"Masih tertegun apa, cepat keluar lihat!" Kepala Liu mengaum keras: "Xie Miaohan ah Xie Miaohan, kita akan mati di tanganmu!"
Sekelompok guru menerjang keluar gedung sekolah. Kepala Liu memimpin tim langsung ke atap gedung. Mereka membagi dua pasukan - kedua gedung sekolah harus ada guru yang segera mencapai atap. Jika bisa menghentikan Ren He, itu akan sangat baik.
Masalah ini dilaporkan oleh seorang murid ke guru magang tadi. Dia adalah pemuda dari pasangan kekasih di atap saat Ren He sebelumnya melompat. Saat mereka sedang mesra tiba-tiba ada yang melompat, pacarnya telah meninggalkan bayangan hidup yang tak terlupakan sepanjang hidup, sampai sekarang tidak mau naik ke atap bersamanya!
"Aku ini salah apa sampai kena getahnya, kamu mau lompat dari atas ganti tempat lain tidak boleh?!" Jadi begitu kelas usai dia melihat Ren He lari ke lantai atas langsung merasa tidak beres, buru-buru lapor ke guru, harus menangkap murid bermasalah ini dan memberikan sanksi paling keras!
Sekarang semua murid tahu murid bermasalah kelas 2 tingkat tiga Ren He lagi berulah, semua orang berbaring di pagar pengaman sambil melihat ke atas, benar-benar menjadi sorotan ribuan pasang mata...
Saat para guru belum sampai di atap gedung, tiba-tiba ada teriakan dari dalam gedung sekolah: "Lompat! Lompat! Waduh! Benar-benar jempolan!"
"Lompat lagi!"
"Tidak apa, dia baik-baik saja, dia berhasil melompat!"
Kepala Liu awalnya mendengar teriakan murid "lompat", hatinya langsung berdebar, namun ketika mendengar teriakan sukses dari murid-murid, akhirnya lega: "Syukurlah... dia berhasil lagi..."
Menjadi kepala departemen akademik ini benar-benar sulit! Orang lain jadi kepala departemen akademik bisa minum teh dan baca koran di kantor, sesekali menggoda guru wanita muda. Mengapa saya harus mainkan detak jantung terus?!
Tidak boleh, siang ini harus beli pil penyelamat jantung cepat untuk persediaan!
Tiba-tiba ada siswa berteriak: "Lihat apa yang akan dia lakukan?!"
"Waduh, dia mau lompat balik!"
Apa?! Lompat kembali!?
Leluhurku...
Kepala Liu yang baru saja tenang kembali panik, tak peduli napas tersengal terus naik!
Saat mereka membuka pintu atap, persis melihat Ren He sedang mengambil ancang-ancang!
"Jangan lompat!"
"Bicaralah baik-baik!"
Tapi percuma. Ren He melangkah di pinggiran atap, seluruh tubuhnya mengembang sempurna di udara. Gerakannya cukup indah.
Dia melihat Yang Xi sedang menatap ke arahnya dari jendela kelas. Ren He tersenyum padanya. Bukankah pertemuan pertama mereka terjadi saat aksi lompatan pertamanya di gedung sekolah?
Entah mengapa, di balik ekspresi khawatir, Yang Xi justru tertawa.
Pada momen ini, Ren He akhirnya menarik kembali jiwanya dan mendarat stabil di atap gedung sekolah!
Sorak-sorai tiba-tiba bergema di area kampus: "Jempolan!"
"Sangat seru!"
"Kami memujamu!"
"Keren abis!"
"Sukses lagi!"
Setelah beberapa kali ini, entah kenapa siswa yang dulu dianggap gila kini justru dipandang sebagai sosok jempolan. Dua kata: JEMPOLAN kapital!
Beberapa siswi bahkan merasa Ren He benar-benar ganteng banget saat melompat dari gedung!
Hati Kepala Liu seakan berdarah. Siapa yang bersorak? Keluar! Kalau gue ga kasih sanksi disiplin, gue bukan Liu lagi!
Tapi saat menghadapi Ren He, dia tidak bisa terlalu keras, khawatir si anak ini akan mengulangi aksi ekstremnya lagi!
Dengan wajah ramah dia berkata: "Hei, siswa Ren He, jangan bergerak dari situ..."
