"Kandidat berikutnya." Suara Jiang Fan yang jernih bergema di Auditorium Utama. Shen Tu Fan segera berdiri dan berjalan ke tengah aula.
"Para Raja Dewa, dalam pertandingan ini... aku mengundurkan diri." Shen Tu Fan pun melepas haknya.
Shen Tu Fan segera kembali ke kursinya sambil berkedip dan tersenyum pada Qin Yu. Qin Yu juga merasakan bahwa Shen Tu Fan justru tampak gembira. Sebenarnya partisipasinya dalam perjodohan ini adalah karena dipaksa oleh ayahandanya, bukan kemauannya sendiri.
Beberapa saat kemudian, Kui Yin Hou maju ke depan.
"Tuan-tuan Dewa, Saudara Qin Yu telah menunjukkan hadiahnya. Aku sadar tak mampu menyaingi, lebih baik tidak mempermalukan diri. Aku juga mengundurkan diri," ucap Kui Yin Hou.
Kui Yin Hou hanyalah seorang pemimpin kuil di Kota Salju Melayang. Hartanya hanya berupa satu pusaka Hong Meng kelas dua yang diberikan oleh Jiang Fan. Bagaimana mungkin dia memiliki hadiah berharga?
"Kau boleh mundur," Jiang Fan tersenyum ramah. Sebagai mantan bawahannya, dia sangat memahami kondisi kekayaan Kui Yin Hou.
Dari tujuh belas kandidat calon direktur yang tampil, presentasi hadiah kali ini sungguh mengejutkan. Enam belas orang mengundurkan diri, hanya Qin Yu satu-satunya yang memamerkan hadiah.
Hasilnya sangat jelas.
"Saudara Qin Yu, selamat." Saat Kui Yin Hou turun dari auditorium, melewati Qin Yu, dia tersenyum mengucapkan selamat.
Qin Yu tersenyum tipis.
Jiang Fan berdiri, menatap sekeliling dan berkata: "Tuan-tuan, saat ini sepertinya tidak perlu dilakukan penilaian lagi."
"Enam belas dari tujuh belas kandidat mengundurkan diri, mau dinilai pun tidak bisa, haha..." Maharaja Barat Gunung Api juga tertawa sambil berkata.
Jiang Fan mengangguk: "Tuan-tuan, saya akan umumkan hasilnya."
Para Raja Dewa semua mengangguk. Jiang Fan lalu menatap ke bawah dan mengumumkan dengan lantang: "Kuota ketiga dari perjodohan ini, diserahkan kepada Qin Yu."
"Terima kasih Yang Mulia Kaisar Suci." Qin Yu berdiri.
Cambuk panjang di tangannya terbang ke arah Jiang Fan di atas Auditorium Utama. Karena telah mendapatkan kuota ini, hadiah tersebut kini menjadi milik Jiang Fan.
"Dari tiga kuota perjodohan, dua diraih oleh Qin Yu, satu milik Zhou Xian. Maka... salah satu dari mereka berdua akan menjadi menantuku. Besok, serahkan daftar mas kawin kalian ke Istana Maharaja Suci. Aku akan menilai berdasarkan daftar mas kawin dan performa kalian selama proses ini untuk menentukan pemenang akhir."
"Setelah pemenang ditetapkan, yang menang cukup menyerahkan mas kawin sesuai daftar. Yang kalah tak perlu lagi," ujar Jiang Fan dengan senyuman tipis.
Jiang Fan terbilang tidak terlalu serakah, hanya memeriksa daftar tanpa langsung mengambil mas kawin mereka.
"Besok serahkan daftarmu. Sepuluh hari lagi, di Istana Maharaja Suci ini aku akan umumkan secara resmi siapa yang akan menjadi menantuku, suami Li'er." Wajah Jiang Fan dipancari sukacita.
Di bawah, Qin Yu dan Zhou Xian saling memandang.
“Sepuluh hari, cuma tersisa sepuluh hari.” Bisik Qin Yu dalam hatinya. Setelah sepuluh hari itu, dia akan secara terang-terangan menjemput Jiang Li untuk dinikahi.
Kemudian semua orang saling bersulang dan mengobrol santai. Setelah pesta usai, barulah Qin Yu bisa melepaskan diri dari kerumunan orang dan keluar dari Istana Maharaja Utara.
Di depan pintu gerbang kota kerajaan.
“Qin Yu.” Zhou Xian yang kali ini lebih cepat meninggalkan Istana Maharaja Suci, sudah menunggu dengan tenang di depan gerbang kota untuk Qin Yu.
