Salju bertebaran, menginjak jalan batu hitam kuno di ‘Kota Salju Melayang di Kutub Utara’, Qin Yu, Shen Tu Fan, Kui Yin Hou, dan Duanmu Yu pun berpamitan dan berpisah.
“Akhirnya kembali.” Senyuman mengembang di wajah Qin Yu.
Setelah mendapatkan tiga pusaka Hong Meng kelas satu itu, kuota pertama dalam perjodohan ini pasti akan jatuh ke tangannya. Secara alami, Qin Yu merasa lega sejenak.
Sampailah di depan Istana Kayu.
“Apakah Paman Lan dan Li'er seharusnya ada di dalam?” Qin Yu berdiri di depan Istana Kayu, bertanya-tanya dalam hati. Tepat di saat itu—
“Xiao Yu, masuklah.” Suara Jiang Lang langsung bergema dalam benak Qin Yu.
“Kesaktian Raja Dewa memang luar biasa.” Qin Yu menghela nafas kagum dalam hati, lalu langsung berjalan menuju pintu gerbang Istana Kayu. Dua pengawal penjaga gerbang tampaknya telah menerima perintah Jiang Lan, tidak menghalangi langkah Qin Yu.
“Paman Lan dan Li'er berada di halaman paling dalam.” Qin Yu sangat yakin. Pertama, karena kekuatan ruangnya menyelimuti seluruh Istana Kayu. Kedua... berkat AIR MATA METEOR, dia bisa merasakan posisi Li'er.
Dengan langkah pasti menyusuri koridor yang sudah dikenalnya, beberapa saat kemudian dia tiba di halaman terdalam.
Li'er terus berdiri di pintu gerbang halaman menanti. Saat melihat sosok Qin Yu, dia langsung berlari riang menyambut. Qin Yu pun memeluk erat gadis itu.
Paman Lan juga keluar dari taman paling dalam, melihat Qin Yu berdua seperti itu tak bisa menahan senyum.
"Sudah, Paman Lan sedang melihat." Qin Yu berbisik di telinga Li'er. Wajah Li'er sedikit memerah sebelum melepaskan Qin Yu, tapi masih tetap menggenggam tangan pria itu.
Jiang Lan memandang Qin Yu sambil tersenyum: "Xiao Yu, bagaimana kabarmu? Apakah kau yakin bisa merebut kuota pertama?"
Senyuman Qin Yu merekah lebar: "Yakin, keyakinan sepuluh persen!"
"Sepuluh persen?" Jiang Lan nyaris tersedak tawa, "Xiao Yu, jangan asal berjanji. Aku dengar Zhou Xian dapat hadiah dari Mahadewa Hukuman Guntur."
Qin Yu tersenyum penuh keyakinan: "Paman Lan, tunggu saja saat semua orang berkumpul di Istana Suci nanti. Kuota pertama ini pasti jadi milikku."
"Masih mau merahasiakan strategimu dariku?" Jiang Lan terkekeh.
Qin Yu hanya menyeringai licik.
“Baiklah, kalau kau sendiri sudah punya keyakinan penuh, aku juga bisa tenang. Sekarang si tua ini tidak akan mengganggu kalian berdua lagi.” Jiang Lan sengaja berkata demikian, lalu meninggalkan tempat itu.
Setelah Jiang Lan pergi, Qin Yu dan Li'er pun mulai mesra satu sama lain.
Setelah waktu yang cukup lama, Li'er yang berbaring dalam pelukan Qin Yu mengangkat kepala dan bertanya pelan: "Kakak Qin Yu, benarkah kau yakin bisa mendapatkan kuota pertama? Kudengar Zhou Xian mendapatkan sebuah Hongmeng Lingbao lho."
Qin Yu tersenyum kecil, mengelus hidung mancung Li'er: "Tenang saja. Meski dia dapat pemberian dari Mahadewa Hukuman Guntur, aku justru mendapat anugerah dari dua Mahadewa sekaligus: Mahadewa Xiaoyao dan Mahadewa Piao Yu."
"Dua Mahadewa? Bukankah Mahadewa Piao Yu itu..." Li'er terbelalak matanya penuh keheranan.
"Meski aku tak bisa memastikan identitas orang berambut perak dan bermata perak itu, tapi hadiah itu pasti ada hubungannya dengan Mahadewa Piao Yu." Qin Yu tersenyum kecil, "Baiklah, kau tak perlu khawatir sama sekali."
……
Waktu bersama Li'er selalu berlalu begitu cepat. Ketika Qin Yu meninggalkan Istana Kayu, dia telah berada di sana penuh tiga hari.
