Ketika Ren He mengetahui Kunlun sudah terbit di koran ibukota, hari itu sudah sore. Zhou Wumeng kembali menelepon mendesak...
Ren He tiba-tiba merasa geli di selangkangan. Rasanya aneh didesak update lewat telepon oleh pembaca.
Zhou Wumeng berkata melalui telepon: "Aku berencana membuat novelmu berseri mingguan. Jadi kau harus menyerahkan naskah 20 ribu karakter sebelum setiap Sabtu."
"Konsultasi sama aku kagak?! Ini mingguan?! Aku masih nulis satu buku lagi brengsek!" Ren He bernegosiasi: "Bisa dua minggu sekali?"
Jika diterbitkan mingguan, berarti dalam sebulan akan ada 4 atau 5 tugas tetap. Kitab Suci sebagai novel pembangkit adrenalin mengandalkan dosis update, kadang dia meledakkan! Sejak ledakan terakhir sampai sekarang, dia cuma bisa memaksakan diri menyimpan 20-an bab. Memasuki akhir bulan saat honorarium dibagikan, pertempuran besar tiket suara bulan depan akan meletus lagi. Saat Dongfang Mobai memberi slot rekomendasi bagus, pasti akan ada ledakan lagi.
Para tajir itu sudah mengasah goloknya menunggu waktu penyembelihan. Di saat seperti ini kita tak boleh ciut, yang ciut berarti kehilangan uang...
"Tidak boleh," Zhou Wumeng menolak dengan tak segan bertindak. "Masih pakai skema royalti San Zi Jing. Kelompok Media Ibukota sudah membelinya. Setiap serialisasi akan diberi tunjangan honorarium level tertinggi. Setiap 20.000 karakter yang kamu serialkan menghasilkan pendapatan 30.000 yuan. Mau menolak uang?"
Dua sisi sama-sama tajir, dan jelas Kunlun mungkin lebih cepat mendapatkan operasi hak cipta penuh. Melihat royalti San Zi Jing, bukankah Kunlun harusnya bisa melipatgandakan beberapa kali? Akhirnya Ren He menyerah: "Baik, sesuai keinginan Anda."
Cuma perlu menghabiskan lebih banyak waktu mengetik naskah setiap hari, apa susahnya sih?!
Berbeda dengan gosip sebelumnya tentang Kitab Suci, evaluasi nilai sastra Kitab Suci adalah: Xiao Bai, jelek, tak ada substansi.
Namun Kunlun mendapat pujian bulat, pola pikir yang melangit seperti kuda, penulisannya dahsyat dan megah!
Jika dunia nyata tahu kedua buku ini ditulis oleh orang yang sama, entah apa reaksinya. Peluncuran Kunlun kali ini juga tetap tidak mencantumkan nama pena, harus diakui Zhou Wumeng masih memberikan perlindungan yang cukup baik pada Ren He.
Dia juga punya kepentingan pribadi - karena Ren He tak ingin membuka identitas sebenarnya, dia mempermudah dengan situasi yang ada. Kalau sampai ada kelompok media lain yang mendekati Ren He, itu akan menjadi kehilangan besar bagi Kelompok Media Ibukota.
"Lihat kemampuan Ren He yang bisa melipattigakan penjualan sambil mengubah yang lapuk menjadi ajaib. Bakat seperti ini sama sekali tidak boleh terlewatkan."
"Keesokan harinya, orang tak terhitung jumlahnya mengantre untuk membeli Koran Ibukota. Edisi pertama hampir habis terjual seketika. Kapan pernah terjadi fenomena seperti ini di bidang sastra Tiongkok? Alurnya terlalu menarik, apalagi kemarin berakhir di klimaks mini yang membuat semua orang gatal menunggu!"
"Tapi saat melihat koran, mereka tertegun: 'Jiang Siyao Rilis Lagu Baru! Pertemuan Jiang Siyao dan Jiang Chen, Sepertinya Cinta Lama Kembali Bersemi!'"
"Di halaman koran terbentang foto candid Jiang Siyao dan Jiang Chen sedang makan bersama. Ini benar-benar berita menggemparkan!"
"Namun... semua orang bingung: 'Di mana Kunlun? Bercanda ya?'"
"'Kunlun kami mana?'"
"'Bos, Anda jual koran salah ya? Kami mau baca Koran Ibukota!'"
"Sang bos wajahnya masam: 'Ini memang Koran Ibukota. Saya juga ingin baca lanjutannya. Lihat di bawah rubrik hiburan ada tulisan kecil!'"
“Apa tulisannya?” Semua menunduk melihat, di bagian bawah halaman hiburan tercetak jelas satu baris kecil: "Kunlun terbit berseri setiap Sabtu!"
“Waduh, Sabtu? Masih seminggu lagi! Bagaimana aku bisa bertahan seminggu ini?”
“Tidak bisa! Aku mau telepon 110 melapor ke Kelompok Media Ibukota!”
