Postur tubuhnya kurus, namun kulitnya sehalus giok. Matanya tidak besar, namun kilatan listrik seolah terkonsentrasi di bola matanya.
Inilah Yu Liang—Sanyao dua belas tribulasi, manusia terkuat di Hutan Belantara Tak Bertepi.
Di belakangnya berdiri tiga sosok. Salah satunya bertubuh tinggi kurus dengan sorot mata dingin bagai ular berbisa, seluruh tubuhnya terbungkus jubah hitam raksasa yang memberi kesan suram, gelap, dan menakutkan. Inilah ahli terkuat kedua setelah Yu Liang—Sanyao sebelas tribulasi, Dewa Binatang 'Ular Sembilan Kepala' Kong Cao, pemimpin Tiga Raksasa Iblis di bawah komando Yu Liang.
"Ada satu lagi yang postur tubuhnya hampir sama dengan Yu Liang, hanya saja ototnya berbentuk aerodinamis, seluruh kulitnya berwarna hitam pekat seperti satin hitam. Inilah salah satu dari Tiga Raksasa di bawah komando Yu Liang — Sanyao sebelas tribulasi, hewan suci 'Macan Tutul Aliran Listrik' Xing Shou."
"Yang terakhir, wajahnya tegas berkarakter, pakaian prajurit merah menyala menyelubungi tubuhnya bagai kobaran api, otot-ototnya kokoh seperti batu karang. Inilah anggota terakhir dari Tiga Raksasa Yu Liang — Sanyao sebelas tribulasi, hewan suci 'Singa Api Batu' Wu Shan."
"Kekuatan Sanyao sangat luar biasa. Meski ketiga Sanyao ini sama-sama melewati sebelas tribulasi, namun karena status mereka sebagai hewan suci, kekuatan mereka jelas melampaui Sanmo sebelas tribulasi. Kekuatan masing-masing dari mereka hampir menyamai Wu Hei."
"Yang Mulia, lukisan tinta itu sudah direbut oleh Zhenren Mingliang. Saat ini kami..." Xing Shou berbisik bertanya.
Suara kuat Wu Shan bergema: "Xing Shou, para sanxian/Sanmo itu kekuatannya jauh lebih lemah dari kita, buat apa pusing-pikir? Langsung serbu Benua Tenglong, lalu kita rampas saja harta mereka!"
Kong Cao tidak bersuara, hanya memandangi Yu Liang.
Yu Liang mengangguk perlahan, berbisik: "Kekuatan individual sanxian/Sanmo memang biasa saja, tapi Zhenren Mingliang dan Wu Kongxue adalah pengecualian. Perkiraanku, kekuatan mereka hampir setara denganku. Tapi...aku yakin bisa mengungguli mereka."
"Ingat! Begitu tiba di Benua Tenglong, jangan bertindak sembrono. Meski kekuatan individual mereka lemah, sanxian/Sanmo ahli dalam formasi. Begitu beberapa dari mereka bersatu membentuk formasi, kekuatan mematikannya akan berlipat ganda!" Yu Liang mengeluarkan perintah tegas.
Mendengar perkataan Yu Liang, tiga raksasa di bawah komandonya langsung memahami maksudnya.
Yang Mulia Yu Liang telah memutuskan untuk menuju Benua Tenglong.
Di Hutan Belantara Tak Bertepi, sebagian besar cultivator monster berasal dari suku binatang melata dan suku burung. Di antara mereka, suku binatang melata memiliki kekuatan terkuat. Cultivator monster terbagi menjadi tiga kategori utama: binatang melata, burung, dan bersisik. Secara keseluruhan, kekuatan Hutan Belantara Tak Bertepi jika digabungkan sama sekali tidak kalah dengan klan Naga.
