Di halaman yang sunyi, meja batu kuno, enam tujuh piring hidangan kecil, dua kendi arak.
Qin Yu dan Qin Zheng duduk mengobrol.
“Xiao Yu, untung kau kembali kali ini. Jika tidak, keluarga kita pasti akan mengalami kerusakan parah.” Qin Zheng tersenyum ringan di wajahnya, hatinya terasa lebih lega.
Sejak Mò Qílín memberitahu Qin Zheng tentang kepulangan Qin Yu, Qin Zheng sudah merasa tenang sepenuhnya.
“Kakak kedua, sebenarnya apa yang terjadi?” Qin Yu bertanya.
Qin Zheng menjawab sambil tertawa: “Sejak kepergianmu, klan Qin kami tetap berkembang perlahan. Pulau Pengmo di Lautan Bintang Kerusuhan juga terus melindungi kami, membuat perkembangan klan kami tetap stabil. Namun puluhan tahun lalu, kepala Pulau Pengmo ‘Lian Chong’ melakukan asensi.”
“Lian Chong?” Dalam benak Qin Yu muncul kilasan adegan saat menyelamatkan Lian Chong melewati tribulasi sanxian kedelapan dulu.
“Benar, setelah Zong Jue asensi, ibu Lian Chong menjadi Kepala Pulau baru Pulau Pengmo. Setelah ibu Lian Chong asensi, ayah Lian Chong yang menjadi Kepala Pulau berikutnya. Dengan bimbingan orang tua dan kekuatan yang cukup, Lian Chong akhirnya meneruskan jabatan sebagai Kepala Pulau Pengmo setelah ayahnya.” Qin Zheng tersenyum, “Lian Chong selalu mengingat kebaikanmu. Selama ini dia cukup memperhatikan keluarga kami, membuat klan Qin tetap stabil tanpa kesulitan berarti.”
Qin Yu menganggukkan kepala.
“Aku harus berterima kasih pada Lian Chong suatu saat nanti.” ujar Qin Yu sambil tersenyum.
“Tapi sejak Lian Chong asensi ke dunia iblis, keluarga kita mulai menghadapi masalah.” keluh Qin Zheng dengan pasrah.
“Masalah apa?” tanya Qin Yu.
Qin Zheng menghela nafas, “Ingatkah, sebelum kau asensi ke dunia immortal, iblis, dan siluman dulu, kau pernah meninggalkan beberapa senjata immortal di keluarga? Salah satunya adalah satu set senjata immortal kelas tertinggi yang kau tetapkan sebagai harta warisan klan Qin?”
"Benar, ini aku tahu. Dulu di Negeri Niuyang mengambil begitu banyak senjata immortal, meninggalkan di rumah memang seharusnya." Qin Yu mengingatnya benar-benar jelas.
Dulu setelah berlatih keras sukses di Huang Shi Xing dan kembali, Qin Yu yang sempat tinggal di rumah beberapa hari telah mengaturkan segalanya untuk keluarga Qin. Satu set senjata immortal kelas tertinggi itu terdiri dari jubah zirah immortal kelas tertinggi dan pedang immortal kelas tertinggi.
"Kami memahami prinsip 'harta jangan dipamerkan'. Set senjata immortal kelas tertinggi itu juga tidak kami beritahu orang luar. Hanya Lian Chong yang pernah berjasa pada kami yang tahu... Tak disangka Lian Chong mungkin telah memberitahukan pada beberapa ahli di Pulau Pengmo. Kini Kepala Pulau Pengmo yang baru mulai mengincar set senjata immortal kelas tertinggi kami." Qin Zheng mengungkapkan dengan pasrah.
Aura pembunuhan muncul di mata Qin Yu.
Ancaman terhadap bangsaku sendiri, terlebih ancaman 'kepunahan garis keturunan', lebih baik diselesaikan secepat mungkin.
