Kelahiran Dewa Tukang generasi baru ini menyebar seperti angin ke seluruh Dewa. Namun 'Qin Yu', sang Dewa Tukang baru ini, telah kembali ke Zixuanxing di alam semesta barunya pada senja hari setelah pesta berakhir, dan segera memulai proses penempaan Hongmeng Lingbao.
Pusaka-pusaka Hong Meng ini tidak akan diberitahukan Qin Yu kepada siapapun.
Bagaimanapun, menunjukkan terlalu banyak akan sulit dijelaskan darimana ia memperoleh Qi Hong Meng yang tak terbatas. Seperti kata peribahasa, harta berlimpah tak memberatkan badan - pusaka-pusaka ini tentu semakin banyak semakin baik.
Di Kota Hukuman Guntur, dua master pandai besi Ou Yezi dan Duanmu Feng telah bersusah payah menempah selama bertahun-tahun. Hasil karya mereka akhirnya terungkap: Ou Yezi dalam kondisi prima berhasil menempa pusaka Hong Meng kelas dua, sementara Duanmu Feng hanya menghasilkan kelas tiga, sia-sia membuang banyak bahan dan energi primordial.
"Ou Yezi, Duanmu, proses penempaan kita akhiri di sini," Zhou Huo tersenyum kepada kedua master pembuat senjata itu.
Ou Yezi dan Duanmu Feng saling pandang, mata mereka dipenuhi rasa curiga.
Sesuai rencana awal, Zhou Huo sebenarnya telah menyiapkan bahan yang cukup untuk membuat empat pusaka Hong Meng. Setiap master pembuat senjata seharusnya melakukan dua kali penempaan, namun saat ini baru satu kali saja.
Ou Yezi tak bisa menahan rasa penasarannya: "Yang Mulia, Anda...?"
"Hehe, baiklah kuberi tahu kalian. Selama kalian menempah senjata, telah lahir sebuah pusaka Hong Meng kelas satu di alam dewa," ujar Zhou Huo dengan senyum getir yang tak sepenuhnya tulus.
"Pusaka Hong Meng kelas satu? Terbentuk secara alami dari Langit-Bumi, atau buatan manusia?" teriak Ou Yezi dengan mata membelalak.
"Sayangnya kalian melewatkan pemandangan mega merah menyelimuti langit saat pusaka itu lahir selama proses penempaan kalian," geleng Zhou Huo sambil tertawa pahit.
Bukankah fenomena mega merah menyelubungi langit hanya muncul ketika manusia berhasil menempa pusaka Hong Meng kelas satu?
"Siapa penempanya? Apakah Che Houyuan telah kembali?" desak Duanmu Feng tak sabar.
Ou Yezi berbisik pelan: "Atau jangan-jangan... Qin Yu itu?"
Zhou Huo mengangguk: "Benar, dia Qin Yu. Dia telah menempa sebuah pusaka Hong Meng kelas satu. Kuota ketiga untuk perjodohan ini, putraku Zhou Xian sudah tidak punya harapan lagi."
Saat melihat Qin Yu mengeluarkan pusaka Hong Meng kelas satu, Zhou Huo langsung memutuskan untuk melepas kuota ketiga untuk putranya.
Banyak yang ingin mengunjungi Qin Yu, tapi tak seorangpun bisa menemukannya - termasuk Paman Lan dan Li'er. Karena Qin Yu terus menerus merakit senjata spiritual di alam semesta barunya. Tanpa persetujuannya, siapa yang bisa memasuki alam semesta baru itu?
Waktu terus mengalir. Setahun, dua tahun... Hari penilaian untuk kuota ketiga semakin dekat.
Ekspresi Jiang Li jelas lebih cerah dari sebelumnya. Dengan keberhasilan Qin Yu membuat pusaka Hong Meng kelas satu, pemenang akhir perjodohan ini hampir bisa dipastikan.
"Paman Lan, Kakak Qin Yu benar tidak pernah keluar selama beberapa tahun ini?" Tanya Jiang Li dengan nada gugup.
Jiang Lan tersenyum tipis: "Jangan gugup, tahun lalu, Qin Yu sempat keluar sebentar, hanya saja dia segera kembali lagi. Jadi kau pun tidak melihatnya."
"Tahun lalu?" Wajah Jiang Li dipenuhi kecurigaan.
"Tahun lalu dia keluar untuk meminjam beberapa bahan merakit senjata spiritual dariku. Lagipula kemampuan merakitku biasa saja, bahan-bahan itu tidak kubutuhkan, jadi semua kuberikan pada Xiao Yu." Jiang Lan berkata dengan senyuman samar.
