“Haha, anak-anak tentu semakin banyak semakin baik. Sejujurnya, aku paling suka anak-anak. Hanya saja jika terlalu banyak, Li'er pasti akan menderita.” Qin Yu tersenyum berkata, membuat Li'er memerah wajahnya.
Qin Yu segera menyahut: “Kakak kedua, janganlah kita mengobrol di koridor ini. Mari ke pelataran rumahku, duduk dengan nyaman dan berbincang perlahan-lahan, bagaimana?”
“Baik.” Lin Meng mengangguk sambil tersenyum.
Seketika itu juga, Qin Yu, Jiang Li, Lin Meng, serta pemuda berambut perak bermata perak Kleverig, termasuk Qin Si yang sedang melompat-lompat sambil sesekali mengayunkan tombak panjang emasnya, bersama-sama berjalan menuju tempat tinggal Qin Yu.
Di tengah pelataran, di samping pohon purba, Qin Yu dan Lin Meng duduk berhadapan. Sementara Kleverig yang berambut perak bermata perak itu berdiri di belakang Lin Meng bagaikan pengawal.
“Kleverig, pulanglah dahulu. Nanti aku akan kembali sendiri,” Lin Meng berkata kepada pemuda berambut perak di belakangnya.
Pemuda berambut perak dan bermata perak segera membungkuk: "Baik, Guru."
Seketika tubuh pemuda berambut perak itu bergetar halus, lalu langsung menghilang dari pandangan Qin Yu.
"Li'er, bawa Xiao Si kembali ke kamar untuk istirahat yang cukup," kata Qin Yu kepada Jiang Li di sampingnya. Jiang Li menganggukkan kepala dengan patuh, membawa Qin Si memasuki ruangan. Seketika di halaman hanya tersisa Qin Yu dan Lin Meng.
Angin berhembus.
Sebotol arak, dua gelas anggur.
"Qin Yu, aku sangat mengagumimu, tahu?" Lin Meng mengangkat gelasnya, kalimat pertama yang diucapkannya adalah ini.
"Mengagumi aku?" Qin Yu tampak bingung.
"Dulu, kau mendapatkan warisan ilmu setengah matang《Xing Chen Bian》dari Lei Wei. Saat itu,《Xing Chen Bian》masih bisa dianggap sebagai kitab latihan ilmu bela diri yang sangat biasa. Cuma punya sedikit keunikan saja. Tapi rangkaian perubahan yang kau lakukan kemudian, membuat kitab《Xing Chen Bian》ini mencapai prestasi yang belum pernah ada sebelumnya. Kau... tanpa bantuan siapapun, bisa mencapai pencapaian seperti sekarang. Aku mengagumi... karena, dulu saat mencapai levelmu sekarang, aku butuh bantuan orang lain untuk sukses." Lin Meng tertawa getir sambil berkata.
Qin Yu memandang Lin Meng dengan ekspresi terkejut.
Apakah Lin Meng ini tahu bahwa dirinya memiliki alam semesta baru?
"Qin Yu, langkah 'TINGKAT LUBANG HITAM'-mu benar-benar luar biasa. Langsung bisa menghubungkan ruang dantianmu dengan Ruang Hong Meng. Saat pertama kali menemukan ini... aku benar-benar terpana." Lin Meng memuji dengan kagum.
"Dulu aku juga pernah memahami teori bahwa tubuh manusia adalah sebuah alam semesta. Tapi aku tak pernah terpikir untuk menghubungkan ruang dantian dengan Ruang Hong Meng. Sebelumnya kita bahkan tidak tahu tentang keberadaan Ruang Hong Meng, kau pun tidak, tapi kau berhasil. Benar-benar luar biasa, bisa dibilang keberuntungan. Haha... Sebenarnya, kesuksesan seorang jenius juga membutuhkan sedikit keberuntungan." Lin Meng tertawa terbahak.
"Tidak memuaskan, sungguh tidak memuaskan. Karena terhalang peraturan, kau belum sepenuhnya sukses sehingga banyak hal tak bisa dibicarakan terbuka. Tapi sebentar lagi... Puluhan tahun saja sudah cukup." Senyuman merekah di wajah Lin Meng.