“Namun keluarga Lian Chong yang bertiga menjabat sebagai Kepala Pulau Pengmo, pengaruh Lian Chong terhadap Pulau Pengmo masih sangat besar. Kepala Pulau yang baru itu tidak berani menyerang langsung, dia khawatir ditentang oleh beberapa tetua Pulau Pengmo.” Qin Zheng berkata sambil tersenyum.
Qin Yu menebaknya.
Untuk kekuatan sebesar Pulau Pengmo, jika tidak memiliki kemampuan tak tertandingi seperti Zong Jue, umumnya orang yang menjadi Kepala Pulau pasti harus mempertimbangkan pendapat para tetua dan ahli di Pulau Pengmo.
Keluarga Lian yang bertiga semuanya pernah menjadi Kepala Pulau, sebelum asensi Lian Chong juga telah menitipkan pesan kepada beberapa tetua. Secara alami Kepala Pulau yang baru tidak berani memaksa secara terang-terangan.
“Karena itu, Kepala Pulau yang baru memberitahu kabar ini kepada seseorang - penguasa Hutan Belantara Tak Bertepi saat ini, seekor iblis yang terdispersi dari dua belas tribulasi bernama 'Xiu Ku', kekuatannya sangat luar biasa!” Qin Zheng berkata dengan sungguh-sungguh.
Qin Yu tersenyum dingin.
Dua Belas Jie Sanyao, yaitu Yao Langit level sembilan. Kekuatan seperti ini hanya berani menguasai di dunia mortal. Di hadapanku saat ini... Yao Langit level sembilan seperti ini, meski datang 10.000, diperkirakan bisa dihilangkan dengan lambaian tangan, karena memang bukan satu tingkat.
"Dua Belas Jie Sanyao, Penguasa Hutan Belantara Tak Bertepi sebelumnya Yu Liang juga pernah ingin merebut senjata immortal Keluarga Qin dan meregang nyawa. Apakah Penguasa Hutan Belantara Tak Bertepi yang baru ini tidak mengambil pelajaran?" kata Qin Yu dengan nada dingin.
Qin Zheng menggelengkan kepala: "Sangat normal. Dua Belas Jie Sanyao itu adalah Dewa Tingkat Atas. Di Lautan Bintang Kerusuhan atau Suku Long, tidak ada Dewa Super yang muncul. Di dunia ini, benar-benar tak ada yang bisa mengalahkan Penguasa Hutan Belantara Tak Bertepi yang baru itu."
"Ketika harimau tak ada di gunung, monyetlah yang menjadi raja." Qin Yu tersenyum tipis.
Ia ingat, di masa lalu sebelum asensinya, Fang Tian si Naga Emas Berkaki Lima, Zong Jue si Burung Roc Bersayap Emas, serta beberapa utusan dunia atas yang turun ke bumi. Para ahli ini bertarung sengit memperebutkan harta karun di Negeri Niuyang.
"Level seperti Yu Liang saat itu hanyalah orang picik belaka."
Dulu aku baru mencapai periode Kesempurnaan, sudah berani bertarung dengan mereka. Sekarang kekuatanku setara dewa, tapi malah membiarkan keluargaku dihina oleh orang picik semacam ini! Qin Yu seketika memancarkan kesadaran spiritualnya, menyelimuti seluruh Zixuanxing.
"Apa kata mereka berdua?" Qin Yu menatap kakak keduanya.
Qin Zheng menjawab, "Awalnya cuma ancaman, aku abaikan. Baru-baru ini, mereka mengirim utusan menyampaikan pesan: dalam setahun harus menyerahkan set senjata immortal kelas tertinggi itu, atau mereka akan menyerang tanpa peduli wajah lagi."
"Sepertinya mereka masih punya kekhawatiran." Qin Yu tersenyum tipis.
Qin Zheng mengangguk, "Tentu saja. Kepala Pulau Pengmo yang baru dan penguasa Hutan Belantara baru itu takut di dunia immortal, iblis, dan siluman nanti akan menerima serangan balasan. Soalnya keluarga Zong Jue dan Lian Chong di dunia iblis pasti lebih kuat dari mereka."