"Bersiap-siaplah, sekaligus perintahkan delapan belas penjaga untuk berkumpul. Kali ini hanya kita berempat bersama delapan belas penjaga yang akan pergi ke Benua Tenglong... Huu, terakhir kali pergi ke Benua Tenglong sudah lebih dari 3.000 tahun yang lalu, benar-benar dinanti-nanti." Sudut bibir Yu Liang mengembang senyum tipis, kumis delapan karakternya juga sedikit bergerak.
"Siap."
Tiga raksasa monster itu membungkuk patuh.
Mereka semua memahami bahwa kali ini akan ada peristiwa besar yang akan dimainkan. Seluruh kekuatan puncak Sanyao dari Hutan Belantara Tak Bertepi diberangkatkan, ini jelas merupakan hal yang luar biasa.
Faksi Sanmo (Iblis Sanxian) dan faksi Sanxian saling bertarung, sementara faksi Sanyao dari Hutan Belantara Tak Bertepi bersiap menuju Benua Tenglong untuk memicu badai besar. Bagaimana reaksi suku Long yang selama ini tetap bersembunyi di balik layar meski kekuatannya luar biasa?
Sementara itu, Lautan Bintang Kerusuhan yang merupakan wilayah terkuat justru tidak memihak pihak manapun karena dihuni oleh Sanyao, Sanmo, dan Sanxian yang berkumpul bebas. Mereka tidak memiliki saluran komunikasi dengan dunia atas. Ditambah dengan upaya penyembunyian rahasia Peta Potian oleh pasukan Benua Tenglong, suku Long, dan Hutan Belantara Tak Bertepi, maka Lautan Bintang Kerusuhan sama sekali tidak mengetahui misteri Peta Potian.
Seandainya mereka tahu dan ikut campur, kekacauan pasti akan semakin menjadi-jadi.
Namun terlepas dari segala kekisruhan tersebut, Dinasti Qin dan Dinasti Ming di Benua Qianlong kini justru menerima pukulan dahsyat yang belum pernah dialami sebelumnya.
Serangan tanpa ampun dari dua cultivator mandiri level dua belas tribulasi telah menghancurkan puluhan kota, ratusan kota kecil dan desa tak terhitung jumlahnya. Kematian mencapai puluhan juta jiwa, seketika itu Dinasti Qin dan Dinasti Ming berada dalam gejolak. Pekerjaan menempatkan puluhan juta penyintas saja sudah menjadi masalah besar.
Yang paling menderita adalah Dinasti Qin.
Dari puluhan kota yang hancur, ibu kota Dinasti Qin mengalami kerusakan terparah. Hampir 90% populasi tewas, sisanya tidak sampai 10%. Para penyintas umumnya bersembunyi di ruang bawah tanah atau ruang rahasia untuk selamat. Sebagian kecil beruntung berada di sudut-sudut kota yang tidak tertimpa reruntuhan bangunan.
……
Qin Zheng saat ini tinggal di sebuah rumah pertanian di pinggiran ibu kota. Pasukan yang bermarkas di luar ibu kota sebagian besar selamat, kini sedang menangani urusan pemulihan pasca bencana.
“Yang Mulia, populasi ibu kota sebelumnya mencapai jutaan, sekarang yang bertahan mungkin hanya sekitar 100.000 saja. Ini pun karena dua ahli tingkat lanjut itu tidak bermaksud menghancurkan kota.” Ekspresi Jenderal Wang Zhi juga dipenuhi kesedihan, mengingat begitu banyak korban jiwa.
Wang Zhi melanjutkan: “Tapi kerugian terbesar adalah... para pejabat Dinasti Qin yang berhak menghadiri sidang pagi, hampir semua pejabat yang bermukim di ibu kota tewas, hanya Wakil Menteri Pekerjaan Umum Li Yun yang masih hidup.”
Perih makin terasa di hati Qin Zheng.
Seluruh aparat pemerintah dan militer kerajaan nyaris punah dalam sekejap.
Bagi sebuah dinasti, ini pasti pukulan yang sangat berat. Untungnya para kepala kota lain, komandan militer, dan pasukan tidak mengalami kerugian apa pun. Selama militer tetap utuh, negara tidak akan kacau.