Apa lagi yang direncanakan Zhou Xian ini?
Qin Yu tersenyum memandang Zhou Xian: “Saudara Zhou Xian, kulihat kau cepat-cepat meninggalkan Istana Maharaja Suci, ternyata menungguku di sini. Ada hal penting apa ya?”
“Tidak ada apa-apa, cuma mau mengucapkan selamat saja.” Zhou Xian tertawa, lalu bertanya, “Boleh tahu apa isi mas kawin Saudara Qin Yu?”
Hanya dengan mengenali diri sendiri dan musuh, seseorang bisa tak terkalahkan dalam setiap pertempuran.
"Zhou Xian ini berani datang menanyakan hal ini padaku?" Qin Yu tersenyum ringan, "Tentang mas kawin, aku belum sepenuhnya memutuskan. Bagaimana dengan mas kawinmu, Zhou Xian?"
"Ini... masih perlu kudiskusikan dengan Ayahanda Kaisar." Zhou Xian menghindari jawaban.
Dalam hati Qin Yu menyimpan senyum sinis. Mas kawin pasti sudah diputuskan sejak lama. Bagaimanapun besok daftar hadiah harus dikirim, tapi Zhou Xian mengaku masih perlu berdiskusi – jelas ini alasan belaka.
"Kalau begitu silakan Saudara Zhou Xian berdiskusi baik-baik. Aku tak akan menemani." Qin Yu segera berbalik badan dan pergi.
Menyaksikan sikap tak sopan Qin Yu, otot wajah Zhou Xian berkedut. Dengan senyum dingin, ia pun pergi dari pintu gerbang bersama pengikut di bawah komandonya.
Kembali ke Istana Piaoyun, tiga saudara Qin Yu, Hei Yu, dan Hou Fei berkumpul.
“Kakak, mas kawinmu benar-benar satu juta buah senjata langit kelas rendah, bukankah itu terlalu mengerikan? Perkiraanku, Maharaja Utara pasti tidak percaya.” Hou Fei bergumam pelan.
Hei Yu juga mengangguk: “Apa yang dikatakan monyet benar, Maharaja Utara mungkin tidak yakin kau memiliki satu juta senjata langit kelas rendah.”
Qin Yu tersenyum.
Satu juta senjata langit kelas rendah, jika benar-benar ditulis dalam daftar mas kawin. Maharaja Utara pasti merasa gelisah di dasar hatinya, tidak bisa sepenuhnya percaya.
Bagaimanapun, bahkan jika semua bahan langka di alam dewa dikumpulkan, tetap tidak cukup untuk menempa satu juta senjata langit kelas rendah.
Namun, Maharaja Utara dan yang lain tidak tahu, bahwa penempaan senjata langit kelas rendah olehnya hanya menggunakan beberapa bahan biasa.
“Satu juta senjata langit kelas rendah sebagai mas kawin, itu keputusan masa lalu. Sekarang aku telah mengubah keputusan.” Qin Yu pura-pura misterius.
Hou Fei dan Hei Yu sama-sama menatap Qin Yu.
“Kuota ketiga ini diperoleh dengan cukup mudah. Sementara pusaka Hong Meng kelas satu yang sudah disiapkan sebelumnya, yaitu tongkat 'Wan Liu' belum sempat dikeluarkan. Jadi kuputuskan, mas kawinnya adalah tongkat 'Wan Liu' ini.” Qin Yu tersenyum berkata.
Qin Yu selalu mengejar kesempurnaan dalam segala hal.
Sebuah pusaka Hong Meng kelas satu sebagai mas kawin. Bahkan jika dalam proses perjodohan, performaku sama dengan Zhou Xian, kurasa pasti akan menang.
Apalagi dalam proses perjodohan, aku mendapatkan dua kuota sementara Zhou Xian hanya satu. Sekarang mas kawinku adalah pusaka Hong Meng kelas satu.
Masih adakah alasan untuk tidak menang?
……
Keesokan harinya, Qin Yu datang sendirian ke Istana Maharaja Suci. Tapi baru sampai di pintu besar istana, ia langsung dihalangi oleh pengawal istana.
Pengawal Dewa itu juga mengenali Qin Yu, langsung membungkuk hormat: "Tuan Qin Yu, Yang Mulia Kaisar Suci telah memerintahkan bahwa daftar mas kawinmu dan Tuan Zhou Xian cukup diserahkan padaku. Aku akan menyampaikannya ke Yang Mulia. Beliau berpesan, mulai hari ini hingga pengumuman hasil sepuluh hari mendatang, beliau tidak akan bertemu dengan kalian berdua sama sekali, sebagai bentuk keadilan."
