua maju ke arah Vila Sembilan Pedang Dewa!" 　　Yan Mo langsung berkomunikasi melalui telepati spiritual. 　　Begitu bertarung, Yan Mo langsung tahu kepiting hitam ini lebih kuat satu tingkat darinya—pasti binatang buas tingkat Tribulasi. 　　Tiba-tiba—kepiting hitam raksasa itu bergerak. Badannya miring menghadap Naga Hitam, bergerak menyamping mendekati sang naga. Sepasang mata merah darahnya yang kecil berkilau bagai bintang darah—dingin dan mengancam. 　　Dentuman kembali menggema, kepiting hitam dan naga hitam saling menyerang. Kekuatan kedua makhluk ini jauh melampaui semua orang, kecepatan pertarungan mereka begitu tinggi hingga para saksi merasa duo naga dan kepiting ini kembali berubah menjadi bayangan semata. 　　"Jangan buang waktu, serbu!" 　　Yi Da menghardik melalui telepati spiritual. Bersama Qinglong, ia memimpin kelompok menerobos ke arah Vila Sembilan Pedang Dewa. Nasib naga hitam sudah tak lagi dipedulikan - dengan kekuatan selevel itu, kehadiran mereka sama sekali tak berguna. 　　Belasan orang langsung menyambar ke arah vila suci tersebut. 　　Hanya sejenak, bayangan hitam melesat melampaui seluruh kelompok. 　　"Kepiting buas ini terlalu kuat. Jangan berlama-lama di sini, selamatkan diri ke Vila Sembilan Pedang Dewa!" Suara Yan Mo bergema di benak semua orang. Bayangan hitam itu ternyata sang naga yang sedang melarikan diri. 　　Tanpa bicara bertele-tele, mereka semua langsung memacu langkah ke tujuan akhir. 　　Tapi binatang buas kepiting hitam takkan melepas mereka. Baru beberapa napas berlalu, kepiting itu muncul lagi. Naga hitam seketika mengaum dan kembali bertempur sengit, memberi kesempatan semua orang menjauh. Beberapa saat kemudian naga hitam kembali kabur... 　　Pertempuran demi pertempuran mengikat gerakan kepiting hitam, membiarkan orang-orang mundur lebih jauh. Namun Yan Mo menghindari pertempuran dan kabur, berkelit sebentar lalu bertarung lagi. 　　Yan Mo ingin memanfaatkan taktik ini untuk segera mencapai Vila Sembilan Pedang Dewa. 　　Namun pertempuran berulang itu meninggalkan tubuh raksasa naga hitam penuh bekas luka, darah mengalir di sekujur sisiknya yang beberapa bagian sudah pecah. Binatang buas kepiting hitam juga terluka, seperti dua lempeng sisik perak di perutnya yang terkoyak oleh cakaran naga. 　　Dalam hal level Dewa, Qinglong hanyalah Dewa biasa, sedangkan Naga Hitam setara dengan San Yan Bi Jing Chan. Meskipun Naga Hitam hanya berada di tahap tengah Kongming, kekuatannya setara dengan Qinglong tahap akhir Kongming... Kekuatannya hanya sedikit lebih lemah dari binatang buas kepiting periode Bencana. 　　"Bertahan sedikit lagi, kita hampir sampai!" Yan Mo menghardik melalui telepati spiritual. 　　Ucapan ini sekaligus memompa semangat semua orang dan memotivasi dirinya sendiri. 　　Jika bisa bertahan seperti ini, Yan Mo paling hanya akan menerima beberapa luka lagi sebelum akhirnya tiba di Vila Sembilan Pedang Dewa. Namun- 　　Qin Yu tiba-tiba melihat bayangan hitam meluncur dengan kecepatan tinggi di antara gulungan ombak di kejauhan. Kecepatannya tak kalah dari binatang buas kepiting hitam sebelumnya. Bersamaan itu, Yi Da, Qinglong dan yang lain juga menyadari keberadaan bayangan hitam itu. 　　"Sial, ada lagi kepiting buas!" 　　"Heixie xiongshou (kepiting buas hitam) di depan berhenti, berdiri menghadang di depan semua orang. Heixie xiongshou di belakang juga terus memburu Heilong (Naga Hitam)." 　　"Jangan... ingin kabur... bersiaplah... mati!" 　　Suara berat dan rendah yang kuat bergema, namun ucapannya terasa terpatah-patah seolah kesulitan mengartikulasikan setiap suku kata. 　　Heilong (Naga Hitam) Yan Mo terbang di samping kelompok, memandang dua heixie xiongshou di depan dan belakang. 　　"Binatang buas berkesadaran rendah, tapi ketika kekuatan mencapai tingkat tinggi, kesadarannya sedikit meningkat. Kedua kepiting buas ini pasti binatang buas periode Bencana. Satu masih bisa kita hindari, tapi dua... bersiaplah bertarung sampai titik darah penghabisan!" 　　Yan Mo mengirimkan pesan melalui telepati spiritual ke benak semua orang. 　　Dihadang dua binatang buas periode Bencana di depan-belakang, Yi Da, Qinglong, Situ Xue, dan Qin Yu beserta rombongan menunjukkan wajah pucat disertai kilatan darah di mata... Tidak ada pilihan selain bertempur habis-habisan! Jilid 9 Vila Sembilan Pedang Dewa Bab 15 Darah Menggenang di Vila Sembilan Pedang Dewa 　　Di depan ada binatang buas kepiting hitam, di belakang juga ada binatang buas kepiting hitam. Kedua binatang buas ini kekuatannya melebihi batas kewajaran. Bahkan Yan Mo si Naga Hitam yang bertindak pun masih sedikit lebih lemah dari kepiting hitam. 　　"Kau, naga hitam ini, kekuatanmu lumayan. Bisa melukai adikku." Kepiting hitam buas di depan kini bicara lebih lancar. 　　Sekarang semua orang baru paham, ternyata kepiting hitam buas di depan dan belakang ini adalah saudara. Sebagai kakak, dilihat dari sikapnya, kepiting hitam di depan ini pasti tidak lebih lemah dari adiknya, bahkan mungkin lebih kuat. 　　"Tempat ini tidak jauh dari Vila Sembilan Pedang Dewa, cuma seribu li. Semua kabur dengan kecepatan maksimal! Mereka cuma dua ekor. Mustahil bisa melukai semua orang. Lari..." Suara Yan Mo bergema dalam benak mereka. 　　Lari! 　　"Siapa yang bisa lolos, itu tergantung kemampuan masing-masing!" 　　Qin Yu memegang erat tangan Li'er. 　　Li'er juga menggenggam tangan Qin Yu balik, berkomunikasi melalui telepati dengan serius: "Kakak Qin Yu, cepatlah menerobos." 　　Qin Yu menatap tajam binatang buas di depan, sinar hitam di tubuhnya berputar meninggalkan badan. 'Hei Yuan' seketika berubah menjadi pedang terbang. Qin Yu menginjak pedang terbang itu, Inti Bintang di dantiannya memancarkan energi bintang emas yang menyatu dengan pedang terbang. 　　"Li'er, bentangkan perlindungan tubuhmu. Jangan sampai terjadi apa-apa. Untuk diriku... kau tak perlu khawatir. Sejak mencapai tingkat Inti Bintang, aku belum pernah sepenuhnya mengerahkan kecepatanku." 　　Qin Yu tersenyum ringan, namun dalam matanya yang menatap binatang buas kepiting hitam itu melintas kilatan tajam. 　　Dentuman ledakan udara terdengar. Semua yang hadir di lokasi mengerahkan kecepatan maksimal dengan rute berbeda-beda: ada yang menyerbu garis lurus ke Vila Sembilan Pedang Dewa, ada yang bermanuver garis lengkung, ada pula yang menyusuri dasar air. 　　Qin Yu mengalirkan energi bintang emas secara menyeluruh ke pedang terbang 'Hei Yuan' dan seluruh tubuhnya, berubah menjadi pelangi cahaya keemasan yang melesat mengikuti pola elegan menuju Vila Sembilan Pedang Dewa. 　　Sementara Li'er seperti sedang berjalan santai, hanya dengan beberapa langkah sudah dengan mudah membuntuti Qin Yu. 　　"Naga Hitam, bersiaplah mati!" Bos monster kepiting hitam langsung menyerang Yan Mo si Naga Hitam. 　　Adik monster kepiting hitam menyerang kelompok lain. Seolah seluruh kepiting memendam permusuhan terhadap naga, Lao Er langsung membidik Qinglong Yan Lang yang segera menyadari bahaya. 　　"Mengaum～～～" 　　Dengan suara geram, Qinglong justru berubah wujud menjadi manusia - bentuk yang lebih lemah secara kekuatan serangan - untuk menghadapi serangan adik monster kepiting hitam. 　　"Bentuk formasi!" 　　Qinglong (Dewi Qinglong) dengan wajah serius, ketiga pria berjubah kuning yang ikut bersamanya segera membentuk formasi Tiga Bakat mengelilinginya. Cahaya mulai memancar dari tubuh ketiga pria tersebut, sementara tangan-tangan Qinglong juga mulai mengeluarkan kilatan menyilaukan. 　　Para lainnya berlarian menghindar saat suara ledakan dahsyat mengguncang langit dan bumi terdengar. 　　Kedua pasukan saling mundur dengan cepat. 　　Qinglong bersama tiga pengikutnya memanfaatkan daya rekoil untuk kabur lebih cepat, sementara binatang buas kepiting hitam nomor dua terpental. Saat si kepiting hendak mengejar, mereka sudah berada puluhan li jauhnya. 　　Dengan raungan marah, makhluk kepiting itu mengejar dengan gila-gilaan. 　　…… 　　Yan Mo si Naga Hitam yang sedang bertarung dengan bos kepiting hitam kini menunjukkan keganasannya sepenuhnya, memperlihatkan kekuatan sejati naga hitam - ras yang terkenal memiliki serangan paling mematikan di antara klan naga. 　　“Cakar naga yang tajam, ekor naga yang perkasa, dan... senjata pamungkas sang naga hitam.” 　　Mata merah darah Yan Mo si Naga Hitam memancarkan kilatan cahaya merah, kemudian menyatu ke seluruh tubuhnya. Luka-luka di sekujur badan naga hitam itu mulai pulih dengan kecepatan terlihat. 　　“Kau, bersiaplah mati.” Yan Mo menatap tajam si bos kepiting hitam sambil menghardik marah. 　　Si bos kepiting hitam tentu murka. Sebagai binatang buas, mana mungkin ia gentar? Menghadapi naga hitam sehebat ini, keganasannya justru meledak. Kepiting hitam itu mendongak dan mengaum, lalu menerjang dengan gesit sambil melancarkan serangan. 　　Pertempuran sengit! 　　