Tapi memilih generasi baru pejabat pemerintah dan militer, mana mungkin semudah itu?
“Dari para pangeran, Pangeran Kelima, Pangeran Kedelapan, dan Pangeran Kedelapan Belas masih bertahan. Hanya Putri Mingyang yang selamat dari para putri. Dari selir-selir harem, hanya Selir Gong yang tersisa. Anggota keluarga kerajaan dari cabang samping hampir musnah, dari ratusan anggota kini hanya tersisa enam.” Suara Wang Zhi terdengar sangat tertahan.
Tubuh Qin Zheng mulai gemetar.
"Ada kabar apa lagi?" Suara Qin Zheng datar tanpa emosi.
Wang Zhi tak berani menjawab. Ia bisa merasakan kesedihan Qin Zheng saat ini, hanya menggelengkan kepala.
Qin Zheng menarik napas dalam-dalam: "Jenderal Wang, penempatan personel yang selamat harus ditangani baik. Untuk sementara, warga ibu kota yang selamat kuserahkan padamu. Hamba butuh ketenangan. Esok hari, hamba akan mulai menangani hal-hal ini."
Saat ini Qin Zheng membutuhkan ketenangan dan perenungan. Kondisinya sekarang sama sekali tidak memungkinkannya menangani urusan dengan baik.
"Baik, Yang Mulia." Wang Zhi membungkuk patuh.
"Baik, kau boleh pergi sekarang." Qin Zheng melambaikan tangan, sementara dirinya sendiri berbalik memasuki ruangan. Tiga pangeran yang bertahan, seorang putri, dan seorang selir berada di halaman, tak ada yang berani masuk mengganggu Qin Zheng.
Dengan suara 'kreek' yang panjang, pintu besar ruangan tertutup rapat.
Para pangeran, putri, dan Selir Gong saling memandang, kegelisahan terpancar dari sorot mata mereka.
"Pangeran Kelima, apakah ibuku, kakak putra mahkota, pangeran ketiga, dan pangeran-pangeran lain... mereka semua mati?" Putri Mingyang yang baru tiga belas tahun ini masih belum bisa menerima kenyataan bahwa puluhan kakak-adik laki-lakinya dan beberapa saudari perempuannya cuma bertahan sedikit.
Pangeran Kelima yang kini menjadi pangeran tertinggi yang tersisa pun tengah berjuang menekan gejolak di hatinya.
Di dalam ruangan.
Qin Zheng tetap berdiri kaku, matanya tak lepas dari potret yang tergantung tepat di tengah ruang utama.
Entah berapa lama berlalu, terdengar suara parau yang bergetar menahan duka:
"Ayahanda Kaisar, klan Qin yang megah ini, kini total populasi hanya tersisa puluhan orang. Ayahanda, putramu telah mengecewakanmu." Qin Zheng berlutut dengan keras, dentuman keras terdengar saat lututnya menghantam lempengan batu, namun sama sekali tidak memperhatikan rasa sakit itu.
Air mata membanjiri seluruh wajahnya.
Klan Qin, bahkan tanpa menghitung Kaisar Qin Shi Huang, telah melanjutkan garis keturunan selama ribuan tahun. Meski anggota inti tak banyak, jika ditambah cabang keluarga hampir mencapai seribu orang. Sejak klan Qin menjadi keluarga kerajaan, anggota cabang itu pun diangkat sebagai anggota keluarga kerajaan dan hampir seluruhnya menetap di ibu kota.
Hanya dalam perkembangan satu hari, ibu kota dihombardir sampai ke dasarnya.
Bahkan dengan menambahkan anggota keluarga kerajaan di luar ibu kota, populasi klan Qin hanya tersisa puluhan orang.
