Jalan Huangquan dipenuhi petir langit yang menyambar-nyambar, aliran lahar api langit yang menggelegak, semburan api surgawi tak terhitung, kilat dan guntur, api menyala-nyala, serta kabut merah pekat yang terbentuk dari panas ekstrem di atas sungai.
Jalan setapak selebar satu meter itu—satu-satunya penghubung antara dua tepi sungai lahar api langit—terpajang menyendiri bagai kesepian yang termanifestasi.
"Api langit... bahkan para Dewa Langit pun tak berani sembarangan menyentuhnya." Qin Yu menggigil ketakutan.
Api berubah warna dari rendah ke tinggi sesuai tingkatannya. Api Bintang Sejati Qin Yu masih berwarna biru tua yang mendekati ungu. Api langit sendiri berwarna ungu dengan kekuatan mematikan yang bahkan dewa langit pun tak berani menahan serangannya dengan tubuh mereka.
Petir hijau yang menyambar-nyambar, setiap kilatnya memiliki kekuatan yang melampaui sambaran terakhir Bencana Langit Enam Sembilan yang pernah dihadapi Qin Yu. Ia yakin satu sambaran saja akan melenyapkan nyawanya seketika.
"Niuyang Xian Di benar-benar menyiapkan formasi sebesar ini? Apakah dia menjadikan pembunuhan massal sebagai hiburan?" kata Qin Yu dengan amarah membara. "Api langit akan membakarku menjadi abu dalam sekejap. Adapun petir itu - ujian terakhir Bencana Langit Enam Sembilan saja sudah hampir mematikan, sementara kilat di sini warnanya jelas menunjukkan tingkat yang lebih mengerikan..."
Qin Yu sama sekali tidak mengetahui harus berkata apa lagi.
Qin Yu masih ingat perkataan Immortal Terbalik Niuyang: Sumber Persik sangat aman, namun sekali masuk tidak bisa keluar, hanya bisa meninggalkan saat melakukan asensi.
"Menyuruhku hidup di Sumber Persik seumur hidup, melewati Tribulasi Sembilan Sembilan Langit lalu asensi ke dunia dewa? Mungkinkah?" Meski hati Qin Yu dipenuhi ketakutan akan ancaman Jalan Huangquan, bayangan para keluarga, saudara, Ayah Raja Qin De, dua kakak senior, Xiao Hei yang terus berlatih keras dengan sikap dingin, Hou Fei yang sembarangan, serta... siluet itu di dasar hatinya terus bermunculan.
Bisakah ia melepaskan semua ini?
"Jalan Huangquan." Sorot mata Qin Yu dingin, tiba-tiba ia mengejek diri sendiri, "Mungkin dari semua yang berani masuk sini, kekuatanku paling lemah. Satu-satunya andalan hanyalah AIR MATA METEOR."
Setelahnya, Qin Yu melewati prasasti batu Jalan Huangquan, duduk bersila di tepi sungai, bersiap memulai tantangan.
……
"Api Langit, petir langit hijau yang muncul dalam Tribulasi Sembilan Sembilan Langit..." Saat ini, Selir Yanji juga merasakan kepahitan dalam hatinya.
Bahkan ketika kekuatannya sama sekali tidak mengalami kerusakan dan masih utuh seperti semula. Api Langit dan petir langit hijau ini pun tidak berani dia lawan sembarangan, mengingat Sanmo empat setara dengan iblis langit satu tingkat, paling banter hanya bisa menahan satu dua kali serangan Api Langit, sementara petir langit ini maksimal hanya bisa ditahan beberapa kali.
Namun saat ini Selir Yanji sedang terluka parah, setelah bertarung sengit dengan Qianxu Laodao, diserang secara licik oleh formasi gabungan Shuirou Zhenren dan Yueyan Zhenren, bahkan sebagian besar tubuh fisiknya telah hancur. Di akhir pertarungan, dia terpaksa menggunakan 'Jaringan Darah Iblis Langit' dengan susah payah, dan dalam kondisi terluka berat seperti ini, masih diserang menyergap oleh tiga Qinglong yang berada di akhir tahap tribulasi yang bekerja sama.
“Harta karun yang sepuluh kali lipat lebih berharga dari Immortal Manor Qingyu.” Kilatan tajam muncul di mata Selir Yanji, “Bagaimanapun, ini satu-satunya harapanku untuk menjadi elit tertinggi kalangan Sanmo. Kekayaan dicari dalam bahaya, lebih baik mati sebagai Sanmo kelas rendah daripada hidup hina.”