Dalam hal merakit senjata, Jiang Lan hanya ahli dalam pembuatan senjata ruang. Sedangkan untuk senjata jenis lain, kemampuannya masih terbatas.
"Meminjam bahan merakit senjata?"
Jiang Li mengerutkan alis: "Kakak Qin Yu masih terus merakit? Sekalipun berhasil membuat senjata langit kelas atas, untuk apa dia bersusah payah seperti ini?" Jiang Li tak bisa memahami.
Baik Jiang Li maupun Jiang Lan saat ini belum tahu bahwa Qin Yu memiliki cadangan Qi Hong Meng yang tak terbatas. Hal ini juga belum sempat Qin Yu sampaikan pada Li'er dan yang lain.
Keringat mengalir dari pelipis Qin Yu, dia mengamati dengan cermat cambuk panjang di tangannya, sorot mata memancarkan kepuasan.
"Akhirnya selesai."
Qin Yu menghela nafas, "Bahkan dengan energi Hong Meng yang tak terbatas, tetap dibutuhkan bahan tempaan yang berkualitas tinggi."
Delapan puluh ribu tahun penuh! Dalam kurun waktu ini, setiap kali akan menempah senjata, Qin Yu selalu menyisihkan waktu lama untuk menyesuaikan kondisinya, berusaha mencapai performa puncak.
Selama delapan puluh ribu tahun, Qin Yu telah menciptakan tujuh puluh tiga pusaka spiritual.
Tujuh puluh tiga pusaka itu terdiri dari: Dua pusaka Hong Meng kelas tiga, tujuh puluh pusaka Hong Meng kelas dua, dan satu pusaka Hong Meng kelas satu!
"Sayang sekali, bahan-bahan langka itu habis digunakan untuk membangun Purple Mystic Mansion." Qin Yu mengeluh pasrah, mengingat pengorbanan besar yang telah dikeluarkan untuk menempah kediamannya itu.
"Bahan-bahan langka sebanyak itu, akhirnya cuma ditempa menjadi senjata langit kelas atas yang bersifat dekoratif."
"Sedangkan material yang bisa ditempa menjadi senjata langit kelas atas, jika dipadukan dengan Qi Hong Meng, baru bisa menjadi pusaka Hong Meng kelas dua. Bahan berharga peninggalan Che Houyuan yang tersisa sudah sangat sedikit."
"Kemudian, Qin Yu pergi meminjam beberapa bahan dari Paman Lan. Tak disangka Paman Lan memberikan begitu banyak bahan langka. Baru setelah ini Qin Yu bisa menempa terus-menerus, total membuat tujuh puluh tiga pusaka."
"Untuk menempa pusaka Hong Meng kelas satu, empat unsur harus terpenuhi: material, Qi Hong Meng, kemampuan merakit senjata spiritual, dan kondisi fisik. Tak boleh ada yang kurang." Qin Yu tak kuasa menghela nafas.
"Dari tujuh puluh tiga pusaka spiritual yang ditempa, hanya satu yang merupakan pusaka Hong Meng kelas satu."
"Pusaka Hongmeng kelas satu ini, bahannya juga termasuk sangat langka, dan saat itu kondisi Qin Yu luar biasa baik, bahkan lebih baik daripada saat menempa Tongkat Kekuasaan."
Qin Yu membalikkan tangannya, sebilah pedang berpendar hijau giok muncul di genggaman. Permukaan pedang ini dipenuhi aliran aura, sementara hawa tajamnya bahkan membuat ruang sekitarnya bergetar.
"Pedang ini bernama 'Merusak Air', untuk sementara akan kusimpan di alam semesta baru." Dengan menggerakkan hatinya, pusaka Hongmeng kelas satu ini telah memasuki Kuil Misteri.
Qin Yu tak berani membawa senjata ini ke alam dewa. Khawatir begitu dikeluarkan, langit akan kembali diselimuti awan merah. Reaksi para Raja Dewa nanti, tak bisa ia bayangkan.
Lebih baik tidak mencari masalah.
Selain itu, 72 pusaka Hongmeng lainnya juga tidak akan diumumkan. Untuk sementara disimpan dulu, menunggu waktu terbaik sebelum diperlihatkan.
“Tidak lama lagi hari penilaian kuota ketiga tiba, lebih baik kita keluar dulu.” Qin Yu pun menghilang dari alam semesta baru.
Setelah kembali ke Dewa, Jiang Li sangat gembira. Setiap hari ia selalu bersama Qin Yu di Istana Kayu. Hou Fei dan Hei Yu juga sering datang berkunjung.