Saat guru dari gedung sekolah seberang berlari menuju atap, Kepala Liu tiba-tiba membentak: "Tangkap dia!"
"Tidak perlu tidak perlu!" Ren He berteriak panik: "Bicara baik-baik saja!"
Sekarang kamu bisa bicara baik-baik lagi?!
Kepala Liu kembali ke kantor urusan akademik dengan wajah merah padam, menunggu guru membawa Ren He. Begitu masuk, Ren He langsung mengaku salah: "Aku ini..."
"Sekadar kebodohan sesaat," Xie Miaohan yang berdiri di samping menatap langit-langit dengan pandangan kosong.
Suasana pun menjadi canggung...
“Siswa Ren He,” Kepala Liu berkata dengan nada prihatin: “Apa untungnya bagimu melakukan aksi berbahaya ini?! Tidak ada kan, ujian juga tidak bisa ditambah nilai, orangtuamu pasti marah kalau tahu. Tapi tenang, aku belum akan memberi tahu orangtuamu. Tapi ini benar-benar terakhir kalinya. Kamu juga harus mengerti, aku dan Guru Xie yang sudah sepuh ini setiap hari hidup dalam kegelisahan. Waktu kami mulai mengajar, tidak ada yang bilang profesi guru berisiko tinggi!”
Ren He mengusap hidungnya. Ia sadar perbuatannya memang agak tidak etis. Sudah berjanji tapi tetap membuat masalah. Tapi apa boleh buat, ini tuntutan Sistem Hukuman Langit. Ia sebenarnya ingin melakukannya malam hari, tapi visi malam yang buruk ditambah olahraga berbahaya ini—bayangkan jika salah injak, bukankah semuanya akan lenyap?
Apalagi sekolah tidak hanya mengunci pintu di malam hari, bahkan gedung sekolah juga dikunci. Mustahil menghabiskan banyak tenaga untuk memanjat ke lantai atas dengan tangan kosong lalu melompat. Itu justru lebih tidak aman.
Siapa yang mau bermasalah dengan nyawa sendiri, kan?!
Xie Miaohan kini tersadar: "Ganti wali kelas saja... Saya tidak mau jadi wali kelas lagi..."
"Ahem, jangan bicara gegabah," Kepala Liu segera menghentikan Xie Miaohan. Bukan berarti tanpa Xie Miaohan tidak bisa, tapi tidak ada yang mau menerima posisi wali kelas ini. Tidak mungkin dibiarkan kosong...
Masalah pemberian sanksi disiplin pada Ren He akhirnya menguap begitu saja, namun sesi edukasi pemikiran yang panjang tetap tak terhindarkan.
Para siswa mulai bertanya-tanya: Mengapa Ren Ho bisa terus membuat ulah tanpa ada reaksi dari sekolah? Jika orang lain yang melakukannya, pasti sudah diusir! Padahal Kepala Liu dari kantor urusan akademik terkenal tegas.
Spekulasi tentang Ren He mulai beredar. Ada yang bilang keluarganya menyuap kepala sekolah, ada pula yang menyebut latar belakangnya kuat. Tapi beberapa orang protes: "Bukannya dia anak miskin? Masalah uang jajan 5 yuan sebulannya hampir diketahui seluruh angkatan..."
Saat Ren He kembali ke kursinya, Yang Xi menoleh penasaran: "Bagaimana rasanya melompat dari atas? Seru tidak?"
"Hmm... cukup berbahaya, lebih baik kamu jangan mencontohku. Kalau soal rasanya... seperti terbang, lumayan mengadrenalin," jawab Ren He patuh. Meski ia sendiri nekat, ia tak ingin orang lain meniru - hal seperti ini tak bisa dicoba sembarangan tanpa pengalaman.
Dulu saat pertama kali melompat, seandainya tidak terpaksa, pasti ia tak akan mengambil langkah itu.
Wakil ketua kelas Liu Yinghai di kursi tak jauh menyeringai dingin: "Cari muka!"
Hah, masa dendam segitu lama? Ren He menggaruk dagunya heran.
Sistem Hukuman Langit: "Inang berhasil menyelesaikan misi lompat ganda gedung sekolah, hadiah memori super tercapai!"
