Di dalam Purple Mystic Mansion, Kota Kabut.
Jiang Lan dan Yi Feng sedang menyesap teh sambil bercengkerama.
"Hou Fei benar-benar kejam. Lebih dari sepuluh Raja Dewa dibuatnya takut hingga patuh. Sekarang mereka semua jadi rendah hati," kata Yi Feng sambil tertawa terbahak.
Adegan dimana Hou Fei memarahi para Raja Dewa tadi diketahui oleh Yi Feng, Jiang Lan, Zuo Qiulin, dan beberapa Raja Dewa lain di Puri. Namun tak satu pun yang mencegahnya.
Jiang Lan mengangguk, "Tidak ada salahnya Hou Fei memberi mereka pelajaran."
“Benar.” Yi Feng mengangguk, “Qin Yu dan para Raja Dewa itu memang malas menghiraukan, biasanya juga tidak memberi syarat apapun pada mereka. Belasan Raja Dewa ini benar-benar memperlakukan Purple Mystic Mansion sebagai tempat rekreasi, masing-masing bermain catur dan berdiskusi filsafat di Taman Liu Shui, bersikap sok tinggi sebagai senior terhormat. Hmph, seandainya Hou Fei tidak memarahi mereka, dalam beberapa hari ke depan, aku juga akan nego dengan Qin Yu tentang hal ini.”
Yi Feng sudah lama tidak menyukai situasi ini.
Setelah kalah perang, Qin Yu mengampuni nyawa para Raja Dewa itu dan menjadikan mereka pelayan Purple Mystic Mansion. Tapi para Raja Dewa malah bersikap arogan dan menjaga gengsi.
“Paman Yi Feng, Paman Lan, kalian di sini rupanya.” Suara Qin Yu terdengar.
Saat ini Qin Yu baru kembali dari Kota Hukuman Guntur. Melihat kedatangannya, Jiang Lan dan Yi Feng segera menambahkan cangkir teh dan mempersilakannya: “Qin Yu, duduklah temani kami menyeruput teh.”
Qin Yu memang ada hal yang perlu dibicarakan dengan Paman Lan, lalu ia pun berjalan mendekat dan duduk.
"Paman Lan, kau masih ingat ini?" Setelah menyeruput teh, Qin Yu membalikkan telapak tangan dan mengeluarkan Wanmin Yin berwarna emas yang direbut dari bawah pengawasan Mahadewa Hukuman Guntur.
Melihat segel kecil berwarna keemasan di tangan Qin Yu, mata Jiang Lan dan Yi Feng sama-sama berkilauan.
"Wanmin Yin?" Sorot penasaran tak terbendung terpancar dari mata Jiang Lan.
Qin Yu langsung menyerahkan segel itu kepada Jiang Lan: "Paman Lan, kau sudah memiliki Houtu Yin. Dengan Wanmin Yin ini, kemungkinanmu menjadi Mahadewa akan sangat besar."
"Menjadi Mahadewa?" Jiang Lan menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis, "Jika dulu, mungkin aku masih ingin. Tapi sejak menikmati ketenangan di Purple Mystic Mansion ini - kadang menemani Qin Shuang dan Qin Si yang masih kecil, atau berdiskusi dengan Saudara Yi Feng dan ayahmu - hidup ini sudah cukup nyaman. Sekarang, aku tak lagi menginginkan gelar Mahadewa itu."
Qin Yu |tertegun.
Paman Lan tidak mau? Lalu Wanmin Yin ini untuk siapa?
"Saudara Jiang Lan, niat baik Qin Yu ini |menasihatilah kau terima," |Saudara Yi Feng yang di samping membujuk.
Qin Yu juga |menantikan pandangan Jiang Lan. Ia merasa berutang banyak pada pamannya. Membantunya sedikit saja sudah membuat hati Qin Yu |nyaman tak terkira.
Jiang Lan menatap Qin Yu, lalu |menerima Wanmin Yin sambil tersenyum: "Hm, aku memang penasaran dengan penjelasan tentang '|waktu mundur' dalam stempel ini. Tak ada salahnya kucoba pahami dulu. Tapi sekarang |Mahadewa baru segera terpilih, siapa gerangan yang akan jadi Mahadewa?"
"|terpilihnya Mahadewa baru sudah dekat? Apa maksudmu?" |alis mengkerut Qin Yu. Dari perkataan itu, ia menangkap isyarat tersembunyi.
“Paman Lan, bukankah hanya ada dua cara untuk menjadi Mahadewa? Pertama, mendapatkan tiga bagian Pusaka Mahadewa, kedua adalah memahami sepenuhnya 'hukum waktu'. Jika Paman dan Raja Dewa Xiu Luo 'Luo Fan' sama-sama tak bisa memahami hukum waktu seutuhnya, juga tak bisa mengumpulkan tiga bagian Pusaka Mahadewa, lantas bagaimana Mahadewa baru bisa terlahir?” tanya Qin Yu dengan curiga.
