Waktu terus mengalir, hampir lima tahun telah berlalu sejak kelahiran kedua anak Hou Fei. Dalam kurun waktu ini, Mahadewa Xiaoyao telah mengunjungi Purple Mystic Mansion puluhan kali.
"Senior Mahadewa Xiaoyao, Fei Fei sedang menemani kedua anaknya di kebun belakang," kata Qin Yu sambil tersenyum ramah.
"Terima kasih." Mahadewa Xiaoyao membalas senyum Qin Yu dengan anggun.
Memandang punggung Mahadewa Xiaoyao yang memasuki gerbang kebun, Qin Yu dalam hati berkeluh kesah. Selama lima tahun terakhir, meski telah mencoba berbagai cara, upaya Mahadewa Xiaoyao selalu ditampik mentah-mentah oleh Hou Fei.
Namun kebalikan, kedua anak Hou Fei itu justru sangat menyukai Mahadewa Xiaoyao.
"Suamiku, jangan dipikirkan lagi. Fei Fei sebenarnya juga punya pertimbangan di hatinya." Jiang Li di samping tersenyum kepada Qin Yu.
Qin Yu mengangguk sambil tersenyum.
"Omong-omong, bukankah alam semesta barumu sudah hampir mencapai kesempurnaan?" Jiang Li tiba-tiba teringat hal ini. Qin Yu hanya tersenyum mendengarnya. Mengenai proses evolusi alam semesta baru ini, Qin Yu terus memantau perkembangannya setiap saat.
"Perkiraan jarak menuju kesempurnaan, sekitar setahun lagi." Qin Yu tersenyum.
Senyum sukacita spontan muncul di wajah Jiang Li: "Menunggu kesempurnaanmu, itu tentu akan menjadi solusi untuk menyelamatkan anak kita Qin Shuang. Ah, sifat pemberontaknya semakin menjadi-jadi belakangan ini."
Kemajuan latihan mereka sendiri terlalu lambat, ditambah status Ayah dan Ibu sebagai Raja Dewa, bahkan kemajuan latihan sang Kakak juga begitu cepat.
Secara alami, Qin Shuang juga merasakan kesedihan yang mendalam. Setelah jangka panjang, wajar saja jika Qin Shuang menjadi pemberontak. Hanya saja Qin Yu dan Jiang Li tidak punya solusi menghadapi pemberontakan Qin Shuang.
"Tinggal menunggu setahun lagi," batin Qin Yu.
Sekitar setengah shichen kemudian, Mahadewa Xiaoyao muncul dari kebun belakang. Saat ini senyuman bahagia terpancar di wajahnya, namun Qin Yu tahu persis bahwa kebahagiaan itu berasal dari interaksinya dengan dua bocah.
Hampir lima tahun terakhir ini, Mahadewa Xiaoyao hampir melepas harapan agar Hou Fei mengakuinya sebagai ayah.
"Qin Yu, pamit undur diri," ujar Mahadewa Xiaoyao sambil tersenyum.
Dengan kemampuan Mahadewa Xiaoyao, memasuki Purple Mystic Mansion adalah hal sepele yang mudah dilakukan. Namun setiap datang atau pergi, dia selalu memberi kabar pada Qin Yu. Bagaimanapun juga Qin Yu adalah penguasa baru di tempat ini.
Qin Yu dan Jiang Li segera berdiri.
“Qin Yu, ada satu hal yang perlu kusampaikan padamu.” Mahadewa Xiaoyao tiba-tiba teringat sesuatu, menatap Qin Yu sambil tersenyum, “Kurang lebih tiga hingga empat bulan lagi, Mahadewa baru akan terpilih.”
“Kelahiran Mahadewa baru? Tiga empat bulan?” Qin Yu dan Jiang Li terkejut.
Berbagai pemikiran melintas dalam benak Qin Yu. Waktu yang begitu pasti, sementara tiga bagian Cap Dunia Mengambang saat ini berada di tangan Jiang Fan dan Luo Fan. Bagi keduanya, mengumpulkan ketiga bagian itu merupakan hal yang sulit.