Kembali ke Istana Piaoyun, barulah Qin Yu menyadari bahwa Fu Bo, Qiu Zhongfu dan yang lain sudah sangat menanti-nanti.
Saat Qin Yu kembali ke Kota Salju Melayang, Fu Bo dan yang lain sebenarnya sudah tahu - mereka bisa merasakan posisi Qin Yu. Mereka telah menyiapkan jamuan mewah, namun terpaksa menunggu tiga hari sebelum Qin Yu akhirnya kembali dari Istana Kayu.
Di Istana Piaoyun, hari-hari Qin Yu berlalu dengan damai. Dia hanya menunggu dengan tenang hari berkumpulnya para tamu di Istana Maharaja Suci.
Di taman.
"Masih delapan belas hari lagi menuju Istana Maharaja Suci, saatnya menilai siapa pemilik kuota pertama ini." Bisik Qin Yu sambil meraih kendi arak di meja sampingnya dan meneguknya.
Tiba-tiba, seorang pelayan Dewa mendekat dari kejauhan.
"Yang Mulia, Putri Jiang Yan meminta audiensi."
"Oh? Suruh mereka langsung ke sini." Qin Yu segera memerintah. Apakah Jiang Yan datang untuk mengecek apakah dirinya yakin bisa merebut kuota?
Belakangan ini, banyak yang datang mencari tahu kekuatan sebenarnya dirinya.
Sebagian diantaranya dikirim oleh Zhou Xian. Meski tak tahu Qin Yu telah memperoleh tiga pusaka Hong Meng kelas satu, Zhou Xian mengetahui hadiah dari Mahadewa Xiaoyao itu.
Zhou Xian sendiri masih ragu: apakah Giok Hitam miliknya mampu menyaingi labu ajaib Qin Yu?
"Kakak Qin Yu." Jiang Yan datang sendirian.
"Yan'er, ada apa?" tanya Qin Yu sambil tersenyum. Dari ekspresi Jiang Yan, ia langsung tahu pasti ada kabar gembira di hati gadis itu.
Jiang Yan menjawab dengan wajah berseri, "Kak Qin Yu, Kak Luo Yu sudah melakukan asensi ke Divine Realm!" suaranya penuh semangat.
"Luo Yu? Jun Luoyu?" Qin Yu tertegun sebentar.
Jiang Yan mengangguk berkali-kali: "Iya! Aku terus memantaunya. Dua tahun lalu dia baru saja naik ke sini, bahkan aku sempat bertemu langsung."
Dalam hati Qin Yu juga meluap kegembiraan.
"Bagaimana reaksinya saat bertemu denganmu?" tanya Qin Yu penasaran. Di mata Jun Luoyu, Jiang Yan hanyalah Xiandi level rendah. Tapi setelah sampai di Divine Realm, saat mengetahui identitas asli sang gadis...
Jiang Yan tersenyum bangga: "Hehe, lumayanlah. Awalnya Kak Luo Yu sangat terkejut, tapi dia cepat beradaptasi. Berkat aku juga, Kak Luo Yu terbebas dari kerja paksa menambang selama ribuan tahun." Jiang Yan berkata dengan penuh kesombongan.
"Aku sudah kembali ke Kota Salju Melayang beberapa waktu. Kau baru datang ke sini hari ini, apakah sebelumnya terus bersama Luo Yu?" Qin Yu bertanya.
Jiang Yan mengangguk riang: "Betul. Dia berada di 'Kota Luan Shan' di bawah komando Kota Salju Melayang di Kutub Utara. Chi Qing juga ada di sana."
"Chi Qing, Kaisar Hijau?" Mata Qin Yu berbinar.
Jiang Yan mengangguk: "Benar. Kekuatan Kaisar Hijau itu cukup mumpuni. Saat baru asensi ke Negeri Dewa, dia sudah mencapai puncak Dewa kelas menengah. Sekarang bahkan sudah jadi atasan Dewa. Tapi sebelum mencapai tingkat Dewa, Lao Lao tidak bisa memboyong Chi Qing ke Kota Salju Melayang."
Qin Yu akhirnya paham.
Pantas saja, selama bertahun-tahun di Kota Salju Melayang aku tak pernah melihat Kaisar Hijau.
Qin Yu dalam hati tak bisa tidak mengagumi, Kaisar Hijau itu memang garang. Sudah begitu lama tinggal di dunia immortal, iblis, dan siluman, bahkan jiwanya sejak lama mencapai 'jiwa cinnabar'. Pantas saja saat menghadapi tribulasi, dia dengan mudah menyerang Pengmo Huang dan lainnya.
