Jiang Lan hanya melihat Qin Yu yang sedang merenung.
Keheningan.
Qin Yu terus berdiam diri, pikirannya bekerja keras menganalisis situasi.
"Delapan Keluarga Dewa berebut status. Bagi mereka, selama belum mencapai tingkat Raja Dewa, tidak akan ada pengaruh berarti. Meski ruang formasi-ku kuat, di mata Raja Dewa Delapan Keluarga, mungkin tetap sangat kuremehkan." Qin Yu memahami sepenuhnya di dasar hatinya.
Saat ini, tak ada kartu truf yang bisa kukeluarkan.
Keempat pesaing itu.
Kui Yin Hou, beliau adalah Pemimpin Kuil pertama 'Kuihou Dian' di Kota Salju Melayang di Kutub Utara, berjasa besar. Jaringannya sangat luas. Hubungannya dengan Maharaja Utara pun luar biasa erat.
Shen Tu Fan, beliau adalah pangeran dari Gunung Api Barat. Selain kekuatannya yang luar biasa, yang terpenting – dari Delapan Keluarga Dewa, klan Shen Tu adalah satu-satunya klan yang selalu membantu keluarga Jiang dan berada di faksi yang sama.
Duan Mu Yu, sosok yang hampir sempurna, sekaligus membawa mahar yang sulit ditolak.
Zhou Xian, di belakangnya ada Kota Hukuman Guntur, bahkan didukung oleh salah satu dari Tiga Mahadewa – Mahadewa Hukuman Guntur.
“Setiap pesaing pasti punya andalan mereka, apa andalanku?” Qin Yu mengerutkan alis, “Kekuatan, kekuatan yang cukup!”
Teknik perakitan senjata spiritual juga termasuk kekuatan.
“Ketika aku menjadi 'Dewa Tukang' baru, seharusnya aku memenuhi syarat untuk bersaing dengan mereka.” Qin Yu bergumam dalam hati. Sebenarnya, Qin Yu selalu punya keyakinan.
Karena... 《Xing Chen Bian》.
《Xing Chen Bian》 dengan tujuh tingkat pertama masih tergolong unik, belum bisa dianggap prestasi luar biasa.
Tapi 'TINGKAT LUBANG HITAM' yang diciptakan Qin Yu terhubung ke 'ruang paste', lalu 'Alam Qian Kun' yang dikembangkannya membentuk dunia mandiri. Kini... bahkan telah menciptakan alam semesta.
Dia memiliki alam semesta sendiri.
Prestasi seperti ini sungguh luar biasa kehebatannya.
Hanya saja pencapaian ini terlalu besar, sampai Qin Yu tak berani sembarangan bicara. Kecuali suatu hari nanti, ketika kekuatannya sudah begitu besar hingga tak takut pada Mahadewa, barulah mungkin dia akan membuka kerahasiaan.
"Tidak peduli sejauh apa hal ini terjadi, aku tidak akan mengizinkan siapapun memisahkan aku dan Li'er. Bahkan terhadap Raja Dewa atau Mahadewa yang turut campur, paling-paling, aku akan membawa Li'er bersembunyi di alam semestaku, menunggu alam semesta ini berkembang ke kondisi sempurna, kekuatanku naik drastis ke puncak, baru kembali menyerang mereka yang menghalangiku nanti." Qin Yu bergumam dalam hati.
Alam semesta miliknya sendiri, Qin Yu sama sekali tidak khawatir ada orang luar berani memasuki.
Pertama, alam semestanya dan alam semesta yang ada di dimensi Dewa, dunia immortal-iblis-siluman serta ruang tak terhitung lainnya, adalah dua alam semesta independen. Mungkin bahkan Mahadewa sekalipun akan sangat sulit menembus ke alam semesta lain.
Bagaimanapun, alam semesta Qin Yu memiliki hukum ruang dan hukum waktu yang khusus.
"Bahkan jika Mahadewa bisa masuk ke alam semestaku, apa yang bisa mereka lakukan terhadapku?" Qin Yu sangat percaya diri.
"Mahadewa memang memahami hukum ruang dan waktu, tetapi yang mereka pahami adalah hukum alam semesta tempat Dewa berada. Begitu tiga Mahadewa masuk ke alam semesta Qin Yu, mereka sama sekali tidak bisa melakukan serangan apapun, hanya bisa membiarkan diri dihancurkan lebur oleh Qin Yu."