Menurut pemahaman Qin Yu.
Jika Jiang Lan dan Luo Fan sama-sama tak mampu memahami hukum waktu, juga tak bisa mengumpulkan tiga Stempel, seharusnya kelahiran Mahadewa baru ditunda.
“Haha... Qin Yu, apa kau pikir aku dan Luo Fan takkan pernah memahami hukum waktu, sehingga Mahadewa baru takkan pernah datang?” Paman Lan memandang Qin Yu dengan senyum.
Qin Yu tertegun sejenak.
Jiang Lan tersenyum melanjutkan: "Itu mustahil. Seperti terakhir kali, ketika para Raja Dewa tidak bisa memastikan siapa yang menang, para Mahadewa diam-diam turun tangan. Pusaka Mahadewa itu langsung terbang ke Raja Dewa Xiaoyao, menjadikannya Mahadewa."
"Kurasa, jika kali ini aku dan Luo Fan tidak bisa memahami 'hukum waktu' dalam waktu lama, atau tidak bisa mengumpulkan tiga pusaka Mahadewa, mungkin para Mahadewa akan turun tangan lagi." Jiang Lan berkata dengan senyuman tipis.
Mendengar ini, Qin Yu bergumam dalam hati: "Campur tangan Mahadewa? Hak menentukan Mahadewa baru mungkin tidak dimiliki Mahadewa lain. Perkiraanku, yang diam-diam memerintah di belakang pasti Kakak kedua Lin Meng."
Saat ini tiga bagian Fuyin - Cap Langit Biru, Houtu Yin, dan Wanmin Yin semuanya telah muncul.
Kelahiran Mahadewa baru juga akan segera tiba.
Setelah mendapatkan Wanmin Yin, Jiang Lan segera kembali ke alam semesta baru. Karena di dunia dewa, bahkan Qin Yu pun sulit mempertahankan ruang dengan percepatan 100.000 kali lipat.
Di alam semesta baru ini, Qin Yu dengan mudah mampu mempertahankan zona percepatan waktu jutaan kali lipat.
Kelimut Malam sirna, Cahaya Siang menyingsing, menandai hari baru.
Qin Yu dan Jiang Li suami-istri keluar dari ruangan, lalu sarapan bersama dua putra mereka Qin Si dan Qin Shuang. Jangankan cultivator level Qin Yu, praktisi bela diri umum pun tak sampai makan.
Namun di mata Qin Yu dan yang lain, hidangan ini bukan sekadar cari makan, melainkan kenikmatan makanan enak.
"Ayah, Ibu, aku ingin berunding soal sesuatu," seru Qin Shuang begitu selesai makan kepada Qin Yu dan Jiang Li.
Qin Yu dan Jiang Li saling pandang, penasaran rencana apa yang disimpan Xiao Shuang. Qin Yu tersenyum: "Xiao Shuang, kalau ada hal langsung saja bilang."
“Ayah, Ibu, aku tahu Purple Mystic Mansion memiliki jalur menuju alam semesta baru. Dan alam semesta baru itu punya banyak jalur ke dunia dewa, iblis, siluman, bahkan dunia mortal. Aku... aku ingin pergi ke dunia dewa-iblis-siluman, main-main ke dunia orang biasa.” Qin Shuang menarik napas dalam-dalam sebelum mengutarakan permintaannya.
“Main-main ke dunia dewa-iblis-siluman dan dunia mortal?” alis Jiang Li berkerut membentuk kerutan kekhawatiran.
“Xiao Shuang, saat ini kekuatanmu bahkan belum mencapai tingkat dewa kelas rendah. Lebih baik jangan terburu-buru keluar berkeliaran. Tunggu sampai kau melewati Shen Jie dan mencapai tingkat dewa kelas rendah, baru Ibu akan mengizinkanmu pergi bersenang-senang.” Jiang Li bersikap tegas.
Ekspresi Qin Shuang langsung berubah masam seperti memakan lemon.
“Harus mencapai tingkat dewa kelas rendah dulu...” suaranya terdengar merintih panjang.
“Adik Kedua, jangan gugup. Mencapai tingkat dewa kelas rendah itu mudah.” Qin Si yang berdiri di samping mulai membujuk.
“Hmph, Kakak. Kamu langsung mencapai tingkat Dewa Bagian Atas segera setelah lahir. Dan kekuatanmu sekarang, bahkan jika bertemu Raja Dewa pun bisa bertarung. Aku tidak bisa dibandingkan denganmu,” kata Qin Shuang kesal, kemudian berdiri dan pergi.