Di dasar hati Qin Yu, sesuatu bergerak.
"Apa maksud perkataan Lin Meng ini? 'Puluhan tahun cukup', apakah itu berarti waktu selama itu sudah cukup untuk membuat alam semesta baruku menyelesaikan evolusi sempurna?"
Qin Yu memang memiliki pengetahuan tentang kecepatan evolusi alam semesta baru.
Sebuah alam semesta terbagi menjadi tiga lapisan: lapisan dunia mortal, lapisan tak terhitung ruang seperti dunia Xian-Mo-Yao, dan lapisan Dewa. Lapisan dunia mortal adalah yang terluas dan paling memakan waktu dalam proses penciptaan. Semakin ke atas, karena ruang yang perlu diciptakan semakin sedikit, waktu yang dibutuhkan juga semakin singkat.
Dengan perbandingan jumlah ruang alam semesta yang berbeda seratus kali lipat.
Puluhan tahun memang mungkin cukup untuk menyelesaikan proses penciptaan seluruh alam semesta.
……
Setelah membahas sebagian hal terkait warisan ilmu 《Xing Chen Bian》, Qin Yu dan Lin Meng mulai mengobrol santai. Percakapan mereka meliputi berbagai topik unik, berlangsung dengan sangat akrab.
Kelimut malam menghilang, digantikan oleh cahaya siang yang menyinari.
Qin Yu dan Lin Meng masih duduk berhadapan di kedua sisi meja bundar.
"Kakak kedua, aku ingin bertanya. Mengapa 'Cauldron Induk Pusaka Spiritual' di Gunung Mahadewa bisa menempa Pusaka Mahadewa?" Qin Yu masih penasaran dengan hal ini.
Lin Meng tersenyum: "Hal ini untuk sementara tak perlu kau tanyakan. Puluhan tahun kemudian, meski tak kau tudak, kau akan paham dengan sendirinya."
Qin Yu tersenyum getir: "Kakak kedua, aku perhatikan setiap kali kutanya soal urusan Dewa, jawabanmu selalu berbelit-belit seperti teka-teki."
"Haha, memang tak ada solusi. Ini peraturan. Aku harus mematuhi peraturan." Lin Meng tertawa lebar.
"Lalu apa nama Pusaka Mahadewa yang akan muncul kali ini? Ini boleh kau beritahukan kan?" Qin Yu bertanya lagi.
Lin Meng menghela napas: "Baiklah, ini memang bukan informasi penting. Pusaka Mahadewa yang akan tercipta setelah Gunung Mahadewa turun kali ini bernama 'Segel Dunia Fana'."
"Segel Dunia Fana?" Qin Yu sama sekali tak memahami.
"Sesuai ketentuan, Segel ini akan retak menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian akan terpisah sekitar sepuluh tahun saat terbang keluar dari 'Kuali Induk Pusaka'. Setiap bagian mengandung sebagian hukum waktu." Lin Meng menjelaskan sambil tersenyum.
"Segel Dunia Fana, terbelah tiga." Dalam hati Qin Yu mengangguk pelan.
“Fuyin sebenarnya memang bisa terbagi menjadi tiga. Setelah Fuyin terbagi menjadi tiga bagian, itu menjadi tiga cap dengan kekuatan setara pusaka Hong Meng kelas satu, yaitu——Cangtian Yin, Houtu Yin, serta yang paling mematikan 'Wanmin Yin'. Tapi menjadi Mahadewa tidak ditentukan oleh sekuat apa kekuatan seseorang. Ini bergantung pada... kontribusi!” Lin Meng tersenyum sambil berkata.
“Kontribusi?” Qin Yu tertegun, “Menjadi Mahadewa ditentukan oleh kontribusi?”
Ini pertama kali dia mendengar istilah ini. Dia belum pernah mendengar kata 'kontribusi' dari mulut Mahadewa atau Raja Dewa sebelumnya.
“Oh, 'kontribusi' ini bisa juga disebut 'jasa',” Lin Meng tersenyum menjelaskan, “Yaitu kontribusi terhadap alam semesta. Besar kecilnya jasa diukur secara objektif. Apa itu kontribusi? Bukan menurut persepsimu sendiri. Jangankan kalian, bahkan Mahadewa pun tak memahami makna 'kontribusi' sebenarnya. Apakah menyelamatkan orang termasuk kontribusi? Meski kau selamatkan ratus juta nyawa, tak ada satu poin kontribusi. Kau bunuh 10 juta orang, kontribusimu juga tak berkurang.”