Hari itu, petugas polisi 12345 hanya bisa tersenyum getir. Luar biasa, banyak sekali orang yang benar-benar menelepon mengeluh bahwa Koran Ibukota berhenti memuat serial Kunlun!
“Aku juga ingin baca, siapa yang harus kukeluhkan?” gumam pelan petugas 12345.
Kunlun langsung meledak popularitasnya, jauh melampaui perkiraan Ren He. Jangkauan pembaca Koran Ibukota memang sangat luas, tidak hanya di ibukota tapi seluruh kawasan Jing-Jin-Ji.
Sampai-sampai daerah jauh pun mulai mendengar kabar ada novel silat berjudul Kunlun yang bagus. Tapi karena perlindungan hak cipta, mereka tidak bisa membacanya - korannya tidak diedarkan di luar wilayah!
Saat itu ada yang mengambil risiko mencetak bajakan "Kunlun" secara diam-diam untuk dijual, hasilnya Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual langsung dikerahkan bersama kepolisian melakukan penegakan hukum bersama. Pada hari itu juga semua pelaku mulai dari pencetak hingga penjual bajakan ditangkap.
Karena faktor kekurangan budaya, hukum pidana di bidang kekayaan intelektual dibuat sangat berat. Mungkin inilah yang disebut "semakin kurang sesuatu, semakin dianggap penting", sehingga dalam KUHP tercermin sebagai hukuman yang berat!
Inilah alasan perlindungan HKI di dunia paralel ini sangat baik - vonisan mulai 3 tahun ke atas tanpa batas maksimal!
Maka Zhou Wumeng juga mengambil keputusan darurat: segera terbitkan buku tunggal Kunlun! Untuk menerbitkan benda ini harus pergi ke Luocheng mendapatkan otorisasi tertulis Ren He. Tapi kali ini Zhou Wumeng tidak perlu pergi sendiri, cukup utus orang biasa saja, toh semua klausul sudah disepakati.
Namun Zhou Wumeng bersikeras pergi sendiri. Semua orang bingung, kenapa editor besar Kelompok Media Ibukota ini mau mengurus urusan kecil seperti ini.
Hanya Zhou Wumeng sendiri yang tahu, ia ingin memeriksa apakah Ren He si bocah itu diam-diam menyimpan naskah cadangan...
Sementara Ren He belum tahu bahwa kali ini Zhou Wumeng sendiri yang akan datang ke Luocheng menagih update, dikiranya cukup dengan menagih lewat telepon - ternyata ia masih terlalu hijau...
Di atas tempat tidur malam itu, Ren He memeluk kepalanya sambil merenung: "Harus mulai sibuk. Besok kuselesaikan lagu kelima untuk Yang Xi dulu, mendekati cewek harus memanfaatkan momentum!"
Tapi lagu apa yang cocok untuk lagu kelima? Sejujurnya aura Yang Xi tidak cocok untuk banyak genre, jalan musiknya cukup sempit. Jika disuruh menyanyi lagu dance jadi norak, kalau rock... Ren He sendiri tak tega melihatnya.
Ketemu! Lagu kelima: "Lapangan Praha" milik Jolin Tsai!
Ini adalah lagu yang ditulis Zhou Jielun untuk Jolin Tsai di kehidupan sebelumnya. Sebenarnya, saat Ren He mendengarkan lagu Jolin Tsai, sebagian besar hanya lagu-lagu yang ditulis Zhou Jielun. Harus diakui, lagu "Lapangan Praha" ini benar-benar klasik, terutama karena melodinya yang sangat merdu!
Begitu ide muncul, ia langsung membalikkan tubuh dan mengeluarkan kertas surat untuk mulai menulis lirik dan partitur "Lapangan Praha", yang cepat selesai!
"Misi: Selesaikan lari jarak jauh 5000 meter dalam 14 menit dengan batas waktu satu minggu."
Waduh, baru selesai 1000 meter langsung disuruh 5000 meter? Biar kuhitung ini harus mengelilingi lapangan berapa putaran?
Gila, 20 putaran! Sialan, waktunya cuma 14 menit. Rekor tercepat 5000 meter di kehidupan sebelumnya berapa ya? Kayaknya sekitar 12 menit 37 detik!
Untungnya, sekarang Ren He memiliki memori super. Pada dasarnya semua yang pernah didengar atau disapu sekilas di kehidupan sebelumnya bisa diingat. Batas waktu 14 menit ini sepertinya masih bentuk pengampunan nyawa dari Sistem Hukuman Langit.
Sejujurnya, poin fisik 5.23 miliknya sekarang memang jauh melampaui orang dewasa biasa, tapi rekor dunia seperti itu sebenarnya tidak dibuat oleh orang biasa.
Coba suruh orang biasa lari 5000 meter, bisa menyelesaikannya saja sudah jadi masalah.
Untungnya Ren He masih mengandalkan keunggulan usia muda dan berat badan ringannya untuk menyelesaikan!
