Zong Yan memandang ketiganya dengan kepedihan. Di antara mereka, Hou Fei memancarkan tatapan bermain-main, sementara Hei Yu menyemburkan api kemarahan. Hanya Qin Yu yang tetap tenang.
“Apa kali ini aku masih bisa menyelamatkan nyawa?” Zong Yan mulai putus asa, matanya menatap Qin Yu.
Dalam hati, Zong Yan paham: kegagalannya melarikan diri kali ini sepenuhnya karena Qin Yu. Meski belum mengerti taktik apa yang digunakan Qin Yu hingga ruang sekitarnya menekan begitu keras, rasa takutnya pada pemuda ini semakin menjadi.
Ascensi selama ratusan tahun, setara dengan level sembilan Xiāndì. Kemudian Qin Yu menghilang selama lebih dari 3.000 tahun. Prestasi selama lebih dari 3.000 tahun itu membuat siapa pun yang memikirkannya pasti gemetar menyadari.
"Kakak, Zong Yan ini menggunakan segala cara keji. Semua yang menghalanginya ditindas tanpa ampun. Tidakkah kau dengar Ao Ku bilang? Zong Yan cuma bajingan egois yang menganggap dirinya sebagai pusat segalanya. Ah, biar kunghancurkan jiwanya dengan satu pukulan tongkat ini!" Hou Fei menatap tajam dengan geram ke arah Zong Yan, tongkat hitam di tangannya seolah siap dihantamkan.
Zong Yan bergetar hebat dalam hati.
"Akan matikah aku?" Kilas balik seluruh hidupnya menyergap. Pondasi dasar Zong Yan adalah: Lebih baik mengkhianati seluruh dunia daripada dibalaskan. Semua yang melawannya adalah salah, adalah musuh.
Baru di saat seperti ini Zong Yan merasakan kesedihan: "Seandainya aku mati, kurasa tak ada satu pun yang akan berduka."
Qin Yu dan Hei Yu saling memandang. Qin Yu kemudian mulai berbicara.
“Zong Yan, kuberi kau satu kesempatan untuk hidup.” Suara Qin Yu tiba-tiba membuat mata Zong Yan berbinar, kepalanya menengadah ke arahnya. Senyuman tipis di wajah Qin Yu justru memicu rasa terhina dalam dirinya. Dengan sedikit menaikkan dagu, ia berkata dengan nada dingin: “Qin Yu, bunuh saja jika mau. Jangan harap kau bisa mempermalukanku.”
Dalam hati, Qin Yu mengangguk pelan.
Sebagai Pengmo Huang, Zong Yan memang masih memiliki sedikit harga diri.
“Aku takkan menghinamu.” Qin Yu tersenyum dingin, “Kau pasti sudah menyadari, bahkan tanpa Adik Kedua dan ketigaku, aku sendiri bisa dengan mudah membunuhmu. Di hadapanku, kau takkan bisa melarikan diri. Zong Yan... Benar bukan ucapanku?”
Zong Yan mengangguk: “Qin Yu, kekuatanmu memang pantas membuatku legawa. Di hadapanmu, mustahil bagiku untuk kabur. Kematian di tanganmu... kuanggap sebagai bukti ketidakmampuanku.”
"Karena kau tak bisa kabur, kesempatan yang kuberikan adalah... bertarung secara jantan dengan adik ketigaku 'Hei Yu'. Jika kau mengalahkannya, aku akan mengampunimu. Jika adikku yang menang, nasibmu akan ditentukan sendiri oleh Hei Yu. Selama pertarungan, aku dan adik kedua Hou Fei sama sekali takkan ikut campur. Bagaimana?" Qin Yu mengutarakan sarannya.
Meski disebut saran sendiri, sebenarnya ini adalah usulan yang diutarakan Hei Yu melalui telepati.
Hei Yu ingin membalas dendam orang tuanya. Jika mengandalkan tangan Qin Yu, bagaimanapun juga dia takkan merasa puas. Hanya dengan memancung Zong Yan dalam pertarungan frontal, barulah dia merasa telah membalas kewajiban pada orang tuanya.