"Sayangnya alam semestaku masih dalam tahap berkembang. Kekuatan ruang yang bisa mencapai Dewa masih belum banyak, kemampuan mengikatnya masih terlalu lemah." Dalam hati Qin Yu berkeluh kesah.
Saat ini kekuatan ruang alam semesta baru Qin Yu hanya bisa mengikat Dewa Bagian Tengah. Paling banyak, hanya menghalangi gerak Dewa Bagian Atas.
Adapun Raja Dewa dan Mahadewa.
Selama berada di alam semesta Dewa ini, Qin Yu mustahil bisa menangkap mereka paksa ke alam semestanya. Kecuali, para Raja Dewa dan tiga Mahadewa ini rela memasuki alam semesta Qin Yu.
Tapi, apakah mereka akan sebodoh itu?
"Xiao Yu, sedang memikirkan apa?" Suara Jiang Lan terdengar.
Qin Yu sudah sadar kembali, tersenyum pada Paman Lan: "Sedang memikirkan bagaimana cara bersaing dengan keempat pesaing ini untuk mendapatkan Li'er. Keempat pesaing ini, ancamannya memang cukup besar ya."
Jiang Lan juga mengangguk halus.
Tiba-tiba Qin Yu tampak ragu-ragu, membuat Jiang Lan curiga. Setelah beberapa saat, Qin Yu baru berkata: "Paman Lan, bukankah dulu Anda pernah bilang, setelah aku membuka Lapisan Ketiga Jiang Lan, Anda akan mengaturkan pertemuan antara aku dan Li'er?"
"Haha, ternyata kamu memikirkan hal ini." Jiang Lan langsung tertawa terbahak.
Wajah Qin Yu memerah karena malu.
Meski usianya sebenarnya sudah ratusan ribu tahun dalam latihan, namun dalam urusan asmara, Qin Yu masih seperti anak burung yang baru menetas. Terutama setelah berusaha mati-matian selama ini demi bertemu Li'er, saat meminta bantuan Paman Lan, ia merasa seperti 'ada duri di lidah' yang sulit diucapkan.
“Baiklah, takkan kubicarakan dirimu lagi. Kedatanganku kali ini juga untuk membawamu ke Kota Salju Melayang menemui Li'er. Kau tak tahu, setiap kali Li'er menemuiku, dia selalu bertanya...‘Paman Lan, bagaimana kabar Kakak Qin Yu?’”
Mendengar perkataan Jiang Lan, dada Qin Yu tiba-tiba dipenuhi rasa bahagia.
Kekhawatiran terbesar Qin Yu adalah, setelah terpisah begitu lama dengan Li'er, apakah gadis itu akan beralih suka pada orang lain? Meskipun niat ini tak pernah diucapkannya, di kedalaman hati Qin Yu tetap ada rasa khawatir yang tersembunyi.
Bagaimanapun juga waktu perpisahan mereka terlalu panjang.
Qin Yu bahkan tak berani membayangkan, apa yang akan terjadi jika Li'er benar-benar bersama pria lain.
"Mungkin aku akan menjadi seperti Duanmu Yu yang tak lagi percaya pada cinta," Qin Yu dalam hati berkeluh kesah, "Syukurlah, Li'er tidak mengecewakanku."
Rasa penuh kasih Qin Yu terhadap Li'er semakin menguat di dasar hatinya.
“Paman Lan, mari kita pergi.” Qin Yu menarik napas dalam-dalam, lalu berkata pada Jiang Lan.
Jiang Lan mengangguk sambil tersenyum, kemudian menggandeng tangan Qin Yu. Keduanya lenyap tanpa bekas dari Kuil Lanxuan. Sebagai penguasa hukum ruang, Jiang Lan bisa melakukan lompatan ruang sambil membawa orang lain dengan mudah.
Qin Yu hanya merasakan perubahan adegan di hadapannya, dan tiba-tiba sudah berada di tepi kolam. Jiang Lan kini berdiri di sampingnya.
Qin Yu baru saja ingin menanyakan tentang tempat ini pada Paman Lan, tiba-tiba mendengar suara—
“A Lian, Liu Xiang, kalian berdua jangan asal bercanda.” Suara yang telah bergema ribuan kali dalam mimpi itu kembali terdengar.
Mendengar suara itu, hati yang tabah Qin Yu langsung meleleh sepenuhnya.
“Putri, jangan malu-malu. Tadi kudengar jelas, kau menyebut-nyebut nama Qin Yu. Pasti tidak salah dengar.”