“Kedua orang ini jika menyerang, pasti akan membunuh seluruh anggota keluarga Qin.” Qin Yu menyeringai dingin, “Mereka tentu ingin memotong rumput sampai ke akarnya.”
Qin Yu mampu memahami pikiran kedua orang ini.
Bagaimanapun juga dunia immortal, iblis, dan siluman itu luas tak berujung. Di mata mereka... bahkan jika suatu hari nanti seluruh klan Qin di dunia itu mengetahui kabar ini, menemukan mereka di hamparan tak bertepi itu adalah hal yang mustahil. Inilah yang membuat keduanya berani bertindak seperti ini.
“Mereka tidak menyangka Xiao Yu bisa kembali ke dunia mortal.” Qin Zheng tersenyum.
Sejak mengetahui kepulangan Qin Yu, Qin Zheng terus-menerus merasa gembira.
“Sudah, jangan bahas mereka lagi, hanya merusak suasana.” Qin Yu menggelengkan kepala, lalu berkata, “Kakak kedua, kapan Kakak dan Ayah Raja akan asensi ke dunia immortal, iblis, dan siluman? Ada cara untuk menghubungi?”
Qin Zheng menggelengkan kepala: "Selama 4.000 tahun, anggota Keluarga Qin yang berhasil asensi ke dunia immortal, iblis, dan siluman sudah lebih dari sepuluh orang. Kakak adalah yang pertama berhasil asensi, sementara Ayah Raja dan Paman Feng agak terlambat, tapi mereka semua akhirnya berhasil juga."
"Aku lihat ada banyak sanxian di keluarga kita, apa yang terjadi?" tanya Qin Yu dengan bingung.
Dengan persenjataan immortal yang dimiliki keluarga Qin, seharusnya proses asensi tidaklah sulit.
"Ini peraturanku. Hanya bakat-bakat terpilih yang berhak membawa senjata immortal ke dunia dewa. Umumnya harus mengandalkan kemampuan sendiri. Bahkan jika gagal menjadi sanxian, mereka tetap bisa memperkuat posisi keluarga kita di dunia mortal," jawab Qin Zheng sambil menyantap makanannya.
"Memang lebih baik begitu, tapi mencari Ayahanda Kaisar dan kakak akan sulit," alis Qin Yu berkerut.
Mencari ayahnya sendiri di hamparan luas dunia dewa memang merupakan tantangan besar.
Dengan jangkauan kesadaran spiritualnya saat ini, menyisir seluruh dunia dewa pun bukan perkara mudah. Wilayah dewa memiliki hampir 20 wilayah galaksi, dengan sistem bintang yang mencapai ratusan jumlahnya.
"Kakak kedua, apakah ada orang yang kau tahu akan melakukan asensi ke dunia dewa?" Qin Yu tiba-tiba bertanya.
Karena Qin Yu tahu, dari planet yang sama, jika melakukan asensi ke dunia dewa akan mendarat di lokasi yang sama. Asensi ke dunia iblis pun demikian.
Qin Yu yakin, dengan kekuatan Ayah Raja-nya, perkiraannya masih berada di planet tempat asensi. Bahkan jika pergi, tidak akan terlalu jauh.
"Asensi?" Qin Zheng berhenti sejenak memikirkan.
Tiba-tiba matanya berbinar: "Seluruh klan Qin memiliki seorang yang mencapai tahap pertengahan tribulasi. Perkiraannya segera akan menghadapi tribulasi."
Qin Yu menggelengkan kepala: "Terlalu lambat. Mencapai tahap pertengahan tribulasi masih harus melalui tribulasi, baru mencapai periode Kesempurnaan untuk asensi. Ini terlalu lama... Apakah ada ahli tahap kesempurnaan?"
