"Rumpun pohon Baiye mengelilingi kompleks halaman yang menjadi tempat tinggal Wen Feng di puncak utama. Posisinya yang berada di ketinggian membuat angin gunung berhembus kencang, menerbangkan dedaunan putih pohon Baiye hingga menutupi tanah."
"Dengan jubah hitamnya yang berkibar-kibar, Qin Yu menginjak dedaunan itu sambil mendekati pintu gerbang halaman."
"Kreek!"
"Begitu Qin Yu berhenti di depan pintu, gerbang halaman itu terbuka sendiri. Di baliknya terlihat sosok Wen Feng yang mengenakan jubah perak panjang dengan wajah dingin. Sang pemuda mengangguk halus: 'Tadi Tetua Agung Frank sudah mengirim pesan spiritual tentang kedatanganmu.'"
"Wen Feng, kelihatannya kau gugup sekali?" Qin Yu membalas bertanya sambil tersenyum.
“Bajingan.” Wen Feng menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis, wajah dinginnya justru memancarkan pesona unik. “Meteor, kau pasti paham. Kekuatan sepertiku mustahil bisa bersaing denganmu dan Liu Lan. Aku memang gugup, tapi bukan karena posisi raja.”
“Baiklah, masuk dulu. Tidak mungkin kita terus berbicara seperti ini, satu di ambang pintu dan satu di luar, bukan?” Wen Feng tertawa. Qin Yu pun ikut tersenyum lalu melangkah masuk ke halaman.
Di tengah halaman terdapat meja bundar berwarna hijau tua dari batu kuno, dikelilingi tiga bangku batu.
Qin Yu dan Wen Feng pun duduk masing-masing di sisi yang berlawanan.
“Meteor, katakanlah. Apa ada hasil besar dari kunjunganmu ke Kuil Misteri kali ini?” Wen Feng langsung bertanya begitu duduk. “Apa kau yakin bisa mengalahkan Liu Lan?”
Qin Yu mengibaskan tangan. Secara ajaib, sebotol minuman dan dua cawan giok muncul di atas meja.
“Jangan terburu-buru. Mari kita bicara sambil menyeruput anggur ini.” Qin Yu dengan tenang menuangkan minuman, seolah tak ada urgensi.
Wajah Wen Feng malah tersenyum, pandangannya pada Qin Yu dipenuhi kegirangan: "Haha... Aku sudah tahu, kau pasti sukses. Hm, si brengsek Liu Lan itu, beberapa hari lalu masih arogan padaku. Kulihat dia takkan bisa merebut posisi raja kali ini, masih berani arogan apa lagi!"
Qin Yu tertegun sebentar.
"Bagaimana kau tahu aku sukses?" Qin Yu balik bertanya.
Di mata Wen Feng terpancar kilatan licik: "Dari sikapmu yang tenang itu sudah bisa ditebak, sama sekali tidak khawatir, malah santai minum. Tapi... minuman ini memang enak." Sambil berkata, Wen Feng menghabiskan satu gelas dan mengeluarkan suara decak kagum.
"Benar, aku berhasil." Qin Yu tersenyum mengakui, "Kali ini aku punya keyakinan penuh untuk meraih posisi raja."
"Mari, bersulang untuk calon Yang Mulia Raja Hukuman Emas!" Wen Feng bergurau.
Qin Yu juga mengangkat gelasnya.
……
Meskipun urusan menemui Penjaga Tetua sangat penting, tapi tidak perlu terburu-buru. Qin Yu dan Wen Feng menghabiskan setengah hari dengan mengobrol dan minum. Sementara Wakil Ketua Aliran Liu Lan yang mendapat kabar 'Anggota Dewan Meteor kembali', justru curiga... Mengapa Meteor dan Wen Feng tidak mencarinya untuk pergi ke Penjaga Tetua bersama?
"Hmph, Meteor ini benar-benar tidak datang ke sini, apa aku harus mencarinya?" Wakil Ketua Aliran Liu Lan sedikit kesal. "Aku tidak percaya kau tidak ingin tahu rahasia itu!"
Hanya ahli-ahli yang memiliki syarat sebagai penerus dari setiap generasi yang berkesempatan mengetahui sebuah rahasia.
