"Jangan remehkan ujian masuk SMA! Sekolah mana yang kalian masuki mungkin akan menentukan seluruh hidup kalian!" Seorang guru paruh baya bertubuh kurus kering sedang berpidato dengan semangat di podium untuk menyemangati murid-murid yang baru naik ke tingkat tiga. Tiba-tiba ia mematahkan kapur di tangannya menjadi dua bagian dan melemparkannya dengan keras ke siswa yang sedang tertidur di meja di barisan belakang: "Ren He, bangun! Tidur di hari pertama sekolah, sungguh tak tahu malu!"
Ren He yang kena lempar mengangkat kepalanya dengan pandangan masih berkabut, merasakan sakit di kepala tempat kapur itu menghantam. Segalanya terasa begitu nyata sehingga ia yakin ini bukan mimpi.
Wali kelas itu melanjutkan pidatonya setelah melihat Ren He bangkit. Ia praktis sudah menyerah pada siswa bermutu rendah ini.
Tapi Ren He menatap lingkungan sekitar yang terasa familiar namun asing, lalu melihat telapak tangannya yang kembali ramping. Ia pun menyadari dirinya telah melakukan perjalanan waktu.
Informasi raksasa dalam sekejap napas ini mengalir deras masuk ke otaknya, sakit kepala hampir membuatnya mimisan! Informasi yang ditinggalkan pemilik asli ini membuatnya menyadari ini bukanlah kelahiran kembali, melainkan tiba-tiba berada di dunia paralel, menembus ke dalam "diri" yang lain.
Saat ini, ia masih seorang siswa kelas tiga SMP.
Di kehidupan sebelumnya, Ren He hidup tenang hingga usia 26 tahun, tanpa perjuangan lebih sulit maupun pencapaian, sampai suatu hari mimpi terbangun, tiba-tiba dalam suatu momen mulai menguat meragukan seluruh hidupnya, itu saat ia melihat satu perintah: Jangan hidup biasa-biasa seumur hidup, masih bilang apa yang tenang dan hambar adalah sejati.
Ya, di kehidupan ini, ia memang menjalani hidup biasa-biasa saja, Ren He putus asa.
Kemudian kesadaran semakin kabur, sampai terhisap masuk ke dalam kegelapan, lalu menembus ke sini.
Ren He dengan gila-gilaan membalik informasi yang mengalir deras di otaknya: Arah sejarah ternyata tetap konsisten tanpa penyimpangan, Kaisar Primordial menyatukan Tiongkok, sekarang masih Republik Rakyat Tiongkok tanpa perbedaan berarti. Hukum dan aturan domestik juga lebih sempurna dibanding kehidupan sebelumnya, terutama di bidang hak kekayaan intelektual.
Dunia ini awalnya juga punya pembajakan, tapi budaya terlalu terbelakang. Negara terpaksa mengambil langkah keras untuk melindungi karya orisinal, agar pencipta bisa berkarya dengan tenang bahkan menghidupi keluarga. Ketika karya orisinal bisa menghasilkan uang, barulah lebih banyak orang akan menciptakan karya orisinal.
Yang terpenting: Buku pelajaran bahasa Mandarin berubah!
Materi yang seharusnya ada di buku kelas 3 SMP seperti "Chu Shi Biao", "Qinyuan Chunxue", "Dua Puisi Asing", dan lainnya semuanya hilang. Diganti konten baru yang sepenuhnya asing bagi Ren He!
Karena kecintaannya pada "Chu Shi Biao", ingatan Ren He terhadap konten buku pelajaran Bahasa Tiongkok kelas 3 SMP di kehidupan sebelumnya masih sangat jelas. Sejak dulu ia memang menyukai hal-hal sastra, termasuk sastra klasik dan modern, bahkan sastra online.
Selain itu ia memiliki otak yang luar biasa tajam. Pernah dengar pendiri New Oriental English bisa menghafal kitab undang-undang dalam beberapa jam, menghafal kamus Inggris pun mudah bagai membalik telapak tangan. Hal seperti ini pernah membuat orang terkesima, tapi Ren He tidak - karena ia juga bisa melakukannya.
Tapi ingatan jenis ini tidak tak terbatas. Mampu mengingat bukan berarti selamanya bisa mengingat. Lagipula kapasitas otak memang terbatas.
Ren He mulai memiliki dugaan: di bidang budaya dunia paralel ini telah terjadi penyimpangan tertentu, sehingga hal-hal yang dulunya dianggap klasik kini lenyap.