Pertempuran sengit berlumuran darah! 　　Kali ini, kecepatan Yan Mo meningkat signifikan, kecepatan regenerasi tubuhnya juga jauh lebih cepat, kemampuan pertahanannya pun semakin kuat. Semua ini berkat mata merah darahnya. Mata merah darahnya berbeda dengan mata binatang buas, ini adalah pondasi dasar keunggulan seluruh klan Naga Hitam. 　　Sisik naga pecah, sisik kepiting rontok... Darah mereka masing-masing mewarnai ombak menjadi merah, namun ombak yang bergulung-gulat segera menghapus jejak darah itu. 　　Tiba-tiba— 　　Yan Mo Naga Hitam menyapu ekornya, langsung menerjang ke arah Vila Sembilan Pedang Dewa. Yan Mo sangat paham, tujuan utamanya adalah membuka gerbang Vila Sembilan Pedang Dewa, bukan bertarung mati-matian dengan binatang buas di sini. Binatang buas menyukai pembunuhan, tapi Yan Mo tidak. 　　…… 　　Kecepatan Qin Yu luar biasa, terutama setelah mengendarai pedang, bahkan hampir menyamai kecepatan Yi Da dan Yanxu Zhenren. 　　"Li'er, dua binatang buas, satu sedang bertarung dengan Yan Mo, satunya malah berkelahi dengan Qinglong. Kita yang lain justru lebih lega." Qin Yu saat ini merasa sedikit tenang. Jika dia harus bertarung frontal dengan kepiting hitam buas itu, perkiraannya akhirnya akan sangat mengenaskan. 　　"Kakak Qin Yu, Qinglong dan tiga pria berbaju kuning itu tampak sangat hebat. Siapakah tiga pria berbaju kuning itu? Mereka bisa membentuk formasi aneh seperti ini, bahkan berempat bersama bisa memukul mundur kepiting hitam buas itu." Li'er terkejut. 　　Kesadaran spiritual Qin Yu juga menangkap kejadian ini. 　　Dari segi kekuatan, kepiting hitam buas sebenarnya adalah binatang buas periode Bencana, beberapa kali lebih kuat dari Qinglong. Namun Qinglong yang telah berubah wujud manusia, bersama tiga pria berbaju kuning itu menyusun formasi spesial untuk serangan gabungan, justru berhasil memukul mundur kepiting buas itu. 　　"Apakah ini senjata pamungkas Qinglong?" Qin Yu mengangkat alisnya dengan penuh keheranan. 　　"Berapa banyak harta karun yang ada di Vila Sembilan Pedang Dewa? Siapa yang tahu? Awalnya dikatakan jika jumlahnya kelipatan sembilan, akan lebih mudah dialokasikan. Tapi apakah benar begitu kebetulan? Dan bahkan jika benar, diperkirakan begitu ahli seperti Yan Mo menunjukkan keserakahan, takkan ada yang bisa menghentikan pembunuhan dan perebutan." 　　"Masuk ke Immortal Manor kali ini, merebut harta pusaka adalah hal yang sangat normal." 　　"Diperkirakan, setiap kekuatan pasti memiliki senjata pamungkas." 　　Suara dengusan kemarahan bergema. Lao Er si kepiting hitam buas yang telah dipukul mundur berkali-kali oleh Qinglong akhirnya mengamuk. Alih-alih mengikuti Qinglong dan yang lain, dia justru menerjang ke arah orang-orang lain untuk membunuh. Dan saat ini—— 　　"Vila Sembilan Pedang Dewa ada di bawah, menyelamlah!" 　　Yanxu Zhenren meneriakkan perintah sambil menyelam pertama kali. Yang lain pun menyusul satu per satu. 　　Setelah melewati Pertempuran Berdarah ini, semua orang akhirnya mencapai lokasi Vila Sembilan Pedang Dewa di dasar Lautan Bintang Kerusuhan. Mereka pun mulai menyamar di kedalaman laut. 　　"Brak!" 　　Dengan jerit kesakitan, wanita berpakaian hijau yang dibawa oleh iblis bermata tiga langsung hancur dicakar oleh cakar ramping binatang buas kepiting hitam. Jika kedua capit raksasa kepiting hitam itu memiliki ketebalan beberapa meter, maka cakar ramping ini juga hampir setengah meter tebalnya. Panjangnya mencapai belasan meter. 　　Wajah iblis bermata tiga berubah pucat, namun dia tidak bertarung dengan binatang buas ini, malah menyelam lebih cepat ke dasar laut. 　　Saat ini, tidak sepadan untuk bertarung dengan binatang buas demi seorang anak buah. Apalagi... iblis bermata tiga juga tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan makhluk ini. 　　"Braak!" Percikan air beterbangan saat Naga Hitam Yan Mo terjun ke dalam air, lalu berenang dengan gesit menuju dasar laut diikuti oleh kepiting buas pemimpin yang mengejarnya. Namun naga yang tubuhnya menyatu dengan cahaya darah ini memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi. 　　Kecepatan Naga Hitam Yan Mo benar-benar luar biasa, dalam sekejap telah menyusul iblis bermata tiga, Yanxu Zhenren, serta Qin Yu dan yang lainnya. 　　“Tidak baik.” 　　Raut wajah Qin Yu berubah drastis. Ia menyadari ada dua binatang buas kepiting menyerbu dari belakang. Kedua binatang buas ini tidak hanya menargetkannya sendiri, tapi semua orang... Mungkin si bos kepiting sedang memburu Yan Mo. 　　Sekelompok orang masing-masing melanjutkan perjalanan dengan gesit. 　　Namun Hong Luan, binatang suci yang baru melewati Bencana Langit Enam Sembilan, justru menjadi yang paling lambat. Binatang buas kepiting hitam pertama langsung menyerangnya... Ledakan dahsyat menggema, air di sekeliling langsung mendidih bersorak-sorak. 　　“Hong Luan!” 　　Hong Luan adalah binatang suci di bawah komando Yan Mo. Melihat tubuh sang phoenix berlumuran darah dan diselimuti kobaran api, Yan Mo murka. Tapi... menghadapi dua binatang buas periode Bencana, ia tak berani melawan sendirian. 　　Yan Mo dengan gesit berbalik badan, ekor naganya menyapu, langsung bertabrakan dengan salah satu . Kemudian kedua cakar naganya masing-masing menangkap Gadis Salju dan . Lalu ia melesat cepat ke bawah. 　　, , , , , dan terbang tepat di belakang Yan Mo. Di belakang mereka menyusul , , si pria berambut putih, serta tiga pria berbaju kuning. 　　"Di mana ?" 　　Menurut peta yang ditransmisikan oleh , seharusnya Vila Sembilan Pedang Dewa berada tepat di bawah kita dalam jarak ratusan meter. Dengan ketajaman mata para cultivator, seharusnya mereka bisa melihatnya. Tapi yang terlihat hanyalah hamparan batu karang dan terumbu karang. 　　Mana ada ? 　　Para cultivator tertegun. 　　Mereka sudah berusaha sekuat tenaga sampai ke sini, tapi pondasi dasar Vila Sembilan Pedang Dewa sama sekali tidak terlihat. 　　Demi Vila Sembilan Pedang Dewa, setiap orang telah menghabiskan sumber daya dan tenaga yang tak terhitung. Memperebutkan setiap pedang giok, menyelidiki lokasi penyimpanan pedang kesembilan, bahkan nyaris kehilangan nyawa. Seperti Di Long, Di Jian, dan Di Xu yang dibunuh Yan Mo. Baru kemudian semua tahu vila itu berada di Lautan Bintang Kerusuhan. 　　Menerobos Lautan Bintang Kerusuhan, membunuh sepanjang perjalanan, nyaris nyawa melayang. 　　Jika sudah memasuki vila dewa mungkin tak masalah, tapi di sini tidak ada vila! 　　Tidak ada! 　　Naga Hitam Yan Mo bersama pengikutnya Gadis Salju dan Hong Luan berdiri di pegunungan karang, bingung menentukan langkah. Secara logika tempat ini seharusnya menjadi lokasi vila, mengapa tak ada? 　　Satu per satu mereka mendarat, berkumpul di pegunungan karang itu. Semua tampak kebingungan. 　　"Graaa~~!" Dentuman raungan menggema, dua kepiting raksasa hitam nan buas menyerbu ke sini. 　　Tidak dapat menemukan Vila Sembilan Pedang Dewa, harus menghadapi pengejaran binatang buas kepiting hitam. Orang-orang yang tiba di sini dengan susah payah sama sekali tidak tahu harus berbuat apa, hanya merasa dirinya sangat terdzalimi. Jika mati di sini, pasti akan semakin terasa tidak adil. 　　"Kalian... tidak bisa kabur." Bos binatang buas kepiting hitam berdiri di depan semua orang dengan suara dingin. 　　"Yan Mo, bosnya akan kuhadapi. Lao Er serahkan pada kalian. Formasimu cukup bagus, ditambah bantuan Yi Da dan yang lain, pasti bisa menghadapi Lao Er binatang buas kepiting hitam itu." Yan Mo berkomunikasi telepati kepada semua yang hadir. 　　"Untuk yang lain, periksa apakah ada mekanisme tersembunyi di sini." Yan Mo menatap Situ Xue dan yang lainnya. 　　Semua orang mengangguk. 　　Yan Mo sendirian menghadapi satu binatang buas kepiting hitam. Qinglong (Dewi Qinglong) bersama tiga pria berjubah kuning, ditambah Yi Da. Yanxu Zhenren, San Yan Lao Yao dan yang lain bekerja sama mengepung Lao Er binatang buas kepiting hitam. 　　Rencana ini bagus, tapi mungkinkah benar-benar terwujud? 　　"Kalian, bego banget." Bos Kepiting Hitam sepertinya sama sekali tidak khawatir. 　　Karena lawan tidak menyerang, Yan Mo dan kawan-kawan juga enggan bertindak. Mereka sengaja mengulur waktu sembari mencari mekanisme tersembunyi untuk menemukan lokasi Vila Sembilan Pedang Dewa. Para ahli seperti Yan Mo mengawasi kedua kepiting buas itu dengan saksama, sementara Situ Xue, Jiao Jiu, Gadis Salju, Hong Luan yang terluka parah, serta Qin Yu dan Li'er sedang menyisir area dengan cermat. 　　"Darah yang bukan milik binatang buas seperti kami akan memancing banyak binatang buas datang. Pertempuran kalian dengan kami yang sudah berlangsung lama pasti akan mengundang banyak binatang buas, termasuk yang sekuat kami, bahkan lebih kuat." 　　Bos Kepiting Hitam kini berbicara dengan tempo lambat, seolah menikmati kesempatan berbicara ini. 　　