“Mungkinkah penentuan Mahadewa ini sepenuhnya ada di tangan Sang Majikan di belakang mereka?” gumam Qin Yu dalam hati.
“Aku hanya menyampaikan kabar ini. Baiklah, pamit undur diri.” Mahadewa Xiaoyao segera melakukan lompatan ruang menghilang dari Purple Mystic Mansion. Mendapat informasi ini, Qin Yu dan Jiang Li merasa gelisah.
Tanpa ragu, Qin Yu memutuskan untuk mengumpulkan Paman Lan, Zuo Qiulin, dan yang lainnya.
Informasi ini harus segera disampaikan kepada mereka.
……
Jarak kelahiran Mahadewa baru ternyata hanya tiga hingga empat bulan. Kabar ini benar-benar mengejutkan beberapa Raja Dewa di Purple Mystic Mansion. Namun berbeda dengan mereka, Raja-Raja Dewa lain di alam dewa seperti Dewa Xiu Luo sama sekali tidak mengetahui hal ini.
Baik itu Dewa Xiu Luo 'Luo Fan' maupun Jiang Fan dari Kota Salju Melayang di Kutub Utara, sama-sama fokus meneliti Pusaka Mahadewa yang tidak lengkap itu.
……
Di ruang kabur yang disusun Jiang Fan, waktu dipercepat lima ribu kali lipat. Mempertahankan percepatan waktu lima ribu kali lipat dalam jangka panjang cukup sulit bagi Jiang Fan.
Melayang di udara dalam posisi duduk bersila, dua buah stempel - satu abu-abu dan satu emas - mengambang di depan Jiang Fan.
Setelah bertahun-tahun melatih diri, Jiang Fan hanya membuat sedikit kemajuan dalam 'percepatan waktu'. Sedangkan untuk 'waktu diam membeku', bisa dikatakan tidak ada pencerahan sama sekali.
Ingin menjadi Raja Dewa dengan memahami 'waktu mundur', bagi Jiang Fan hal ini bisa dianggap mustahil.
……
Bulan demi bulan berlalu, dan dalam sekelip mata, tiga bulan telah terlewati.
Di dalam Purple Mystic Mansion.
"Kakak, menurut keterangan Mahadewa Xiaoyao itu, waktu kemunculan Mahadewa baru seharusnya terjadi dalam waktu dekat ini, bahkan mungkin hari ini juga." Hei Yu berbicara di samping.
Qin Yu dan Jiang Li saling tersenyum.
"Sudahlah, Xiao Hei, jangan-jangan kau ingin menjadi Mahadewa itu?" Qin Yu menatap Hou Fei sambil tertawa.
"Aku tidak tertarik jadi Mahadewa, hanya penasaran setelah bertahun-tahun berlalu dan begitu banyak Raja Dewa yang tewas, siapa yang akhirnya akan terpilih sebagai Mahadewa?" Hei Yu berkata sambil tersenyum.
"Braak!"
Tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat menggelegar di langit dan bumi. Setelah suara itu reda, secara tiba-tiba——
Segala suara menghilang.
Seluruh wilayah Dewa keheningan total. Mereka yang belum mencapai tingkat Raja Dewa bahkan getaran jiwanya berhenti total. Hanya Raja Dewa dan Mahadewa yang masih bisa merenungkan.
Tiba-tiba, alunan musik paling indah nan sublim bergema dalam benak para Raja Dewa.
Seluruh Raja Dewa di alam Dewa seolah dihipnotis, satu per satu terbang tanpa sadar menuju arah Gunung Mahadewa.
Tidak, masih ada satu Raja Dewa yang sadar di alam Dewa.
Qin Yu!
Qin Yu yang telah menyatu dengan kekuatan fundamental alam semesta dan selaras dengan alam semesta barunya, jiwanya tetap jernih. Musik ajaib itu tak mampu mengguncangnya.
"Aneh, sangat aneh." Kekuatan ruang alam semesta baru Qin Yu menyelimuti seluruh alam Dewa.
