Janji pada Zhou Wumeng untuk update setiap Senin, Rabu, dan Jumat meningkatkan intensitas kerja Ren He secara drastis. Tapi baginya, mencari uang sebanyak-banyaknya di masa muda bukanlah hal buruk. Mimpi Ren He adalah menjadi pengangguran sejahtera di masa tuanya.
Banyak orang punya waktu tapi tak punya uang, punya uang tapi tak punya waktu. Ren He tidak ingin kedua kehidupan seperti itu.
Dan dia sudah memutuskan untuk menyelesaikan seluruh naskah Kunlun sebelum liburan musim dingin. Dulu saat pertama kali membaca Kunlun, Ren He masih bersekolah di SMA, remaja labil yang setiap hari bermimpi menjadi pendekar. Saat itu ada saudara seperjuangan bernama Li Xiang yang membacanya bersamanya.
Waktu itu nilai mereka berdua terendah se-Sekolah. Ketika masuk kelas 12, Ren He tiba-tiba seperti tersadar dan mulai belajar giat. Setiap hari hanya tidur empat jam, bangun jam 4.30 pagi untuk menghafal sejarah, politik, geografi. Semua teks cloze dalam kertas ujian Bahasa Inggris bisa dia hafal seluruhnya. Rambutnya memutih separuh dalam setengah tahun.
Saat itu dia mengorbankan semua hobi, kecuali Kunlun. Kunlun baru selesai tepat sebelum Ujian Nasional.
Saat lulus, Li Xiang memilih masuk militer di Xinjiang. Waktu itu Kunlun belum terbit sebagai buku tunggal, hanya serial di majalah. Ren He memberikan semua koleksi majalah berseri Kunlun itu kepada Li Xiang.
Bagi Ren He, Kunlun juga merupakan ingatan terindah.
Sekarang, ia ingin membawa keindahan ini kepada orang lain.
Tentu saja, yang terpenting tetap mencari uang...
Saat pelajaran kedua pagi hari, Li Luohe masuk ke kelas sambil menjepit bahan ajar. Secara bawah sadar matanya langsung mencari Liu Yinghai dan Ren He. Liu Yinghai saat itu duduk tegak di kursinya. Meski insiden sebelumnya cukup memalukan, ia berharap melalui usaha keras bisa mengubah kesan Li Luohe dan membuktikan bahwa dirinya tidak satu golongan dengan Ren He!
Pandangan Li Luohe beralih ke kursi Ren He. "Hah? Kosong? Jangan-jangan bolos lagi?" Dalam benaknya: "Justru bagus. Murid macam ini lebih baik tidak usah muncul di sekolah. Bolos saja! Semakin sering bolos, prestasinya akan terpuruk. Tanpa ijazah, mau ke mana pun tidak ada jalur keluar." Begitu sempit konsepsinya tentang dunia.
Untuk membuat nilai seorang murid turun sebenarnya sangat mudah, cukup tiga kali mengabaikannya, maka ia akan sulit mengangkat kepala di hadapan guru. Pada saat itu juga akan muncul penolakan terhadap belajar. Li Luohe telah mendalami metode ini.
Dalam hal cara menghancurkan seorang siswa, Li Luohe telah mencapai tingkat yang sangat matang.
Sementara itu, Ren He mengoleskan serbuk magnesium dari sabuk magnesium ke kedua tangannya. Ia melihat jam: pukul 9:36, bisa dimulai!
Setelah pelajaran dimulai, lingkungan sekolah sepi tanpa penonton. Tak ada yang tahu bahwa di bawah gedung sekolah, Ren He akan memulai panjat tebing tanpa alat lagi.
Dengan lincah Ren He melompat-lompat di dinding, gerakannya bisa digambarkan seperti berjalan di tanah datar. Bahkan para ahli panjat tebing profesional pun akan memuji kesempurnaan tekniknya!
Dengan cepat ia mencapai posisi di bawah kelas lantai tiga. Ren He menempelkan tubuhnya di dinding sambil melihat arloji: tepat pukul 9:39, tinggal satu menit lagi!
Jeruji pengaman di gedung sekolah berbeda dengan yang ada di rumah kita. Jeruji pengaman di perumahan umumnya menonjol keluar dari dinding, bahkan bisa digunakan untuk menjemur baju atau menaruh pot bunga. Sedangkan jeruji pengaman di gedung sekolah rata dengan permukaan dinding, tertanam di ambang jendela.