Rahasia ini umumnya diberitahukan oleh Penjaga Tetua dari generasi ke generasi.
Meskipun Wen Feng dan Liu Lan sudah lama menjadi penerus, proses pemilihan Raja Hukuman Emas generasi sebelumnya cukup aneh. Karena saat Raja Hukuman Emas sebelumnya melakukan asensi, tidak muncul satupun ahli tingkat Kaisar 15 Bintang. Hal ini membuat posisi Raja Hukuman Emas lowong dalam waktu lama.
Kemudian Xing Yuan, Wen Feng, dan Liu Lan berturut-turut muncul. Xing Yuan langsung ditunjuk sebagai kandidat resmi karena kekuatannya yang unggul. Wen Feng dan Liu Lan yang kalah tidak lagi dipanggil oleh Penjaga Tetua.
"Belum datang?" Liu Lan di tempat tinggalnya mulai gugup.
"Hmph!"
Akhirnya Liu Lan hanya mendengus dingin. Tanpa peduli dengan gengsi, dia langsung menuju ke tempat tinggal Wen Feng seorang diri. Jika terus membiarkan Qin Yu dan Wen Feng bersikap seperti ini, siapa tahu berapa lama lagi dia harus menunggu.
……
"Haha, rupanya kamu khawatir tentang ini!" Qin Yu tertawa terbahak.
Alasan 'Wen Feng' ini buru-buru ingin pergi ke Penjaga Tetua ternyata untuk mengetahui rahasia besar dari aliran Jinxingzong.
“Ini namanya omongan apa? Di seluruh Dunia Bintang Gelap, mana ada ahli yang tidak ingin tahu rahasia itu. Itu cuma bisa diketahui oleh penerus setiap generasi. Terakhir kali karena Xing Yuan naik takhta, raja sebelumnya sudah asensi. Ini membuat Penjaga Tetua sama sekali tidak memberi tahu kami rahasia itu.” Wen Feng menghela nafas.
Dalam hati Qin Yu juga mulai penasaran.
“Sebenarnya, rahasia apa sih ini?” Kilatan cahaya keingintahuan tak tertahankan berkedip di mata Qin Yu.
“Anggota Dewan Meteor, Komandan Batalyon Wen Feng, benar-benar punya semangat yang baik ya.” Suara tertawa bergema saat Wakil Ketua Aliran Liu Lan yang berwajha kasar masuk, “Kalian berdua, tidak hendak pergi ke Penjaga Tetua?”
Qin Yu dan Wen Feng saling pandang, senyum tipis serentak mengembang di wajah mereka.
“Ternyata tidak bisa menahan diri lagi.” Keduanya menghela nafas dalam hati.
Wen Feng berdiri sambil tersenyum: "Wakil Ketua Aliran Liu Lan, meskipun hal Penjaga Tetua itu penting, kita cukup mengunjunginya sebelum Yang Mulia menjalani tribulasi. Tidak perlu terburu-buru dalam satu dua hari ini. Benar kan, Anggota Dewan Meteor?"
Melihat tatapan Wen Feng, Qin Yu segera menangkap maksudnya. Dengan wajah serius ia mengangguk: "Hm, urusan ini memang tak perlu tergesa-gesa. Bisa kita tangani dalam waktu setengah bulan atau sebulan."
Wajah Liu Lan seketika berubah pucat.
Meski Qin Yu dan Wen Feng tak terburu-buru, Liu Lan justru sangat dikejar waktu.
"Dua bajingan ini," gerutu Liu Lan sambil mengerahkan senyuman tipis, "Saudara Wen Feng, Saudara Meteor, sebenarnya ada hal penting yang harus kukerjakan. Tapi tanpa mengunjungi Penjaga Tetua, hatiku takkan tenang. Kuharap kalian mau membantu."
Qin Yu dan Wen Feng sama-sama mengangguk halus.
"Saudara Meteor, karena Wakil Ketua Aliran punya urusan mendesak, kita tak boleh merepotkannya. Mari kita berangkat sekarang," kata Wen Feng dengan mimik sungguh-sungguh.
“Beralasan, kami berangkat sekarang juga.” Qin Yu juga bersikap serius.