"Xiao Yu, besok adalah hari penilaian kuota ketiga. Sudahkah kau siapkan hadiah?" Jiang Lan menatap Qin Yu. Ia tahu Qin Yu telah menempa sebuah pusaka Hong Meng kelas satu.
Tapi apakah Qin Yu akan menggunakan pusaka Hong Meng kelas satu itu sebagai hadiah? Masih belum bisa dipastikan.
Mengingat ini adalah pusaka Hong Meng kelas satu, saat merebut kuota pertama saja Qin Yu sudah menyerahkan satu, apakah mungkin ia akan menyerahkan lagi?
"Kuota ketiga ini harus kita dapatkan." Qin Yu membalikkan telapak tangan dan mengeluarkan tongkat kekuasaan, "Dengan tongkat pusaka Hong Meng kelas satu 'Wan Liu' ini, mungkinkah Zhou Xian masih bisa membalikkan keadaan?"
"Dalam hati Qin Yu, pusaka spiritual hanyalah hal-hal duniawi. Demi Li'er, apa yang perlu disayangkan?"
Jiang Lan menganggukkan kepala dengan puas.
……
Keesokan harinya, Istana Maharaja Utara tetap dipenuhi keributan. Tiga belas dewa dari alam para dewa bertakhta di atas podium, sementara para dewa di bawahnya terus berdiskusi. Sesekali ada yang mendekati Qin Yu untuk mengobrol.
Qin Yu sama sekali menjadi pusat perhatian di Istana Maharaja Suci.
"Saudara Qin Yu, kabarnya kau berhasil menempa pusaka Hong Meng kelas satu. Sungguh mengagumkan!" Zhou Xian yang duduk di samping Qin Yu tersenyum, namun di kedalaman pandangannya tersimpan kebencian.
Secara alami Qin Yu bisa menebak perasaan Zhou Xian saat ini.
"Hehe, hanya keberuntungan belaka. Saudara Zhou Xian, sebelumnya kau begitu yakin dengan kuota ketiga ini. Hadiah apa yang kau persiapkan kali ini?" Qin Yu bertanya dengan senyuman tipis.
Ekspresi Zhou Xian terkesiap.
“Hehe.” Zhou Xian tertawa kering dua kali, “Hadiah sebaik apapun, takkan bisa menyaingimu, Saudara Qin Yu.”
Dalam hati, Zhou Xian sangat paham. Kemenangannya sebelumnya sepenuhnya karena bantuan diam-diam Ayahanda Kaisar yang membujuk beberapa Maharaja Suci untuk mendukungnya.
Namun sebagai juri, meski boleh berpihak, tak boleh terlalu mencolok.
Misalnya, jika Qin Yu mengeluarkan pusaka Hong Meng kelas satu, sementara Zhou Xian hanya membawa kelas dua. Seberapa berat pun keberpihakan, mustahil mengklaim pusaka kelas dua lebih baik daripada kelas satu.
Jadi dengan kesenjangan kekuatan yang terlalu besar, aku pun takkan bisa membantu meski ingin.
Apalagi... saat ini status Qin Yu telah berubah menjadi Dewa Tukang generasi baru. Para Maharaja Suci itu justru menyesal telah mendukung Zhou Xian dan menyinggung Qin Yu dulu. Hari ini, bukankah mereka lebih ingin membantu Qin Yu? Mana mungkin masih memihak Zhou Xian?
Bahkan jika Qin Yu dan Zhou Xian sama-sama memiliki pusaka Hong Meng kelas dua, bahkan jika pusaka Qin Yu sedikit lebih rendah kualitasnya, para Maharaja Suci kemungkinan tetap akan mendukung Qin Yu.
"Semuanya."
Maharaja Utara Jiang Fan berdiri, wajahnya berseri dengan senyuman, berseru lantang, "Hari ini adalah hari penilaian kuota ketiga. Sesuai peraturan yang ditetapkan sebelumnya, hadiah hari ini akan dinilai berdasarkan kelangkaannya. Hehe, penilaian kali ini jauh lebih mudah dibanding sebelumnya."
Pandangan Jiang Fan menyapu ke bawah, berhenti sebajar saat melihat Qin Yu, lalu memberinya senyuman kecil.
"Sekarang, tujuh belas kandidat calon direktur silakan memamerkan hadiah mereka, dimulai dari peserta terakhir!" Jiang Fan langsung memproklamasikan.
Seketika, kandidat terakhir - pangeran dari Kota Bawah Tanah - berdiri dan berjalan ke tengah aula. Setelah sedikit membungkuk, dia berkata, "Para Raja Dewa, untuk pertandingan kali ini, saya mengundurkan diri."