Qin Zheng pasrah: "Sejarah klan kami terlalu pendek, jumlah ahli tidak banyak. Ahli periode Kesempurnaan memang tidak ada. Kurasa... Hanya di Benua Tenglong ada orang yang memenuhi syaratmu."
"Benua Tenglong?" Qin Yu tiba-tiba tersenyum tipis.
“Aku ini bodoh, Benua Tenglong memiliki aliran yang bisa berhubungan langsung dengan dunia dewa. Pasti mereka tahu... Planet mana yang dituju setelah asensi? Aku tinggal bertanya saja, kan?” Qin Yu merasa lega dalam hati.
“Kalau begitu sudah cukup. Ayo, Xiao Yu, minum (alkohol).” Qin Zheng mengangkat gelas.
Qin Yu juga tersenyum sambil mengangkat gelasnya.
Kedua saudara itu bersulang, menenggak habis isi gelas mereka.
Hari kedua.
Di sebelah timur Benua Qianlong, di kedalaman Hutan Belantara Tak Bertepi, penguasa baru wilayah itu 'Xiu Ku' sedang berbaring di kursi belakang ruangan, menikmati pijatan dari gadis cantik rubah iblis.
“Kau Xiu Ku, ya?” Sebuah suara tiba-tiba menggema.
Xiu Ku yang sedang bersantai langsung membuka mata lebar-lebar. Baru sekarang dia menyadari ada seseorang berdiri di tengah ruangan belakang. Entah bagaimana, wajah orang itu sama sekali tidak bisa dia lihat jelas, bahkan sinar yang mendekatinya seolah dilahap oleh kegelapan.
“Siapa kau?” Raut wajah Xiu Ku berubah drastis.
“Bukankah kau menginginkan senjata immortal kelas tertinggi Keluarga Qin? Aku berikan senjata dewa, maukah?” kata orang itu.
Xiu Ku menelan kering dua kali, melirik dua pelayan rubah iblis di sampingnya yang seolah dibekukan tak bisa bergerak.
“Kalian berdua rubah iblis dengarkan baik-baik: Kabarkan kepada sisa penghuni Hutan Belantara Tak Bertepi bahwa penguasa baru mereka Xiu Ku kubawa pergi. Penguasa generasi sebelumnya Yu Liang berani mengincar senjata immortal kelas tertinggi keluargaku, akhirnya mati. Tak kusangka kau Xiu Ku juga berani, pasti sudah siap menerima akhir sama seperti Yu Liang.” ujar Qin Yu dengan nada dingin.
Baru saat itu Xiu Ku menyadari identitas tamu ini.
“Tidak, aku tidak...” Xiu Ku berucap panik, tapi baru beberapa kata terucap, ia sadar suaranya terkunci tak bisa keluar lagi.
“Apakah kalian berdua sudah mendengar jelas? Suruh Hutan Belantara Tak Bertepi mempersiapkan pemilihan penguasa baru. Jika mereka ingin mengikuti jejak dua penguasa sebelumnya yang binasa, silakan datang merebut senjata immortal dari Keluarga Qin. Aku siap menyambut kapan saja.”
Setelah mengucapkan itu, postur tubuh Qin Yu langsung menghilang seketika.
Bersama dengan lenyapnya Qin Yu, Xiu Ku pun ikut raib.
Setelah Qin Yu pergi, kedua pelayan rubah iblis itu baru bisa bergerak bebas. Keduanya seketika berteriak histeris penuh ketakutan, membuat tiga Sanyao sebelas tribulasi langsung berhamburan masuk.
"Di mana Yang Mulia Penguasa?" geram salah satu raksasa monster itu.
Wajah kedua pelayan rubah iblis itu pucat membiru. Salah satunya terbata-bata: "Diculik orang... Dia bilang... suruh Tuan-tuan memilih penguasa baru."
Para raksasa monster yang statusnya hanya di bawah Xiu Ku di Hutan Belantara itu serentak berubah raut wajah mereka.