Dalam hati Qin Yu akhirnya paham.
Namun Qin Yu merasa lucu, dengan tidak menemui dirinya dan Zhou Xian, apakah itu bisa menjamin keadilan?
Qin Yu membalikkan telapak tangan dan mengeluarkan gulungan emas, menyerahkannya ke pengawal Dewa. Sang pengawal kembali membungkuk: "Tuan Qin Yu, hamba akan segera menyampaikan ini ke Yang Mulia Kaisar Suci."
Qin Yu mengangguk halus, kemudian tetap berdiri di gerbang Istana Maharaja Suci. Kekuatan ruangnya menyebar sepenuhnya, menyelimuti seluruh istana, mengawasi ketat setiap gerak-gerik sang pengawal.
Meski Qin Yu tahu bahwa ini adalah Istana Maharaja Suci, mustahil pengawal Dewa berani menyembunyikan daftar mas kawin dengan sengaja.
Tapi untuk menjamin kemenangan perjodohan ini, Qin Yu tidak mengizinkan adanya insiden apapun. Dia harus memastikan dengan matanya sendiri bahwa daftar mas kawin sampai ke tangan Maharaja Utara baru bisa tenang.
Di bawah pengamatan kekuatan ruangnya, Qin Yu juga melihat Maharaja Utara menerima daftar mas kawin dan membukanya untuk diperiksa secara detail. Dia jelas-jelas menangkap ekspresi antusiasme yang terpancar di wajah sang maharaja.
Daftar mas kawin Qin Yu berisi pusaka Hong Meng kelas satu, yaitu tongkat kekuasaan 'Wan Liu'.
"Oh, Saudara Qin Yu juga ada di sini." Suara Zhou Xian terdengar di sampingnya. Qin Yu menoleh dan melihat Zhou Xian berjalan mendekat dengan senyuman.
Pengawal Dewa itu kini telah kembali ke gerbang Istana Suci. Melihat Zhou Xian, dia segera berkata: "Tuan Zhou Xian, Yang Mulia Kaisar Suci memerintahkan..." Pengawal itu mengulangi pernyataan yang sama seperti yang ditujukan pada Qin Yu.
Alis Zhou Xian berkerut halus, matanya mengawasi sang pengawal dengan sinis.
Sekaligus Zhou Xian memandangi Qin Yu, Qin Yu tersenyum tipis: "Zhou Xian, ini adalah Istana Maharaja Suci, apa kau masih takut pengawal Dewa ini berani menipumu?"
Zhou Xian menatap pengawal Dewa, mendengus dingin, lalu menyerahkan gulungan emas itu kepada pengawal tersebut.
"Saudara Zhou Xian sepertinya sangat memperhatikan daftar mas kawin, jangan-jangan kau pikir masih ada harapan untuk menang?" Qin Yu mengejek dengan nada sangat meremehkan. Nada merendahkan itu jelas terasa oleh Zhou Xian.
Sementara di dasar hati Qin Yu, keraguan mulai muncul.
Seandainya Zhou Xian benar-benar tidak punya harapan, seharusnya dia tidak peduli dengan daftar mas kawin. Tapi dari situasi sekarang... sepertinya mas kawinnya sesuatu yang luar biasa.
Mungkinkah ada yang lebih berharga dari pusaka Hong Meng kelas satu?
Bahkan jika mas kawin Zhou Xian juga berupa pusaka Hong Meng kelas satu, Qin Yu yang telah mendapatkan dua kuota seharusnya tetap menang. Karena itu Qin Yu sengaja menggunakan nada meremehkan untuk memancing reaksi Zhou Xian, mencoba melihat andalan apa yang dimilikinya.
“Aku tak punya harapan menang?” Zhou Xian melirik Qin Yu, sama sekali tidak menggubris sindiran itu, “Saudara Qin Yu, tunggulah sepuluh hari lagi, baru kita akan tahu akhirnya.”
Usai berkata, Zhou Xian langsung meninggalkan Istana Maharaja Suci.
Qin Yu menatap punggung Zhou Xian, alisnya berkerut: “Apa sebenarnya andalan Zhou Xian ini? Jangan-jangan ini cuma basa-basi?” Pikirannya segera beralih.
Qin Yu sendiri yakin, sampai sejauh ini, mustahil Zhou Xian masih bisa menang.
Kedua pihak, Qin Yu dan Zhou Xian, telah menyerahkan daftar mas kawin. Beberapa hari berikutnya semua orang menanti dengan tenang. Sang Maharaja Utara bahkan mengumumkan bahwa selama periode ini, Istana Maharaja Suci tidak menerima tamu luar.