Selir Yanji melirik arah Peach Blossom Land sambil tersenyum sinis, “Bahkan jika tinggal di sini, kekuatan Bencana Langit Sanxian semakin mengerikan setiap kali. Hidup menyendiri disini, mampukah aku bertahan melalui semua tribulasi hingga asensi? Daripada membuang waktu disini, lebih baik merebut peluang untuk bangkit.”
Serbu!
Selir Yanji langsung duduk bersila, mulai mengonsumsi pil untuk mengembalikan kekuatannya. Luka-lukanya terlalu parah, sedikit pemulihan energi bisa meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.
……
Mata Yan Mo menyempit melihat semburan api langit ungu yang menjilat langit, disertai kilatan-kilatan hijau petir tribulasi.
Sheng, mati?
Dalam Hutan Belantara Tak Bertepi yang penuh pertempuran sengit, tak terhitung kali dia berada di ambang hidup dan mati. Tentu saja dia tidak takut mati. Jika takut mati, mana mungkin dia berani menentang perintah kalangan atas suku Long yang punya koneksi, malah mengkhianati sukunya dan terjun ke hutan belantara untuk bertarung mempertaruhkan nyawa?
"Peluang!"
Kilau dingin muncul di mata Yan Mo. Tanpa ragu dia melangkah melewati prasasti Jalan Huangquan, lalu duduk bersila dengan tegas di tepi sungai yang aman. Dia menunggu dengan tenang saat yang tepat untuk menembus Jalan Huangquan.
Setiap orang punya pilihan masing-masing menghadapi semua ini, terutama setelah melihat kengerian Jalan Huangquan - pilihan hidup dan mati. Ada yang memilih menapaki Jalan Huangquan, ada pula yang memilih hidup tenang di Surga Persik.
Contohnya tiga ahli tahap akhir tribulasi dari suku Long.
Asensi adalah satu-satunya kesempatan meninggalkan Surga Persik. Tiga ahli suku Long dari Yanlan Mountain semuanya berada di akhir tahap tribulasi, tinggal selangkah lagi menuju periode Kesempurnaan untuk naik ke langit. Jadi mereka tak ingin melakukan pengorbanan sia-sia. Mereka hanya perlu tinggal di Surga Persik beberapa waktu, menunggu asensi saat mencapai periode Kesempurnaan.
……
"Satu shichen telah berlalu, selamat kalian memilih Jalan Huangquan, haha..." Suara Immortal Terbalik Niuyang bergema di antara langit dan bumi.
Semua yang memilih memasuki Jalan Huangquan membuka mata lebar-lebar. Jalan setapak yang menghubungkan Jalan Huangquan dan Surga Persik telah menghilang. Di belakang mereka hanya tersisa kabut pekat tak berujung. Kini mereka bahkan tak bisa menyesali pilihan.
"Selamat?" Selir Yanji menyeringit dengan senyum sinis.
"Karakter Immortal Terbalik Niuyang ini benar-benar tak bisa dinilai secara logis." Qin Yu menghela napas pasrah. Dari memasuki Vila Sembilan Pedang Dewa hingga kini, semua sudah tahu 'kelicikan' Immortal Terbalik Niuyang. Memilih Jalan Huangquan malah diucapi selamat, sindiran dan godaannya terasa sangat kental.
"Sebelumnya, aku bilang di Jalan Huangquan hanya satu dari sepuluh orang yang bisa hidup, sebenarnya... itu tidak mutlak." Suara Immortal Terbalik Niuyang kini lembut, "Itu cuma perkiraan kemungkinan. Bisa saja kalian selamat satu atau dua orang lebih banyak."
"Tentu, mungkin juga... semua mati."
Nada suara Immortal Terbalik Niuyang sama sekali tak peduli.
Hati semua orang bergetar hebat.
"Semua mati?" Kilatan tajam muncul di mata Qin Yu, "Immortal Niuyang ini sedang mempermainkan kita!"
Meski Jalan Huangquan terlihat sangat berbahaya bagai tak ada harapan hidup, Immortal Niuyang awalnya mengatakan sekitar satu dari sepuluh orang bisa selamat. Ditambah mereka berpikir setidaknya satu orang harus hidup untuk mendapatkan harta karun, jadi semua mempertaruhkan secercah harapan itu.
Tapi kini Immortal Niuyang menyatakan secercah harapan itu mungkin tak ada.
"Jika kalian semua mati tanpa ada yang mendapatkan harta sejati Vila Sembilan Pedang Dewa, sembilan pedang giokku akan kembali terbang dari istana dan berpencar. Menunggu orang berikutnya yang memasuki istana untuk mendapatkan harta karunku." Suara Kaisar Immortal Niuyang terdengar mengandung senyum.
