"Apa yang kau lakukan pada Adik Kedua dan Ketigaku? Apakah kau membunuh mereka? Jika iya, di mana mayat mereka? Katakan, ke mana kau menyembunyikan mereka?!"
Shi Xin kini tampak meledak amarahnya. Ia telah berubah wujud menjadi manusia.
Tiga saudara yang terlahir dari rahim yang sama ini bersama-sama berlatih, bertahan hidup di Lautan Bintang Kerusuhan, dan beruntung melewati Tribulasi Sembilan Sembilan Langit hingga mencapai periode Kesempurnaan.
"Sepertinya asensi sudah dekat, namun di saat ini malah bertemu seorang kultivator yang berpura-pura lemah untuk menipu musuh."
Bahkan kultivator yang belum mencapai periode Kesempurnaan saja bisa mengalahkan total ketiga saudara mereka yang merupakan Dewa, dengan membawa senjata immortal kelas rendah - Mata Kerucut, dan pusaka spiritual bawaan lahir - Mata Misterius. Tapi tetap dikalahkan oleh kultivator yang belum mencapai periode Kesempurnaan.
"Adik kedua dan ketigamu? Oh, jangan khawatir. Mereka belum mati." Kata Qin Yu dengan santai.
Sejak Shi Bing dan Shi Zhan dilempar Qin Yu ke Istana Hijau Yu, wilayah es ini karena tidak ada 'Mata Misterius' yang mempertahankan, mulai mencair perlahan, kabut putih pun menghilang bertahap.
Tinggal Shi Xin seorang, Qin Yu pasti bisa mudah menaklukkannya.
"Kalau belum mati, di mana mereka sekarang?" Tanya Shi Xin dengan cemas.
"Sederhana saja. Menyerahlah, aku akan mengantarmu menemui mereka." Senyuman tipis mengembang di wajah Qin Yu.
Wajah Shi Xin membeku: "Kultivator, kau pikir aku bodoh? Menyerah tanpa perlawanan? Klaimmu bahwa kedua saudaraku tidak dibunuh, apakah itu pasti benar? Siapa tahu kau hanya menipuku."
"Shi Xin, apa... aku perlu menipumu?" Qin Yu membalas bertanya.
Shi Xin tertegun.
Mengingat kemampuan Qin Yu yang luar biasa - seorang kultivator yang bahkan belum mencapai periode Kesempurnaan, namun mampu mengendalikan Api Langit yang ditakuti bahkan oleh Dewa Langit. Jika bukan karena tiga Dewa mereka memiliki Mutiara Mata Misterius yang bisa mengkristalkan Zirah Es Misterius, mungkin Api Langit saja sudah cukup untuk menghancurkan mereka bertiga.
Bukan hanya Api Langit, ada juga pusaka spiritual dengan efek pemulihan yang mengejutkan, senjata immortal yang pernah membuka pertahanan Zirah Es Misterius. Dan... tekanan dahsyat yang tiba-tiba di akhir pertarungan.
Semua ini membuat Shi Xin merasa kultivator di hadapannya begitu penuh misteri.
Tanpa perlu menyebut yang lain, kemampuan menguasai Api Langit, tubuh yang hampir tak bisa dihancurkan, serta kecepatan yang jauh melampauinya - Shi Xin sama sekali tidak mungkin melarikan diri.
"Tentunya tubuh abadi yang dimaksud ini, didasarkan pada ketiadaan serangan terhadap jiwa."
"Jika ada ahli tingkat seperti Zong Jue. Perkiraanku, Qin Yu bahkan belum sempat menghindar, kepalanya sudah hancur oleh serangan, jiwa-nya binasa. Saat itu, kemampuan pemulihan sehebat apapun takkan berguna."
"Jiwa tercerai-berai, sudah pasti kematian tak terhindarkan."
"Tapi Shi Xin belum memiliki kemampuan untuk menghancurkan jiwa Qin Yu seketika."
"Benar, kau tak perlu menipuku. Kami tiga saudara bekerja sama, ditambah Xuanbing Realm masih bisa kau rebut dua saudaraku. Kini aku tanpa Xuanbing Realm, tanpa bantuan saudara, bahkan kabur pun mustahil." Senyum getir Shi Xin, "Baik! Aku setuju untuk menyerah!"
Shi Xin menatap Qin Yu, "Kuharap kau tak mengingkari janji, agar aku bisa bertemu dua adikku."
"Tenang, tentu aku tak akan menipumu."
Qin Yu menggerakkan tangannya, seutas tali hitam otomatis memanjang dan langsung mengikat erat Shi Xin. Hei Yuan ini bagaimanapun adalah artefak spiritual kelas atas, dan mampu berubah wujud tanpa batas.