Karena itu, melakukan pull-up di sini berbeda dengan di palang tunggal, otot yang digunakan saat mengeluarkan kekuatan juga berbeda. Tapi bagi Ren He ini bukan masalah sulit. Mungkin karena ini bagian dari misi kombinasi, persyaratan jumlah pull-up tidak terlalu ketat.
Rekor pull-up dalam 1 menit di kehidupan sebelumnya adalah 56 kali, sementara Ren He hanya perlu menyelesaikan 45 kali.
10、9、8、7……3、2、1！Mulailah!
……
Di dalam kelas, Li Luohe sedang memegang buku teks sambil membacakan materi pelajaran hari ini. Tanpa sengaja ia mengangkat kepala, dari penglihatan tepinya terlihat benda tak dikenal naik-turun di luar jendela...
Awalnya ia tidak mempedulikannya. Tapi ketika menundukkan kepala kembali, tiba-tiba merasa ada yang tidak beres...
Tidak benar! Li Luohe langsung mengangkat kepala ke arah jendela. Di luar kaca, kepala Ren He terus-menerus menghempas naik turun, benar-benar iblis yang ekstrem!
Perlu diketahui di luar tembok ini sama sekali tidak ada tempat meminjam tenaga, bukan koridor! Gerakan Ren He ini persis seperti mengambang di udara sambil terus menghempas, brengsek mirip rumah hantu! Li Luohe mendadak kebingungan sejenak: Kenapa Ren He muncul di sini? Apa yang dilakukannya? Apakah ini halusinasi?
Di saat yang sama, Ren He yang ketahuan Li Luohe malah terbahak-bahak...
Waduh! Hati Li Luohe langsung merasa terkena pukulan dahsyat!
Emosinya tiba-tiba tak terkendali: "Ren He! Kau di situ ngapain? Apa yang kau lakukan?!"
Semua orang mengikuti pandangan Li Luohe. Semua menyaksikan kepala Ren He samar-samar muncul-hilang di balik jendela...
Ren He juga tidak punya pilihan, gerakan pull-up memang seperti ini! Kepala harus melebihi telapak tangan baru bisa dihitung sebagai pull-up yang lulus!
Liu Yinghai langsung bersemangat melihat Ren He lagi-lagi melakukan hal mencari perhatian seperti ini. Ia tahu Li Luohe pasti sangat membenci perbuatan semacam ini. Kejadian sebelumnya juga telah membuktikan bahwa Li Luohe memang sudah sangat membenci murid bernama Ren He ini. Bukankah ini berarti, asalkan dia menunjukkan kesetiaan pada Li Luohe di saat seperti ini, sang guru akan menilai ulang dirinya?
Dengan penuh wibawa ia berdiri dan membentak: "Ren He, kau sedang apa?! Tidak tahukah kau ini melanggar peraturan sekolah?! Sebagai wakil ketua kelas, aku memerintahkanmu segera turun!"
Lalu Liu Yinghai memalingkan wajah ke Li Luohe: "Guru, saya menuntut dengan tegas untuk mengusir si... Huek!"
Seluruh ruang kelas 2 tingkat tiga bagai lokasi syuting film mengada-ada: tatapan ketakutan para siswa, kepala manusia yang menghempas di luar jendela, Liu Yinghai yang memuntahkan seperti air mancur, muntahan yang beterbangan, Li Luohe yang terpaku, serta berbagai kotoran yang menempel di seluruh tubuh Li Luohe...
Terlalu tidak masuk akal, seolah mimpi paling absurd dalam darah panas masa remaja.
Ren He terus melakukan pull-up sambil bergumam, "Selamat, kau kembali menyerang guru secara terbuka..."
Di tengah kekacauan ini, hanya pandangan Yang Xi yang masih tertuju pada Ren He dengan senyum lebar.
Ren He tersenyum puas. Misi selesai! Dengan bergerak paralel di sepanjang tembok gedung sekolah - ada bagian dinding tanpa jeruji pengaman karena sebelumnya dibongkar untuk pemasangan AC - ia berencana masuk langsung ke kelas melalui jendela itu.
Hasilnya baru masuk ke kelas tiba-tiba merasa suasana agak tidak beres... Tepatnya keadaan mental Li Luohe agak tidak normal...
"Ada hantu... menyerang guru secara terang-terangan... ada hantu... menyerang guru secara terang-terangan..." Li Luohe bergumam mengatakan hal-hal aneh, lalu tiba-tiba berteriak dan berlari keluar kelas, meninggalkan murid-murid yang saling pandang bingung.