Tapi Qin Yu, Selir Yanji, Yan Mo, Sesepuh Qianxu, Huo Can... tak satu pun tersenyum. Hati mereka membeku.
Memasuki Jalan Huangquan mungkin berarti jalan kematian bagi semua.
"Jalan setapak telah menghilang, penyesalan tak berguna lagi, haha... Sesuai pepatah 'Sekali menginjak Jalan Huangquan, hidup-mati dikendalikan Langit'. Kalian para bocah, berharaplah pada keberuntungan!" Tertawa sombong Niuyang bergema, tampak sangat puas telah mempermainkan mereka.
Wajah Qin Yu, Selir Yanji, Sesepuh Qianxu dan lainnya suram.
Semua masih berdiri di tepi sungai, belum berani melangkah ke Jalan Huangquan. Bagaimanapun juga, konsentrasi petir langit dan api surgawi itu terlalu mengerikan.
“Sekali masuk Jalan Huangquan, hidup-mati dikendalikan Langit.” Qin Yu menggelengkan kepala, lalu melangkah ke atas Jalan Huangquan, “Sudah tidak ada jalan mundur lagi!”
Namun tepat saat kaki Qin Yu menginjak Jalan Huangquan——
Qin Yu merasakan seluruh tubuhnya seolah ditindih pegunungan, gravitasi yang begitu besar membuat tubuh yang kuat pun langsung terpaksa berlutut. Tulang dan otot berderak-derak, kedua tangan langsung menopang tanah, urat-urat di dahi mencuat jelas.
“Gravitasinya gila!” Saat ini Qin Yu bahkan tak berani mengambil napas, khawatir jika kekuatan melemah sedikit saja, seluruh tubuhnya akan remuk tertindih.
"Kalimat itu, Immortal Niuyang memang tidak membohongi kami." Dalam hati Qin Yu mengingat perkataan Immortal Niuyang——"Bocah-bocah, jangan kira bisa mengandalkan kecepatan untuk melintas. Setelah menginjak Jalan Huangquan, tubuh kalian akan terasa seperti tertindih gunung sehingga sulit bergerak. Jangan sangka tingkat kekuatan kalian berpengaruh—semakin kuat energi kalian, semakin berat tekanannya. Setiap orang, baik di tingkat Golden Core maupun Sanxian Dua Belas Tribulasi, akan merangkak seperti kura-kura di jembatan ini."
"Merangkak seperti kura-kura? Saat ini aku benar-benar harus bergerak seperti kura-kura." Qin Yu tersenyum getir dalam hati. Energi bintang emas di dalam tubuhnya mengalir deras ke seluruh otot, semburan energi Qi memancar dari pori-pori. Dengan susah payah, barulah ia bisa berdiri tegak.
Satu langkah, dua langkah!
Kecepatannya sangat lambat, keringat mulai mengucur deras dari seluruh tubuh Qin Yu. Bukan hanya karena gravitasi yang terlalu besar, tapi juga karena suhu panas yang ekstrem di tempat ini. Di bawahnya mengalir sungai lahar api surgawi, dengan kobaran api yang sesekali menyembur ke atas.
"Huu!" Nyala api ungu melesat tepat di depan Qin Yu, panas menyengatnya membuat seluruh tubuhnya terasa seperti hendak meleleh.
"Api surgawi dengan kekuatan sehebat ini? Ini keterlaluan! Immortal Terbalik Niuyang sama sekali tidak adil. Kekuatan internalku mungkin bahkan tak mampu menahan satu semburan api pun. Satu kali serangan saja sudah cukup membuatku lenyap tanpa bekas." Qin Yu geram dalam hati.
Tapi dia tetap seperti kura-kura yang merangkak lambat.
Untungnya semburan api itu tidak terlalu cepat, memberi Qin Yu waktu untuk menilai situasi. Namun meski api bergerak lambat, pergerakannya sendiri lebih lambat lagi. Bahkan jika menyadari datangnya serangan, tetap dibutuhkan kecepatan yang memadai untuk menghindar.
"Braak!"
Sebuah petir langit menyambar di depan Qin Yu, hampir saja mengenai dirinya. Qin Yu langsung merasakan seluruh punggungnya basah oleh keringat dingin dalam sekejap, namun keringat itu langsung menguap oleh suhu mengerikan di atas Jalan Huangquan.
Petir langit ini mengingatkan Qin Yu, tak hanya api langit yang mengerikan, bahkan petir langit pun bisa dengan mudah membunuhnya.