"Kakak Qin Yu, apakah kau yakin bisa merebut kuota pertama dalam perjodohan kakak perempuanku?" Jiang Yan mendorong lengan Qin Yu sambil bertanya.
Qin Yu tersenyum lebar: "Ini, masih perlu ditanya?"
……
Hari ini, 'Auditorium Utama' di Kota Salju Melayang Kutub Utara kembali riuh. Delapan belas kandidat calon direktur berkumpul di Auditorium Utama, sementara tiga belas dewa duduk tegak di atas podium.
Seluruh auditorium dipenuhi obrolan dan tawa yang terus bergema.
"Qin Yu, kali ini kuota itu akan jadi pertarungan antara kau dan Zhou Xian." Kui Yin Hou tersenyum. Qin Yu dan Zhou Xian saling memandang.
Di wajah keduanya terpancar sepercik keyakinan diri.
Tiba-tiba, Qin Yu, Zhou Xian, Duanmu Yu, dan semua orang lain menoleh ke atas. Saat ini, Maharaja Utara Jiang Fan tersenyum dan berdiri. Seketika, suasana di bawah menjadi hening sepenuhnya.
Jiang Fan melihat semua orang di bawah telah tenang, baru tersenyum dan membuka mulut:
"Tuan-tuan, masa sepuluh tahun telah tiba. Kuota pertama untuk sayembara pernikahan terbuka putriku akan segera ditetapkan. Kini, delapan belas kandidat akan memamerkan hadiah mereka." Pandangan Jiang Fan menyapu delapan belas orang di bawah.
Pada saat ini, Zhou Huo - Maharaja Barat Laut dan ayah Zhou Xian - berseru lantang: "Saudara Jiang, tak perlu repot. Sepengetahuanku, dari kunjungan ke Istana Gunung-Laut, hanya Master Pembuat Senjata Qin Yu dan putraku Zhou Xian yang mendapat anugerah Mahadewa. Cukup perlihatkan hadiah mereka berdua saja."
Jiang Fan hanya mengangguk sambil tersenyum.
Zhou Xian bahkan yang pertama kali berdiri, lalu berjalan ke tengah aula, memberikan penghormatan dengan penuh hormat kepada tiga belas Dewa di atas sebelum berkata, "Paman, hadiah yang kudapat ini adalah 'Sulfur Flame Ruyi' yang dianugerahkan oleh Mahadewa Hukuman Guntur. Ruyi Sulfur Api ini merupakan pusaka Hong Meng kelas dua."
Tiga belas Dewa di atas serentak mengangguk halus.
Istri Jiang Fan, Chunyu Rou, mengangguk dan berkata, "'Sulfur Flame Ruyi' ini, pertama-tama adalah pusaka Hong Meng kelas dua. Kedua, 'Ruyi' sendiri mengandung makna kebahagiaan tersirat, sangat cocok digunakan sebagai hadiah dalam acara perjodohan."
Hou Fei yang berada di belakang Dewa Xiu Luo mengerlingkan mata ke arah Qin Yu.
Qin Yu tidak terlihat gugup, justru Hou Fei yang gelisah untuknya. Qin Yu tersenyum tipis pada Hou Fei, memberi isyarat dengan tatapan agar Hou Fei tetap tenang.
Tiba-tiba Dewa Xiu Luo yang diam membuka mulut, "Hadiah Zhou Xian memang cukup baik, tapi mari kita lihat dulu persembahan Qin Yu."
Jiang Fan yang di atas juga memperhatikan Qin Yu selaku master pembuat senjata. Ia segera bersuara sambil tersenyum: "Aku juga mendengar kabar, Qin Yu kali ini berhasil mencapai puncak anak tangga Tongtian, sehingga mendapat anugerah dari Mahadewa Xiaoyao."
Dengan tingkat cultivation yang belum mencapai Raja Dewa, namun mampu menapaki puncak tangga surgawi, seketika para Raja Dewa di atas memandang Qin Yu dengan tatapan berbeda. Orang-orang di sekitarnya saling berbisik melalui telepati.
"Qin Yu, perlihatkanlah hadiahmu," ujar Jiang Fan sambil menatap Qin Yu dengan senyuman.
Seketika, seluruh pandangan tertuju pada Qin Yu.
Qin Yu tersenyum sopan memberi hormat pada Jiang Fan - calon ayah mertuanya ini. Mana mungkin ia bersikap tidak sopan?
