Saat melompat dari tepi atap, hati Ren He tetap tenang. Pemandangan pegunungan melintas cepat di matanya dari atas ke bawah. Ia bisa merasakan rambutnya tertarik ke atas.
Mungkin inilah sensasi sebenarnya melompat dari gedung?
Mengalami lagi batas hidup-mati, Ren He seolah memahami satu tingkat lebih dalam arti keikhlasan.
Sensasi jatuh bebas terasa seperti benar-benar mengalami kematian, dan semua ini dipilih sendiri, perasaan ini terasa sangat luar biasa.
Ren He baik-baik saja. Umpatannya pada Sistem Hukuman Langit hanya karena selama terpental-pental di udara, ia bisa mendengar suara cicit tali yang mengerikan. Ini benar-benar mengecewakan! Kenapa proyek tua dan tidak terawat seperti ini tidak dihentikan lebih awal?
Harus segera dilaporkan setelah kembali!
Saat terpental, darah di seluruh tubuh Ren He mulai menyambar ke ubun-ubun. Ia sudah bisa membayangkan bola matanya pasti dipenuhi urat darah saat mencapai puncak.
Tiba-tiba, suara mengerikan baja retak bergema dari atas kepalanya, Kreek!
Suara menusuk ini merambat ke otak Ren He sampai membuat giginya menjadi ngilu!
"Sialan? Apa yang putus? Xu Nuo! Cepat suruh mereka menarikku naik!" Ren He panik. Meski bermain nyawa terasa memuaskan, tak ada yang mau benar-benar mati konyol. Tapi dia tahu, meski ada masalah di atas, selama belum terjatuh berarti masih ada harapan...
Ia menghitung jarak ke permukaan gunung di bawah hutan lebat... Sekitar 300 meter lebih?
Jatuh dari ketinggian segitu, pasti mati!
Tali pengangkat cadangan tiba-tiba turun. Dengan refleks cepat, Ren He mencengkeram dan mengaitkannya ke tubuhnya.
Perlahan tubuhnya mulai terangkat. Ren He sedikit lega. Cepat naik dan keluar dari bahaya adalah prioritas.
Tapi kini ia menghadapi momen memalukan... Karena 'adik kecil'-nya sedang BERGAIRAH!
Entah apa penyebabnya, tapi kebanyakan pria setelah bungy jumping akan mengalami 'kejadian' ini dalam waktu singkat.
“Ren He, kamu baik-baik saja?” Setelah Ren He ditarik ke atas, Xu Nuo langsung bertanya.
Ren He yang masih trauma berkata: "Gue cuma pengin tahu tadi benda apa yang putus?"
"Oh, cuma jeruji besi yang tiba-tiba collapse total, bukan fasilitas bungee jumpingnya yang rusak."
Ren He tertegun sejenak lalu tertawa getir: "Sialan, bikin gue mati kutu! Kirain bakal jadi jawaban di sini! Beneran sengit banget!"
Admin tersenyum simpul: "Bungee jumping terlihat berbahaya, tapi sebenarnya tidak. Kalau tidak, objek wisata pasti bangkrut bayar ganti rugi."
Wajah Ren He menghitam dalam hati: "Udah deh, proyek kalian yang tidak dirawat dan tidak ada biaya perawatan ini harusnya sudah di-shutdown. Langit dan bumi pasti tak mengizinkan!"
Sambil bicara, Ren He tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melihat teman-teman sekelasnya. Kebetulan bertemu di saat seperti ini. Matanya langsung mencari Yang Xi, tapi ternyata pandangan gadis itu sedang tertuju pada tubuhnya. Ren He buru-buru mengikuti arah pandangan itu ke tubuhnya sendiri. Sialan, Adik kecil di bawah masih dalam posisi Berdirilah!
Ren He buru-buru menepuk pantatnya lalu berdiri agar peredaran darah di tubuhnya kembali normal, berharap "adik kecil"-nya segera tenang. Meski ini hal wajar sebagai reaksi normal saat bungee jumping, tetap saja agak memalukan...
"Ehem, kalian semua di sini?" Ren He mengalihkan topik. Ia jelas merasakan seberkas senyum dalam tatapan Yang Xi.
Duan Xiaolou membalas bertanya, "Kenapa kamu di sini? Katanya tidak mau ikut jalan-jalan?"
"Ah, sebenarnya aku dan Xu Nuo sudah merencanakan melihat matahari terbit dan bungee jumping di Gunung Awan Putih. Makanya waktu kalian ajak ke Chongdugou, aku tidak mendaftar."
Kalimat ini hanya bisa digunakan untuk menipu hantu, sudah direncanakan dari awal? Xu Nuo jelas baru kemarin memberi tahu dia karena ada urusan tidak bisa ikut, jelas keputusan ini dibuat kemarin! Lagipula sebelumnya saat lari malam, dia sudah memberitahu Ren He secara langsung bahwa lokasi acara diubah ke Gunung Awan Putih. Tapi Duan Xiaolou tahu dia tidak bisa terus bertanya, karena dalam hatinya dia mengerti, mungkin Ren He hanya tidak ingin bergerak bersama rombongan besar saja.
