Setelah insiden menangis di pelajaran bahasa Liu Yinghai itu, namanya mulai terkenal...
"Apa kalian dengar? Ada murid kelas 3-2 yang konon menangis lebih dari 20 menit sampai hampir pingsan saat disuruh guru membacakan karangan..."
"Masa sampai segitunya..."
"Ah kamu tidak tahu, kata teman sekelasnya dia itu banci banget."
Liu Yinghai kebetulan lewat dari sini dan mendengar bisikan-bisikan rendah orang lain, hampir saja mengeluarkan air mata penghinaan... Namun setiap kali teringat kejadian kemarin di kelas bahasa, orang yang paling ia benci dalam hati tetaplah Ren He.
Beberapa kali tepuk tangan itu benar-benar membuatnya takkan terlupakan seumur hidup...
Pagi hari saat tiba di kelas, ia memberitahu semua teman sekelas bahwa besok adalah ulang tahunnya dan akan mentraktir seluruh kelas. Ia mengatakannya ke setiap orang termasuk Xu Nuo, Duan Xiaolou, Yang Xi yang dekat dengan Ren He, tapi sengaja tidak mengundang Ren He.
Cara mengisolasi seseorang di kelas, hal ini masih bisa ia mainkan. Dengan begini pengaruh tangisannya yang tiba-tiba kemarin bisa dihapus, dan setelah makan traktirannya tentu mereka takkan terus membicarakannya lagi, begitu pikirnya dengan logika sendiri.
Di sisi lain, ini juga menunjukkan latar belakang keluarga dan pengaruhnya. Di masa sekolah, wajar jika generasi kedua selalu dikelilingi teman-teman yang menjilat. Yang perlu ia lakukan adalah mengisolasi Ren He, membuat hati Ren He tersiksa.
"Tapi ini semua cuma manipulasi anak-anak," kata Ren He sambil menghela napas ketika Xu Nuo menceritakan masalah ini sambil berjanji pasti tidak akan datang. "Anak-anak zaman sekarang kenapa ya? Harus berlebihan seperti ini?"
Entah jabatan apa keluarga Liu Yinghai di kepolisian sampai bisa membentuk karakternya seperti ini.
Ren He sama sekali tidak mempedulikan hal seperti ini. Dia sedang sibuk mempertimbangkan membeli kendaraan dan harus mengurus SIM dulu.
Dia menelepon Paman Huang. Di seberang garis, telepon diangkat setelah dua dering. Ren He tersenyum: "Paman Huang, ada urusan lagi yang mau merepotkan Anda. Maaf ya."
"Tidak marah karena terakhir kali saya memberi tahu Sekretaris Ren?" Huang Yuguo langka bercanda dengan Ren He.
"Ah mana mungkin! Bantuan Paman sangat berarti. Begini, saya ingin mengurus SIM!" Ren He langsung ke inti. Dia tahu pasti orang ini akan memberi tahu ayahnya, kalau tidak suatu hari nanti terjadi masalah, Paman Huang tidak akan sanggup menanggung tanggung jawabnya.
"Ibumu sudah belikan mobil? Tidak benar, kamu belum 18 tahun kok mau urus SIM," kata Paman Huang dengan ekspresi keterkejutan.
"Kalau sudah 18 tahun mana perlu repot minta bantuanmu..." Ren He memutar matanya sambil berkata.
"Oh... Jadi begitu. Tapi untuk apa butuh SIM? Menurut karakter ibumu, saat ini kemungkinan besar dia belum akan belikan mobil untukmu? Uang jajan sedikit saja sudah harusnya kau bersyukur," Huang Yuguo memang memahami betul keluarga Ren He, mengingat sudah 3 tahun mendampingi Lao Ren.
"Jangan bahas itu dong," Ren He kesal: "Intinya, Bapak mau bantu atau tidak?"
Huang Yuguo merenung sejenak. Bagaimanapun Ren He belum punya mobil, membantu urus SIM tidak akan menimbulkan masalah. Interaksinya dengan Ren He tidak terlalu intens, tapi dibandingkan generasi kedua lainnya, Ren He sudah termasuk baik.
Namun ia merasa ada perubahan pada Ren He, meski tak bisa menjelaskan detail perubahannya. Ia berjanji: "Akan kuhubungi kontak terkait dulu, kalau sudah beres kabari kamu."
Asalkan pihak setuju, urusan ini pasti berhasil. Ren He sudah punya keyakinan dalam hati. Ujian SIM tahun 2005 pada dasarnya bisa dibeli dengan uji nyali yang tidak keterlaluan. Karena tidak ada pengawasan CCTV, penguji juga orang dalam sekolah mengemudi sendiri. Bahkan pelatih yang menggantikan ujian di mobil adalah hal biasa.