Sungai lahar api langit ini tidak terlalu lebar, kurang dari seratus meter. Artinya, Jalan Huangquan yang menghubungkan kedua tepi sungai lahar ini juga kurang dari seratus meter. Kedengarannya pendek, namun kenyataannya terlihat sempit dan panjang.
Terutama bagi Qin Yu dan yang lain yang hanya bisa bergerak seperti kura-kura, jarak kurang dari seratus meter ini terasa sangat panjang.
"Itu Huo Can." Saat Qin Yu memperhatikan api langit dan petir di sekelilingnya, bergerak perlahan dengan susah payah, matanya tiba-tiba menangkap bayangan samar tentang Jalan Huangquan lain di kejauhan. Sungai lahar api langit yang sangat panas ini dikelilingi awan merah tebal di atasnya.
Awan merah itu melayang di atas sungai, ketinggiannya setara dengan Jalan Huangquan. Saat ini awan merah bergerak perlahan, melalui bagian yang renggang, Qin Yu melihat ada Jalan Huangquan serupa di kejauhan tempat Huo Can berada.
Meski kekuatannya jauh melebihi Qin Yu, Huo Can tetap bergerak perlahan seperti kura-kura.
"Ah!" Wajah Qin Yu berubah drastis. Tiba-tiba ia melihat tiga api langit melesat ke udara, semuanya menuju posisi Huo Can. Walau telah mendeteksi, kecepatan gerak Huo Can yang seperti kura-kura membuatnya tak bisa menghindar.
Tiga api langit menyambar beruntun. Maju selangkah - mati. Mundur selangkah - mati pula.
Bergema satu teriakan penuh amarah dan ketidakrelaan.
Api langit membakar tubuh Huo Can. Hanya sekejap, lelaki yang ingin membalas dendam untuk kakaknya ini lumer total di Jalan Huangquan, berubah menjadi abu beterbangan.
“Huo Can mati.” Hati Qin Yu bergetar.
Dalam hal kekuatan, Huo Can jelas jauh lebih kuat darinya. Namun bahkan Huo Can, ketika tiga semburan api langit menghampirinya, sama sekali tidak bisa menghindar. Tekanan gravitasi yang menindih tubuhnya terlalu besar, membuatnya hampir tak bisa bergerak.
Begitu saja... tanpa daya, dengan penuh penyesalan menyaksikan dirinya sendiri terbakar hingga mati.
Persis ketika Qin Yu tertegun oleh kematian Huo Can dan memperhatikan proses kematiannya, krisis maut telah menyelimutinya.
Dua semburan api langit menyembur dari lahar, membentuk formasi paralel yang miring ke arah angkasa. Semburan itu tepat mengarah ke belakang Qin Yu. Sesuai lintasan ini, bahkan jika Qin Yu mundur selangkah atau maju selangkah, tetap akan terkena serangan api langit.
“Huo Can saja mati. Hati-hati, lebih waspada!” Kabel saraf dalam diri Qin Yu semakin menegang.
Hati-hati.
Harus ekstra hati-hati, baik saat petir langit menyambar maupun serangan api langit, kita harus waspada dan berusaha meraih secercah harapan itu. Saat itu, semburan api langit yang miring itu melesat ke angkasa, dengan kecepatan sepertinya kura-kura milik Qin Yu, mustahil untuk menghindar.
Tiba-tiba——
Desir angin terdengar, raut wajah Qin Yu berubah drastis. Hampir secara refleks alami, dia melepas perlawanan terhadap gravitasi mengerikan itu. Seketika tubuhnya terhempas ke tanah oleh tekanan gravitasi ekstrem. Kecepatan hempasan itu sungguh mengejutkan, seolah dihantam palu besar.
"Huu!"
Dua jalur api langit melesat tepat 3-4 cm di atas tubuhnya. Mata Qin Yu membelalak menyaksikan nyarisnya nyawanya melayang. Keringat dingin mengucur dari hidungnya, namun langsung menguap oleh suhu panas membara.
Untungnya selamat dari maut, berkat reaksi cepat Qin Yu di detik terakhir. Meski gravitasi mengerikan ini membatasi gerakannya, namun sesaat tadi justru menyelamatkannya. Karena gravitasinya terlalu besar, begitu Qin Yu melepas perlawanan, kecepatan tubuhnya terjatuh ke tanah juga sangat mengejutkan.
"Sampai saat ini, aku baru berjalan tujuh delapan meter." Berbaring di Jalan Huangquan, Qin Yu dengan susah payah menahan gravitasi mengerikan di kepalanya sambil menatap jalan di depan yang terasa begitu jauh. Persis ketika dia mengatupkan gigi dan mengerahkan seluruh kekuatan dalam tubuhnya untuk berdiri—
Dari sudut matanya, Qin Yu melihat kilatan petir langit menyambar ke arahnya dengan kecepatan yang mengerikan!