Sebuah keluarga kerajaan terhormat yang 95% anggotanya musnah. Sebagai kepala suku klan Qin sekarang sekaligus Kaisar Dinasti Qin yang baru, Qin Zheng tak bisa lepas dari tanggung jawab. Meski sebenarnya sama sekali bukan kesalahannya, ia sendiri tak bisa memaafkan dirinya.
Setelah waktu yang cukup lama.
Bersamaan dengan bunyi pintu besar yang terbuka, Qin Zheng dengan tatapan penuh tekad keluar dari ruangan. Para pangeran dan putri di luar segera memandanginya. Qin Zheng berkata datar, "Penjaga Liang Shen, segera sampaikan semua kabar di tempat ini kepada adik ketigaku."
"Ya."
Sebuah suara tiba-tiba bergema di halaman.
Qin Yu telah memasukkan tiga ekor Binatang Es Misterius ke dalam Istana Hijau Yu. Saat ini, dia bersama Hou Fei dan Hei Yu, tiga saudara ini sedang melesat dengan kecepatan penuh menuju Benua Qianlong.
Qin Yu membawa pedang immortal kelas menengah, Hou Fei memegang tongkat hitam yang aneh, sementara Hei Yu membawa ‘tombak menembus awan’ yang bahannya persis sama dengan ‘tongkat hitam’ Hou Fei. Qin Yu pernah menguji kekuatan tongkat hitam dan tombak itu dengan pedang immortal miliknya.
Tongkat hitam dan tombak itu sungguh penuh keanehan.
Dalam hal kekuatan serangan, keduanya bahkan sedikit lebih lemah dibanding pedang immortal Qin Yu.
Namun dalam hal tingkat kekerasan, bahkan pedang immortal pun mustahil meninggalkan sedikit pun bekas luka pada tongkat hitam atau tombak menembus awan.
Di antara tiga saudara, Hei Yu yang tercepat. Setelah melewati Tribulasi Sembilan Sembilan Langit, ia dapat menguasai teknik kelincahan gerak. Begitu teknik ini diaktifkan, seluruh tubuhnya akan berubah menjadi sinar hitam yang sangat tajam, kecepatannya jauh melampaui Qin Yu.
Hou Fei juga memiliki teknik gerak khusus. Saat diaktifkan, kecepatannya setara dengan kecepatan terbang penuh Qin Yu.
Teknik gerak Hou Fei dan Hei Yu berasal dari memori warisan yang diturunkan dalam garis keturunan mereka.
Ketiganya terbang dengan gesit, namun Qin Yu sama sekali tidak bisa tersenyum. Senyumnya selalu tertutupi bayang-bayang kekhawatiran.
"Kakak, jangan kau khawatir. Bukankah kau sudah meminta Kakak kedua untuk memberikan Peta Potian itu kepada mereka? Mereka pasti tidak akan menyerang saudaramu setelah mendapatkan Lukisan Tinta. Lagipula Kakak kedua hanyalah Orang Biasa, cultivator mandiri tidak akan mau menurunkan status mereka sendiri." Hou Fei membujuk.
Hei Yu juga tahu suasana hati Qin Yu saat ini, menghibur: "Tenang saja Kakak, mereka sudah mendapatkan Lukisan Tinta, ditambah reputasi Paman Lan. Pasti mereka tidak akan berani bertindak semena-mena."
Qin Yu mengerahkan senyuman paksa untuk menyapa saudara-saudaranya.
"Kalau hanya satu pihak yang datang, aku sama sekali tidak khawatir, tapi..." suara Qin Yu gemetar, "Yang paling kutakutkan adalah beberapa faksi datang dan mulai bertarung di Benua Qianlong. Dengan kekuatan cultivator mandiri, begitu pertempuran meletus di daratan itu... orang biasa sama sekali tidak bisa menahan. Kakak keduaku, para kakak ipar dan keponakan-keponakanku bisa terkena imbas jika tidak hati-hati."
Inilah pondasi dasar kekhawatiran yang menggerogoti hati Qin Yu.