Binatang buas biasa tidak bisa bicara, hanya yang memiliki kesadaran tertentu yang mampu. 　　Wajah Yan Mo, Qinglong, Yi Da, serta Qin Yu dan tim pencari mekanisme tersembunyi langsung berubah pucat. 　　"Begitu rupanya!" 　　Tidak heran setelah membunuh hiu buas pertama, tak lama kemudian begitu banyak monster yang mengepung. Ternyata darah non-monster akan menarik perhatian monster di sekeliling. 　　Pada saat itu—— 　　Suara auman bergemuruh, beberapa pasang mata merah darah menyergap. Semua orang paham, ini pertanda lebih banyak monster datang. 　　Enam monster: tiga sekitar tahap Dongxu, dua monster tahap Kongming, dan satu monster periode Bencana! 　　"Tidak baik..." Wajah Yan Mo berubah pucat. 　　Dua monster periode Bencana saja sudah sulit dihadapi. Kini datang lagi satu monster yang tak kalah kuat dari kepiting hitam. Saat semua yang hadir di lokasi gemetar, auman-aman kembali bergema, pasangan-pasangan mata merah darah lainnya pun mendekat. 　　Semakin lama ditunda, semakin banyak monster yang terkumpul. 　　"Apa yang harus kami lakukan? Yan Mo." Wajah Qinglong tampak sangat muram menatap Yan Mo. Saat ini, berkonfrontasi langsung sama sekali tidak memberi harapan. 　　Qin Yu, Li'er, dan rombongan lainnya sambil melakukan pencarian, juga memperhatikan binatang-binatang buas ini. Semua merasakan tekanan yang besar. Kini jumlah binatang buas telah mencapai puluhan ekor—lima di antaranya berada di periode Bencana, sementara hampir sepuluh ekor lainnya di tahap kongming. 　　Dan... seiring berjalannya waktu, jumlahnya terus bertambah secara perlahan. 　　Lima binatang buas periode Bencana berada di barisan terdepan. Dibandingkan dengan dunia kultivasi seberang laut, kerajaan binatang buas di Lautan Bintang Kerusuhan ini benar-benar menerapkan prinsip 'menghormati yang kuat'. 　　"Di sini ada lebih dari selusin pendatang. Kami para saudara menginginkan naga hitam itu beserta dua orang di sampingnya," kata bos kepiting hitam. 　　Seekor hiu macan di antara lima binatang buas periode Bencana itu, dengan dua tanduk merah darah di dahinya, berbicara dengan tempo sangat lambat: "Yang lain... tidak kumau. Pria itu, dan wanita itu... hanya mereka berdua, yang kuinginkan." 　　Hiu macan bertanduk dua itu merujuk pada Qin Yu dan Li'er, mata merah darahnya menatap tajam ke arah mereka dengan nuansa keserakahan. 　　…… 　　Baru saat ini semua orang menyadari bahwa kelima binatang buas periode Bencana ini ternyata menganggap mereka sebagai mangsa yang sedang dialokasikan. 　　Dan pada saat ini—— 　　Suara auman rendah menggema, membuat kelima binatang buas periode Bencana bergetar hebat lalu langsung berpencar. Terlihat objek hitam raksasa setinggi ratusan meter melesat dari kejauhan. 　　Yan Mo, Yi Da, serta Qin Yu dan yang lain kembali merasakan beban yang semakin berat. 　　Objek hitam berukuran ratusan meter itu ternyata seekor gurita raksasa yang aneh, dengan puluhan tentakel transparan - sementara gurita biasa hanya memiliki delapan lengan. 　　Dan yang lebih mengerikan, makhluk ini hanya memiliki satu mata merah darah. 　　Binatang buas bermata satu berdiri di pusat, lima binatang buas periode Bencana segera mundur ke belakang dengan penuh hormat. 　　"Binatang buas periode Kesempurnaan." Qinglong berdesis pelan. 　　Ekspresi wajah semua orang berubah pucat. 　　Makhluk bermata satu itu menyapu pandangannya ke Qinglong: "Bagaimana kau tahu aku binatang buas periode Kesempurnaan? Kau... sepertinya hanya dewa tahap Kongming." Dalam hal kecerdasan, gurita bermata satu ini jauh melampaui lima binatang buas periode Bencana. 　　Qinglong merasakan detak jantungnya semakin cepat: "Cuma nebak-nebak aja. Melihat kelima mereka begitu hormat padamu, aku cuma menebak." 　　Binatang buas periode Kesempurnaan! 　　Makhluk yang hampir menyamai level dewa periode Kesempurnaan ini, jika ingin membunuh mereka semua, praktis tanpa usaha. 　　Dan pada saat itu juga—— 　　Semburan kilatan cahaya berwarna kuning terang, putih bulan, biru langit... berbagai warna memancar dari pegunungan batuan dasar laut tempat mereka berdiri. Cahaya itu tak terpengaruh apapun, menerobos kegelapan. Membuat wilayah lautan sejauh puluhan li di sekelilingnya terang benderang. 　　“Aaa～～～” 　　Gurita bermata satu itu tiba-tiba menjerit kesakitan. Kilatan-kilatan cahaya yang menyinarinya seolah menggerogoti tubuhnya, darah mulai mengucur keluar. Dengan teriakan perih, sang gurita segera menggerakkan postur tubuhnya dan langsung kabur. 　　Lima binatang buas tribulasi juga meraung kesakitan, seolah mengalami penderitaan yang luar biasa. Darah mengalir deras dari tubuh mereka. Mereka pun berbalik arah dan segera melarikan diri, sama sekali tidak mempedulikan Yan Mo, Qin Yu, dan yang lain. 　　Hanya saja, mereka tampaknya terpengaruh kilatan cahaya itu sehingga kecepatan terbangnya sangat lambat. Meski begitu, mereka tetap berhasil menempuh jarak puluhan li dan akhirnya lolos. 　　Adapun binatang-binatang buas di tahap kongming dan periode Hollow Void lainnya, satu per satu merintih kesakitan dan berusaha melarikan diri. Namun kecepatan mereka lebih lambat, luka yang diterima pun lebih parah. Daya tahan yang lebih lemah membuat tubuh mereka mulai membusuk dalam sekejap, kemudian berubah menjadi abu. 　　Yan Mo, Yi Da, Yanxu Zhenren, Qin Yu, dan iblis bermata tiga itu tercengang bagai patung. 　　Binatang buas periode Kesempurnaan yang sangat perkasa, ternyata dikalahkan oleh kilatan cahaya ini hingga melarikan diri dengan luka parah. Bahkan binatang buas tahap kongming langsung berubah menjadi debu. 　　"Immortal Manor, Vila Sembilan Pedang Dewa!" 　　Terdengar teriakan panik dari Jiao Jiu. Semua orang menoleh dan melihat kilatan cahaya semakin banyak memancar, sementara pegunungan batu karang itu retak. Sebuah bangunan raksasa mulai muncul dari dasar laut. 　　Berendam dalam pancaran cahaya ajaib, akhirnya terpampang sebuah istana immortal yang berkilauan indah. 　　Dalam jangkauan puluhan li yang diterangi kilatan cahaya, tidak seekor pun binatang buas berani mendekat. Qin Yu, Yan Mo, dan yang lain justru merasakan kenyamanan di seluruh tubuh tanpa pengaruh buruk saat terkena sinar ini. Seiring pecahnya batu karang yang semakin parah, wajah Immortal Manor pun sepenuhnya terungkap. 　　Di bawah semburan kilatan cahaya, munculah Immortal Manor yang seluruh tubuhnya terbuat dari batu giok. Aura megahnya membuat semua orang bergetar. Ya Langit, inikah Immortal Manor itu? 　　Semua orang tertegun sekaligus bersukacita menyaksikan Immortal Manor ini. 　　Jika penampilan luarnya saja sudah begini, mungkinkah harta karun di dalam Immortal Manor ini akan mengecewakan? 　　"Aaa!" Suara jerit kesakitan. 　　Wajah Qin Yu berubah pucat, karena San Yan Lao Yao yang berada tepat di sampingnya tiba-tiba meledak hancur. Yuan infant-nya bahkan tertusuk dan jatuh. Iblis Bermata Tiga yang sangat kuat itu tewas seketika. Qin Yu segera menyadari bahaya sambil merasakan gelombang energi mengerikan menyapu dari belakang. 　　Serangan itu menargetkan dirinya sendiri! 　　Meskipun sudah merasakan, saat ini Qin Yu sama sekali tak sempat menghindar karena lawan terlalu cepat. Namun bagaimanapun juga harus mencoba, dia berusaha menghindar ke kanan, setidaknya tidak melukai kepala dan dantiannya sendiri. 　　"Li'er!" Saat postur tubuh Qin Yu menghindar, dia terkejut menemukan Li'er justru berada di belakangnya dan melindunginya. 　　"Braak!" Suara ledakan dahsyat bergema. Riak transparan memancar dari tubuh Li'er, dengan mudah menghadang serangan mengerikan itu. 　　Kunci kemenangan pelindung diri Li'er berfungsi. 　　Serangan yang dengan mudah menghancurkan iblis bermata tiga menjadi debu, ditahan dengan santai oleh Li'er. Tampaknya target serangan orang misterius ini bukan hanya Qin Yu dan iblis bermata tiga. Masih ada orang lain! 　　"Braak!""Braak!""Braak!""Braak!""Braak!"…… 　　Dentuman ledakan terdengar bergema, setelah beberapa saat suara itu pun berhenti. 　　Debu ledakan mulai mengendap. 　　Qin Yu melirik ke sekeliling. Yanxu Zhenren bersama Yi Da, Situ Xue, Jiao Jiu masih tersenyum. Sedangkan pihak cultivator monster... 　　Saat ini Yan Mo berlutut satu kaki, wajahnya pucat pasi dengan darah menggenang di lantai. 　　Qinglong terbaring di samping, didukung oleh tiga pria berbaju kuning. Dua anak buah Yan Mo - Gadis Salju dan Hong Luan - sudah tergeletak tak bergerak... mati. 　　“Wuih… Yang ini seharusnya anggota Pavilion Bintang, bisa bertahan dari seranganku tanpa mati, pasti memiliki kunci kemenangan perlindungan tubuh dari sanxian itu. Kekuatan sanxian Pavilion Bintang memang sesuai reputasinya.” Seorang pria berjubah hitam berdiri di depan Immortal Manor tersenyum. 　　Saat ini di sampingnya ada pria berjubah hitam lain, yang jelas-jelas baru saja bertindak adalah pria misterius berjubah hitam ini. 　　