"Bertarung langsung dengan Hei Yu?" Zong Yan menyipitkan matanya.
Hei Yu memandang dingin ke arahnya: "Zong Yan, ada masalah? Apakah Pengmo Huang yang agung ini takut padaku?"
Dalam hati, Zong Yan menyunggingkan senyum sinis.
Tadi saat bertarung dengan Hei Yu, alasan Zong Yan sedikit inferior adalah karena dia tidak menggunakan jurus pamungkas harta warisan suku. Jika hanya melibatkan dirinya dan Hei Yu dalam pertempuran sengit, Zong Yan yakin masih punya peluang.
"Baik, aku setuju." Zong Yan juga menyeringai sinis ke arah Hei Yu, lalu melirik ke Qin Yu, "Qin Yu, ingat baik-baik. Kau dan Hou Fei itu tidak boleh ikut campur."
"Tentu saja." Qin Yu mengangguk.
"Tapi aku khawatir kau kabur. Jadi akan kuantar ke wilayahku untuk bertarung frontal dengan adik ketigaku. Sekarang aku akan memindahkanmu ke sana, jangan melawan." Kata Qin Yu.
"Setuju." Zong Yan menjawab dengan ketegasan.
Nyawanya saja sudah tidak dalam kendalinya, apa lagi yang perlu ditakutkan dari taktik Qin Yu? Lagipula Qin Yu takkan menggunakan cara curang.
"Tarik!" Qin Yu menggerakkan hatinya.
Seketika tubuh Zong Yan lenyap dari luar angkasa, masuk ke ruang lantai pertama Jiang Lan Jie. Zong Yan sama sekali tidak tahu, setelah dimasukkan ke Jiang Lan Jie oleh Qin Yu, tak ada rencana untuk melepaskannya kembali.
Di dalam ruang lantai pertama Jiang Lan Jie.
"Ini... ini senjata ruang?" Zong Yan tertegun melihat pemandangan di hadapannya. Awalnya ia mengira Qin Yu memasukkannya ke dalam 'Istana Hijau Yu', tak disangka ternyata sebuah dimensi ruang.
Zong Yan tak percaya Qin Yu mampu menguasai sebuah ruang, hanya bisa menyimpulkan ini pasti senjata ruang.
"Ada masalah?" Saat Zong Yan masih terpana, tiga saudara Qin Yu muncul tiba-tiba di sampingnya. Zong Yan melirik Qin Yu, dalam hati semakin merasa kedalaman yang tak tertembus dari pemuda ini, lalu menjawab: "Tak ada keberatan. Aturan pertempuran biarlah kau yang tentukan."
"Baik. Karena semua sepakat, mulailah bertarung. Medan perangnya..." Qin Yu menggerakkan tangan acuh. Sebuah ruang kubus berukuran 100 meter terisolasi di udara.
Sekadar gerakan tangan biasa langsung mengisolasi sebuah ruang kecil. Taktik ini membuat Zong Yan kembali bergetar.
“Masuklah.” Qin Yu menggerakkan hatinya, Hei Yu dan Zong Yan langsung masuk ke dalam ruang kubus berukuran seratus meter ini. Setelah masuk, Zong Yan mencoba menyentuh tepi kubus dengan energi, namun siapa sangka ruang kubus itu sangat elastis, sama sekali tidak bisa dihancurkan.
Melihat ini, Qin Yu tersenyum tipis.
“Kai.” Qin Yu menunjuk ke tanah dengan satu jari, permukaan tanah langsung retak. Sebuah gunung tinggi mulai muncul dari bawah tanah. Hanya sekejap, gunung itu telah berdiri kokoh di daratan.
“Fei Fei, kita ke puncak untuk menyaksikan pertarungan. Sudut pandangnya pas di sana.” Qin Yu tersenyum sambil terbang ke puncak gunung. Hou Fei menyusul dengan wajah penuh senyum nakal: “Kakak, kau benar-benar ahli menikmati pemandangan.”