Terima uang, kerjakan tugas - begitulah zaman itu.
Mengenai mobil yang akan dibeli, ia sudah lama memikirkannya. Beli Mercedes terlalu formal, BMW atau Hummer terlalu norak. Selain itu, ia pernah memikirkan satu hal: melihat situasi saat ini dimana Sistem Hukuman Langit mengeluarkan misi, bisa saja suatu hari nanti ia harus menjelajah gunung dan menyusuri sungai. Daripada membeli mobil asal-asalan sekarang, lebih baik langsung membeli SUV berkualitas.
Tapi SUV juga banyak jenisnya. SUV Jepang banyak direkomendasikan kuat oleh penggila off-road. Tentu yang paling sering terlihat di Jalur Sichuan-Tibet adalah mobil legenda domestik Wuling Hongguang...
Ren He teringat satu mobil legenda... Ford F-150 Raptor sang raksasa!
Ia segera membuka ponsel untuk memeriksa apakah mobil ini ada di dunia paralel. Ternyata memang ada. Namun meski Ford Raptor bisa dikategorikan sebagai mobil off-road, secara teknis ini adalah pikap... pikap yang bisa dipakai off-road, raja segala pikap...
Banyak orang tidak memilih mobil ini saat membeli kendaraan, hanya karena label "pikap"-nya. Tapi Ren He merasa mobil ini punya aura kharisma yang menggentarkan.
"Harganya tidak murah. Dengan modifikasi untuk off-road seperti pemasangan footstep dua sisi, tangki bensin tambahan, pengangkatan bodi, dan berbagai modifikasi lain, totalnya bisa mencapai 2,6 juta. Sementara uangku baru 500 ribuan, masih jauh selisihnya," Ren He menggaruk rahang bawahnya sambil berpikir. Entah kenapa dia mau mengeluarkan 2 jutaan untuk pikap, tapi tekadnya sudah bulat: "Ini mobil pilihanku!"
Soal selisih harga yang tersisa, dia masih bisa mencari lagi, paling-paling belinya nanti saja. Lagipula proses SIM juga tidak bisa selesai dalam waktu singkat. Tapi jika ke depannya dia sering perlu aktivitas outdoor, mobil yang bisa off-road sekaligus muat banyak barang ini memang sangat dibutuhkannya. Dengan adanya target, motivasipun muncul. Dia memutuskan untuk "mempertaruhkan nyawa" memperbarui Kitab Suci...
Mobil bagi pria ibarat mainan kesayangan. Wanita takkan pernah mengerti, pria sebenarnya tak pernah benar-benar dewasa, hanya saja mainan mereka semakin mahal harganya...
Tiba-tiba editor Dongfang Mobai menghubunginya via aplikasi pesan: "Ada yang mau membeli hak cipta penuh Kitab Suci seharga 1,7 juta, mau dijual?"
Hah? Sudah ada yang mengincar hak cipta Kitab Suci sekarang? Ren He merenung. Meski saat ini sedang butuh uang, tapi sebagai novel putih perintis, nilai hak cipta penuhnya jauh melebihi angka segitu.
Hak cipta penuh berarti mencakup semua hak adaptasi seperti film, game, anime, dll. Kalau sudah dijual, bisa dibilang Kitab Suci tak sepenuhnya lagi menjadi miliknya sendiri.
Di kehidupan sebelumnya, hak cipta penuh sebuah novel xuanhuan super populer, 1,7 juta hanyalah harga awal saja. Jadi ia tak berniat menjualnya.
Tunggu sampai rata-rata puncak Kitab Suci naik lagi, menunggu saat Kitab Suci benar-benar memiliki pengaruh di seluruh masyarakat, baru bernegosiasi kerja sama hak cipta dengan para pengusaha ini. Ren He memiliki keyakinan mutlak akan hal ini.
Di masyarakat kehidupan sebelumnya, sudah jarang orang yang tidak membaca novel web. Karena novel web adalah hiburan termurah dan tercepat. Sedangkan Kitab Suci, akan menciptakan era hiburan di dunia paralel ini, meninggalkan substansi membosankan, mengubah tujuan menulis menjadi menghibur massa. Saat itu ia yakin, hampir tak ada orang di seluruh Tiongkok yang belum membaca Kitab Suci.
Itulah saat yang tepat untuk menjual hak cipta!
Berapa nilai hak cipta leluhur pendiri genre novel putih? Ren He memiliki harapan tak terhingga akan hal ini.