Entah mengapa, industri budaya di dunia ini juga berkembang pesat, tapi tingkatnya tidak setinggi di Bumi.
Contoh paling sederhana, puisi kuno memang ada, tapi tidak ada banyak syair legendaris yang dirayakan selama ribuan tahun.
Di bidang sastra web bahkan lebih ekstrem, sepertinya masih berada pada fase awal yang baru lepas dari sastra fisik, bahkan belum ada alur latihan dan peningkatan level.
Ia menatap teman sebangkunya, lebih baik memastikan beberapa hal: "Pernah dengar Song Jiang, Tang Seng, Sun Wukong?" Acara TV favorit pemuda umumnya Kisah Para Pahlawan Liangshan dan Perjalanan ke Barat, menanyakan karakter dari dua mahakarya ini lebih masuk akal.
Teman sebangku yang gemuk memandang Ren He dengan tenang melalui kacamata tebal: "Apa yang kau bicarakan?"
"Santai, aku cuma bilang kamu ganteng banget," Ekspresi wajah temannya saat itu langsung berubah dramatis, ternyata ada yang menyebutnya ganteng! Namun di dalam hati, Ren He mulai dilanda kegembiraan liar, bukankah ini justru bidang yang paling ia kuasai?
Dua dunia ini bagai rel kereta api di bidang budaya, mulai berpisah di suatu node tertentu, menampakkan perbedaan yang sangat besar. Ren He datang membawa karya sastra klasik yang terpatri dalam ingatannya.
Bahkan tanpa menjiplak karya klasik, Ren He tetap bisa sukses besar hanya dengan mengandalkan formula novel web yang melampaui zaman ini yang tersimpan di kepalanya.
Saat teringat pada Chu Shi Biao, bait-baitnya mulai terbayang dalam benak Ren He: "Sang Kaisar memulai usaha belum sampai setengah jalan namun collapse total di tengah jalan..."
Hah, apa lanjutannya? Ren He tiba-tiba menyadari bahwa ia sama sekali tidak bisa mengingat kelanjutan Chu Shi Biao!
Ren He mulai merasa ketakutan bahwa karya-karya klasik dalam ingatannya akan terlupakan. Meski daya ingatnya luar biasa kuat, bukan berarti memorinya bisa berkembang tak terhingga. Pasti ada kenangan lama yang diselimuti debu hingga tak bisa diingat lagi. Artikel seperti Chu Shi Biao yang jarang disebut setelah dipelajari, benar-benar demikian keadaannya.
Ia ingin mencoba menuliskan semua literatur klasik terlebih dahulu agar tidak lupa, sambil berpikir, tangannya mulai menuliskan materi pendidikan dasar dari ingatan: San Zi Jing.
Manusia di awal kehidupan, sifat dasarnya baik. Sifat serupa, kebiasaan menjauh...
Bisa dikatakan San Zi Jing adalah literatur klasik pertama yang dihafal Ren He sejak kecil, bahkan sudah mulai dihafal saat TK ketika belum bisa membaca.
Rajin berbuah prestasi, bermain tak berguna, waspadalah, harus bersungguh-sungguh. Saat menuliskan kalimat terakhir ini, Ren He merasakan kepuasan - ini adalah literatur abadi yang bisa diwariskan! Dan karena sejarah sama, literatur dalam San Zi Jing juga tak akan menimbulkan kontradiksi.
Namun tiba-tiba terdengar desis listrik di kepalanya: Sistem Hukuman Langit telah mengunci target inang!
Ren He kaget setengah mati, benda apa ini? Sistem Hukuman Langit? Makhluk apa ini? Dia hanya menulis beberapa baris San Zi Jing sembarangan, bagaimana bisa muncul fenomena iblis seperti ini.
Suara netral bergema dalam pikiran Ren He: "Karena inang membawa hasil budaya dunia paralel ke dunia ini, demi mempertahankan lintasan operasional dunia asli, Sistem Hukuman Langit akan merilis misi hukuman. Jika berhasil diselesaikan, sistem akan mempersepsikan kemampuan inang sebagai legal dengan bonus tambahan."
Ren He tersadar: Rupanya pemindahan hasil budaya dunia paralel ke sini setara dengan memaksa perubahan kereta api sejarah, sehingga memicu Sistem Hukuman Langit ini! Hanya dengan keberhasilan misi, sistem baru akan mengakui legalitas budaya-budaya tersebut!