Bahkan dengan kekuatan Shi Xin, hampir mustahil untuk memutusnya. Talinya melilit berkali-kali lapisan, sekalipun dia sekuat tenaga memutuskan satu lingkaran, masih ada lebih banyak lapisan. Lagipula Hei Yuan bisa menambah lilitannya.
Shi Xin tidak melawan, membiarkan dirinya diikat oleh Qin Yu dengan tali itu.
"Temuilah kedua saudaramu." Qin Yu menggerakkan hatinya, langsung melemparkan Shi Xin ke dalam Istana Hijau Yu.
Tiga Dewa Besar telah dimasukkan ke Istana Hijau Yu, secara alami area es yang ada mulai menghilang. Perlahan, permukaan air yang membeku hancur oleh tekanan air. Zona itu kembali ke wujud aslinya dengan ombak laut bergulung-gulung.
Senyuman mengembang di wajah Qin Yu.
“Dia saat ini memang sangat gembira. Dulu di Paviliun Harta mendapatkan empat Ling Shou Quan, salah satunya digunakan untuk menjinakkan Mò Qílín. Tiga Ling Shou Quan lainnya belum terpakai, sekarang pas diberikan kepada tiga Xuan Bing Shishou ini.”
“Tuan.”
Mò Qílín segera terbang mendekati Qin Yu, “Tuan, apakah musuh sudah diselesaikan?”
“Sudah.” Qin Yu tersenyum, “Xiao Mo, ayo kita masuk ke Immortal Manor.”
Sejak menjinakkan Mò Qílín dulu, Qin Yu pernah membawanya masuk ke Istana Hijau Yu. Jadi Mò Qílín masih mengetahui keberadaan Istana Hijau Yu.
Qin Yu adalah pemilik Istana Hijau Yu. Dia bisa mengizinkan orang lain masuk ke dalamnya.
Tapi jika dia sendiri ingin masuk, dia harus mengeluarkan Istana Hijau Yu dan menempatkannya di suatu lokasi. Baru kemudian dia bisa masuk. Jika tetap disimpan di dalam tubuh, bahkan dia sendiri tak bisa memasukinya.
Istana Hijau Yu ini sangat misterius, volumenya bisa membesar atau mengecil seperti artefak spiritual dan senjata immortal.
Namun dari segi tertentu, Istana Hijau Yu ini memang bisa dianggap sebagai senjata immortal, hanya saja bahan yang dikonsumsi senjata ini benar-benar mengejutkan.
Istana Hijau Yu dikecilkan dan ditempatkan di sudut dasar laut, sekaligus mengaktifkan segel ilusi untuk mengubah wujudnya menjadi seperti karang.
Tubuh Qin Yu berubah menjadi semburan asap dan langsung memasuki Istana Hijau Yu. Adapun Mò Qílín, sudah dikirim masuk ke dalam istana sebelum objek tersebut dikeluarkan.
Di taman Istana Hijau Yu.
Qin Yu duduk di kursi yang terbuat dari batu Yuanling, memandangi tiga singa es mistis yang terpaku tak bergerak di hadapannya, sementara Mò Qílín di sampingnya terkekik-kekik.
Mò Qílín tentu tahu apa yang dipikirkan ketiga singa es itu. Saat pertama kali dia masuk ke sini, istana immortal yang seluruhnya terbuat dari batu Yuanling mentah ini juga membuatnya terperangah.
"Bahkan jika semua tambang Batu Yuanling di Pulau Pengmo digabungkan, masih tidak bisa menyaingi jumlah Batu Yuanling di Immortal Manor ini. Belum lagi manor ini terbuat dari satu balok raksasa Batu Yuanling Mentah utuh."
Shi Xin, Shi Bing, Shi Zhan—tiga saudara ini saling berpandangan, mata mereka dipenuhi keterkejutan.
Batu Yuanling memang pernah mereka jumpai, itu pun setelah membunuh seorang cultivator mandiri delapan tribulasi baru mendapat sepotong kelas rendah Batu Yuanling. Di Lautan Bintang Kerusuhan yang mereka huni sejak lama ini, mereka sangat paham betapa langkanya material tersebut.
"Ya Tuhan, kenapa ada begitu banyak Batu Yuanling di tempat ini?" Tiga saudara Shi itu tertegun bagai disambar petir.
Qin Yu di samping tak terburu-buru, hanya menyeruput sari embun keabadian dengan tenang.
Di Benua Qianlong, ekspresi penduduk desa yang pertama kali menginjakkan kaki di ibu kota persis seperti tiga saudara Shi ini—tercengang, seolah menyaksikan sesuatu yang mustahil.