Mengundurkan diri?
Para Dewa di arena terdiam sejenak, tak urung saling pandang. Hanya para Raja Dewa di atas yang tetap tersenyum tipis, Jiang Fan bahkan mengangguk halus seraya berkata: "Keponakan, mundurlah dulu, berikutnya."
"Para Raja Dewa, dalam pertandingan ini, hamba juga mengundurkan diri."
……
Berturut-turut tiga belas kandidat calon direktur mengundurkan diri. Beberapa Dewa tak memahami, namun para kandidat itu dalam hati sangat memahami fakta sebenarnya.
Membandingkan kelangkaan hadiah?
Jika bahkan pusaka Hong Meng kelas dua pun tak sanggup ditunjukkan, lebih baik langsung melepas. Semua tahu Qin Yu telah menempa pusaka Hong Meng kelas satu. Zhou Xian bahkan menyuruh dua master pembuat senjata mengerjakan tugasnya.
Dari sini, terlihat betapa Qin Yu dan Zhou Xian bertekad harus mendapatkan Pedang Giok.
"Berikutnya." Jiang Fan berkata dingin. Satu orang mengundurkan diri masih bisa dimaklumi, tapi tiga belas kandidat berturut-turut membuat hatinya mulai kesal.
Saat ini Zhou Xian berdiri, berjalan menuju tengah aula.
“Tuan-tuan Raja Dewa.” Zhou Xian membungkuk memberi hormat, lalu berkata dengan lantang, “Saudara Qin Yu telah berhasil menempa pusaka Hong Meng kelas satu. Aku tentu tak punya muka untuk menunjukkan hadiah. Aku… juga mengundurkan diri!”
Seluruh Auditorium Utama mendadak hening mencekam, lalu riuh rendah.
Saat ini dua pesaing utama dalam perjodohan ini, Qin Yu dan Zhou Xian, adalah hal yang telah diyakini banyak orang. Tak disangka Zhou Xian justru langsung mengaku kalah.
Qin Yu memandang Zhou Xian di tengah aula, senyum tipis mengembang di sudut bibirnya: “Mundur? Oh, kau mundur, maka aku…” Dalam hati Qin Yu telah bulat tekad.
Zhou Xian kembali ke posisinya dan tersenyum pada Qin Yu di sampingnya: “Saudara Qin Yu, giliranmu.”
“Peserta berikutnya.” Jiang Fan memalingkan pandangannya ke Qin Yu.
Semua orang di ruangan ini, termasuk para Raja Dewa di atas, menatap Qin Yu. Setiap Raja Dewa menunjukkan senyum tipis, sementara para Dewa di bawah merasakan penghormatan yang diberikan kepada Qin Yu.
Qin Yu berdiri, lalu berjalan menuju tengah aula.
Sorot mata Jiang Fan menyala-nyala menatap Qin Yu. Yang paling dinantikannya adalah... Qin Yu mampu mengeluarkan pusaka Hong Meng kelas satu itu.
"Para Raja Dewa, hadiah dariku adalah..." Qin Yu mengulurkan tangan kanannya, di telapak tangan tiba-tiba muncul sebilah cambuk panjang. "Cambuk ini merupakan senjata tertinggi dalam kategori pusaka Hong Meng kelas dua."
Senyuman Jiang Fan sedikit kaku. Para Raja Dewa di atas podium juga tertegun.
Zhou Xian yang duduk di pinggir pun ikut terpaku.
Bukan pusaka Hong Meng kelas satu! Hanya senjata puncak dari kategori kelas dua.
Jiang Fan tertegun beberapa saat baru tersadar. Seketika wajah puas kembali terpancar: "Cambuk ini adalah senjata teratas dari pusaka kelas dua? Hm." Jiang Fan berpura-pura puas dengan wujud aslinya.
Qin Yu tersenyum tipis, lalu mundur dari tempatnya.
Ketika Zhou Xian mengundurkan diri, Qin Yu telah membuat keputusan. Tak perlu menampilkan pusaka Hong Meng kelas satu, senjata puncak dari pusaka Hong Meng kelas dua ini sudah cukup meraih kuota ketiga.
Bagaimanapun, semua kandidat lain telah mengundurkan diri. Kui Yin Hou dan Shen Tu Fan yang tersisa, mungkinkah mereka membawa pusaka Hong Meng kelas satu? Keberadaan pusaka Hong Meng kelas dua pun belum pasti. Bahkan jika bisa, perkiraanku—dukungan para Raja Dewa pasti lebih banyak berpihak pada Dewa Tukang generasi baru ini.