Jiao Jiu melihat dua pria berjubah hitam langsung bersukacita, berlutut dan menjawab dengan hormat: “Murid Jiao Jiu menghadap Shizu, Shishuzu!” BAGIAN 10 DILIPUTI AMARAH BAB PERTAMA PARA DEWA DAN IBLIS BERKUMPUL 　　Kemunculan dua pria berjubah hitam, iblis bermata tiga tewas, Xue Nu tewas, Hong Luan tewas, Yan Mo juga terluka parah. 　　Mendengar panggilan Jiao Jiu itu, wajah Qin Yu berubah pucat. 　　"Jiao Jiu adalah Tetua Agung Sekte Flame Demon yang ditugaskan di Purple Flame Demon Prison. Statusnya di Purple Flame Demon Prison sudah termasuk sangat tinggi. Tetapi kedua pria berjubah hitam ini ternyata adalah Guru Agung dan Paman Guru dari Jiao Jiu... Di Purple Flame Demon Prison sepertinya tidak ada ahli dengan senioritas setinggi ini. Jelas keduanya adalah..." 　　"Orang dari Benua Tenglong!" 　　Qin Yu bergetar hebat dalam hatinya. 　　Kekhawatiran yang paling ditakutkan pun terjadi. Hal paling mengkhawatirkan Qin Yu adalah jika sekte cultivator dewa dan cultivator iblis memanggil ahli-ahli tingkat lanjut dari Benua Tenglong. Jika hanya orang dari Penglai dan Purple Flame Demon Prison, Qin Yu masih yakin bisa menghadapinya. 　　Tapi jika ahli-ahli dengan kedalaman tak tertembus dari Benua Tenglong datang, maka urusan ini akan menjadi rumit. 　　Kedua pria berjubah hitam yang muncul ini dengan mudah membunuh Iblis Bermata Tiga. Bahkan Snow Woman dan Hong Luan sama sekali tidak bisa melawan sebelum dibunuh. Bahkan Qinglong dan Yan Mo mengalami luka parah. Ini telah menunjukkan kekuatan yang benar-benar mengejutkan. 　　Situ Xue tiba-tiba membungkuk hormat: "Apakah kedua senior ini adalah Sanxian Huo Can dan Huo Lan? Senior kami juga pernah menyebutkan nama kedua senior di hadapan kami." 　　Huo Lan, Huo Can. 　　Dua ahli terkuat Sekte Flame Demon, keduanya adalah Sanmo tiga. Sanmo tiga ini setara dengan ahli tahap Kesempurnaan, bahkan di Benua Tenglong pun mereka termasuk ahli top. Sebab sebagian besar Sanxian yang melewati empat telah memasuki Lautan Bintang Kerusuhan, hanya sedikit Sanxian di atas empat yang masih tinggal di Benua Tenglong. 　　Orang dari Istana Bulan Gelap? 　　Huo Lan tergerak hatinya. Begitu melihat Situ Xue, ia langsung mengenali warisan ilmu yang dipelajarinya. 　　"Anak muda ini bahkan mengenal aku dan adik kedua, pasti ada keunikan tersendiri." Huo Lan memandang Situ Xue dengan tatapan yang mulai bersahabat. 　　“Oh, melihat kitab latihan ilmu bela dirimu, kau pasti dari Yin Yue Gong. Siapa guru leluhurmu? Sebutkan, biar aku dan Adik Kedua ku periksa apakah kami mengenalinya.” Ekspresi Huo Lan menyeringai namun aura jahat tetap terpancar kuat. 　　Kebanyakan anggota Sekte Flame Demon berwatak kejam. Namun Huo Lan dan Huo Can dengan jubah hitam serta raut dingin mereka termasuk tipe karakter langka di sekte ini - dingin di luar namun haus darah di dalam. 　　Situ Xue membungkuk dengan penuh hormat: "Guru leluhur hamba adalah Selir Yanji dari Benua Tenglong." 　　"Yanji." 　　Wajah Huo Lan dan Huo Can berubah pucat. 　　Mungkinkah dia? 　　Jika Selir Yanji ini benar datang, mereka akan menghadapi sedikit masalah. 　　Di Benua Tenglong, sangat sedikit orang yang bisa membuat mereka berdua merasa takut dalam hati. Namun Yan Ji Niangniang adalah salah satunya. Reputasinya sangat besar, dijuluki 'Penyihir Seribu Rupa' oleh penduduk Benua Tenglong karena suka mengubah wujudnya menjadi berbagai rupa. 　　Yan Ji Niangniang sendiri berwujud anget menyeramkan namun cantik jelita, memiliki aura kefemininan bawaan yang sangat memikat. Banyak cultivator iblis yang menjadi hamba di bawah kelambunya. 　　"Oh, ternyata Yan Ji Niangniang dari Istana Bulan Kelam. Haha... Gadis kecil, apakah guru nenekmu datang kali ini? Kami saudara sudah lama tidak bertemu Yan Ji Niangniang, memang sangat merindukannya." Huo Lan berkata sambil tersenyum licik. 　　Situ Xue menjawab samar: "Hamba tidak tahu hal ini. Tapi... Guru Nenek pernah berkata beliau sangat tertarik dengan Immortal Manor ini. Mengenai apakah benar-benar akan datang atau tidak, hamba tidak tahu. Mungkin datang, mungkin juga tidak." 　　Alis Huo Lan dan Huo Can mengkerut. 　　Apa ini? 　　Namun tak lama kemudian Huo Lan tertawa: "Gadis kecil ini, berani-beraninya kau mempermainkan kami dengan kata-kata kosong. Jika dia benar-benar datang, kau pasti sudah memanggil seniormu itu. Adik, jangan buang waktu, mari segera buka Vila Sembilan Pedang Dewa." 　　Saat ini Qinglong telah menelan pil spiritual, cedera tubuhnya sudah pulih separuh. Di belakangnya berdiri tegak tiga pria berbaju kuning. 　　"Oh ternyata Senior Huo Lan dan Huo Can. Beberapa hari lalu kakekku Yan Xutian masih membicarakan tentang kedua senior," ujar Qinglong dengan senyuman tipis, seolah tak peduli dengan serangan mendadak mereka sebelumnya. 　　Qin Yu dan Li'er berdiri di samping Qinglong. Yan Mo yang kini telah bangkit berdiri masih terlihat ada bekas darah di sudut bibirnya. Jelas serangan tadi memang sangat mematikan. 　　Huo Lan dan Huo Chan memiliki wajah yang sangat mirip. Hanya saja mata Huo Lan sedikit lebih besar dengan senyuman lebih banyak di wajah. Sedangkan Huo Chan bermata lebih kecil dengan ekspresi dingin. 　　"Yan Xutian... Jadi dia anggota Klan Yan dari Suku Long." Huo Chan mengangguk dengan wajah dingin. 　　Huo Lan menyeringai: "Kau pikir kekuatanmu cukup untuk menahan seranganku, nak dari klan naga?" 　　Qinglong segera menjawab sopan: "Junior ini tahu batas diri. Senior adalah Sanmo Tiga Tribulasi dengan kekuatan setara ahli tahap Kesempurnaan. Membasmi kami bagai membalik telapak tangan. Nyawa junior yang selamat ini semata-mata karena belas kasih senior." 　　"Memang kau paham situasi." Ekspresi puas mulai muncul di wajah Huo Lan dan Huo Chan. 　　"Hei, naga hitam! Tatapan macam apa itu?" Huo Chan menghardik sambil memasang wajah galak. 　　Yan Mo mengusap sudut bibirnya dengan punggung tangan, membersihkan darah. Matanya membelalak dingin menatap Huo Chan. 　　Yan Mo dalam hatinya dipenuhi amarah membara. 　　Dua anak buah andalannya, Gadis Salju dan Hong Luan telah tewas dibunuh, bagaimana mungkin Yan Mo bisa menerima? 　　"Jika bukan karena kau anggota suku Long, tadi sudah kubunuh kau dengan serangan mematikan. Nak, bukan muka-mu yang kuhormati, tapi senior-senior suku Long-mu. Jangan lancang di hadapanku, sebaliknya..." Huo Can memandang dingin Yan Mo dengan ancaman terbuka untuk membunuhnya di tempat jika melawan. 　　Qinglong segera menyela dengan senyuman: "Senior, Yan Mo adalah saudara dari klan Yan kami. Dia seangkatan denganku dan memang berwatak keras kepala. Mohon para Senior berbesar hati terhadap generasi muda ini." Kali ini Qinglong justru membela Yan Mo. 　　Huo Lan menarik lengan Huo Can: "Adik, jangan turun level berdebat dengan generasi muda. Bukankah itu merendahkan martabat kita?" 　　Tatapan dingin Huo Can yang menancap di Yan Mo perlahan ditariknya. Dengan nada datar ia berkata: "Kakak benar. Berdebat dengan generasi muda memang tak pantas bagi status kita." 　　Qin Yu dan Li'er bagaikan orang luar, dari awal sampai akhir hanya berdiri di samping menyaksikan mereka berbicara. Sekaligus dalam hati terus menganalisis situasi yang hadir di lokasi. Menurut penilaian Qin Yu, senior cultivator iblis telah datang, maka... pasukan cultivator dewa sangat mungkin juga telah tiba. 　　"Qin Yu, benar kan?" Huo Lan menatap Qin Yu sambil tersenyum. 　　Qin Yu mengangguk patuh: "Qin Yu mematuhi perintah senior." 　　Huo Lan mengangguk kagum: "Dari laporan Jiao Jiu, Pavilion Bintang memiliki seorang sanxian berkekuatan luar biasa. Sayang tak sempat bertemu. Namun... dilihat dari kunci kemenangan pelindung wanita tadi, setidaknya itu adalah harta karun tingkat immortal. Kalau tidak, mana mungkin seorang wanita yang cuma sampai periode Nascent Soul bisa menahan seranganku." 　　Huo Can juga menghela napas: "Sanxian dari Pavilion Bintang itu memang luar biasa kekuatannya. Kami bersaudara mengakui kekurangan kami." 　　"Membiarkan seorang wanita yang bahkan belum mencapai periode Nascent Soul mampu menahan serangan Sanmo tiga tribulasi. Senjata sehebat ini, apalagi bersifat defensif. Memiliki senjata seperti itu, atau ahli yang mampu menempa senjata seperti itu, jelas berada di luar kemampuan mereka untuk dilawan." 　　Qinglong juga memberikan pujian: "Paman Lan milik Qin Yu sejak awal sudah mengetahui keberadaan sembilan pedang giok. Jika dia ingin merebut harta karun Immortal Manor ini, mungkin kita semua takkan mendapat bagian. Kekuatan Paman Lan sudah melampaui kebutuhan akan Immortal Manor ini." 　　"Ahli sehebat itu, memandang Immortal Manor bagai debu. Kelapangan dada dan wawasan seperti itu memang patut kami kagumi. Kami berdua sangat ingin bertemu dengan ahli selevel itu." Pujian Huo Lan meluncur tanpa tedeng aling-aling. 　　"Kakak, lebih baik kita jangan membuang waktu lagi. Segera buka gerbang Immortal Manor," desak Huo Can. 　　