Wakil Ketua Aliran Liu Lan baru bisa sedikit lega dalam hati: “Terima kasih untuk kalian berdua.” Ketiganya segera meninggalkan halaman itu dan terbang menuju puncak ‘Kuil Warisan’ di antara delapan belas gunung.
Ketiganya terbang berdampingan, tiupan angin kencang menerpa wajah, namun mereka tetap santai sambil mengobrol.
“Wakil Ketua Aliran Liu Lan, kau tahu rahasia ini?” tanya Qin Yu.
Wakil Ketua Aliran Liu Lan menggelengkan kepala: “Aku tidak terlalu paham, hanya tahu rahasia ini berkaitan dengan harta warisan suku, sebuah rahasia besar yang menyangkut pondasi dasar aliran Jinxingzong.”
Wen Feng memilih diam.
Hanya beberapa kalimat singkat, mereka pun tiba di depan Kuil Warisan.
Kuil Warisan bagai makhluk prasejarah yang sedang bersila, bangunan batu kuno berusia miliaran tahun itu memancarkan aura mistis kuno, segenap tekanan misterius menyergap begitu memasuki area.
Wen Feng dan Wakil Ketua Aliran Liu Lan sama-sama merasa tekanan di dada, hanya Qin Yu yang tetap tenang tanpa perubahan.
“Ini aura yang dipancarkan harta warisan suku.” Qin Yu bergumam dalam hati.
Kuil Warisan yang telah ada sejak miliaran tahun ini, seluruh strukturnya memang mengandung energi dari harta warisan suku. Karena itulah tercipta aura menekan yang begitu kuat.
“Tiga orang, kalian bisa masuk.” Suara serak Penjaga Tetua terdengar dari dalam Kuil Warisan.
Qin Yu, Wen Feng, dan Liu Lan berdiri sejajar dengan langkah-langkah yang hampir selaras memasuki Kuil Warisan. Ketiganya tidak mengucapkan sepatah kata pun. Di dalam kuil, mereka melihat sesepuh hitam kurus duduk bersila di atas bantal duduk dekat altar, persis Penjaga Tetua.
Di depan Penjaga Tetua, terhampar tiga bantal duduk.
"Duduk!" Penjaga Tetua membuka mata keruhnya yang keruh, memandangi ketiganya.
Meski pandangannya tampak keruh, ketiga pria sama sekali tidak berani menunjukkan sikap tidak hormat pada Penjaga Tetua. Status setiap Penjaga Tetua sangat tinggi, bahkan tiga raja agung pun harus memperlakukan mereka dengan sopan.
Bukan berarti kekuatan Penjaga Tetua luar biasa, melainkan status merekalah yang istimewa. Sebab merekalah yang paling menguasai 'harta warisan suku' dan berbagai rahasia. Kabarnya, para tetua ini bahkan bisa berkomunikasi dengan leluhur di alam Dewa.
Qin Yu, Wen Feng, dan Liu Lan duduk bersila berurutan di atas alas meditasi.
Penjaga Tetua memandang ketiganya dengan senyuman lega: "Yang Mulia Raja saat ini akan menghadapi tribulasi. Syukurlah ada tiga penerus, sehingga tak akan terjadi lagi kejadian memalukan seperti 'takhta Raja Hukuman Emas kosong'."
Wen Feng, Liu Lan, dan Qin Yu tetap diam, hanya menyimak penjelasan Penjaga Tetua.
"Yang Mulia Xing Yuan sang Raja Hukuman Emas akan menjalani tribulasi. Menurut peraturan, kalian bertiga memenuhi syarat untuk mewarisi posisi Raja Hukuman Emas. Tentu keputusan akhir bergantung pada kekuatan kalian! Sebelum itu, akan kuberitahu rahasia tentang harta warisan aliran Jinxingzong - 'Mutiara Jinxing'."
Mata ketiga pria itu berbinar.
"Mutiara Jinxing?" Baru sekarang Qin Yu mengetahui nama pusaka warisan tersebut.
"Mutiara Jinxing, bersama dua mutiara lainnya, tiba-tiba muncul lebih dari satu miliar tahun silam. Peristiwa itu mengakhiri pertikaian antar sesama di Dunia Bintang Gelap, membawa perdamaian." Penjaga Tetua berbicara perlahan.