Namun kekhawatiran itu sia-sia. Bagaimana mungkin para selir yang merupakan permaisuri atau selir istana, serta para pangeran muda yang merupakan anak-anak mereka, bisa tiba-tiba menghilang dan bersembunyi di Pavilion Bintang tanpa mencurigakan?
Dalam gelombang kecemasan, Qin Yu terus terbang selama beberapa waktu.
Pada hari ini, Qin Yu masih terbang dengan kecepatan penuh. Tiga saudara ini menerbangkan diri secara gila-gilaan dengan mengkonsumsi kekuatan yang sungguh mengejutkan. Qin Yu bisa cepat pulih karena memiliki Nyawa Kekal dalam tubuhnya, sedangkan Hou Fei dan Hei Yu terus menyerap energi alam semesta untuk memulihkan kekuatan selama penerbangan.
Meski begitu, dalam hitungan hari saja, keduanya telah menelan satu pil Sheng Sheng Zao Hua Dan.
"Hm?" Qin Yu bergetar hebat dalam hati.
Karena ia merasakan pesan masuk melalui token komandonya, ia segera mengeluarkannya.
Hou Fei dan Hei Yu langsung memandangi Qin Yu.
Qin Yu menyapu sekeliling dengan kesadaran spiritualnya.
"Raja Paviliun, waktu itu Yang Mulia menurut nasihatmu menyerahkan Peta Potian kepada tamu itu. Tapi saat akan menyerahkan peta, tiba-tiba muncul ahli yang menggunakan lompatan ruang. Para cultivator mandiri yang datang lebih dulu khawatir peta itu direbut, lalu melancarkan serangan gelombang suara. Dengan satu geraman rendah, enam puluh persen area istana hancur menjadi debu."
"Melihat ini, wajah Qin Yu seketika berubah pucat.
Dia bisa menebak level ahli seperti apa kedua orang itu, kemungkinan besar kedua ahli tersebut adalah ahli dua belas tribulasi.
Begitu dua ahli dua belas tribulasi bertarung, apa akibatnya?
Dan serangan gelombang suara yang disebut tadi.
Hati Qin Yu bergetar hebat.
Serangan gelombang suara menyebar ke sekeliling dari pusat penggunanya. Saat itu, kakak kedua pasti berada di dekatnya. Dengan kekuatan kakak kedua yang baru mencapai tingkat Xiantian, mungkinkah dia bisa menahan serangan gelombang suara dari cultivator mandiri dua belas tribulasi?
"Bagaimana dengan kakak kedua saya? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Qin Yu buru-buru.
"Raja Paviliun, Yang Mulia selamat. Di ruang studi kekaisaran sudah dipasang mekanisme tersembunyi untuk mencegah pembunuhan musuh. Reaksi Yang Mulia sangat cepat, begitu Peta Potian direbut, Beliau langsung masuk ke terowongan bawah tanah menuju Lei Shan Ju," jawab Penjaga Liang melalui token komando.
Qin Yu menghela napas lega.
"Hanya saja, kekuatan kedua cultivator mandiri itu terlalu hebat. Mereka bertarung mati-matian demi Peta Potian, menghancurkan ibu kota dan istana. Populasi ibu kota berkurang lebih dari sembilan puluh persen, selir dan para pangeran hampir punah. Dari para pangeran, hanya Pangeran Kelima, Pangeran Kedelapan, dan Pangeran Kedelapan Belas yang bertahan. Dari para putri, hanya Mingyang yang masih hidup. Anggota keluarga cabang klan Qin di ibu kota juga hanya tersisa enam orang. Sementara Dinasti Qin kehilangan lebih dari 10 juta jiwa akibat pertempuran besar kedua cultivator ini."
Hati Qin Yu langsung tenggelam.