Saat berdiri, dia bisa terjatuh secepat kilat karena gravitasi dahsyat. Tapi saat sudah terbaring, mampukah dia menghindar dengan gesit?
Volume 10: Kemarahan Membara Bab 16 Siapa yang Hidup Siapa yang Mati?
Seperti anak panah, petir itu langsung menyambar. Qin Yu yang terjebak gravitasi mengerikan sama sekali tidak bisa bergerak menghindar. Berdasarkan perkiraan sekejap Qin Yu, petir itu kira-kira mengarah ke posisi kepalanya.
"Braak!" Hanya merasakan getaran hebat, mata Qin Yu menatap tajam ke posisi yang hanya berjarak tiga sentimeter dari kepalanya.
"Nyaris celaka, nyawaku hampir melayang." Qin Yu yang tertelungkup di permukaan Jalan Huangquan itu menyadari, sambaran petir tadi jatuh di antara kepala dan lengan kanannya. Jalan Huangquan yang terbuat dari bahan misterius itu hampir tidak rusak meski tersambar petir.
"Aku hampir melupakan bahwa petir di Jalan Huangquan ini bukanlah Bencana Langit. Petir tribulasi akan menyambar target tanpa bisa dihindari, sedangkan petir di sini menyambar acak dengan jangkauan terbatas." Seketika itu juga Qin Yu menemukan celah kehidupan.
Bahan Jalan Huangquan yang unik, saat tersambar petir hanya meninggalkan bekas seperti goresan pisau. Selain itu, jalan ini tidak menghantarkan listrik. Petir yang menyambar tidak menyebar, sehingga hanya melukai orang yang tepat berada di atasnya.
Serangan petir langit hanya memiliki jangkauan beberapa sentimeter saja.
Meski radius serangannya kecil, bahaya datang dari petir di atas dan api langit di bawah. Yang paling mengerikan adalah jumlahnya yang tak terhitung. Pejalan di Jalan Huangquan harus menahan gravitasi mengerikan yang membuat langkah sepelan kura-kura. Butuh waktu lama untuk melewatinya. Tersambar petir atau terbakar api berarti pasti tewas.
Dengan hati-hati, energi internal dan kekuatan otot dikerahkan untuk menahan gravitasi dahsyat. Perhatian Qin Yu sepenuhnya tertuju pada api langit di sekeliling dan suara petir. Telinganya menyimak gesekan udara untuk mendeteksi serangan api dari belakang.
Langkah demi langit maju perlahan, berhati-hati, Qin Yu berada di antara kehidupan dan kematian, di bawah serangan api langit dan petir langit yang saling bertabrakan, bergerak maju seperti kura-kura.
Tidak hanya Qin Yu yang berhati-hati, saat ini semua orang yang memasuki Jalan Huangquan juga hati mereka selalu cemas, tak ada satupun yang berani kehilangan fokus. Jika bicara siapa yang paling tenang melewati Jalan Huangquan ini, Yan Mo-lah yang patut disebut.
Wajah Yan Mo membeku, mata menyala tajam, setiap saat memperhatikan segala sesuatu di sekelilingnya.
"Apapun yang terjadi, aku harus menembus ini." Di kedalaman mata Yan Mo tersirat kilatan darah. Sebagai anggota keluarga suku Long, dia tentu tahu betapa besar kekuatan klan naga. Namun dia telah mengkhianatinya, dengan kesombongannya, dia tak mau menerima perintah sembarangan dari siapapun.
Tak sukses maka jadi mayat!
“Meskipun kekuatan mematikan Api Langit besar, serangan dari bawah terutama dari belakang sangat berbahaya, tapi kecepatan naiknya api itu lambat. Jika datang dari belakang, posisinya bisa ditentukan dari suara saja. Sedangkan petir langit meski cepat dan mematikan, jangkauan serangannya sangat kecil. Kalau hati-hati, tidak akan tersambar.”
Seluruh tubuh Yan Mo bergerak maju dengan kecepatan konstan yang aneh.
Sebuah petir menyambar, wajah Yan Mo yang bergerak perlahan tiba-tiba memerah. Kekuatan dalam tubuhnya langsung mencapai puncak, semua energi terkonsentrasi di lengan kanan. Dengan keras melepaskan diri, tubuhnya bergoyang alami: "Harusnya selisih sekitar satu sentimeter, ini jarak aman."
Petir itu hampir menyambar pinggang Yan Mo. Jaraknya hanya sekitar satu sentimeter dari pinggangnya.