Dengan anggun Qin Yu bangkit, berjalan ke tengah aula berdampingan dengan Zhou Xian. Sebelum sempat bicara, Zhou Xian sudah menyahut: "Saudara Qin Yu, kabarnya engkau mendapat hadiah dari Mahadewa Xiaoyao. Apa gerangan benda berharganya? Perlihatkanlah pada kita semua."
Qin Yu juga tidak perlu terburu-buru.
Dengan membalikkan telapak tangan, dia mengeluarkan Labu Biquan. Para Raja Dewa di atas panggung yang melihat labu tembaga kuno ini langsung merasakan aura khas pusaka Hong Meng dari labu tersebut.
Qin Yu tersenyum dan berkata, "Ini adalah Labu Biquan. Seperti halnya pusaka Hong Meng kelas dua lainnya, labu ini bisa memancarkan air jernih untuk menyerang atau membelenggu musuh."
Mendengar bahwa benda ini juga termasuk pusaka Hong Meng kelas dua, Zhou Xian justru tersenyum tipis.
"Karena sama-sama pusaka Hong Meng kelas dua, mana yang lebih unggul?" Jiang Fan tersenyum sambil berkata, "Menurut peraturan sebelumnya, tiga belas Raja Dewa akan melakukan penilaian. Pihak yang didukung oleh angka terbanyak akan menang."
Chunyu Rou menambahkan dengan senyuman, "Meski sama-sama pusaka Hong Meng kelas dua, menurutku 'Ruyi' yang mengandung makna kebahagiaan ini sedikit lebih unggul. Sayangnya, aku tidak punya hak penilaian."
Qin Yu melirik Chunyu Rou.
“Ibu mertua masa depan ini, sepertinya mendukung Zhou Xian.” Sudut bibir Qin Yu menyungging senyum tipis, “Sial, dengan Labu Bi Quan ini kecil kemungkinan untuk menang. Hanya bisa...”
Saat ini, para Raja Dewa di atas mulai bersiap untuk menilai.
“Tunggu sebentar!” Suara Qin Yu menggema di seluruh Auditorium Utama, membuat semua Raja Dewa berhenti dan memandanginya.
Zhou Xian mengerutkan alis, “Saudara Qin Yu, para Raja Dewa sedang merenungkan penilaian. Mengapa kau mengganggu?”
Jiang Fan tersenyum, “Qin Yu, jika ada hal penting silakan bicara.”
Bagaimanapun, Qin Yu adalah Master Pembuat Senjata yang memiliki hak suara.
Qin Yu memandang ketiga belas Raja Dewa di podium, berseru lantang: “Tuan-tuan Raja Dewa, aku tidak pernah mengatakan hadiahku adalah Labu Bi Quan ini. Tak perlu membandingkannya dengan Sulinggi Ruyi Zhou Xian!”
“Bukan Labu Air Zamrud ini?” Hampir semua orang di seluruh Auditorium Utama mulai curiga.
Qin Yu tersenyum berkata, "Tadi Saudara Zhou Xian memintaku menunjukkan hadiah dari Mahadewa Xiaoyao. Aku pun memperlihatkannya. Tapi ini tidak berarti hadiahku adalah labu ini."
"Bolehkah kutanya, hadiahmu apa sebenarnya? Ingat, hadiah itu harus diberikan oleh Mahadewa," sela Zhou Xian di samping.
"Aku tentu tahu."
Qin Yu melirik Zhou Xian sejenak lalu menatap Tiga Belas Dewa di atas, "Hadiahku bukan 'Labu Air Zamrud' dari Mahadewa Xiaoyao, melainkan 'Pedang Luo Yu' dari Mahadewa Piao Yu."
Qin Yu langsung menyimpan Labu Air Zamrud, sementara di hadapannya muncul pedang perang hitam dengan kilatan merah darah di permukaannya.
"Mahadewa Piao Yu?"
Wajah Zhou Xian berubah pucat, para Dewa di auditorium tertegun, bahkan ekspresi tiga belas Raja Dewa di atas panggung membeku seketika.
Mahadewa paling kuat dan misterius di antara Tiga Mahadewa!
Suara Qin Yu tetap lantang: "Pisau ini bernama 'Luo Yu', sekaligus merupakan pusaka Hong Meng kelas satu. Inilah hadiah yang mewakili keikhlasanku!"
Pemberian Mahadewa Piao Yu?
Pusaka Hong Meng kelas satu?
Seluruh Istana Maharaja Utara sunyi senyap, hanya suara Qin Yu yang bergema di auditorium.
