Qin Yu segera memperhatikan perubahan ekspresi Dongji Shenghuang Huangfu Yu dan yang lain. Meski begitu, dia telah memprediksi kemungkinan ketidaksenangan sang Shenghuang.
Hanya saja, urusan mengikuti sayembara pernikahan ini adalah hal yang mutlak harus dilakukan.
"Yang Mulia, hal ini selalu kusimpan dalam hati. Inilah pondasi dasar yang mendorongku untuk terus melatih diri dan meneliti seni perangkitan senjata spiritual," kata Qin Yu dengan kesungguhan luar biasa.
Dalam perjalanan panjang melatih ilmu bela diri, hampir setiap praktisi menyimpan obsesi yang menggerogoti jiwa di dasar hatinya.
Dongji Shenghuang Huangfu Yu mendengar ini, akhirnya tahu bahwa obsesi Qin Yu ternyata adalah 'Jiang Li'. Dia sadar sulit untuk membujuk Qin Yu. Bagaimanapun juga, Qin Yu adalah Master Pembuat Senjata. Master Pembuat Senjata di alam Dewa adalah mangsa empuk. Jika dia bertindak keterlaluan, Qin Yu mungkin akan meninggalkan Gunung Xuanjin.
Huangfu Yu tentu tidak akan melakukan hal seperti itu.
Wajah Huangfu Yu kembali normal. Dia menasihati: "Qin Yu, jika kau benar-benar ingin melakukan ini, aku tak bisa menghalangi. Tapi aku ingin mengingatkanmu, peserta sayembara pernikahan terbuka itu banyak yang memiliki pengaruh besar di alam Dewa. Bahkan jika kau ikut, akan ada banyak kesulitan."
Obsesi bertahun-tahun, mungkinkah sedikit rintangan bisa menghalangi Qin Yu?
"Terima kasih Yang Mulia Kaisar Suci." Qin Yu tersenyum sambil membungkuk, lalu tak berbicara lagi.
Ucapan Huangfu Yu tadi telah jelas-jelas menyatakan tak akan menghalanginya.
"Qin Yu, bukankah dulu kau bilang padaku bahwa kau tidak mengenal Jiang Li itu?" Suara jernih bergema. Qin Yu memandangi sumber suara itu——Huangfu Jing yang wajahnya pucat.
Melihat Huangfu Jing, reaksi pertama Qin Yu adalah——pusing!
Dalam hati Qin Yu, Huangfu Jing adalah gadis yang sangat baik. Namun Qin Yu sama sekali tidak memiliki perasaan padanya. Sejak dasar hatinya telah terisi Li'er, tak ada gadis lain yang bisa mengguncang jiwanya.
"Putri Jing, saat itu kekuatanku masih rendah. Memberi penjelasan pun percuma, aku juga tak ingin mencari malu sendiri. Karena itulah dulu aku berbohong, harap Putri Jing tidak kecewa." Qin Yu berkata dengan tulus.
Dia benar-benar berharap Huangfu Jing tidak terlalu marah karenanya, jika tidak, dalam hatinya Qin Yu juga akan merasa sedikit bersalah.
Huangfu Jing tertawa getir dengan nada muram: "Dulu saat kau bertanya tentang Jiang Li, sudah kucurigai ada hubungan di antara kalian. Ternyata benar begitu."
"Xiao Jing!"
“Satu seruan berwibawa yang pendek bergema,” ucap Dongji Shenghuang Huangfu Yu dengan wajah yang sepenuhnya kaku memandang Huangfu Jing, “Xiao Jing, Qin Yu adalah Pangeran Kuil Lanxuan dari Gunung Xuanjin di wilayahku. Kesukaannya pada seseorang, usahanya meraih hati seseorang—walau aku sebagai Shenghuang—tak boleh memaksanya.”
“Ayahanda Kaisar, hamba tahu.” Huangfu Jing mengangguk halus.