“Tiga orang.” Qin Yu bersuara.
Shi Xin dan kedua saudaranya baru tersadar. Bos Shi Xin langsung bicara: "Di Xuanbingjing kau sudah membuat kami terkejut, tapi ternyata itu belum semua yang kau miliki. Immortal Manor ini... darimana kau dapatkan begitu banyak Batu Yuanling? Tidak, setiap bagian di sini terlihat menyatu seutuhnya. Mungkin ini... tidak mungkin."
Shi Xin segera terbaring di lantai melakukan pengamatan lebih seksama.
“Satu blok... Apakah seluruh Immortal Manor ini terbuat dari satu Batu Yuanling raksasa?” Shi Xin merasa kepalanya pusing sejenak, ini benar-benar mengejutkan.
Shi Bing dan Shi Zhan juga terbelalak tak percaya.
Batu Yuanling sebesar itu? Di mana ada?
“Tidak, mustahil ada Batu Yuanling sebesar ini. Ini adalah Batu Yuanling Mentah. Hanya saja kualitasnya sangat bagus, hampir tidak terlihat kotorannya.” Qin Yu tersenyum.
Shi Xin bertiga akhirnya adalah Dewa di periode Kesempurnaan. Setelah beberapa saat, mereka kembali tenang.
“Kau tangkap kami ke sini sebenarnya ingin rencanakan apa?” Shi Zhan yang pertama meneriakkan dengan amarah.
Qin Yu tertegun, seolah dirinya sudah menjelaskan alasannya.
Shi Xin melototi adik termuda yang paling tidak bisa tenangkan diri di antara tiga saudara itu, kemudian berkata pada Qin Yu: “Aku tahu apa yang kau inginkan, tapi menjadi binatang roh, pertama tidak ada kemerdekaan. Kedua... Membiarkan Dewa sejati seperti kami menjadi tungangan manusia, sungguh tidak bisa kuterima.”
“Tungangan, bunuh aku pun tetap tidak!” Shi Zhan juga mengaum.
Shi Bing tidak menyelesaikan ucapannya, namun sorot matanya menunjukkan dia sepemikiran dengan kedua saudaranya.
Qin Yu tersenyum getir.
“Ingin menjadikan Dewa sebagai tungangan memang sangat sulit, sudah kugunakan kekuatan militer untuk menaklukkan mereka. Tapi...” Dalam hati Qin Yu merasa pasrah.
Awalnya saat menerima Mò Qílín sebagai Dewa, ada perjanjian bahwa setelah Qin Yu mencapai asensi, Mò Qílín akan dikembalikan kebebasannya. Cuma diminta melindungi keluarga Qin Yu, sehingga Mò Qílín bersedia menjadi tungangannya.
Sedangkan untuk menaklukkan tiga Dewa di hadapan ini, benar-benar sulit.
"Benarkah kalian tidak mau?" Qin Yu bertanya lagi, namun kali ini wajahnya tak lagi tersenyum, terlihat membeku.
Tiga bersaudara Xuanbing Lion Beast menggelengkan kepala dengan tegas.
"Dewa pada dasarnya lebih mulia dari manusia. Mustahil kami mau jadi tungangan manusia!" kata Shi Zhan dengan angkuh.
Di mata para Dewa, mereka memang lebih tinggi derajatnya daripada manusia.
Tentu, dari sudut pandang manusia, Dewa dianggap sebagai monster berbakat luar biasa. Meski kekuatannya mengerikan, manusia tetap yakin merekalah makhluk paling mulia di alam semesta.
"Bahkan jika kau bunuh kami, tetap mustahil!" seru Shi Xin.
Pantang menyerah sampai titik darah penghabisan.
Mò Qílín berkata pada Qin Yu: "Penguasa baru, membuat Dewa menjadi tunggangan itu sangat sulit... Kecuali kau bisa membuat mereka yakin dari dasar hati bahwa kau lebih mulia dari mereka. Meski kekuatanmu telah menaklukkan mereka, tapi sulit membuat mereka menganggapmu lebih tinggi."
Qin Yu menatap sorot mata tiga Dewa itu, dalam hatinya tahu bahwa berbicara lebih lanjut takkan berguna.
"Baiklah, karena kalian tidak mau, tinggallah di halaman pribadi Istana Hijau Yu. Tapi jangkauan kegiatan kalian cuma sebatas halaman itu saja."
Qin Yu menggerakkan hati, langsung memindahkan tiga Dewa itu ke sebuah halaman tertutup.
Seluruh Istana Hijau Yu tertutup segel larangan. Barang apapun bisa dipindahkan ke bagian mana pun dalam istana, tentu... dengan syarat utama mereka tak bisa melawan segel tersebut.