Dalam hati, ketiganya paham sang tetua akan membongkar misteri Mutiara Jinxing.
"Selanjutnya akan kusampaikan hal yang hanya diketahui segelintir orang di Dunia Bintang Gelap. Jangan sampai bocor!" Mata keruh Penjaga Tetua tiba-tiba jernih, menatap tajam mereka.
Ketiganya Qin Yu menganggukkan kepala.
"Golden Flame Spirit Pearl, Black Flames Spirit Pearl, White Profound Spirit Pearl. Ketiga pusaka spiritual ini sebenarnya diberikan oleh seorang individu kepada warga Dunia Bintang Gelap." Aura Penjaga Tetua tiba-tiba berubah, dipenuhi sikap penuh hormat.
Jantung Qin Yu berdebar kencang, sementara Wen Feng dan Liu Lan menunjukkan perubahan drastis pada wajah mereka.
"Seorang individu? Apakah dia seorang leluhur dari Dunia Bintang Gelap?" Qin Yu dalam hati membuat prediksi, meski secara lahiriah tetap diam menunggu penjelasan lebih lanjut dari Penjaga Tetua.
Dengan tetap mempertahankan sikap hormatnya, Penjaga Tetua melanjutkan: "Sang Majikan yang memiliki kemampuan menghancurkan langit-bumi dan mahakuasa itu pernah berfirman, klan Dunia Bintang Gelap sebagai penduduk asli alam semesta ini berhak memiliki pusaka penjaga klan. Maka Beliau menganugerahkan tiga Hongmeng Lingbao kepada kita. Pusaka ini akan menjamin kelanggengan klan kita selamanya. Pusaka tersebut tak lain adalah Tiga Pusaka Spirit Pearl."
"Hongmeng Lingbao?" Qin Yu spontan berteriak terkejut.
Qin Yu sama sekali tidak menyangka, ketiga pusaka spiritual itu ternyata adalah Hongmeng Lingbao, bahkan diberikan oleh satu orang kepada seluruh klan.
"Anggota Dewan Meteor, kau pernah dengar tentang Hongmeng Lingbao?" Penjaga Tetua bertanya dengan bingung.
Qin Yu menggelengkan kepala, "Tidak, justru karena belum pernah dengar 'Hongmeng Lingbao' aku jadi penasaran. Sebenarnya apa itu Hongmeng Lingbao? Kok bisa punya kesaktian sehebat itu?"
Wen Feng dan Liu Lan menganggukkan kepala. Wen Feng bertanya, "Penjaga Tetua, apa kau tahu apa itu Hongmeng Lingbao?"
Penjaga Tetua menggeleng, "Aku tidak paham. Yang kusampaikan tadi adalah ucapan Sang Majikan zaman dulu. Ini warisan turun-temurun para Penjaga Tetua. Hal ini untuk sementara tidak usah dibahas. Lagi pula, rahasia ini tahu atau tidak sama saja bagi kalian."
Wen Feng dan Liu Lan sama-sama mengangguk.
Mereka cuma tahu asal-usul tiga pusaka Dunia Bintang Gelap. Tapi apa gunanya tahu? Atau tidak tahu?
Qin Yu justru dalam hati membuat prediksi: "Siapa orang itu? Dia bilang klan Dunia Bintang Gelap adalah penduduk asli alam semesta ini, seharusnya memiliki pusaka penjaga klan. Apa maksudnya? Apakah orang itu Raja Dewa? Atau Mahadewa?"
"Yang akan kusampaikan sekarang adalah hal terpenting mengenai fungsi Permata Jin Xing." Penjaga Tetua berkata dengan suara tegas.
Qin Yu seketika menghentikan lamunannya, sementara Wen Feng dan Liu Lan sama-sama menatap tajam ke arah Penjaga Tetua.
"Dari tiga pusaka spiritual, Permata Jin Xing adalah yang terkuat. Namun meski ahli tingkat delapan belas bintang Kaisar menyatu dengannya, tetap tak bisa sepenuhnya menguasai kemampuannya. Tapi bahkan dalam kondisi demikian, efek yang dihasilkan Permata Jin Xing sudah sangat mengerikan." Ekspresi Penjaga Tetua dipenuhi kesungguhan.