Terus bertempur di ambang kematian, kemampuan komputasi Yan Mo telah mencapai tingkat yang mengerikan.
"Meskipun gravitasi yang begitu besar membuat Yan Mo berjalan sangat lambat, tekanan ini belum sampai membuat semua orang tidak sanggup bertahan. Selama masih bertahan, di momen genting yang paling kritis dengan mengerahkan sekuat tenaga masih bisa meningkatkan kekuatan sedikit. Energi tambahan dari usaha mati-matian itu bisa menjadi penyelamat nyawa."
Api langit relatif lebih mudah dihindari, sementara petir langit tingkat kesulitannya lebih tinggi.
Mata Yan Mo membeku tanpa sedikitpun gejolak, terus bergerak maju dengan kecepatan konstan. Dia bagaikan ular berbisa yang merayap perlahan, di saat-saat berbahaya hanya perlu bergerak sedikit menghindari titik vital. Luar biasanya, Yan Mo berhasil melewati jarak 20 meter dengan aman. Jika terus seperti ini, dialah yang paling mungkin berhasil—namun—
"Tidak baik."
Raut wajah Yan Mo berubah drastis. Di atas aliran lahar api langit terdapat awan merah pekat yang ketinggiannya setara dengan Jalan Huangquan. Seketika, hamparan luas awan merah itu bergerak ke posisi Yan Mo, menyelimuti sekeliling tubuhnya. Visibilitas langit pun tiba-tiba menurun drastis.
"Awan ini terlalu pekat, petir langit di kejauhan sama sekali tidak terlihat. Yang dekat meski bisa dilihat, tapi jika menunggu terlihat dulu baru menghindari sudah terlambat." Yan Mo bahkan saat ini tetap tenang luar biasa. Awan merah melayang di atas kepalanya, apa yang bisa dia lakukan?
Mengutuk langit dan bumi?
Atau menerima semua ini, lalu mencari solusi berdasarkan kondisi realistis.
"Hanya bisa mengandalkan keberuntungan." Yan Mo menatap tajam sekelilingnya, pandangannya seolah ingin menembus awan merah pekat itu. Dengan demikian Yan Mo maju dengan penuh kehati-hatian. Seiring waktu, Yan Mo perlahan mulai keluar dari jangkauan awan merah ini.
Semburan petir langit menebas ke bawah, beberapa diantaranya menghantam area sekitar tubuh Yan Mo. Bahkan satu petir nyaris menyambar sudut matanya.
"Akhirnya keluar."
Saat Yan Mo keluar dari kabut merah, hatinya sedikit lega. Namun di saat yang sama, sudut matanya menangkap sesuatu di sebelah kanannya sekitar seratus meter - Jalan Huangquan yang lain, dengan satu sosok di atasnya: Qinglong Yan Lang.
"Itu Yan Lang, dia juga bertahan sampai sejauh ini." Yan Mo tersenyum tipis, memusatkan perhatian pada petir langit dan api surgawi di sekitarnya. Tak ada tenaga ekstra untuk mengurusi orang lain.
"Aahh!"
Jerit kesakitan membuat wajah Yan Mo berubah. Matanya melirik ke kanan.
Yan Lang yang baru saja ada di Jalan Huangquan itu tiba-tiba menghilang. Jalan kematian itu kini sepi melompong, tak berpenghuni.
"Yan Lang mati!" Getaran hebat mengguncang batin Yan Mo.
Perasaan yang tak terdefinisikan. Dulu bahkan dalam Lingkungan Iblis Halusinasi yang nyaris membuatnya kerasukan, Yan Mo tetap membantu Qinglong. Tak disangka, sosok yang dulu selamat karena bantuannya itu kini tewas di Jalan Huangquan.
Mata Yan Mo menyala dingin, wajahnya seakan diselimuti hawa dingin, melanjutkan pergerakan.
"Api langit di sebelah kiri." Telinga Yan Mo bergerak, tubuhnya langsung mengendur, melepas perlawanan terhadap gravitasi. Seketika seluruh tubuhnya terhempas ke tanah karena gravitasi, sementara semburan api langit melesat di atas tubuhnya dari arah kiri.
Saat bangkit, Yan Mo terkejut menemukan jalan Huangquan lain di kejauhan sebelah kiri. Di atas jalan itu terlihat sosok familiar—Lao Dao Qianxu.
Tampaknya Lao Dao Qianxu telah menempuh jarak lebih jauh darinya, bahkan telah melewati separuh perjalanan.
Di saat yang sama, 6-7 petir langit tiba-tiba menghujam ke posisi Yan Mo dari berbagai arah—depan, belakang, tepat ke tubuhnya...