Kedua saudara itu berdiri berdampingan di puncak, mengamati kedua orang di dalam ruang kubus tak jauh dari mereka.
"Pertarungan tidak boleh dihentikan kecuali ada pemenang yang ditetapkan." Suara lantang Qin Yu menggema, "Zong Yan, Hei Yu, kalian berdua dengarkan baik-baik. Ruang pertempuran kalian hanya sebesar ini. Kriteria kemenangan sederhana: pertama, menyerah secara sukarela; kedua, salah satu terbunuh. Baik, mulailah!"
Begitu kata-kata Qin Yu bergema, kedua pihak dalam ruang kubus berusuk seratus meter itu saling menatap tajam, aura pertempuran mereka terus menyembur ke angkasa.
"Kakak, aturan pertarungan frontalmu yang terkesan adil ini sebenarnya berat sebelah. Dengan mempersempit area tempur segini, kau jelas memihak si Burung jorok itu." Hou Fei langsung menuding bias dalam keputusan menentukan ukuran ruang tempur.
Panjang rusuknya cuma seratus meter.
Seorang ahli level Pengmo Huang seharusnya bisa bergerak sejuta li hanya dengan sekali gerakan. Tapi di ruang 100 meter ini... kecepatan legendaris Pengmo Huang menjadi tak berguna.
Di sini, kelincahanlah yang paling penting.
Hei Yu dalam kelincahan jarak dekat, sama sekali tidak kalah dari Pengmo Huang. Ini jelas meredam andalan terbesar sang Kaisar.
"Tak bisa bicara soal keadilan. Kau bilang Pengmo Huang sudah berlatih ribuan tahun, sementara Xiao Hei baru beberapa ribu tahun. Apakah adil mempertemukan mereka? Pengmo Huang memiliki harta warisan suku Peng, Xiao Hei tidak. Apa itu adil? Jadi tak perlu bicara keadilan. Aku hanya memberi sedikit bantuan. Lagipula efek dari harta warisan itu bukan cuma soal kecepatan."
Qin Yu memandang tajam ke dalam ruang kubus: "Jangan banyak bicara, pertempuran sudah dimulai."
Hou Fei segera mengalihkan pandangannya ke dalam ruang kubus.
Di dalam ruang kubus, keduanya berdiri berhadapan di udara.
"Ayahku Fang Chong, kaulah yang membunuhnya?" Suara Hei Yu membeku.
"Kau tahu?" Zong Yan terkejut. Ia mengira Hei Yu sama sekali tak mengetahui. Saat itu Qin Yu dan yang lain mendengar kisah latar belakang Hei Yu di dalam Jiang Lan Jie, sesuatu yang tak diketahui Zong Yan.
Dan tidak lama sebelumnya, ketika Hei Yu bersama Qin Yu dan Hou Fei memberikan pelajaran kepada Ao Ku, mereka mengetahui lebih detail dari Ao Ku.
"Membunuh orang tuaku, maka antara aku dan kau hari ini, hanya satu yang bisa hidup!" Mata Hei Yu langsung memerah, sementara bulu-bulu hitam bermunculan di tubuhnya, sisik bulu hitam di dahinya memancarkan kilau dingin yang membeku.
Zong Yan hanya menunjukkan sindiran di sudut bibirnya.
"Anak haram kecil seperti kau berani mencoba membunuhku?" Seluruh permukaan tubuh Zong Yan dialiri cairan emas seperti air raksa, mahkota emas di kepalanya memancarkan kilatan cahaya menyilaukan, "Akan kuperlihatkan padamu, mengapa 'mahkota emas' ini disebut sebagai harta warisan suku Peng!"
Usai berbicara, postur tubuh Zong Yan tiba-tiba menghilang, dan muncul kembali tepat di hadapan Hei Yu.
Jarak puluhan meter bagi dua ahli selevel mereka, sama sekali bukan jarak.