"Setuju." 　　Huo Lan mengangguk, kemudian melambaikan tangan. Cincin ruang milik iblis bermata tiga yang tewas itu langsung terbang ke telapak tangannya. 　　"Tinggalkan cincin itu!" 　　Sebuah teriakan menggema, semburan cahaya hijau langsung menembak ke arah cincin ruang tersebut. 　　Raut wajah Huo Lan berubah drastis, sinar jahat berkilat di matanya. Dengan melambaikan lengan bajunya yang lebar, sehelai pita hitam langsung menyambar dan membelit cincin tersebut. Bersamaan, cahaya hijau itu menghantam pita. Pita sutra yang terlihat lemah itu menunjukkan ketangguhan di luar perkiraan, langsung menetralkan kekuatan serangan cahaya hijau. 　　Itu ternyata adalah pedang terbang hijau. 　　"Senjata immortal kelas rendah... energi immortal, rupanya seorang sanxian telah tiba." Pita itu kembali ke telapak tangan Huo Lan. Ia memandang pedang terbang itu dengan tenang. 　　Sanxian yang mencapai empat tribulasi setara dengan Dewa Langit, memiliki energi immortal murni yang memungkinkan pembuatan senjata immortal. Namun membuat senjata immortal tidak hanya membutuhkan kekuatan setara dewa, tetapi juga metode penempaan khusus serta berbagai bahan langka. 　　"Huo Lan, Huo Can, kalian berdua sungguh keterlaluan. Meskipun para junior ini kekuatannya biasa saja, tak seharusnya kalian membantai tanpa pandang bulu. Cultivator iblis memang tetap cultivator iblis, sifat iblismu takkan pernah berubah!" Seiring hardikan dingin itu, muncul seorang tua berjanggut hijau dengan wajah merah. 　　Tua berwajah merah itu mengerutkan alisnya, jelas memperlihatkan watak berapi-api. 　　"Ah, ternyata Yanxu Zhenren, Sanxian berwajah merah dari Sekte Yueyan," Huo Lan menyeringai. "Ngomong-ngomong, sepertinya dari Penglai kali ini hanya Yanxu si junior yang datang. Murid Sekte Ziyang-mu tak nampak batang hidungnya, mungkin karena jumlah pedang giok yang didapat terlalu sedikit... Wuih, Yueyan, pengikutmu benar-benar tak berguna. Lihat Purple Flame Demon Prison kami, berhasil mendapatkan dua pedang giok!" 　　"Diam!" Yanxu Zhenren menggeram. 　　Huo Lan dan Huo Can saling bertukar tawa kecil mereka, sama sekali tidak peduli. 　　"Zhenren Yue Yan dalam hal kekuatan juga merupakan sanxian tiga . Kekuatannya seimbang dengan mereka, namun... mereka adalah dua bersaudara sedangkan Zhenren Yue Yan sendirian. Apa yang mereka takuti?" 　　"Si tua Yue Yan, apa kau tidak pandai melihat situasi? Berani berteriak-teriak di hadapan kami bersaudara?" Huo Lan mengejek. 　　Seketika kilatan api muncul di mata Zhenren Yue Yan, pertempuran pun hampir meledak. 　　"Zhenren Yue Yan, mempermasalahkan kedua cultivator iblis itu, tidakkah kau merasa mencemari identitasmu?" Suara lembut terdengar. Seorang wanita cantik berjubah hijau muncul dengan aura elegan. 　　Huo Lan dan Huo Can sama-sama mengerutkan alis. 　　"Oh, ternyata Zhenren Shui Rou dari Sekte Lanyang," Huo Lan menyeringai dingin. "Tampaknya banyak pasukan sekte cultivator dewa yang datang. Jangan sembunyikan diri, keluarkan semua pasukanmu. Kami bersaudara siap menghadapi semuanya." 　　Menurut pengetahuan Huo Lan dan Huo Can, hanya mereka berdua ahli cultivator iblis yang datang. Yang lain tidak hadir. 　　"Kalau Tuan Huo Lan sudah mengundang, tentu kami datang." 　　Suara lantang itu bergema dari kejauhan. Wajah Huo Lan dan Huo Can berubah drastis. Ucapan emosional mereka tadi ternyata memancing kemunculan ahli yang selama ini bersembunyi. 　　Qin Yu dan Li'er saling memandang lalu tersenyum. 　　"Li'er, sepertinya Pembukaan Vila Sembilan Pedang Dewa ini semakin menghibur. Para ahli muncul silih berganti. Mereka sengaja menyembunyikan diri, baru akan muncul saat proses pembukaan immortal manor benar-benar dimulai." Qin Yu tersenyum mengamati para sanxian/Sanmo di depannya. 　　Li'er tersenyum manis: "Pusaka immortal hanya untuk mereka yang berhasil. Ini bukan soal kekuatan yang kuat semata." 　　"Oh? Apakah yang lemah bisa mendapatkannya? Bahkan jika berhasil, bukankah yang kuat bisa merebut?" Qin Yu justru menunjukkan rasa penasaran. 　　Li'er tersenyum misterius: "Kakak Qin Yu, jangan gugup. Nanti juga akan tahu." 　　Melihat Li'er tidak mau bicara, Qin Yu pun tidak banyak bertanya. Saat itu juga, orang yang bersuara tadi akhirnya muncul. 　　Tampak tiga orang tua berjanggut hijau, mengenakan jubah biru longgar, terbang mendekat dengan santai dari kejauhan. Ketiga orang tua berjanggut ini tersenyum ramah, wajahnya penuh kebaikan. Penampilan mereka persis seperti ahli bela diri sejati, secara lahiriah ketiganya terlihat sangat mengesankan. 　　"Kami Yanxu, menghadap tiga Sesepuh Divisi." Yanxu Zhenren berkata dengan penuh hormat. 　　Dalam hati Qin Yu tertawa geli: "Akhirnya ahli-ahli Kuil Qingxu datang juga, langsung tiga sekaligus." 　　"Yanxu, berdiri di samping saja." Pemimpin dari ketiga sesepuh itu tersenyum sambil mengibaskan lengan bajunya. Yanxu Zhenren segera berdiri hormat di sisi mereka. 　　Yueyan Zhenren dan Shuirou Zhenren segera menangkupkan tangan memberi salam. Shuirou Zhenren tersenyum: "Ternyata Rekan Dao Qianxu beserta dua rekan dao Qianming dan Qianshan." 　　Seketika situasi berubah drastis. 　　Dengan kemunculan tiga ahli Kuil Qingxu ini, kekuatan faksi cultivator dewa langsung melonjak. Sementara faksi cultivator iblis menjadi semakin terdesak. 　　"Oh, ternyata Daois Qianxu, dan dua bocah Qianming Qianshan." Huo Lan tersenyum tipis. Terhadap Qianxu, dia memang tahu. Qianxu adalah sanxian tiga tribulasi, sementara dua adik seperguruannya adalah sanxian dua tribulasi. Bertiga, kekuatan mereka setara dengan dua sanxian tiga tribulasi. 　　Daois Qingxu tersenyum: "Yanxu, ambil Pedang Giok. Tuan-tuan... lebih baik kita buka Immortal Manor sekarang." 　　Yanxu Zhenren segera mengeluarkan sebilah pedang giok. 　　Huo Lan juga memperlihatkan pedang giok dari telapak tangannya: "Kami tidak akan membuang waktu. Daois Qianxu, kali ini aku berikan muka padamu." 　　"Lebih cepat dibuka lebih baik. Suku Long juga menyumbang pedang giok ini." Qinglong tersenyum sambil membalikkan telapak tangan, dua pedang giok segera muncul. 　　Tiba-tiba— 　　"Membuka Immortal Manor? Tuan-tuan sebaiknya pelan dulu. Urusan harus dibicarakan jelas sebelum dibuka. Jika tidak... manor ini takkan pernah terbuka selamanya." Suara datar itu menggema. Semua orang menoleh ke sumber suara— 　　Yi Da yang dari awal sampai akhir tidak berbicara, di saat ini kedua mata jahatnya menatap tajam para Sanxian Sanmo, sudut bibirnya tersungging senyuman tenang. Jilid 10 Diliputi Amarah Bab 2 Permintaan Khusus Yi Da 　　Di pupil iris Yi Da, cahaya ungu samar terlihat. Ia menyapu pandang ke seluruh Sanxian Sanmo, wajahnya tetap dihiasi senyuman jahat. 　　"Apa maksudmu?!" 　　Kilau dingin muncul di mata Huo Can, "Yi Da, jangan buang waktu di sini. Kau menjadi Pemimpin Purple Flame Demon Prison hanya karena sekte-sekte besar tidak peduli dengan pemimpin wilayah kecil itu. Jika tidak... mungkinkah orang tak berpartai sepertimu bisa dapat posisi ini?" 　　"Huo Can." Yi Da memandang dingin ke arah Huo Can. 　　Huo Can langsung marah mendengar panggilan itu. Dengan statusnya yang tinggi, Yi Da berani memanggil namanya langsung. 　　"Adik Kedua." Huo Lan mengangkat tangan menghalangi adiknya, "Tenangkan diri." 　　"Bagaimana mungkin aku bisa tenang saat ini!" Huo Can membentak dengan suara penuh amarah, "Kakak, bocah ini begitu arogan! Jika bukan karena berbagai sekte cultivator iblis di Benua Tenglong tidak peduli dengan posisi Pemimpin Purple Flame Demon Prison, mana mungkin giliran dia? Hmph! Sekarang masih berani arogan di hadapanku, bocah ini jelas sedang mencari mati!" 　　"Huo Can, sepertinya kau tidak mengerti ucapanku." Yi Da berkata dengan senyuman tipis. 　　Di sampingnya, Qin Yu tiba-tiba tersentak dalam hatinya. 　　Beraninya! 　　Qin Yu memuji dalam hati. Ia kini sudah memahami apa yang hendak dilakukan Yi Da sebenarnya, tak bisa tidak mengagumi keberanian Yi Da yang berani mempertaruhkan hidup-mati. 　　"Kau bocah jangan banyak bicara di depanku! Bersiaplah mati!" Huo Can yang sedang murka sama sekali tidak ingin mendengar omong kosong Yi Da. 　　"Adik kedua, diam!" Huo Lan menghardik. 　　"Kakak..." Huo Can tertegun, menatap kosong ke arah kakaknya. Ia tak menyangka saudara yang paling dekat secara emosional ini akan berkata seperti itu padanya. 　　"Adik Kedua, kawula muda Yi Da ini tidak sesederhana yang kau kira... Coba perhatikan ucapannya di awal. Kau mungkin bisa membunuhnya, tapi jika kau membunuhnya, sangat mungkin... Vila Sembilan Pedang Dewa takkan pernah bisa kau masuki." Huo Lan menjelaskan. 　　Perkataan orang lain tidak didengar Huo Can, namun ucapaan kakaknya sendiri dituruti. 　　"Kenapa tidak bisa masuk? Bunuh saja dia!" Huo Can menyeringai dingin. 　　