Singkatnya, pada momen ini, kelompok petir langit itu telah mengurung Yan Mo sepenuhnya. Bisa dikatakan—pasti mati!
Beberapa petir langit menyambar bersamaan bukan hal yang tidak ada, tetapi beberapa petir langit menyambar ke satu-satunya orang di Jalan Huangquan, dan pengepungannya begitu cermat—inilah tanda Langit ingin menghabisi nyawanya. Saat ini, wajah Yan Mo berubah pucat.
Hanya terdengar ledakan dahsyat, enam tujuh petir langit langsung menyambar ke posisi itu, namun saat ini di posisi tersebut sudah tidak ada siluet Yan Mo.
Terlihat… seekor naga hitam sepanjang lebih dari seratus meter, benar-benar melilit Jalan Huangquan. Tubuh naganya sangat panjang, berputar seperti tali yang melilit—secara alami sebagian tubuh naga berada di atas Jalan Huangquan, sebagian lagi di bawahnya.
Di posisi awal Yan Mo tadi, bagian tubuh naga saat ini tepat berada di bawah Jalan Huangquan. Enam tujuh petir langit hanya menyambar udara kosong.
Sekejap mata, tubuh naga yang besar itu seketika berubah wujud menjadi manusia.
Yan Mo yang biasanya sangat tenang, saat ini dahinya pun mengucurkan keringat.
Sangat berbahaya!
Berubah menjadi wujud naga, meskipun bisa mengandalkan jurus ini untuk menghindari serangan petir langit, namun tubuh naga yang panjang secara alami memiliki area yang sangat luas terkena serangan. Barusan Yan Mo menghitung dengan presisi luar biasa, segera berubah ke wujud naga tepat sebelum petir menyambarnya, lalu langsung kembali ke wujud manusia setelah enam tujuh petir itu menghujam.
Posisi lilitan tubuh naganya juga ditentukan berdasarkan posisi petir dan api langit di sekelilingnya pada momen itu.
Namun meski begitu, ukuran tubuh naga yang terlalu besar tetap berisiko tinggi tersambar. Tapi di hadapan maut, Yan Mo serbu, mempertaruhkan secercah vitalitas.
Hanya sekejap!
Yan Mo berubah ke wujud naga, seketika berubah kembali ke wujud manusia. Pada momen itu dia sukses, posisi lilitan tepat menghindari bahaya, dan karena durasinya sangat singkat, sama sekali tidak tersentuh petir maupun api langit. Ini bukan cuma kemampuan komputasi dan ketenangannya, tapi juga... faktor keberuntungan!
Yan Mo tetap tenang, langkah demi langkah perlahan maju.
Serangan gabungan petir langit tadi yang menargetkan satu-satunya orang di Jalan Huangquan, kemungkinannya sangat kecil. Muncul sekali saja sudah luar biasa, kemunculan kedua kalinya hampir mustahil. Tapi Yan Mo tetap tidak berani lengah sedikitpun, karena... kelalaian sama dengan bunuh diri!
……
Selir Yanji menderita kerugian besar.
Awalnya dia menghitung dengan sangat matang: semakin kecil tubuh, semakin mudah mendapat keuntungan di tengah banyaknya petir dan api langit ini. Dia segera berubah wujud menjadi anak-anak, bersiap menempuh Jalan Huangquan yang berbahaya.
Tapi dia salah.
Meskipun teknik transformasinya bagus, bagaimanapun ahli seseorang dalam berubah wujud, tubuh aslinya tetaplah yang paling dikuasai. Hanya dengan tubuh asli kekuatan yang dikeluarkan bisa maksimal. Dengan wujud anak-anak, Selir Yanji hanya bisa mengeluarkan delapan puluh persen kekuatannya.
Namun gravitasi itu ditentukan secara alami berdasarkan kekuatan Selir Yanji. Secara logika, Selir Yanji baru bisa berjalan terpatah-patah saat menggunakan seluruh kekuatannya. Tubuh anak-anaknya sekarang bahkan tidak bisa berjalan. Saat dia membeku dalam wujud anak-anak, sebatang petir langit menyambar.
Setara dengan Tribulasi Sembilan Sembilan Langit.
Untungnya kekuatan Selir Yanji tidak seperti Qin Yu dkk yang bahkan tak bisa menahan satu serangan. Selir Yanji memaksakan diri menahan satu sambaran petir langit, lalu seketika mengembalikan wujud aslinya agar bisa menggunakan 100% kekuatannya.
Untuk menahan gravitasi ini, tidak hanya membutuhkan kekuatan diri sendiri, tapi juga perlu mengoptimalkan kekuatan fisik.