"Ciiit——"
Kedua cakar emas itu seolah menembus ruang, langsung menembus dada Hei Yu. Tapi yang anehnya... Hei Yu ini sama sekali tidak mengeluarkan setetes darah.
Setelah sekejap, 'Hei Yu' yang dadanya tertembus ini baru berubah menjadi kehampaan.
Ternyata itu cuma bayangan samar!
Ratusan bayangan samar memenuhi seluruh ruang kubus. Di antara ratusan bayangan itu, terkadang sebagian besar berwujud Hei Yu, terkadang sebagian besar mirip Zong Yan, terkadang seluruhnya berbentuk satu orang...
"Terkadang kecepatan tinggi pun tak berguna. Meski bisa menempuh beberapa puluh juta li dalam sekejap, tapi apakah dia bisa memanfaatkan kecepatan itu dalam pertempuran jarak dekat?" komentar Hou Fei dari samping.
Qin Yu mengangguk dalam hati.
Meski kecepatan maksimal Zong Yan sangat tinggi, kecepatan Hei Yu jauh di bawahnya. Tapi dalam pertarungan sedekat ini, kecepatan seperti itu sama sekali tidak diperlukan.
"Ciiit—" Cakar emas Zong Yan kembali mencengkeram pinggang Hei Yu.
Awalnya Zong Yan mengira ini adalah bayangan samar, namun saat mencengkeram pinggang Hei Yu dalam sekejap, barulah dia sadar... ini adalah wujud asli Hei Yu. Zong Yan sangat gembira, bersiap memanfaatkan kesempatan untuk melukai parah Hei Yu, tapi tiba-tiba dia melihat sepasang mata merah menyala-nyala penuh amarah, serta tombak panjang hitam.
Meski harus terluka parah, dia tetap akan membunuh Zong Yan.
Andalan terbesar Hei Yu adalah zirah tempurnya yang memiliki pertahanan super kuat.
"Mati kau."
Tombak Menembus Awan bagaikan naga keluar dari gua, tiba-tiba menyambar tepat di depan wajah Zong Yan, jaraknya cuma sepanjang telapak tangan.
"Aaaaa——!!!" Teriakan panik Zong Yan menggema.
Mahkota emas di kepalanya tiba-tiba berubah dari emas menjadi merah darah, seolah akan meneteskan darah. Seluruh tubuh Zong Yan yang semula berpendar cahaya emas, seketika berubah menjadi kilatan cahaya merah darah.
Mundur cepat!
Kecepatan Zong Yan tiba-tiba mencapai ambang batas yang belum pernah ada sebelumnya. Tanpa peduli apapun, dia mundur cepat ke arah belakang. Bahkan kecepatan mundurnya melebihi kecepatan tombak panjang yang menghujam.
Zong Yan lolos dari tusukan tombak itu, namun karena mencapai kecepatan maksimal secara tiba-tiba, dia sama sekali tak bisa berhenti seketika. Ruang pertempuran yang terlalu sempit menjadi kendala.
"Perlambat, perlambat!" Begitu lolos dari tusukan, Zong Yan langsung menyadari krisis baru—membran di perbatasan ruang kubus. Menabraknya dengan kecepatan penuh pasti akan membuatnya terluka parah.
Tapi dengan jarak puluhan meter dan kecepatan maksimumnya, ini hanya sekejap pikiran.
"Braak!"
Seluruh tubuh Zong Yan menghantam 'membran' ruang kubus dengan keras. Namun membran ini ternyata sekeras baja yang belum pernah ada sebelumnya. Hanya terdengar suara tulang remuk.
"Braak!" Zong Yan terjatuh, memuntahkan beberapa kali darah segar dalam jumlah besar.
“Hei Yu seketika menyergap lagi, tapi Zong Yan meliriknya dengan geram, lalu mulai terus menghindar. Sejak detik ini... Zong Yan tak lagi bertabrakan langsung dengan Hei Yu.”