Yi Da tersenyum jahat: "Huo Can, kakakmu memang lebih pintar darimu. Aku tadi sudah bilang 'Vila Dewa mungkin... takkan pernah terbuka'. Berani kuucapkan ini karena aku memiliki dua pedang giok. Jika aku mati, kedua pedang giok ini akan meledak dan pecah berkeping-keping." 　　Pedang giok kelas tertinggi sangat keras. Serangan biasa sulit menghancurkannya... Bahkan jika ahli sekelas Yi Da meledakkan diri, artefak spiritual kelas atas orang lain sulit hancur. Tapi... pedang giok ini telah kurekat dengan darahku sendiri. 　　"Jika Pedang Giok diisi dengan energi sejati, daya tahan dan kekuatan serangannya akan meningkat drastis. Tentu saja tidak akan takut dengan ledakan diri Yi Da. Tapi... jika Yi Da benar-benar ingin meledakkan diri, mungkinkah dia mengisi Pedang Giok dengan energi sejati?" 　　Tanpa energi sejati yang diisikan, meski kemampuan pertahanan Pedang Giok Kelas Tertinggi tinggi, begitu Yi Da yang berada di tahap akhir Kongming meledakkan diri, kekuatan mengerikan itu pasti bisa menghancurkan pedang giok menjadi puing-puing. 　　"Bahkan jika kalian ingin membunuhku, aku hanya butuh sekejap untuk menghancurkan pedang giok ini. Silakan Tuan-tuan mencoba." Yi Da tersenyum memandangi hadirin. 　　Pendeta Qianxu bersama Qianming dan Qianshan, Zhenren Yueyan, Zhenren Shuirou, serta dua bersaudara Sanmo Huo Can dan Huo Lan. Ketujuh Sanxian-Sanmo ini kini hanya bisa terdiam, tak satu pun berani bertindak. 　　Mana mungkin Sanxian-Sanmo ini tidak berpengalaman. 　　Mereka semua sangat paham, saat ini kesadaran spiritual Yi Da pasti sedang mengamati segalanya dengan seksama. Begitu mereka bertindak, diperkirakan Yi Da akan langsung meledakkan pedang gioknya. Dari sembilan pedang giok, jika salah satunya hancur, jangan harap bisa memasuki Vila Sembilan Pedang Dewa. 　　"Saudara muda Yi Da, sungguh mengagumkan," kata Huo Lan sambil menangkupkan tangan. 　　Kejam pada orang lain bukanlah hal istimewa. Kejam pada diri sendiri, barulah orang yang benar-benar tangguh. Berani menyiksa diri sendiri - orang seperti ini memang layak disebut tokoh pemberani sejati. 　　Lelaki Tua Qian Xu juga tersenyum: "Keberanianmu sungguh membuatku kagum... Tapi tujuanmu menghalangi kami membuka gerbang Vila Sembilan Pedang Dewa sebenarnya apa? Katakanlah, selama masuk akal kami pasti menyetujui." 　　Senyuman Yi Da akhirnya melebar. 　　"Bukankah lebih baik setuju dari awal?" Yi Da memandang sekeliling. 　　“Sebenarnya aku tidak punya ambisi lain, hanya... Aku ingin mengatakan satu hal, perjanjian awal antara aku dan Yanxu Zhenren masih berlaku, dengan sedikit modifikasi. Apakah para sanxian dan sanmo bersedia menerima?” Yi Da bertanya. 　　Bertanya? 　　Qin Yu yang sedang menonton di samping justru tersenyum. Meski ini disebut pertanyaan, tapi beranikah para sanxian dan sanmo itu menolak? 　　“Perjanjian? Perjanjian apa?” Huo Lan mengerutkan alis. 　　Yi Da menatap Qin Yu sambil tersenyum: “Qin Yu, masih ingatkah perjanjian kita dulu tentang artefak dewa di Vila Sembilan Pedang Dewa? Ceritakan pada hadirin.” 　　Qin Yu tersenyum getir. Yi Da ini sedang menyeretnya ke dalam masalah. 　　“Qin Yu?” Qianxu Laodao matanya berbinar, “Qin Yu, di manakah pamamu sekarang? Dari Yanxu, aku dengar pamamu adalah sosok agung. Aku ingin bertemu dengannya.” 　　Qianxu Laodao ini malah tidak terburu-buru membahas urusan Yi Da, justru menanyakan tentang Qin Yu. Sungguh menunjukkan ketenangannya. 　　Paman Lan? 　　Qin Yu dalam hati tertawa geli, para ahli ini mungkin sudah mendengar tentang kekuatan Paman Lan. 　　"Paman Lan tidak tertarik dengan Vila Sembilan Pedang Dewa, cuma menyuruhku dan adik seperguruan datang ke sini." kata Qin Yu dengan tenang. 　　Huo Lan juga menyahut, "Lelaki tua Qianxu, paman dari Qin Yu memang ahli sejati. Artefak perlindungan yang diberikannya pada wanita itu pasti immortal artefak, bahkan mungkin... bukan cuma kelas rendah, tapi kelas menengah!" 　　"Immortal artefak kelas menengah?" 　　Semua yang hadir di lokasi terkagum-kagum. 　　Sanxian empat tribulasi baru mampu menempa immortal artefak, itupun hanya kelas rendah. Sedangkan immortal artefak kelas menengah, umumnya hanya sanxian level luar biasa seperti sepuluh tribulasi yang sanggup membuatnya. 　　Tentu pernyataan bahwa sanxian sepuluh tribulasi bisa membuat immortal artefak kelas menengah hanyalah prediksi para ahli ini. Itu cuma angka kiasan belaka. 　　Sebenarnya level apa yang dibutuhkan untuk menempa immortal artefak kelas menengah, para sanxian ini pun tidak tahu, mengingat yang terkuat di antara mereka cuma sanxian tiga tribulasi. 　　Namun yang pasti... Siapapun yang mampu menempa senjata immortal kelas menengah, pastilah ahli kalangan atas di antara para sanxian. Perkiraan levelnya sekitar sanxian sepuluh tribulasi. 　　"Bagaimana mungkin? Paman Qin Yu mungkin hebat, tapi menempa senjata immortal kelas menengah itu keterlaluan!" Yue Yan Zhenren berkata dengan ekspresi tak percaya. Para sanxian lain seperti Qianxu Laodao juga terlihat kaget. 　　Huo Can, sang adik, menyela: "Kekuatan kami berdua sudah Tuan-tuan ketahui. Hanya selangkah lagi dari sanxian empat tribulasi tingkat Dewa Langit. Tapi bahkan dengan kemampuan kami, kami sama sekali tak bisa melukai wanita itu." 　　Tangannya menunjuk ke arah Li'er. 　　Alis Qin Yu mengkerut. Ia tak rela Li'er berada di pusaran badai. 　　"Benarkah?" Para sanxian lain segera memindai tingkat kekuatan Li'er - bahkan belum mencapai periode Nascent Soul. Dengan level seperti itu bisa menahan serangan saudara Huo Lan, berarti alat pertahanannya... Bahkan senjata immortal kelas rendah mungkin masih kurang memadai. 　　Sepuluh dari sembilan kemungkinan adalah senjata immortal kelas menengah. 　　"Hmph, apa aku akan berbohong?" Huo Can mendengus dingin. 　　"Tuan-tuan, bukankah ini membuang waktu? Saudara Qin Yu, jelaskan pada mereka perjanjian kita dulu." Yi Da berkata antusias pada Qin Yu. 　　Nada Yi Da ini jelas menunjukkan keakraban dengan Qin Yu. Seolah mereka satu resimen. 　　Qin Yu melirik Yi Da, dalam hati memuji diam-diam. 　　Yi Da ini memang cukup berbahaya. Tadi menyuruhnya memberi penjelasan, bukan Qinglong atau Yanxu Zhenren. Perkiraan untuk membuat para sanxian itu tahu kekuatan Paman Lan, soalnya tadi Li'er terkena serangan tapi tidak cedera - Yi Da pasti melihat jelas. 　　Yi Da sengaja membuat mereka menghargai Qin Yu. Dengan berdiri di pihak Qin Yu, secara alami akan meningkatkan nilai tawar. 　　Lagipula Qin Yu juga memegang pedang giok. Yi Da yakin... Qin Yu pasti akan mendukungnya. 　　Karena jika tidak mendukung, para sanxian dan sanmo itu mungkin akan langsung merebut harta karun. Orang-orang lemah seperti kami ini tidak akan mendapatkan apapun. 　　Qin Yu memandangi para sanxian dan sanmo itu, lalu menjelaskan dengan cermat. 　　"Menurut perjanjian awal, jika jumlah artefak immortal di Vila Sembilan Pedang Dewa merupakan kelipatan sembilan, pembagian akan dilakukan sesuai proporsi pedang giok yang dimiliki masing-masing. Dilarang keras menggunakan kekerasan. Jika bukan kelipatan sembilan, silakan rebut dengan kekuatan militer." 　　"Oh, perjanjian itu saja? Baik, kami setuju." Huo Lan segera tertawa dan menyetujui. 　　Daois Qianxu dan yang lainnya juga tersenyum puas menyatakan persetujuan. 　　Kelipatan sembilan? Kebetulan yang begitu? 　　"Tunggu sebentar!" Yi Da menghardik. 　　Para sanxian dan sanmo itu menoleh ke arahnya. Huo Can berkata dingin: "Yi Da, kami sudah menyetujui permintaanmu. Masih ada apa lagi?" 　　Yi Da tersenyum: "Tuan-tuan sepertinya tidak mendengar jelas apa yang kukatakan tadi... 'Perjanjian yang dulu kubahas dengan Yanxu Zhenren tetap berlaku, dengan sedikit modifikasi.' Maksudku, selain perjanjian itu tetap berlaku, kita juga perlu melakukan sedikit perubahan." 　　Modifikasi? 　　Mata Qin Yu berbinar. 　　Dengan kekuatannya saat ini, mustahil baginya untuk bersaing dengan para sanxian dan Sanmo. Modifikasi yang diajukan Yi Da pasti menguntungkan dirinya, sekaligus menguntungkan dirinya yang memiliki satu pedang giok. 　　"Silakan jelaskan, Tuan Muda." Kata Qianxu Laodao dengan ramah. 　　Yi Da bersuara lantang: "Sederhana saja... Jika jumlah artifact immortal di bawah sembilan, aku tidak akan mengambil satu pun. Jika jumlahnya kelipatan sembilan, kita akan membaginya sesuai rasio jumlah pedang giok yang dimiliki masing-masing, sesuai kesepakatan." 　　"Sekaligus aku menambahkan satu syarat lagi." Sudut bibir Yi Da naik sedikit. 　　Semua orang menyimak dengan saksama. Mereka tahu syarat tambahan inilah yang diperjuangkan Yi Da mati-matian sampai saat ini. 　　"Jika jumlahnya bukan kelipatan sembilan tetapi lebih dari sembilan? Hmph, jika lebih dari sembilan dan kurang dari delapan belas, maka jumlah harta immortal yang dialokasikan untukku akan dihitung berdasarkan rasio 'jumlah pedang giok awal' dari sembilan harta." 　　