Dalam hati Qin Yu bergolak, sementara matanya mengamati Huangfu Jing dengan cermat. Lega tak terbendung menyelinap: “Syukurlah, setidaknya emosinya belum bergejolak hebat.”
“Qin Yu, kau hendak ke Kota Salju Melayang untuk ikut perjodohan itu. Jika ada yang perlu kubantu, sampaikan saja.” Dongji Shenghuang Huangfu Yu tersenyum ramah padanya.
Qin Yu pun merasa nyaman tak terkira.
Sikap Dongji Shenghuang yang tidak menghalangi malah bersedia membantu ini secara alami meningkatkan simpati Qin Yu padanya.
Huangfu Jing memperlihatkan kilatan cahaya di matanya, menatap Qin Yu: "Qin Yu, sebelum pergi, bisakah kau mengunjungi tempatku? Mari kita berdiskusi baik-baik."
"Xiao Jing." Suara Huangfu Yu terdengar kesal.
Huangfu Jing menyunggingkan senyuman tipis ke arah Dongji Shenghuang Huangfu Yu: "Ayahanda Kaisar, tenanglah. Aku hanya ingin berbincang dengan Qin Yu, sama sekali tidak ada maksud lain."
Dongji Shenghuang Huangfu Yu mengangguk halus.
Bagaimanapun, Huangfu Jing adalah seorang Dewa Bagian Atas. Dengan kemampuan bela diri jiwa setinggi itu, mustahil daya tahannya begitu rendah.
"Qin Yu, apakah kau bersedia mengunjungi tempat kediamanku?" Senyuman mengembang di wajah Huangfu Jing.
Qin Yu merasa bulu kuduknya merinding.
Tapi apa lagi yang bisa dia lakukan?
"Undangan Putri Jing tentu kunikmati dengan sangat senang." Ekspresi Qin Yu tetap tenang saat menjawab dengan sopan.
Huangfu Jing mengangguk halus, lalu berbalik dan membungkuk kepada Dongji Shenghuang: "Ayahanda Kaisar, Ibu Ratu, anakmu mohon pamit dahulu." Setelah berkata demikian, Huangfu Jing berbalik pergi, sambil melirik ke arah Qin Yu saat pergi.
Qin Yu juga menangkupkan tangan: "Yang Mulia Kaisar Suci, Permaisuri, hamba juga mohon pamit."
"Baik, kalian boleh pergi." Huangfu Yu tersenyum ramah.
Qin Yu pun mengikuti Huangfu Jing, keduanya berjalan berurutan meninggalkan tempat. Pasangan Dongji Shenghuang baru saling berbicara setelah melihat Qin Yu dan Huangfu Jing pergi.
"Yang Mulia, Xiao Jing dia..." Xu Yan menunjukkan kekhawatiran.
Dia sangat memahami alasan tindakan Dongji Shenghuang sebelumnya. Bagaimanapun, Qin Yu bukan tipe orang yang bisa diperintah begitu saja. Seorang Master Pembuat Senjata, semua kekuatan besar di alam Dewa pasti akan berebut merekrutnya.
Huangfu Yu justru tersenyum kecil, sangat tenang: "Xu Yan, kau tak perlu khawatir. Pertama, sifat mental Jing'er tangguh, takkan terguncang oleh hal kecil seperti ini. Kedua, Qin Yu yang ikut perjodohan itu belum tentu sukses."
Xu Yan seketika teringat para 'pria tampan' di Dewa yang ikut perjodohan itu, lalu menganggukkan kepala.
Duanmu Yu, Shen Tu Fan, Kui Yin Hou, dan Zhou Xian - mana mungkin keempat orang ini mudah ditaklukkan? Meski Qin Yu adalah Master Pembuat Senjata, kemampuannya setara dengan mereka. Harapannya menang dalam perjodohan hanya 20% saja.
"Setelah Qin Yu gagal dalam perjodohan, mungkin dia akan kembali bersama Jing'er," ujar Huangfu Yu sambil tersenyum licik.
Xu Yan mengangguk halus, menghela napas: "Hanya bisa berharap Qin Yu gagal."