“Orang itu juga bilang, jika, jika Tuan-tuan mau, mau melanjutkan mengikuti jejak dua penguasa sebelumnya, silahkan merampas senjata immortal dari Keluarga Qin.” Pelayan rubah iblis terbata-bata.
Tiga raksasa monster saling memandang.
“Keluarga Qin di Benua Qianlong punya ahli setinggi ini?” Ketiga raksasa monster itu diam. Dengan tenang menculik Dewa Tingkat Atas dua belas tribulasi, kekuatan ini sudah membuat mereka ketakutan.
……
Tidak hanya di Hutan Belantara Tak Bertepi, hal yang sama terjadi di Pulau Pengmo.
Hanya saja dibandingkan dengan Hutan Belantara, situasi di Pulau Pengmo lebih besar skalanya.
Karena saat itu, Kepala Pulau Pengmo yang baru bersama enam tetua pulau, serta beberapa pejabat penting sedang mengadakan rapat. Tepat di tengah rapat, Qin Yu muncul.
Sekejap setelah kemunculan Qin Yu, semua orang di Pulau Pengmo panik menyadari diri mereka tidak bisa bergerak.
“Lian Chong adalah temanku, aku beri dia muka. Kali ini hanya kepala pulau baru kalian yang berani mengincar keluarga Qin, jadi hanya dia yang kubawa. Baiklah, Tuan-tuan bisa melanjutkan rapat sekalian memilih kepala pulau baru.”
Qin Yu kemudian membawa kepala pulau baru Pulau Pengmo itu pergi dengan lompatan ruang.
Para ahli 11 bahkan 12 di Pulau Pengmo tertegun menyadari... mereka tak bisa melihat wujud asli Qin Yu. Di hadapannya, mereka bagai semut tak berdaya.
……
Baik Pulau Pengmo maupun Hutan Belantara Tak Bertepi, keduanya memilih penguasa dan kepala pulau baru. Sekaligus semua orang mengingat hari ini.
Siapa sebenarnya ahli super yang tiba-tiba muncul ini? Ini membuat semua orang diliputi ketakutan.
Di Kota Yanjing, dalam kompleks Kediaman De Yuan.
"Kakak kedua, bagaimana cara menyelesaikan dua orang ini? Kau yang putuskan." Qin Yu dan Qin Zheng duduk di kursi, sementara Penguasa Hutan Belantara Tak Bertepi ‘Xiu Ku’ serta kepala Pulau Pengmo Lan Tie sama sekali tak bisa bergerak.
Qin Zheng mengamati kedua orang ini.
Di dalam hati Penguasa Hutan Belantara Tak Bertepi Xiu Ku dan Kepala Pulau Pengmo Lan Tie dipenuhi kepanikan.
Qin Yu terlalu kuat!
Di hadapan Qin Yu, mereka berdua bahkan tidak bisa mati. Benar-benar bukan tingkatan yang sama.
"Penguasa Hutan Belantara Tak Bertepi Xiu Ku, wujud aslimu apa sebenarnya?" tiba-tiba Qin Zheng bertanya, "Kabarnya Kepala Pulau Pengmo yang baru juga berasal dari dunia siluman."
"Satu dari suku macan tutul, satu dari jenis burung," jawab Qin Yu sambil tersenyum.
Qin Zheng memandangi Qin Yu: "Adik ketiga, tidakkah kau merasa membunuh mereka seperti ini terlalu mudah? Apa kau punya Ling Shou Quan? Kupikir pertahanan keluarga kita masih kurang."
"Ling Shou Quan? Sudah habis, tapi alat sederhana seperti ini sangat umum di dunia immortal, iblis, dan siluman. Beberapa Yāodì dalam Buku Katalog Binatang Buas pasti bisa membuatnya." Pandangan Qin Yu beralih ke Xiu Ku dan Lan Tie, "Kalian berdua, ingin mati atau menjadi binatang roh?"