Di Kota Hukuman Guntur.
“Ayahanda, apakah Maharaja Utara akan memilihku sebagai menantu hanya karena daftar itu?” Zhou Xian sendiri ragu, “Daftar mas kawin Qin Yu mungkin berisi Hongmeng Lingbao kelas satu itu.”
Zhou Huo terdiam sejenak.
“Xian'er, jangan terburu-buru. Seandainya daftar mas kawin Qin Yu benar-benar pusaka Hong Meng kelas satu itu, aku hanya punya tiga puluh persen keyakinan apakah daftar kita akan efektif.” Zhou Huo mengernyitkan alis, “Tapi ini sudah solusi terakhir. Bagaimanapun dari tiga kuota, kau hanya dapat satu. Kita harus mengambil risiko.”
Zhou Xian mengangguk halus.
Beberapa hari kemudian Istana Maharaja Utara mengumumkan hasil. Siapa sebenarnya pemenang akhirnya, saat ini tak ada yang punya keyakinan seratus persen.
……
Hari-hari terasa seperti tahunan bagi Qin Yu. Setiap detik yang berlalu membuatnya semakin gelisah. Ekspresi dan ucapan Zhou Xian saat menyerahkan daftar mas kawin semakin membuat pikirannya kacau.
“Mungkinkah Zhou Xian masih menyimpan taktik berbahaya?”
Qin Yu terus membuat prediksi dalam hati.
“Tidak, tidak boleh. Bagaimanapun, kali ini aku harus menang.” Qin Yu langsung berdiri, kekuatan ruangnya mulai memancar ke sekeliling.
Kekuatan ruang Qin Yu dapat menjangkau wilayah seluas ratusan li.
Meskipun Istana Piaoyun dan Istana Kayu cukup jauh, mereka masih berada dalam jangkauan ini. "Tidak ada Raja Dewa yang sedang mengawasi." Di area yang dijangkau kekuatan ruang Qin Yu, setiap gerakan Raja Dewa berada di bawah pengawasan.
Qin Yu langsung melakukan lompatan ruang dan tiba di dalam Istana Kayu.
"Hm, Xiao Yu?" Jiang Lan yang sedang duduk di tepi kolam menoleh dan melihat Qin Yu yang saat itu sedang masuk dari pintu gerbang taman. "Paman Lan." Wajah Qin Yu sedikit memerah.
Itu memerah karena terburu-buru.
"Ada apa?" Jiang Lan yang cukup tenang lalu tersenyum, "Ngomong-ngomong, sepertinya aku tidak melihatmu masuk melalui pintu gerbang Istana Kayu. Bagaimana caranya tiba-tiba bisa sampai di sini?"
Qin Yu saat ini sama sekali tidak tertarik untuk membicarakan hal-hal ini.
“Paman Lan, jangan bahas ini dulu. Selama dua tiga hari terakhir, aku selalu merasa gelisah di hati. Mengingat ekspresi Zhou Xian saat menyerahkan daftar mas kawin, kurasa dia pasti punya beberapa kartu truf. Aku ingin minta tolong Paman pergi ke Maharaja Utara untuk menyelidiki situasi. Jika benar Maharaja condong ke Zhou Xian, tolong sampaikan padanya untuk mengajukan syarat apapun, akan kupenuhi semampuku.”
Di titik ini, Qin Yu mulai terlihat kacau pikirannya.
“Tenang, tenang.” Paman Lan tersenyum padanya. “Kau masih punya andalan yang jelas, jangan terlalu khawatir.”
Qin Yu hanya bisa tersenyum getir.
Bertahun-tahun lamanya, semua ini demi bersatu dengan Li'er. Selama proses perjodohan pun ia telah berjuang mati-matian. Jika akhirnya kalah, apa artinya semua ini?
Memaksa diri ke jurang kehancuran?
Melihat ekspresi Qin Yu, Paman Lan buru-buru berkata: “Baik! Aku sendiri yang akan ke Istana Maharaja Suci, berdiskusi baik-baik dengan kakakku itu. Puas?”
Di dalam hati Qin Yu baru sedikit tenang.
"Terima kasih Paman Lan, aku juga merasa agak minta maaf." Hanya saja hal ini, jika tidak Qin Yu pastikan, hatinya akan terus gelisah, sangat tidak nyaman.
Jiang Lan tersenyum: "Aku langsung pergi." Begitu Paman Lan lenyap tanpa bekas di Istana Kayu.
"Harap-harap semuanya lancar," Qin Yu dalam hati diam-diam menanti.