Namun hari ini dia juga merasakan secara mendalam kebijaksanaan Ren He, jika dirinya tidak bersama kelompok siswa ini, pasti bisa melihat matahari terbit! Selain itu, perjalanan ini sama sekali tidak akan berakhir dengan begitu banyak kenangan tidak indah.
Tapi, bertindak mandiri tidak sesuai dengan karakter Duan Xiaolou, sejak SD sudah menjadi ketua kelas, membayangkan diri sendiri nanti di universitas ingin menjadi ketua senat mahasiswa, sepertinya selamanya tidak akan bisa bersikap semaunya seperti Ren He.
Duan Xiaolou berkata: "Kalau begitu kita kembali bersama?"
"Tentu bersama, pasti harus bersama!" Ren He berketawa riang: "Kami akan pulang bersama semua orang."
"Lagipula pulang ya cuma naik bus di parkiran, nggak ada bedanya. Sudah ketemu juga, kalau bertindak sendiri lagi memang kayaknya kurang tepat."
Duan Xiaolou baru berhenti setelah mendengar perkataan Ren He, lalu berbalik ke arah teman-temannya: "Wah, fasilitas bungee jumping ini memang terlihat tidak aman. Lebih baik kita hindari risiko ini, turun gunung saja. Siap-siap barang dan bersiap pulang."
Saat sampai di pusat layanan pengunjung, mereka kembali menyaksikan Ren He dan Xu Nu berjalan menuju Hotel Baiyun. Memikirkan penginapan mereka yang masih ada kecoa, perasaan semakin kompleks.
"Xu Nu ini kayaknya nggak mikirin besok ya? Ngajak Ren He menginap di tempat semewah ini?"
"Katanya keluarga Xu Nu punya bisnis, tapi nggak tahu bisnis apa."
Yang Xi penasaran: "Kenapa semua mengira Xu Nu yang bayar? Menurutku justru Ren He yang mentraktir. Sepanjang perjalanan, jelas Ren He yang memegang kendali."
"Yang Xi kamu pindah sekolah terlambat jadi tidak tahu, Ren He terkenal hemat uang jajan. Uang sakunya cuma 5 yuan sebulan. Mustahil dia yang bayar menginap di Hotel Awan Putih."
Yang Xi merasa kebingungan, mengapa pemikiran teman-teman ini berbeda dengan konsepsinya sendiri?
Dalam perjalanan pulang, Ren He sengaja memilih kursi di belakang Duan Xiaolou dan Yang Xi bersama Si Gemuk Xu Nu. Meski duduk berdekatan, mereka nyaris tidak berbicara. Ren He sendiri tak paham niatnya, bawah sadarnya hanya ingin mendekat, bukan benar-benar berniat sesuatu.
Baru sekarang ia sempat melihat ponsel untuk mengecek performa Kitab Suci-nya. Padahal buku itu baru launching kemarin!
Karena kemarin sibuk, ia hanya mengatur jadwal penerbitan naskah cadangan yang sudah disiapkan sebelumnya. Tiba-tiba ia tersadar: ia bahkan belum tahu rekomendasi apa yang didapat saat launching!
Dan, ia juga ingin tahu, bagaimana sebenarnya performa Kitab Suci itu, apakah pantas menyandang gelar "Kitab Suci".
Sastra web memang seperti ini, berapa pun koleksi, pujian, atau tiket rekomendasi sebelum rilis, hanya di hari rilis-lah performa sejati terungkap!
Jumlah langganan adalah raja yang membuktikan segalanya.
Berkat perlindungan hak cipta yang baik di dunia paralel ini, kinerja sastra web secara keseluruhan membaik signifikan.
Di bawah 1000 pembayaran rata-rata disebut ambang batas, di atas 1000 ada harapan bangkit, 5000 pembayaran rata-rata adalah karya berkualitas tinggi, 10.000 pembayaran rata-rata layak disebut Tuhan.
Ambang batas pertemuan tahunan Shengshi Zhongwenwang memang 10.000 pembayaran rata-rata.
Sedangkan yang mencapai 40.000-100.000 pembayaran rata-rata, merekalah Tuhan Tertinggi, para Raksasa sejati.
100.000 pembayaran rata-rata adalah rekor tertinggi Shengshi Zhongwenwang, jauh melampaui Bumi.
“Zaman yang baik! Perlindungan hak cipta begitu ketat! Bencana tak mematikan pasti membawa berkah, semoga langit memberkati performaku meledak!”
Tiba-tiba suara Sistem Hukuman Langit bergema dalam pikiran Ren He: "Selamat menyelesaikan misi bungee jumping. Hadiah ditingkatkan: 1.0 fisik tubuh."