Karena jalan buntu yang dibuat Immortal Terbalik Niuyang ini menghitung gravitasi berdasarkan gabungan kekuatan internal dan fisik. Inilah alasan mengapa tubuh kuat Qin Yu dan Yan Mo sekalipun tetap kesulitan bergerak.
Setelah menahan satu serangan petir langit, Selir Yanji yang sebelumnya telah memulihkan sebagian tenaganya dengan pil spiritual di tepi sungai lahar api langit kembali kehilangan tenaga. Perjalanan ke depan semakin sulit. Sepanjang perjalanan ini, Selir Yanji mengalami kesulitan yang luar biasa, namun selain kesalahan pertama yang membuatnya hampir mencapai separuh jalan, dia tidak melakukan kesalahan lagi.
Tidak melakukan kesalahan bukan berarti perjalanan Selir Yanji mudah. Di sepanjang rute ini, dia juga menghadapi banyak bahaya.
Saat ini, Selir Yanji hanya memiliki satu lengan.
Alasan kehilangan satu lengan itu terjadi ketika dia hampir mencapai jarak 20-30 meter. Saat itu, tiga hingga empat semburan api langit mengepungnya. Meski bisa menghindari satu atau dua semburan, namun karena jumlahnya terlalu banyak, Selir Yanji terpaksa mempertaruhkan nyawanya.
Akhirnya, satu semburan api langit berhasil mengenainya.
Api langit ini sangat aneh. Begitu menyentuh tubuh, ia akan membakar setiap bagian dan terus menyebar.
Api langit yang bahkan para Dewa Langit dan Iblis Langit tak berani sembarangan melawan, meski Selir Yanji saat ini dianggap sebagai Iblis Langit satu tingkat, kondisinya terluka parah. Dia sama sekali tidak yakin bisa menggunakan kekuatan dasarnya untuk menghapus api langit itu. Pada momen itu——
Langsung memotong lengan sejajar bahu, membuang lengan yang terkena api langit.
Tubuh sanxian/Sanmo memang terbentuk dari konsentrasi energi, memutuskan bagian tubuh pun sangat mudah.
Setelah terputus, Selir Yanji saat ini tak ingin membuang energi untuk membentuk lengan baru. Bagaimanapun kekuatan saat ini sangat penting, dan dengan kehilangan satu lengan, area yang rentan serangan menjadi lebih kecil.
……
Para ahli——Yan Mo, Yi Da, Qin Yu, Selir Yanji, Huo Can, Qianxu Laodao, Yan Lang, Li'er——telah memasuki Jalan Huangquan. Mereka masing-masing menghadapi bahaya sendiri-sendiri, ada yang berhasil menghindar, ada pula yang tewas.
Sementara Qin Yu saat ini menyaksikan pemandangan yang membuatnya terpana.
Awan merah dan kabut perlahan hanyut, di sebelah kanan Qin Yu muncul samar-samar Jalan Huangquan. Sekilas pandang, siluet familiar itu langsung membuatnya yakin seratus persen - orang di jalan itu pasti Li'er!
Tiba-tiba beberapa petir langit menyambar tepat di posisi tempat Li'er berdiri.
Beberapa petir langit? Menyambar Li'er?
Kepala Qin Yu langsung kosong. Awan merah yang semakin pekat perlahan menghalangi pandangannya, membuatnya tak bisa lagi melihat Jalan Huangquan itu. Jaraknya ke seberang hanya tinggal lima atau enam meter.
"Li'er, apakah dia masih hidup? Ah, dia pasti masih punya kunci kemenangan!" Dalam hatinya bergolak, tapi ia berusaha menenangkan diri.
"Pertahananku bahkan tidak sebaik Li'er. Aku saja selamat, pasti dia juga aman."
Namun pada detik itu, beberapa aliran api surgawi menerjang dari samping. Karena pikirannya teralih oleh urusan Li'er, reaksi Qin Yu menjadi lamban. Serangan api ini mengarah ke bagian bawah tubuhnya. Bahkan jika merebahkan diri pun sama sekali tak berguna. Andai saja dia tidak terdistraksi dan terus melangkah perlahan, api itu takkan mengenai dirinya.
Tapi saat ini, semua perkataan sudah tak ada artinya.
Pada momen itu, kilatan kejam terpancar dari mata Qin Yu. Dengan jeritan parau, tubuhnya miring secara tiba-tiba sambil melepas perlawanan terhadap gravitasi. Jalan Huangquan yang sempit itu membuat tubuhnya terjungkal ke samping, lalu terjatuh bebas ke sungai lahar api di bawahnya.