Namun dari sini terlihat, Sistem Hukuman Langit tidak sepenuhnya menentang transfer budaya dunia paralel. Misi utamanya mungkin mencegah Ren He mendapatkan sesuatu tanpa usaha!
Jika tidak, cukup turunkan satu sambaran petir untuk menghabisinya. Ngapain repot dengan misi? Lagipula setelah selesai masih ada hadiah!
Namun Ren He tiba-tiba merasa geli di selangkangan... Bubar sudah, orang lain saat transmigrasi bisa buka Golden Finger, kenapa aku malah kena Sistem Hukuman Langit ini? Nyalin satu karya langsung dapat misi, harus ekstra hati-hati dong?!
Tapi yang dia salin sekarang apa? San Zi Jing, sialan! Kalau benda ini dipakai cari duit, nggak bakal dicurigai orang? Gila juga ini!
Ren He tak merasakan permusuhan. Sistem Hukuman Langit ini lebih mirip kendali, hanya mencegahnya menggunakan hasil budaya dunia paralel secara sembarangan.
Tapi Ren He punya satu pertanyaan: Sistem tidak melarangnya menggunakan San Zi Jing sekarang. Artinya, bahkan jika dia pakai untuk cari duit sekarang juga bisa. Lagipula... konsekuensi gagal pun tidak dijelaskan!
Sistem hanya bilang: Jika berhasil, akan ada hadiah tambahan!
Suara netral kembali terdengar: Misi: Karena inang membawa karya budaya dunia paralel San Zi Jing, dalam waktu satu bulan, tanpa lapisan perlindungan atau cara mencari celah, lompati gedung kelas 1 dan 2 dengan awalan.
Begitu suara itu menghilang, secara gaib segumpal pengalaman tentang teknik lompatan dengan awalan menyusup ke otak Ren He, seolah-olah ini adalah cara paling benar dan pengetahuan paling akurat tentang lompatan yang melebur ke tubuhnya. Ia hanya perlu berlatih untuk menguasainya.
Ren He membeku...
Gedung kelas 1 dan 2 di sekolah sama-sama setinggi 7 lantai. Tapi jarak antara dua gedung yang sejajar ini mencapai lebih dari 3 meter! Itu ketinggian 7 lantai! Jika gagal saat melompat, bukankah itu berarti bersujud selamanya?
Tiba-tiba ia pahap mengapa sistem hukuman langit tidak menjelaskan konsekuensi kegagalan - karena tidak perlu. Saat melihat misi ini, Ren He secara alami menyadari: Gagal berarti mati... atau cacat permanen!
"Sialan, ini bukan Sistem Hukuman Langit, tapi sistem penipu sialan..."
Meski masih ada kemungkinan selamat karena jarak 3 meter lebih untuk lompatan berlari bukan hal terlalu sulit - Sistem Hukuman Langit memberikan keringanan, misi Ren He sebenarnya tidak terlalu ekstrem.
Tapi itu tujuh lantai! Ren He pusing melihat ke bawah dari tepi lantai tujuh...
Lagipula, bagaimana jika ada tugas lebih menyimpang di masa depan? Misal jarak antar gedung jadi 4 meter, 5 meter... atau aktivitas lain?
Seperti wing suit terbang dengan tingkat kelangsungan hidup 30%? Atau panjat tebing tanpa peralatan? Imajinasi Ren He sudah terbang, seolah pintu gerbang petualangan ekstrem terbuka di hadapannya.
Ren He bertanya dalam pikirannya: "Bisakah aku... menolak misi ini? Apa konsekuensinya jika menolak? Kembalikan saja aku ke dunia asal, Bung!"
"Jika misi tidak diterima sebelum batas waktu: Penghapusan."
“Menghapuskan itu hantu apa lagi, Kakak sulung? Aku cuma menyalin sedikit hal, perlu sampai segitunya?”
Ren He nyaris mengompol. Dalam waktu sekejap ini, dia sudah merasakan beberapa kali ancaman bahaya nyawa! Ternyata misi ini harus dilakukan, mau tidak mau!
Dengan keraguan, dia bertanya dengan hati-hati: “Bisakah tidak dihapuskan? Ganti hukuman lain gitu...”
“Saat ini tidak bisa,” jawab Sistem Hukuman Langit dengan tenang.
Hah, walau bilang tidak bisa, tapi ada informasi tersirat—artinya di masa depan akan berubah menjadi hukuman lain?!