“Begitu menyatu dengan Golden Punishment Orb, pertama-tama 'kekuatan emas' dalam tubuhmu. Kekuatan ini akan meningkat sepuluh kali lipat—bahkan lebih—dengan bantuan Golden Punishment Orb. Besarnya peningkatan ini terutama bergantung pada tingkat penyatuan!” Kalimat pertama Penjaga Tetua langsung membuat mata Wen Feng dan Liu Lan berbinar-binar.
Peningkatan puluhan kali lipat dalam sekejap? Sungguh luar biasa!
“Ini bukanlah kemampuan utama Golden Punishment Orb. Fungsi utamanya adalah menyatu dengan tubuh fisik, meningkatkan kekuatan fisik puluhan kali lipat sekaligus memperkuat ketangguhan tubuh! Meski tubuh kalian sudah cukup tangguh, jika bersatu dengan Golden Punishment Orb... bahkan senjata kelas atas akan seperti tanah liat di hadapan kalian. Bahkan serangan Shen Jie... takkan mampu melukai setitik debu pun dari tubuhmu!”
Penjaga Tetua mulai terhanyut emosi: “Raja Hukuman Emas yang memiliki Golden Punishment Orb memiliki pertahanan tak tertembus—kekuatan tak tertandingi! Seorang diri sanggup menghancurleburkan seluruh dunia immortal, iblis, dan siluman!”
Wajah Wen Feng dan Liu Lan berubah drastis, napas mereka tersengal-sengal. Sekarang mereka paham mengapa Raja Hukuman Emas tak terkalahkan, dan mengapa tidak ada perselisihan di Dunia Bintang Gelap. Tiga Raja Agung memang terlalu kuat!
Qin Yu tersenyum tipis dalam hatinya.
"Tak terkalahkan? Mungkin di dunia para dewa, iblis, dan siluman. Tapi bisakah mereka bertahan dari satu tusukan tombak salju sisaku?" gumam Qin Yu dalam hati.
Qin Yu sangat paham bahwa pusaka Hongmeng juga memiliki tingkatan. Pusaka spiritual pasca bawaan biasa tidak akan mampu menyaingi senjata langit kelas atas miliknya. Apalagi 'Canxue' adalah karya paling membanggakan Sang Dewa Pandai di antara semua senjata langit kelas atas!
Meski Sang Dewa Pandai telah menciptakan banyak 'Pusaka Spiritual Pasca Bawaan Hongmeng', tombak Canxue tetap menjadi mahakarya yang paling ia banggakan. Ini membuktikan betapa dahsyatnya kekuatan senjata tersebut.
Tiba-tiba Qin Yu teringat perkataan Penjaga Tetua sebelumnya. Raut wajahnya berubah drastis!
“Ah, tadi Penjaga Tetua bilang, Penjaga Tetua bilang...” Qin Yu menggigilkan jarinya karena antusiasme, “Fungsi utama Golden Yanling Orb itu... meningkatkan kekuatan fisik puluhan kali lipat, sekaligus meningkatkan ketangguhan tubuh secara signifikan?”
Wajah Qin Yu memerah karena kegembiraan, “Dan juga, kekuatan emas dalam tubuh meningkat lebih dari sepuluh kali lipat.”
“Pintu besar di 'Ruang Artifak' Kuil Misteri itu, di dalamnya menyimpan banyak harta karun sekaligus inti sistem kendali kuil. Dengan menguasai artifak itu, berarti menguasai seluruh Kuil Misteri. Tapi sebelumnya aku sama sekali tak bisa membukanya, karena kekuatanku baru mencapai sepertiga dari yang dibutuhkan.”
Mata Qin Yu berkilat: “Tapi, kalau aku menyatu dengan Golden Yanling Orb... pasti bisa membuka Ruang Artifak! Jika berhasil membukanya, bukankah itu berarti Kuil Misteri menjadi milikku?”
Kekuatan meningkat puluhan kali lipat! Ini kehebatan yang luar biasa, pasti cukup untuk membuka Kuil Misteri!
Seketika, mata Qin Yu memerah karena kegirangan!