"Jika lebih dari delapan belas dan kurang dari dua puluh tujuh, maka perhitungannya berdasarkan delapan belas harta dengan rasio jumlah pedang giok masing-masing. Semakin banyak harta immortal, maka perhitungannya mengikuti pola ini..." Yi Da bersuara criiiing penuh keyakinan. 　　Semua sanxian dan sanmo tertegun sejenak. 　　Yi Da sedang bertaruh bahwa jumlah harta immortal melebihi sembilan. 　　Asalkan jumlahnya lebih dari atau sama dengan sembilan, berapapun jumlah harta immortal... Yi Da pasti akan mendapat bagian. 　　Senyuman tipis muncul di wajah Qin Yu, Qinglong, dan Yan Mo. 　　"Aku Yan Mo, atas nama kedua pedang giok ini menyetujui!" seru Yan Mo dengan suara menggelegar. 　　Saat ini Yan Mo menggenggam dua pedang giok, tatapan dinginnya tertuju pada para sanxian-sanmo di hadapannya. Aura dan tatapan itu menyiratkan satu hal - dia berani meledakkan sendiri kedua pedang giok ini seperti strategi Yi Da. 　　"Atas nama dua pedang giok ini, aku menyetujui." Qinglong tersenyum. 　　"Aku juga setuju." Qin Yu menyatakan dukungan. 　　Tujuh pedang giok berada di pihak Yi Da, sementara para sanxian dan sanmo hanya memiliki pedang Yanxu Zhenren serta pedang yang diperoleh Huo Lan setelah membunuh iblis bermata tiga. 　　Melihat tatapan dingin Yi Da dan Yan Mo yang tak takut mati, ditambah status Qinglong dari suku Long dan sanxian misterius di belakang Qin Yu, ketujuh sanxian-sanmo ini akhirnya menyerah. 　　"Baik, kami setuju." Huo Lan mewakili dia dan saudaranya. 　　Tiga sesepuh Qianxu mengangguk, sementara Shuirou Zhenren dan Yueyan Zhenren juga menyetujui. 　　"Tunggu sebentar!" Yi Da kembali bersuara. 　　"Masih ada urusan apa lagi?" Huo Can membentak sementara sanxian-sanmo lain mengerutkan alis, menunjukkan ketidaksabaran. 　　Yi Da tersenyum: "Tidak ada hal lain, hanya berharap Tuan-tuan memberikan satu janji... Jangan memiliki agenda untuk membunuh kami, baik secara langsung maupun tidak langsung." 　　Yi Da memikirkan hal ini dengan sangat teliti. 　　Jika para sanxian dan sanmo ini segera membunuhnya, bukankah semua yang baru saja dia katakan menjadi tidak berguna? Lagipula Yi Da juga menegaskan, pembunuhan langsung tidak diizinkan, pembunuhan tidak langsung juga dilarang. 　　"Bocah, kau kira kami ini siapa? Kami mana mungkin melakukan hal itu!" Qianxu Laodao menghardik marah. 　　Yi Da diam seribu bahasa, tatapannya beralih ke Huo Lan dan Huo Can. Jelas sekali dia paling tidak mempercayai dua bersaudara sanmo ini. 　　"Kami bersaudara berjanji, tidak akan menyakiti kalian, baik langsung maupun tidak langsung." Huo Lan mendengus dingin. 　　Kemudian Shuirou Zhenren, Yueyan Zhenren, serta tiga murid seperguruan Qianxu Laodao juga mengucapkan janji mereka. Namun jelas terlihat, para sanxian dan sanmo ini mulai kesal... Yi Da cukup bijak, dia tidak mengajukan permintaan lebih lanjut. 　　Para Sanxian dan Sanmo ini memiliki status sangat tinggi di Benua Tenglong. Jika terlalu keterlaluan, mungkin mereka akan melepas immortal manor malah membunuh diri mereka sendiri untuk melampiaskan kebencian. 　　Yi Da berbalik memandang ke pintu besar Immortal Manor. 　　Pintu immortal manor berwarna perunggu tua, memancarkan aura kuno yang secara alami memberikan tekanan pada siapapun yang mendekat. 　　"Baik, mari kita buka gerbang immortal manor ini. Di pintu ini terdapat sembilan lubang pedang, jelas posisi untuk menusukkan sembilan pedang giok. Aku akan memasukkan duluan." Kali ini Yi Da bertindak tegas, langsung menyelipkan dua pedang giok ke lubang yang sesuai. BAGIAN 10 DILIPUTI AMARAH BAB TIGA LINGKUNGAN IBLIS HALUSINASI 　　Pintu perunggu kuno itu memancarkan kilau seperti giok. Susunan sembilan lubang pedang membentuk formasi magis yang misterius, bahkan para ahli seperti Qianxu Laodao pun tak mampu memecahkan polanya. 　　Seperti menusuk cairan yang elastis, dua pedang giok pun menembus dua lubang pedang tersebut... 　　"Swoosh!" Suara seperti pedang yang terhunus bergema, tiba-tiba seluruh pintu perunggu kuno berpendar. Kilatan cahaya hijau memancar dari pintu kuno itu, menyelimuti semua orang di ruangan itu, membuat mata mereka refleks menyempit. 　　"Aku akan menusuk lubang pedang kedelapan." Qin Yu berseru sambil melangkah maju, lalu perlahan menusuk pedang giok ke lubang kedelapan. 　　Kemudian, Qinglong, Yan Mo, Huo Lan, dan Yanxu Zhenren secara berurutan menancapkan pedang giok mereka. 　　Sembilan pedang giok telah selesai ditusukkan! 　　Napas tertahan. 　　Semua orang membeku menatap pintu perunggu kuno itu, jantung berdebar menanti. 　　“Syuut!” Seperti suara menghirup, sembilan pedang giok tiba-tiba menghilang seolah diserap masuk. Bersamaan itu, sembilan lubang pedang menyala dan memancarkan sembilan sinar yang saling melilit seperti tali. 　　Suara memekakkan telinga menggema—— 　　Menyilaukan! 　　Secara refleks alami, semua orang menutup mata mereka. Bukan karena tak tahan, melainkan... respons spontan. Saat kelopak mata terpejam, seluruh pintu perunggu memancarkan seperangkat sinar paralel yang langsung menyelimuti kerumunan! 　　Menghilang. 　　Seketika itu juga, seluruh kelompok lenyap tanpa bekas dari luar Immortal Manor. Bukan melalui pintu yang terbuka seperti yang mereka bayangkan sebelumnya. 　　Kabut putih menyelimuti seperti lautan awan. Seluruh dunia dipenuhi kabut susu yang tak berujung. Visibilitas sangat rendah, hanya mampu menembus puluhan meter sebelum segala sesuatu kembali menjadi hamparan putih. 　　Qin Yu membuka mata lebar-lebar, langsung terkagum-kagum. 　　“Tempat apa ini?” 　　Reaksi pertama Qin Yu adalah melihat ke sekeliling. Saat ini ia melihat Li'er berada di sampingnya, membuatnya lega dalam hati. 　　“Ini sebuah formasi, sangat abstrak. Orang yang menyusunnya memiliki kekuatan luar biasa.” Li'er berkata dengan yakin. 　　“Oh, kau yakin?” Qin Yu membalas bertanya. 　　Li'er mengangkat dada sedikit, menatap Qin Yu: “Tentu saja.” Qin Yu tak bisa menahan tawa. 　　“Lao Dao Qianxu, wawasanmu termasuk yang terbaik di antara kami. Menurutmu, tempat apa sebenarnya ini? Tadi kami masih di luar Immortal Manor, bagaimana bisa tiba-tiba berada di tempat tak bisa dipahami ini?” Suara Huo Lan bergema. 　　Huo Lan dan saudaranya Huo Can saat ini sedang mengamati sekeliling dengan cermat. 　　Qianxu Laodao mengelus janggutnya sambil berdecak kagum: "Tempat ini sangat misterius. Saat kucoba mengamati dengan kesadaran spiritual, ternyata kesadaranku terbelenggu hebat. Jarak yang bisa kujangkau bahkan tak sejauh penglihatan biasa. Sungguh luar biasa!" 　　Melihat reaksi Qianxu Laodao, Huo Can menyeringding dingin: "Qianxu Laodao, jangan buang waktu! Tadi kita di luar Immortal Manor, sekarang malah terjebak di sini... Sebenarnya apa yang terjadi? Prioritas kita sekarang adalah mencari tahu situasi dan cara keluar dari tempat hantu ini!" 　　"Jangan terburu-buru, tenang, tenang." Qianxu Laodao tersenyum. 　　Saat ini, baik Yueyan Zhenren yang tegas maupun Shuimian Zhenren yang sabar, termasuk pula Huo Lan-Huo Can bersaudara - semuanya gelisah. Adapun Yan Mo, Qinglong, Qin Yu dan junior lainnya tentu juga cemas. 　　"Di sini, hanya Li'er serta pria berambut hitam di sebelah Situ Xue, ditambah tiga pria berbaju kuning di belakang Qinglong yang tidak menunjukkan ekspresi cemas." 　　Qianxu Laodao memandang sekeliling seraya berkata: "Saya perhatikan Tuan-tuan, tampaknya gadis dari Pavilion Bintang ini, tiga pria berbaju kuning di samping Qinglong, dan pria berambut hitam itu sama sekali tidak terburu-buru. Latar belakang nona dari Pavilion Bintang ini saya ketahui, tapi Tuan Situ, pria berambut hitam itu pastilah anggota Yin Yue Palace-mu, bukan?" 　　Situ Xue mengangkat alisnya, lalu membungkuk seraya berkata: "Senior benar, dia memang rekan seperguruan junior." 　　"Rekan seperguruan?" 　　Qianxu Laodao tersenyum, kilatan tekad muncul di matanya: "Bukan sekedar rekan seperguruan biasa, bukan?" 　　"Hmph, orang Kuil Qingxu sepertinya terlalu ikut campur. A Xue, jangan pedulikan dia. Andai Selir Yan Ji dari istana kami datang, saya yakin dia takkan berani begitu arogan." Pria berambut hitam itu menyeringai dingin, menunjukkan sikap sangat meremehkan terhadap Qianxu Laodao. 　　Mata Pendeta Qianxu memancarkan sinar dingin, seolah kilat dan guruh. 　　"Pendeta Qianxu, omong kosong apa yang kau lakukan ini? Prioritas kita sekarang adalah mencari tahu tempat apa ini dan cara meninggalkannya." Huo Lan mulai kehilangan kesabaran. 　　Pendeta Qianxu malah menatap tiga pria berjubah kuning di belakang Qinglong. 　　"Tahap awal Kongming? Sejak kapan Istana Qinglong punya ahli selevel ini, apalagi langsung tiga orang?" Pendeta Qianxu membalas bertanya. 　　Meski tak menganggap serius praktisi tahap awal Kongming, Pendeta Qianxu selalu merasa ketiga pria kuning ini menyimpan misteri. 　　