……
Kota Kerajaan, Kediaman Huangfu Jing.
Langit berangsur gelap, "Kelimut Malam" yang berasal dari Kota Salju Melayang di Kutub Utara telah menyelimuti seluruh alam Dewa. Di bawah naungan malam, dalam kilatan samar lentera, Qin Yu dan Huangfu Jing duduk berdampingan di bangku batu panjang.
Di belakang mereka, tegak sebatang pohon Liu mistis yang melengkung, ribuan rantingnya meliuk-liuk ditiup angin di sekitar kedua insan ini.
Qin Yu diam membeku. Untuk sesaat ia kehilangan kata-kata, hanya sempat melirik sekilas wanita di sampingnya. Ujung rambut Huangfu Jing yang tertiup angin itu berayun-ayun di depan matanya.
Tiba-tiba Qin Yu merasa wanita ini terlihat begitu mengasihani.
"Qin Yu, kecepatan peningkatan kemampuanmu benar-benar luar biasa," Huangfu Jing memecah kesunyian.
"Hmm, lumayanlah," jawab Qin Yu dengan keluguan khasnya.
Huangfu Jing baru menghela napas: "Baru sekarang aku tahu, alasanmu berlatih begitu giat ternyata demi Adik Jiang Li itu. Benar, Adik Jiang Li memang orang yang baik. Semua yang pernah kontak dengannya, mayoritas pasti menyukainya."
"Benar, Li'er memang orang yang baik." Kata Qin Yu tak terbendung, pikirannya melayang pada Li'er.
Begitu teringat Li'er, senyuman damai langsung merekah di wajah Qin Yu. Huangfu Jing meliriknya, melihat ekspresi itu, bibirnya mengerut membentuk senyum getir.
"Qin Yu, menurutmu mengapa perasaan suka seseorang begitu sulit dimengerti? Selama ini di alam Dewa, tak ada satu pun pria yang kusukai. Tapi hanya dengan beberapa kali kontak bersamamu, hatiku sudah tertarik. Mengapa ya? Aku sendiri tak mengerti." Ucap Huangfu Jing perlahan seolah sedang membicarakan orang lain, tanpa berhati-hati sama sekali.
Qin Yu tertegun.
Senyum di wajahnya lenyap sekejap.
“Apa yang sedang dibicarakan Huangfu Jing ini?” Qin Yu merasa pusing, melirik ke arah Huangfu Jing di sebelahnya.
Hanya saja di dasar hati Qin Yu telah ada keputusan, ia hanya bisa sedikit menenangkan hati lalu langsung berkata: "Putri Jing, mengenai hal ini aku juga tidak begitu paham."
"Lalu hubunganmu dengan adik perempuan Jiang Li?" Huangfu Jing bertanya lebih lanjut sambil menatap Qin Yu.
Begitu mendengar nama Jiang Li, seluruh wajah Qin Yu langsung tersenyum: "Bagaimana menjelaskannya? Putri Jing, sejak aku mulai mengingat hingga tumbuh dewasa, aku terus-menerus berada dalam latihan keras dan pertempuran sengit, bahkan sampai menyukai perasaan itu yang seperti menyambut tantangan."
"Tapi..." Tatapan Qin Yu menjadi samar, "Ketika aku bersama Li'er, hatiku terasa sangat tenang, seperti perahu kecil yang kesepian kembali ke pelabuhan. Di dunia mortal, aku dan Li'er sudah saling mengenal puluhan tahun. Tidak ada hal yang menggemparkan langit dan bumi di antara kami, juga tidak ada perpisahan hidup dan mati yang tak terlupakan. Yang ada hanyalah kehangatan saling peduli dan perhatian yang tenang."
"Sebuah tatapan, sebuah senyuman, kami mampu memahami pemikiran masing-masing, apa yang ada dalam hati satu sama lain." Senyuman secara alami muncul di wajah Qin Yu.
Huangfu Jing menyimak dengan tenang sambil terus memandang Qin Yu.