Definisi kontribusi sama sekali bukan hal yang bisa dipahami oleh orang biasa.
“Kakak kedua, menurutmu penetapan Mahadewa berdasarkan jasa, apakah pertarungan tak berguna?” Qin Yu curiga.
Di Pertempuran Gunung Mahadewa, perebutan pecahan pusaka Mahadewa—jika semua sia-sia. Jika bahkan Mahadewa yang akan lahir telah ditetapkan diam-diam, apa artinya bertarung?
“Tidak, ada gunanya.”
Lin Meng tersenyum, “Karena pusaka Mahadewa terbagi tiga, setiap bagian mengandung sebagian hukum waktu. Begitu mereka mendapatkannya, walau tak jadi Mahadewa, pemahaman mereka akan hukum waktu akan makin mendalam. Mungkin mereka bisa mencapai tingkat Mahadewa lewat usaha sendiri.”
“Tapi dalam sejarah, belum ada Mahadewa yang sukses hanya dengan usaha sendiri.” Qin Yu menambahkan.
“Tidak ada dalam sejarah, bukan berarti tidak mungkin.” Lin Meng tertawa.
Qin Yu tertegun, lalu tersenyum tipis.
Benar, ambil contoh Dewa Xiu Luo. Kini telah paham 'waktu diam membeku'. Jika melalui pusaka Mahadewa itu ia memahami 'waktu mundur', tentu akan menjadi Mahadewa.
Namun memahami langkah terakhir ini sangat sulit.
"Baiklah." Lin Meng berdiri, mendongak melihat langit, "Hari sudah terang, aku harus pulang." Lin Meng menatap tajam Qin Yu sambil tersenyum, "Kutunggu pertemuan kita puluhan tahun kemudian. Saat itu, kita bisa berdiskusi dengan leluasa tanpa rasa khawatir."
"Sampai jumpa puluhan tahun kemudian." Qin Yu juga tersenyum.
Keduanya saling memandang dengan tawa kecil, kemudian tubuh Lin Meng mulai memudar seperti bayangan, akhirnya menghilang sepenuhnya dari hadapan Qin Yu.
"Jasa kebajikan? Definisi jasa kebajikan mungkin ditentukan oleh penguasa alam semesta dewa ini." Dalam hati Qin Yu menggelengkan kepala sambil tertawa, baginya gelar Mahadewa sama sekali tidak menarik, jadi jasa kebajikan pun tak berguna baginya.
Jalanku sendiri seharusnya mengejar perkembangan alam semesta hingga kesempurnaan.
"Pusaka Mahadewa 'Materai Dunia Fana' terbagi tiga: Materai Langit Biru, Materai Bumi Ibu, dan Materai Rakyat Jelata. Entah yang pertama kali muncul yang mana?"
Qin Yu memandang ke arah barat, sementara kekuatan ruang alam semesta barunya bagai gelombang pasang menyelimuti seluruh wilayah Dewa.
Kekuatan ruang alam semesta baru Qin Yu menembus 'jalur relief', memasuki area Gunung Mahadewa, dan langsung menyusup ke jurang tempat tersembunyi 'Kuali Induk Pusaka Spiritual'. Sayangnya kekuatannya tak bisa menyentuh kuali tersebut.
……
Beberapa hari kemudian, Jiang Lan, Zuo Qiulin, dan Yi Feng—tiga Raja Dewa—telah memasuki Gunung Mahadewa. Kelompok kecil mereka cepat beradaptasi, membangun hubungan kompleks mulai dari persahabatan hingga permusuhan dengan faksi lain.
Seluruh Raja Dewa masih menahan diri.
Selama pusaka Mahadewa belum muncul, semua Raja Dewa bisa bersabar. Namun begitu pusaka itu keluar, lebih dari 40 Raja Dewa akan bertarung habis-habisan.
Waktu berlalu dalam penantian. Delapan tahun pun terlampaui dalam sekejap.