“Anak ini,” Jiang Li menggelengkan kepala dan menghela napas.
Qin Yu justru mengerutkan alisnya.
Qin Yu tahu, di dasar hati Qin Shuang selalu ada ketidakpuasan. Meskipun Qin Si sangat baik padanya. Tapi kecepatan peningkatan kemampuan Qin Shuang benar-benar terlalu lambat.
“Xiao Si, kamu keluar dulu. Ayah perlu bicara dengan ibumu,” Qin Yu tersenyum.
“Baik, Ayah,” Qin Si segera berdiri dan pergi.
Kemudian di ruangan hanya tersisa Qin Yu dan Jiang Li. Jiang Li memandang Qin Yu dengan curiga: “Suamiku, ada hal penting apa?”
"Tentang Xiao Shuang, tidakkah kau merasakannya?" Alis Qin Yu berkerut, "Xiao Shuang adalah anak kita. Kau dan aku sama-sama Raja Dewa. Secara logika, bakat Xiao Shuang seharusnya setidaknya menyamai anggota Delapan Keluarga Dewa. Bahkan anak-anak Delapan Keluarga Dewa biasanya sudah melewati Shen Jie di usia 5-6 tahun dan menjadi dewa kelas rendah."
"Belum lama ini saat aku mengunjungi Kota Hukuman Guntur, aku bertemu bocah bernama Zhou Qing yang baru sekitar 11-12 tahun. Dia sudah mencapai tingkat dewa kelas menengah, tapi itu justru membuatnya menjadi yang terlemah di generasinya. Sementara Xiao Shuang yang sudah dua puluh tahun bahkan belum mencapai tingkat dewa kelas rendah..." Qin Yu menggelengkan kepala sambil menghela napas.
Dua putranya sendiri, putra sulung Qin Si memiliki bakat yang luar biasa. Tapi bakat putra kedua mereka justru sangat rendah.
"Suamiku, jadi menurutmu apa yang harus kami lakukan?" Jiang Li juga tak punya akal.
Qin Yu terdiam sejenak, menggelengkan kepala dan berkata: "Mengubah bakat seseorang menyangkut esensi jiwa. Bahkan Mahadewa pun tak mampu. Kita tunggu saja sampai alam semesta baruku mencapai kesempurnaan mutlak. Saat itu, aku perkirakan sudah ada metode."
"Alam semesta baru mencapai kesempurnaan mutlak?" Mata Jiang Li berbinar, "Suamiku, berapa lama lagi alam semestamu akan sempurna?"
"Awalnya kupikir lapisan Dewa di bagian paling atas alam semesta baru ini akan selesai dalam lima enam tahun. Tapi sekarang baru kusadari, lapisan Dewa ini ternyata menguasai energi dari ruang tak terhitung di bawahnya. Proses pembentukannya jadi lebih lambat... Perkiraanku, butuh sekitar sepuluh tahun." Qin Yu menyampaikan perhitungannya.
"Sekitar sepuluh tahun untuk kesempurnaan?" Jiang Li mengangguk.
Matanya beralih ke luar jendela: "Ah, Xiao Shuang ini... Tak ada cara lain kecuali menunggu sepuluh tahun lagi. Nanti kau yang bantu dia, ya?"
Masalah anak adalah derita orang tua. Penderitaan Qin Shuang yang kesulitan meningkatkan kemampuan bela diri turut menyiksa hati Qin Yu dan Jiang Li. Sayangnya, untuk saat ini benar-benar tak ada solusi.
Sepuluh tahun, menunggu alam semesta mencapai kesempurnaan, kesaktian Qin Yu akan meningkat pesat.
Waktu terus bergulir, ketika memasuki tahun kedua setelah Zhou Qing mendapatkan 'Bintang Sumber Guntur', seluruh Dewa kembali menunjukkan tanda-tanda kelahiran Raja Dewa baru.
Seorang Raja Dewa yang masih bisa dianggap sebagai pemuda.
Maharaja Suci Kota Hukuman Guntur yang baru 'Zhou Qing', sejak itu menjadi salah satu dari segelintir orang di puncak piramida Dewa. Setelah menjadi Maharaja Suci, Zhou Qing semakin memahami pertempuran-pertempuran besar setelah kedatangan Gunung Mahadewa.
Zhou Qing juga menyadari bahwa Qin Yu telah mengembalikan Bintang Sumber Guntur.
Dengan 90% kemungkinan, mantan Maharaja Barat Laut 'Zhou Xian' telah dibunuh Qin Yu, ditambah Raja Dewa sebelumnya dari Kota Hukuman Guntur: Zhou Ran, Zhou Wulian, Zhou Tong, Zhou Huo—semuanya tewas di tangan Qin Yu.