Qin Yu sangat memahami struktur klan Qin. Anggota keluarga cabang memang hanya puluhan yang tersebar di kota-kota lain, namun sebagian besar tinggal di ibu kota. Kini dari hampir seribu anggota cabang hanya tersisa enam, sementara anggota keluarga garis keturunan langsung juga hanya tinggal beberapa orang.
Saat itu, bayangan-bayangan wajah bermunculan dalam benaknya.
Putra Mahkota Qin Guan yang bijaksana, Putri Chunxiao yang manis, Pangeran Ketujuh Qin Xu yang terpelajar dan mahir bermain Go...
Dan para pelayan di Kediaman Pangeran Yu yang merawatnya, kepala pelayan yang sering tertidur...
Dan yang terpenting adalah anggota keluarga klan kita sendiri!
"Mati, semuanya mati..." Qin Yu merasakan sakit yang menusuk di hatinya.
"Korban jiwa melebihi 10 juta, klan Qin kami bahkan hampir punah. Baik, baik." Mata Qin Yu memerah, "Kalian begitu berhati kejam, jangan salahkan aku nanti. Batu Yuanling kelas tertinggi? Memang aku punya satu. Lebih baik aku bongkar seluruh sayap timur Istana Hijau Yu, eksplorasi dengan teliti batu Yuanling mentah itu, setidaknya bisa dapat beberapa Batu Yuanling kelas tertinggi."
Sinar jahat muncul di mata Qin Yu.
Serang! Merusak Istana Hijau Yu itu apa artinya? Dengan beberapa Batu Yuanling kelas tertinggi, seorang Golden Immortal level 5-6 bisa menghancurleburkan seluruh Benua Tenglong dengan mudah.
"Istana Hijau Yu, aku saja merasa terlalu besar. Benua Tenglong..." Sinar jahat berkobar-kobar di mata Qin Yu.
“Kakak, ada apa sebenarnya?” Hou Fei dan Hei Yu melihat penampilan Qin Yu yang bermata merah, dalam hati mereka mulai khawatir.
“Mati, semuanya mati.” Suara Qin Yu terdengar rendah, menyimpan aura pembunuhan.
Hou Fei dan Hei Yu sama sekali tidak mengetahui detailnya, namun hanya dari ekspresi Qin Yu dan kalimat 'mati, semuanya mati' itu, sudah cukup membuat mereka memahami situasinya.
“Hampir seluruh klan Qin punah, generasi penerus nyaris habis terbunuh, istana kerajaan hancur lebur, bersih, dihancurkan sampai tak bersisa! Kalian membunuh dengan begitu mantap, aku pun akan membalas 'kepuasan' kalian dengan setimpal.” Seluruh tubuh Qin Yu gemetar.
Hou Fei bahkan lebih garang daripada Qin Yu.
“Bunuh, Kakak! Ke Benua Tenglong, bunuh!” Hou Fei juga memancarkan tekad pembunuhan.
"Fei Fei, Xiao Hei, percepat menuju Pulau Jinmu, langsung ke Benua Tenglong melalui formasi teleportasi kuno." Suara Qin Yu dingin. Hampir seluruh klan Qin musnah, generasi penerus mereka hampir dibasmi seluruhnya. Korban Dinasti Qin bahkan melebihi sepuluh juta jiwa.
Apakah Qin Yu akan membiarkan begitu saja si pembunuh bertanggung jawab atas semua ini?
Dengan boneka Swordsman Immortal sebagai senjata serangan dan Istana Hijau Yu sebagai perisai, siapa di Benua Tenglong yang bisa menghalangi Qin Yu yang sudah merah matanya?!!!
"Pergi."
Tiga saudara itu berubah menjadi kilatan cahaya, melesat ke arah Pulau Jinmu. Zhenren Mingliang dan Wu Kongxue - di mata mereka sama sekali tak berharga membantai beberapa puluh juta Orang Biasa. Namun mereka tak menyadari, kelalaian mereka...
...telah membangkitkan iblis yang akan membuat Benua Tenglong gemetar ketakutan!