"Alam Dewa ini seperti terkena 'waktu diam membeku', hanya Raja Dewa yang tak terpengaruh." Qin Yu menyadari angin berhenti, ombak laut membeku, semua Dewa, manusia surgawi, dan siluman tak bergerak bahkan tatapan mereka kaku.
Jelas terlihat, gelombang jiwa mereka telah berhenti bergetar tanpa sisa kemampuan apapun.
Qin Yu melihat Jiang Li, Zuo Qiulin, Hei Yu, Yi Feng, Jiang Lan, Che Houyuan, Jiang Xing, Tang Lan, Putai Hong…… Di dalam Purple Mystic Mansion, para Raja Dewa satu per satu ternyata terbang keluar.
"Raja Dewa bahkan sudah dikendalikan semua?" Qin Yu tertegun dalam hatinya.
Qin Yu segera berpura-pura terkendali, ikut terbang bersama para Raja Dewa. Di bawah pengamatan kekuatan ruang alam semesta barunya, Raja Dewa lain dari berbagai penjuru seperti Jiang Fan di Kota Salju Melayang di Kutub Utara, Ratu Laut Darah dari kedalaman Laut Barat, Dewa Xiu Luo dari Laut Xiu Luo, Muyu dari Laut Timur……semuanya terbang bangkit dari lokasi masing-masing.
"Huu!"
Hampir bersamaan, semua Raja Dewa melakukan lompatan ruang ke sekitar Gunung Mahadewa. Qin Yu juga mengikuti dengan melompat ke luar area Gunung Mahadewa.
Memandang Gunung Mahadewa merah darah yang menjulang setinggi jutaan li di hadapannya, Qin Yu berpikir dalam hati: "Seluruh alam Dewa seakan terjebak dalam 'waktu diam membeku', tapi semua Raja Dewa tidak merasakannya. Bahkan lompatan ruang masih bisa dilakukan. Mengapa bisa begitu? Musik apa gerangan yang sanggup mengendalikan bahkan para Raja Dewa sekalipun?"
Kebingungan menyelimuti hati Qin Yu.
Saat ini, seluruh Raja Dewa di alam semesta—jumlahnya melebihi tiga puluh—berkumpul di sekitar Gunung Mahadewa. Kecuali Qin Yu, tak satu pun dari mereka yang benar-benar sadar sepenuhnya.
"Bzz～～"
Membran merah yang dijuluki 'penjara Raja Dewa' itu—yang sebelumnya menyelubungi seluruh Gunung Mahadewa—tiba-tiba menghilang. Para Raja Dewa lainnya langsung terbang menuju jurang tempat 'Kuali Induk Pusaka' berada.
Qin Yu pun mengikuti mereka.
Begitu para Raja Dewa memasuki jurang, membran merah itu muncul kembali.
Tepat saat membran merah muncul, suara musik yang bergema dalam benak para Raja Dewa juga tiba-tiba menghilang. Lebih dari tiga puluh Raja Dewa di lokasi langsung sadar sepenuhnya.
"Apa, apa yang terjadi di sini?" Teriak kaget beberapa Raja Dewa.
"Sungguh taktik yang brilian." Qin Yu berdecak kagum dalam hati. Seluruh penghuni Dewa yang belum mencapai tingkat Raja Dewa tetap berada dalam kondisi 'waktu diam membeku', bahkan gelombang jiwa mereka pun membeku.
Hanya para Raja Dewa dan Mahadewa yang tetap sadar di seluruh alam Dewa.
"Ini Gunung Mahadewa. Sepertinya seperti terakhir kali, kami semua Raja Dewa dikumpulkan di sini. Artinya, seorang Mahadewa akan terpilih." Ratu Laut Darah 'Xue Yun' menyeringai dingin.
Di dalam jurang, lebih dari tiga puluh Raja Dewa berdiri terpisah. Mereka yang telah lahir sejak 60 triliun tahun yang lalu tampak berpengalaman. Para Raja Dewa segera mencapai ketenangan.