Zhou Qing terkesima dengan kekuatan Qin Yu, namun sama sekali tidak membencinya.
“Hmph, Zhou Xian? Zhou Huo?” Zhou Qing sama sekali tidak memiliki ikatan emosi dengan para Raja Dewa masa lalu. Zhou Qing di masa lalu hanyalah anggota paling dasar keluarga Zhou, bahkan hampir diasingkan dari Kota Hukuman Guntur.
Di kedalaman hati Zhou Qing, justru ada rasa syukur yang mendalam pada Qin Yu yang telah memberinya transformasi total dan mengubah statusnya secara drastis!
……
Sejak Zhou Qing menjadi Raja Dewa, seluruh alam dewa kembali dalam ketenangan. Sekitar tahun ketiga setelah penobatannya, di jalanan Kota Weichi di wilayah timur alam dewa...
“Kota Weichi? Kota tempat Qin Yu memulai kebangkitannya?” Seorang pria berjanggut panjang berbaju jubah hijau muda berjalan tersenyum di jalanan Kota Weichi.
Wajah pria berjanggut ini kemerahan, kulitnya bercahaya kristalin seperti bayi yang baru lahir. Senyumnya memancarkan keramahan yang membuat siapa pun di sekelilingnya merasakan kehangatan dalam hati.
"Tak disangka cuma dalam perkembangan puluhan ribu tahun, Qin Yu sudah mampu menciptakan situasi sehebat ini. Hebat, sungguh hebat." Pria berjanggut hijau berbaju panjang hijau muda mengangguk sambil tersenyum.
Dengan langkah ringan, dalam dua tiga langkah, pria berjanggut hijau itu telah keluar dari Kota Weichi.
Sekali kibas lengan, di bawah kakinya muncul awan tujuh warna. Menginjak awan kemuliaan ini, pria tersebut melesat dengan kecepatan luar biasa menuju Rawa Kabut.
Setelah melintasi Rawa Kabut, tak lama kemudian ia telah tiba di luar tembok Kota Kabut.
"Oh, di pintu gerbang Kota Kabut masih ada penjaga?" Pria itu menggelengkan kepala sambil memandang jauh ke arah kota. "Bukan main..."
Kini Kota Kabut bukanlah tempat yang bisa dimasuki sembarang orang. Tiba-tiba—— siluet samarnya tiba-tiba mengabur, lalu menghilang sama sekali. Saat muncul kembali, ia sudah berada di dalam kota.
Di dalam Kota Kabut, suasana kini sangat makmur.
“Hm?” Dewa Bagian Bawah Yu Xuan mengedipkan matanya dengan heran. Tadi dia hanya merasakan kabur sejenak di hadapannya, lalu seorang pria berjanggut hijau muncul di depannya.
“Apa mataku bermasalah?” Yu Xuan merasa curiga.
“Boleh kutanya, apakah wali kota Kota Kabut ini tinggal di kota yang mengambang di atas sana?” Pria berjanggut hijau ini menoleh dan bertanya pada Yu Xuan sambil tersenyum.
Yu Xuan sama sekali tak bisa mengukur level lawan, langsung menjawab dengan sopan: “Senior, Tuan Qin Yu selaku wali kota kami umumnya tinggal di Purple Mystic Mansion. Tapi apakah beliau sedang berada di sana saat ini, sebagai orang kecil seperti saya tentu tak tahu.”
“Oh, terima kasih.” Pria berjanggut hijau itu mengangguk ramah.
Lalu sang pria mendongak memandang Purple Mystic Mansion yang melayang di angkasa: “Sebuah kediaman megah yang seluruh strukturnya terbuat dari senjata langit kelas rendah. Luar biasa, sungguh luar biasa!” Pria itu langsung melayang ke udara, menuju Purple Mystic Mansion.
Beberapa saat kemudian, pria berjanggut hijau itu telah tiba di gerbang Purple Mystic Mansion.
“Ini adalah Purple Mystic Mansion，orang luar dilarang masuk。” Penjaga Purple Mystic Mansion segera menghardik.
Pria berjanggut hijau menggelengkan kepala sambil tersenyum: “Suruh tuanmu Qin Yu keluar.”
Saat itu, kepala pelayan Purple Mystic Mansion Fu Bo mendengar teriakan penjaga. Mendengar perkataan tamu, hatinya bergejolak: “Minta bertemu Tuan Qin Yu? Siapakah orang ini?” Fu Bo langsung berjalan ke pintu utama - begitu melihat wajah tamu -
“T-Tuan Lama!” Fu Bo tertegun sepenuhnya.
“Ah Fu.” Mata pria berjanggut hijau berbinar melihat Fu Bo, wajahnya dipenuhi sukacita.