Keduanya terus memamerkan kelincahan gerak tubuh.
Satu sebagai Raja Sayap Emas, satu lagi sebagai Raja Sayap Petir Gelap sekaligus putra suku elang. Pertarungan Dewa Super melawan Dewa Super Mutasi.
Qin Yu dan Hou Fei memusatkan konsentrasi.
Dalam hal kelincahan pertempuran jarak dekat, suku binatang buas dan Long jelas kalah dari suku burung. Di antara suku burung, dua Dewa Super dari suku Peng adalah yang paling lincah.
Bayangan samar, semburan bayangan samar, semakin banyak memenuhi seluruh ruang kubus. Bagi yang kemampuannya rendah, mustahil membedakan jumlah bayangan ini. Karena setiap saat muncul dan lenyap ribuan bayangan.
“Aaa～～～ Zong Yan, kalau mumpuni lawan aku secara frontal!”
Raungan Hei Yu menggema di dalam ruang kubus.
“Gunakan kelebihanmu untuk menyerang kelemahan musuh, inilah cara meraih kemenangan.” Zong Yan hanya menjawab singkat lalu diam.
“Kriiieeekkk～～～～”
Suara lengkingan marah yang menyayat tiba-tiba menggema. Wajah Qin Yu berubah drastis: "Xiao Hei tampaknya sudah mencapai puncak kemarahan." Selama bersama, hanya beberapa kali saja Xiao Hei mengeluarkan suara semarah ini. Contohnya saat Ayah Raja menghadapi Tribulasi Sembilan Langit, ketika aku dan musuh hancur bersama, Xiao Hei juga bersuara seperti ini.
“36 Lapis Ombak Bertumpuk, dipakai seperti ini?” seru Hou Fei dengan heran.
Tiba-tiba seluruh ruang kubus dipenuhi bayangan tongkat hitam beruntun - itu adalah jurus tombak Hei Yu menggunakan tombak menembus awan.
“Jurus ini sudah lama dipakai Raja Kera Besar padaku.” Dalam hati Zong Yan sangat meremehkan.
“Tidak, ini bukan 36 Lapis Ombak Bertumpuk.” Mata Qin Yu tiba-tiba berbinar. Pandangannya jelas jauh lebih tajam dari Hou Fei, mampu menangkap makna sejati di balik ribuan bayangan tongkat itu.
Bukan cuma tiga puluh enam bayangan tongkat, jumlahnya bahkan melebihi seratus batang. Seluruh ruang dipenuhi bayangan senjata.
"Kriiieeekkk～～～" Suara melengking menyayat hati. Hei Yu seperti orang kesurupan, matanya merah darah membelalak, sudut matanya seolah terkoyak. Aura mengerikan menyelimuti seluruh tubuhnya!
Bayangan tongkat yang memenuhi ruang tentu menyentuh Zong Yan. Tapi dia sama sekali tak peduli. Kekuatan yang terbagi menjadi lebih dari seratus bagian — bagaimana mungkin satu serangan cuma bisa melukainya?
"Bukan 36 Lapis Ombak Bertumpuk?" Hou Fei masih bingung mendengar perkataan Qin Yu tadi.
Tiba-tiba Qin Yu berseru girang: "Ini Tongkat Penggetar Langit!"
Seketika, bayangan tongkat tak terhitung itu menyatu membentuk tombak panjang hitam. Sekejap sebelumnya senjata itu masih berpuluh meter jaraknya, tapi sekejap berikutnya sudah menghunjam ke kepala dengan kekuatan mematikan sanggup membelah gunung dan mengeringkan samudera.
"Bang!"
Suara retakan tengkorak menggema.
"Kepala Pengmo Huang hancur berkeping-keping, mayatnya remuk menjadi bubur, jiwanya tercerai-berai!"
Saat kepala Pengmo Huang Zongyan dihantam, matanya masih terbelalak lebar. Dia hanya sempat melihat sepasang mata 'penuh urat darah kejam yang mengerikan'.