"Mahadewa, Kakak. Menurutmu siapa yang akan menjadi Mahadewa?" Hei Yu tak bisa menahan kegembiraannya saat ini.
“Tunggu sebentar lagi pasti tahu.” Qin Yu tersenyum.
Namun saat ini sangat sedikit Raja Dewa di jurang yang bisa tertawa, karena hampir semua Raja Dewa merasakan kepanikan dalam hati. Mereka semua berharap, diri merekalah yang akan menjadi Mahadewa.
Miliaran dewa dan ratusan ribu Dewa di alam Dewa berada dalam keheningan. Di puncak Gunung Mahadewa setinggi jutaan li yang berwarna merah darah, menggantung di posisi paling pusat alam Dewa, para Raja Dewa menanti dengan penuh kecemasan.
Kuali Induk Pusaka tetap tak bergerak seperti sebelumnya.
"Cap Langit Biru!" Luo Fan tiba-tiba berseru dengan suara gusar.
Para Raja Dewa di jurang serentak menatap Dewa Xiu Luo. Sebuah stempel hijau terbang keluar dari tubuh Luo Fan menuju Kuali Induk Pusaka. Seorang Raja Dewa yang refleksnya cepat langsung mencoba menyambar Cap Langit Biru.
"Braak!" Begitu menyentuh Cap Langit Biru, Raja Dewa itu langsung terhempas hingga muntah darah.
Luo Fan juga bergegas mendekat, menjangkau ke arah Cap Langit Biru. Namun disertai suara rendah yang bergema, seluruh tubuhnya terpental mundur dengan wajah pucat pasi, urat darah mengalir dari sudut bibirnya.
"Apa yang terjadi? Aku sudah melebur Cap Langit Biru ini." Dalam hati Luo Fan dipenuhi kebingungan.
Seluruh Raja Dewa di lokasi itu diliputi keheranan. Cap Langit Biru yang jelas-jelas sudah dilebur, mengapa tiba-tiba lepas dari kendali Luo Fan? Hal semacam ini belum pernah mereka alami sebelumnya.
Saat Gunung Mahadewa turun sebelumnya, Raja Dewa Xiaoyao dengan bantuan diam-diam dari Mahadewa Piao Yu langsung mendapatkan semua bagian Pusaka Mahadewa. Wajar akhirnya dia menjadi Mahadewa. Tapi kali ini berbeda, tiga bagian Pusaka Mahadewa terbagi untuk dua orang.
"Situasi ini cukup menghibur." Qin Yu memperhatikan Cap Langit Biru yang terus-menerus mengambang di atas Kuali Induk Pusaka sambil tersenyum tipis.
Cap Langit Biru yang melayang itu memancarkan cahaya hijau samar. Namun tak satu pun Raja Dewa yang bisa menyentuhnya.
"Houtu Yin!"
Tiba-tiba segel abu-abu melesat keluar dari tubuh Jiang Fan. Melihat harta karunnya hendak kabur, mungkinkah Jiang Fan diam saja? Meski sudah ada contoh kegagalan Dewa Xiu Luo, Jiang Fan tetap menjangkau dengan gusar.
"Braak!" Tanpa ampun, Jiang Fan terlempar dengan luka parah.
Para Raja Dewa lain hanya menyaksikan Houtu Yin itu melayang menuju Kuali Induk Pusaka. Akhirnya Houtu Yin pun menggantung di atas kuali, berdampingan dengan Cap Langit Biru.
"Saudara Jiang Fan, tak kusangka Houtu Yin ternyata ada padamu," komentar Shen Tu Yan penuh decak kagum.
"Kini tinggal Wanmin Yin yang belum muncul." Banyak mata tertuju pada Qin Yu, sebab semua tahu dialah perebut terakhir pusaka itu.
"Huu!"
Kilatan emas tiba-tiba menyembul dari tubuh Jiang Fan—Wanmin Yin! Kali ini Jiang Fan tak mencoba menangkap. Ia tahu upaya itu sia-sia. Para Raja Dewa terperangah: rupanya Houtu Yin dan Wanmin Yin semuanya disimpan Jiang Fan.