"Jika datang seorang Xiandi, dengan kekuatan Qin Yu mengaktifkan segel larangan, perkiraanku lawan bisa langsung menghancurkannya. Tapi tiga Lembaga Es Misterius ini ingin menghancurkan segel yang dipasang Immortal Terbalik Niyang? Sama sekali mustahil."
……
Setelah menempatkan tiga Lembaga Es Misterius di Istana Hijau Yu, Qin Yu juga meninggalkan Mo Qilin di sana. Hanya dirinya sendiri yang mengendalikan senjata immortal kelas menengah, melesat dengan kecepatan tertinggi menuju timur laut.
Waktu berlalu, sekejap mata sebulan telah berlalu.
Qin Yu yang telah mencapai tahap pertengahan tribulasi, dengan tubuh saat ini dan pedang immortal kelas menengah. Kecepatan terbangnya telah mencapai tingkat yang sangat mengejutkan, puluhan kali lebih cepat dibanding saat masih di tahap awal Inti Bintang.
"Kakak, sekarang kau di mana? Aku dan si Burung Jorok baru saja melewati 'Pulau Rumput Hitam'." Hou Fei mengirim pesan melalui token komando.
Qin Yu menyapu sekeliling dengan kesadaran spiritualnya, dalam hati mengingat peta Lautan Bintang Kerusuhan lalu mendadak sangat bersukacita.
"Fei Fei, Xiao Hei. Saat ini aku sudah dekat dengan pulau Tuan Hijau, perkiraan satu hari lagi kita akan bertemu." Hati Qin Yu dipenuhi kegembiraan.
Sejak hari itu bersama Li'er menjelajahi Lautan Bintang Kerusuhan untuk menyelidiki Vila Sembilan Pedang Dewa, ia belum pernah bertemu Xiao Hei dan Fei Fei sama sekali.
"Kak, setelah melewati Tribulasi Sembilan Sembilan Langit, aku dan si Burung jorok sudah bisa berubah menjadi manusia seutuhnya. Kau tahu tidak wujud kami seperti apa? Hehe, berbeda dengan bentuk ilusi dulu lho," kata Hou Fei melalui telepati.
Dalam hati, Qin Yu mulai membuat perkiraan.
Makhluk Dewa yang berhasil melewati Tribulasi Sembilan Sembilan Langit akan memperoleh wujud manusia sejati. Bentuk ini bukan ilusi, melainkan transformasi alami. Meski bisa mengubah penampilan, wajah dasarnya tetap sama.
Setelah sehari berlalu.
Dengan kecepatan penuh dan komunikasi rutin melalui token komando, kesadaran spiritual Qin Yu lebih dulu mendeteksi kedua saudaranya.
Dalam sekejap kesadaran spiritual, Hou Fei dan Hei Yu sudah tiba di hadapan Qin Yu.
Hanya dengan merasakan aura mereka, Qin Yu langsung bisa membedakan siapa yang mana di antara keduanya.
Hou Fei mengenakan zirah hijau kebiruan, wajahnya selalu dihiasi senyuman dengan mata yang menyipit karena tertawa. Posturnya agak ramping, menyerupai pemuda berusia dua puluh tahun.
Hei Yu memakai zirah hitam penuh sisik berbentuk bulu burung. Tubuhnya kurus seperti remaja lima belas tahun, namun memancarkan kilatan dingin dari seluruh tubuhnya.
"Haha, Kakak! Wujud manusiaku keren kan? Si burung jorok ini malah kayak anak kecil belum dewasa. Lihat tuh, bibir merah gigi putih... Wuih!" canda Hou Fei sambil menyeringai.
Alis Hei Yu berkerut. Ia melirik Hou Fei dan mengeluarkan dua kata: "Memilih diam!"
Seketika, Hei Yu menatap Qin Yu, matanya memancarkan kegembiraan yang tak bisa disembunyikan. Bagaimanapun, kedua saudara ini sudah lama berpisah.
"Kakak." Hei Yu hanya mengucapkan dua kata ini.
Qin Yu saat ini sangat bersemangat: "Bagus, bagus, sungguh luar biasa." Tiba-tiba Qin Yu teringat Istana Hijau Yu miliknya yang belum pernah dilihat kedua saudaranya, segera berkata, "Fei Fei, Xiao Hei, dulu di Vila Sembilan Pedang Dewa aku mendapatkan sebuah istana dewa. Akan kuajak kalian berkeliling."
Setelah berkata demikian, Qin Yu langsung menarik kedua saudaranya menyelam ke dalam Lautan Bintang Kerusuhan.