"Aku juga mendengar, Putri, kau harus mengaku. Putri, Putri, ada apa denganmu?"
Saat ini Qin Yu seolah kerasukan kegilaan, melangkah perlahan ke arah pintu gerbang halaman tak jauh. 'Air Mata Meteor' dalam jiwanya terus bergetar.
"Aku belum pernah merasakan kehadiranmu sedekat ini," gumam Qin Yu pelan.
Di seberang pintu gerbang halaman.
Li'er yang mengenakan jubah putih longgar juga melangkah mendekati pintu. Tetesan air mata dalam jiwanya bergetar sama kuatnya. Sensasi itu begitu jelas, menusuk hingga ke relung jiwa!
Sejak kembali ke alam Dewa, dia juga belum pernah merasakan eksistensi Qin Yu sejelas ini.
Satu langkah, dua langkah...
Tiba pada suatu momen—
Pandangan Qin Yu dan Li'er menembus pintu gerbang, saling bertaut. Di detik ini, tanpa bisa dikendalikan, mata mereka berdua berkaca-kaca.
Qin Yu membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, namun kata-kata yang tersimpan dalam hatinya selama ratusan ribu tahun sama sekali tak bisa terucap saat ini.
Li'er juga menggerakkan bibirnya, tapi tak mengeluarkan sepatah kata pun.
Keduanya hanya saling menatap dalam-dalam.
Pada momen ini—
Di mata mereka, seluruh dunia seolah hanya menyisakan satu sama lain.
Pada detik ini—
Tatapan mereka saling bertaut, terdiam seribu bahasa.
Tanpa disadari, Qin Yu dan Li'er telah merapat, dorongan jiwa yang tak terbendung membuat mereka langsung berpelukan.
Pelukan itu eratan sekali, seolah ingin menyatukan tubuh lawannya ke dalam dekapan, melebur menjadi satu entitas.
Jiang Lan menyaksikan pemandangan ini dengan senyum lega. Namun matanya juga berkilau oleh air mata. Dua pelayan wanita A Lian dan Liu Xiang di sampingnya tertegun menutup mulut dengan tangan.
Jiang Lan segera diam-diam menyuruh kedua pelayan wanita itu mundur terlebih dahulu, dirinya sendiri juga pergi dengan diam-diam, sekaligus memerintahkan untuk tidak mengizinkan siapapun datang mengganggu.
Periode waktu ini, sepenuhnya menjadi milik Qin Yu dan Li'er.
Qin Yu memeluk erat Li'er dengan kedua tangannya, ia berulang kali ingin semakin mengencangkan pelukan pada Li'er. Seolah takut Li'er akan pergi lagi.
Tidak terasa berapa lama waktu berlalu, atau mungkin hanya sekejap mata.
Qin Yu dan Li'er perlahan mulai mengendurkan pelukan mereka. Qin Yu menundukkan kepala, memandang Li'er dalam dekapan. Li'er menengadah, menatap Qin Yu.
Pandangan mata mereka saling bertaut.
Qin Yu tiba-tiba menundukkan kepala perlahan, mencium air mata di sudut mata Li'er. Namun air mata di mata Li'er justru semakin deras. Di wajah Li'er terpancar senyuman bahagia, namun air matanya terus mengalir.
Li'er tiba-tiba mengangkat kaki sedikit lalu menyentuh bibir Qin Yu dengan ciumannya. Qin Yu tertegun sejenak, kemudian membalas ciuman Li'er. Bibir dan lidah mereka saling melilit.
Lama, sangat lama setelahnya.
Barulah bibir mereka berpisah.
"Li'er." Akhirnya Qin Yu bersuara.
"Kakak Qin Yu." Bulu mata Li'er masih berkilauan oleh butiran air mata kecil, "Awalnya kupikir aku harus menunggu puluhan juta tahun, bahkan ratus juta tahun. Tak kusangka Kakak Qin Yu..." Wajah Li'er dipenuhi kebahagiaan.
Qin Yu menatap Li'er.
Entah mengapa, di detik ini Qin Yu merasa: dengan memiliki Li'er, seolah ia telah menguasai seluruh dunia. Sebaliknya, tanpa Li'er, dunianya akan menjadi gelap gulita.
"Untukmu, aku rela mengorbankan segalanya. Karena tanpamu, berarti aku telah kehilangan segalanya!" Qin Yu kembali memeluk Li'er lebih erat di pelukannya.