Cap Langit Biru、Houtu Yin、Wanmin Yin！
Ketiga stempel ini saat ini mengambang berdekatan，sinar mereka terus memancar ke segala penjuru.
"Sejak Gunung Mahadewa turun，telah hampir empat puluh tahun. Kini，pusaka Mahadewa 'Cap Dunia Mengambang' harus muncul，dan Mahadewa baru pun harus terpilih." Suara membeku menggema di seluruh Gunung Mahadewa.
Semua Raja Dewa terdiam terkejut.
"Kakak，siapa yang bicara?" Hei Yu berkomunikasi melalui telepati pada Qin Yu.
Bukan hanya Hei Yu yang curiga，para Raja Dewa lain juga demikian. Namun semua paham，pemilik suara ini mungkin terkait dengan kekuatan yang memindahkan mereka ke Gunung Mahadewa tanpa sadar.
"Tiga Stempel terkumpul，Cap Dunia Mengambang，muncul!" Suara itu semakin kejam.
"Bzz～～～"
Tiga stempel mengambang tiba-tiba bersinar terang，cahaya hijau，abu-abu，dan emas mulai berputar dan perlahan menyatu. Semua Raja Dewa di lokasi menatap tajam ketiga stempel itu.
Akhirnya kilauan cahaya berangsur memudar. Sebuah stempel sebesar telapak tangan muncul di atas Kuali Induk Pusaka. Stempel berukuran telapak tangan itu diam mengambang, hanya diselimuti lapisan tipis aura cahaya yang berputar di permukaannya.
Cap Dunia Mengambang!
Pusaka Mahadewa 'Cap Dunia Mengambang'.
Mata para Raja Dewa di lokasi mulai memerah samar.
"Dengan kemunculan Cap Dunia Mengambang, Mahadewa baru akan terpilih. Di antara para Raja Dewa, yang paling memenuhi syarat menjadi Mahadewa baru adalah..."
Semua Raja Dewa menahan napas. Namun para Raja Dewa seperti Jiang Fan, Luo Fan, dan lainnya gemetar ketegangan dengan telapak tangan berkeringat dingin. Mereka semua menanti penyebutan nama itu—
"Raja Dewa 'Che Houyuan'." Suara dingin itu mengumumkan jawabannya, namun jawaban ini justru membuat Luo Fan, Jiang Fan, Ratu Laut Darah, dan banyak lainnya terpaku seperti patung.
"Che Houyuan, bagaimana mungkin dia?" Jiang Fan, Luo Fan, Ratu Laut Darah dan yang lain tak bisa mempercayainya, "Kami sudah bertempur selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin akhirnya dia yang terpilih?"
Setelah bertarung selama itu, dengan banyak dewa yang tewas, ternyata yang menjadi Tianzun justru seseorang yang tidak ikut dalam perebutan? Untuk apa mereka bertarung selama ini?
Semua ini bagai mengambil bulan dari dalam air, akhirnya sia-sia belaka!
Che Houyuan masih tertegun, namun Cap Dunia Mengambang tiba-tiba melayang ke atas kepalanya. Sinar tiga warna memancar dari pusaka itu, menyelimuti seluruh tubuhnya. Para Raja Dewa merasakan ruang-waktu di sekitar Che Houyuan tiba-tiba mengalami percepatan.
"Percepatan waktu yang luar biasa, minimal seratus juta kali lipat." Tingkat percepatan itu membuat Qin Yu gemetar.
Semua Raja Dewa memandangi Che Houyuan yang diselimuti sinar tiga warna. Setelah berjuang mati-matian selama ini, justru Che Houyuan yang baru kembali ke dunia dewa yang menjadi Tianzun.
Saat ini, Qin Yu tidak tahu bahwa di angkasa atas Dewa, Mahadewa Hukuman Guntur sedang menunggu. Begitu Che Houyuan benar-benar menjadi Mahadewa, saat itulah Mahadewa Hukuman Guntur akan bertindak.