Qinglong menangkupkan tangan: "Senior, mereka adalah tiga Wakil Pemimpin Istana Qinglong yang sengaja disembunyikan. Karena misi membuka Vila Sembilan Pedang Dewa ini, Istana Qinglong harus memamerkan seluruh kekuatan." 　　"Oh." Pendeta Qianxu mengangguk. 　　Qin Yu yang berdiri di sudut mulai mengerutkan alis. 　　"Apa sebenarnya yang dilakukan Qianxu Laodao ini? Tidak buru-buru menyelidiki tempat ini, sama sekali tidak khawatir dirinya terjebak di lokasi misterius ini. Apakah dia... tahu rahasia tempat ini?" Qin Yu mengamati Qianxu Laodao dengan cermat. 　　Tiba-tiba mata Qin Yu berbinar. 　　Di belakang Qianxu Laodao dan adik seperguruannya Qian Shan, terlihat sebagian batu yang tersembunyi. 　　Postur tubuh Qin Yu bergerak lincah, dalam sekejap telah berpindah beberapa meter. 　　Prasasti batu! 　　Akhirnya Qin Yu melihat jelas: Di belakang Qianxu Laodao dan rekan-rekannya ternyata terdapat sebuah prasasti batu kuno. Pada batu itu terpahat tulisan jelas... 　　"Haha, Teman Muda Qin Yu memang cerdas." 　　Qianxu Laodao memperhatikan gerakan Qin Yu, menyadari sudah tak bisa disembunyikan lagi, lalu menyingkir. Seketika yang lain pun melihat prasasti di belakangnya. 　　"Aku mengenali tulisan ini!" Yanxu Zhenren berteriak kaget. 　　"Oh?" 　　"Tulisan jelas ini sama persis dengan yang kami temukan di gua saat mencari Pedang Giok kesembilan dulu. Ini memang tulisan dewa yang meninggalkan Vila Sembilan Pedang Dewa!" Yanxu Zhenren berkata dengan keyakinan penuh. 　　Qin Yu, Yi Da, Qinglong (Dewi Qinglong) dan yang lain juga melihat tulisan di prasasti itu, benar-benar identik dengan yang pernah mereka lihat di gua sebelumnya. 　　"Ini... Ilusi Dunia Iblis?" 　　Huo Lan maju dan berteriak kaget. 　　Wajah semua orang yang membaca tulisan di prasasti itu langsung berubah muram. 　　Mereka akhirnya paham, mereka bukan berada di tempat lain melainkan telah memasuki bagian dalam Vila Sembilan Pedang Dewa. Alasan mereka bisa sampai di sini mungkin terkait sinar Qin Guang yang memancar dari pintu perunggu kuno di vila itu. 　　“Haha, Tuan-tuan, selamat kalian berhasil memasuki Vila Sembilan Pedang Dewa, tapi harta karunku Ni Yang tidak mudah diperoleh. Tempat ini adalah Labyrinth Halusinasi di pinggiran terluar vila, tapi... kurasa lebih tepat disebut 'Labyrinth Iblis Halusinasi'. Ingin mendapatkan pusaka immortal? Lintasi hidup-hidup labirin ini! Tentu... ini bukan pilihanmu lagi. Begitu masuk, hidup dan mati sudah di luar kendalimu. Haha..." 　　Tulisan-tulisan beraksara naga itu penuh dengan aura dominasi yang melampaui batas! 　　Jelas terlihat, dewa yang meninggalkan vila ini bukanlah tipe yang murah hati. Ini adalah sosok berdarah dingin. Bahkan terhadap mereka yang berhasil mendapatkan pedang giok, sang immortal tetap menyiapkan ujian mematikan. 　　Sukses, dapatkan pusaka. Kalah, mati. 　　Tidak boleh mundur, juga tak bisa mundur. 　　"Ni Yang... Immortal Ni Yang ini benar-benar berkuasa!" Zhenren Yue Yan mengeluarkan decak kagum. 　　Huo Lan yang jarang tersenyum malah terkekeh: "Menurutku, Immortal Niyuan ini tidak seperti cultivator dewa, lebih mirip cultivator iblis seperti kami. Haha... Lihatlah kata-katanya ini, sama sekali tidak menyembunyikan niatnya. Tidak seperti cultivator dewa tertentu yang berhati ular kalajengking tapi masih mendirikan gapura kebajikan, munafik sekali." Ia melirik dingin ke arah Taois Qianxu. 　　Taois Qianxu tetap tersenyum tipis. 　　"Tuan-tuan, maksud sang dewa ini sudah jelas bagi kita semua. Di tempat ini, kami sama sekali tidak bisa mengelak. Satu-satunya pilihan adalah menghadapi ujian. Mati... atau hidup, itu tergantung kemampuan masing-masing. 'Ilusi Misterius' yang disebutkan ini pasti jauh lebih berbahaya dibandingkan ancaman biasa yang pernah kami hadapi." Suara Taois Qianxu bergema keras. 　　Para Sanxian dan Sanmo itu sedikit tegang. 　　Namun Qinglong, Yi Da, Yan Mo, Qin Yu, dan yang lainnya sangat panik. 　　Ilusi Misterius? 　　"Jika bicara soal peluang bertahan hidup, tentu yang memiliki kekuatan lebih tinggi seperti para sanxian dan sanmo. Sedangkan yang lemah, secara alami hati mereka selalu cemas." 　　Huo Lan menyeringai dingin: "Immortal Ni Yang sengaja membuat perangkap ini untuk menyulitkan kita, tapi... menurutku, dia pasti akan membiarkan beberapa orang mendapatkan harta. Jadi tingkat kesulitannya pasti terbatas. Dengan kekuatan cukup, tak perlu khawatir." 　　"Benarkah begitu?" Zhenren Shui Rou tiba-tiba membalas bertanya. 　　Huo Lan tertegun. 　　"Zhenren Shui Rou, apa maksudmu?" Huo Lan menghardik. 　　"Harta karun diberikan kepada yang berjodoh. Terkadang faktor keberuntungan juga penting. Kurasa... jika kau terus bersikap sembarangan seperti ini, yang pertama mati pasti kau." Zhenren Shui Rou melirik Huo Lan sambil tersenyum. 　　"Kau...!" Huo Lan marah besar. 　　Namun tepat di saat itu—— 　　Suara yang merdu dan melankolis mulai bergema. Awalnya seperti ratapan wanita yang ditinggalkan, rendah dan serak... namun membuat hati semua orang bergetar. Bahkan Qinglong, Qin Yu, dan yang lain tak kuasa menahan kesedihan dalam hati, mata mereka berkaca-kaca. 　　Di samping Qin Yu, Li'er tiba-tiba matanya berbinar. 　　"Adik seperguruan, hati-hati! Jaga pikiranmu tetap jernih, jangan biarkan suara seruling ini mengendalikanmu!" Divisi Xu segera menghardik. 　　Meski Divisi Xu saat ini sadar, ia tetap merasakan duka yang dalam, seolah menyaksikan tragedi kemanusiaan yang membuat hatinya bergetar hebat. Meski tahu itu efek suara seruling, ia tak bisa mengendalikan perasaannya. 　　Bisa dikatakan, suara seruling itu terlalu aneh. 　　Qin Yu mengepal tinjunya erat-erat, keringat mengucur deras di dahinya. 　　Suara seruling ini sungguh mengerikan. 　　Qin Yu jelas dapat merasakan keunikan alunan seruling ini. Dibandingkan dengan alunan kecapi Li'er, suara seruling ini seolah memiliki efek mengundang kegilaan, memasukkan emosi negatif ke dalam hati pendengarnya. Sedangkan alunan kecapi Li'er justru menenangkan hati dan menyelaraskannya dengan alam. 　　Semua yang hadir di lokasi berusaha melawan pengaruh alunan seruling itu. 　　Di antara mereka, hanya Li'er yang sedikit mengerutkan alis tanpa menunjukkan reaksi signifikan. Rupanya alunan seruling itu tidak banyak berpengaruh padanya. Entah karena penguasaannya terhadap seni musik, atau mungkin alasan lain. 　　Alunan seruling tiba-tiba berubah! 　　Bagai derap 10.000 kuda perang di medan pertempuran, suasana di Illusory Demon Realm pun berubah mencekam. Udara seakan dipenuhi aura pembunuhan yang menyiksa. 　　Antara kau yang mati, atau aku yang binasa! 　　Nuansa hidup-mati dalam pertempuran itu merasuk ke dalam jiwa setiap orang. 　　"Ini bahaya!" 　　Qin Yu merasakan seluruh pikirannya sama sekali tidak bisa bertahan. Ia menyukai pertarungan hidup-mati antara kau dan aku, jenis pertempuran sengit di ambang kematian itulah yang paling mengguncang jiwa. Secara alami, pengaruh yang diterima Qin Yu semakin besar. Tanpa sadar, Qin Yu tetap terjerumus ke dalamnya. 　　Meski tahu suara seruling ini bermasalah dan seharusnya tidak terbawa arus, Qin Yu tetap tidak bisa mengendalikan diri. 　　"Hebat. Seni melodi terletak pada kemampuannya mengontrol orang tanpa disadari. Padahal sejak awal semua orang tahu ini berbahaya, tetap saja mereka tak bisa menguasai diri sendiri, hanya bisa melihat diri mereka perlahan tenggelam." Gumam Li'er dengan kagum. 　　Kekaguman Li'er tak terdengar oleh siapa pun. 　　Bahkan ahli sanxian dan sanmo kelas tiga tribulasi seperti Huo Lan, Huo Can, dan Daois tua Qianxu pun sepenuhnya berjuang melawan daya pikat suara seruling itu. Mana mungkin mereka berani kehilangan fokus untuk mendengarkan ucapan orang lain. 　　"Aaaah, bunuh, bunuh, bunuh!!!" 　　Jiao Jiu tiba-tiba berteriak histeris. 　　Li'er melirik Jiao Jiu dan berbisik, "Cultivator iblis memang memiliki sifat iblis yang kuat. Jiao Jiu yang bahkan belum mencapai tahap tengah Kongming ini adalah yang pertama kali sepenuhnya terjerumus, itu wajar." 　　Terlihat Jiao Jiu berlari gila-gilaan ke arah selatan, matanya memerah sambil terus meneriakkan 'bunuh, bunuh.' Tangannya menyerang sembarangan ke depan, seolah menghadapi sesuatu yang membuatnya sangat ketakutan. Dan saat itu juga— 　　"Bunuh, bunuh, musnahkan semuanya!" 　　Dentuman raungan gila-gilaan bergema, satu orang lagi sepenuhnya kerasukan kegilaan. 　　Orang itu adalah... Yan Mo Sang Naga Hitam. 　　Yan Mo Sang Naga Hitam itu terus mengaum, berlari ke selatan dengan kecepatan lebih cepat sambil terus menyerang dengan ganas. 　　"Yan Mo, tidak mungkin. Yan Mo ini memiliki ketahanan mental luar biasa kuat. Meski tingkat meditasinya tidak tinggi, tapi soal keteguhan hati bahkan setara dengan sanxian dan Sanmo. Bagaimana mungkin?" gumam Li'er sambil memandang Yan Mo dengan curiga. 　　Tiba-tiba, mata Li'er berbinar. 　　Ia melihat di dalam sorot mata gila Yan Mo, terdapat kilatan tajam yang membidik target di depannya——Jiao Jiu.