"Senyuman Qin Yu sungguh sangat lembut. Hanya saja, itu ditujukan untuk Adik Perempuan Jiang Li." Pikir Huangfu Jing dalam hati.
"Dia bermain catur, aku menontonnya. Saat aku mengobrol dengan orang lain, Li'er akan menyiapkan cangkir teh atau mengantarkan buah-buahan yang sudah dicuci... Masa-masa itu akan selalu kuingat."
Qin Yu tak terbendung menutup matanya.
Di kedalaman hati Qin Yu, sebenarnya ada rasa lelah. Hanya bersama Li'er-lah dia bisa mengendur sepenuhnya.
Tenggelam dalam kenangannya sendiri, Qin Yu menunggu cukup lama sebelum akhirnya sadar. Baru saat itulah dia teringat bahwa dirinya sedang berbicara dengan Huangfu Jing.
"Ah, maaf." Qin Yu memandangi Huangfu Jing.
Ekspresi di wajah Huangfu Jing kembali tenang. Matanya tak lepas mengamati Qin Yu, menunggu hingga pria itu membuka mata, lalu tersenyum padanya: "Tak perlu minta maaf. Dari ceritamu, aku sudah merasakan ikatan emosi antara kalian berdua."
Huangfu Jing tertawa getir. "Qin Yu, jangan anggap aku lucu. Aku belum pernah menjalin hubungan asmara, sama sekali tak paham hal semacam ini. Yang ada cuma perasaan samar-samar. Tapi setelah mendengar ceritamu, baru kusadari... kebahagiaan seorang wanita seharusnya memiliki seorang pria yang melindungi dan memperhatikannya dengan teliti. Aku sangat kagum pada Adik Jiang Li, hanya... kau sudah memilikinya."
Huangfu Jing menghela napas lega, lalu berdiri sambil tersenyum pada Qin Yu: "Qin Yu, banyak yang mengejar Adik Jiang Li. Aku hanya bisa mendoakan kesuksesanmu di sini."
Di dalam hati, Qin Yu diam-diam menghela napas lega.
Ia merasakan meski mungkin masih ada gundukan di hati Huangfu Jing, kondisinya sudah jauh membaik dibanding saat di Istana Dongji Shenghuang.
"Terima kasih," kata Qin Yu dengan sungguh-sungguh.
Tak lama kemudian, Qin Yu meninggalkan kediaman Huangfu Jing itu.
Qin Yu tidak banyak berbicara. Ia hanya bisa memilih demikian. Di dasar hatinya hanya ada Jiang Li. Tak bisa karena seorang gadis mencintainya, lalu ia harus membalas perasaan itu.
Terkadang, harus bersikap tak berperasaan.
Di aula utama Kuil Lanxuan.
Qin Yu melirik sekilas kedua pengikut di belakangnya, lalu tersenyum sambil memerintahkan: "Pergi!"
"Ya, Tuan."
Qiu Zhongfu dan Fu Bo membungkuk hormat. Qin Yu kali ini tidak membawa banyak orang. Secara resmi hanya Qiu Zhongfu dan Fu Bo. Diam-diam, Qin Yu menempatkan lebih dari seratus pelayan Dewa di Villa Kabut, Zixuanxing di alam semesta miliknya sendiri.
"Li'er, aku pergi ke Kota Salju Melayang." Qin Yu berkomunikasi melalui telepati dari dasar hatinya.
Alam semesta baru ini diciptakan oleh Qin Yu. Dengan satu keinginan, suaranya bisa terdengar di telinga Li'er.
"Hmm." Suara Li'er yang mengandung getaran kegembiraan juga bergema dalam hati Qin Yu.
Qin Yu, Qiu Zhongfu, dan Fu Bo langsung meninggalkan Kuil Lanxuan, kemudian keluar dari Gunung Xuanjin Timur. Mereka menuju ke formasi teleportasi dan segera dipindahkan ke gerbang Kota Salju Melayang di Kutub Utara.
