Saat makan siang sebelum berpisah, beberapa orang sempat bertukar nomor dengan Ren He. Baik Xia Yuting maupun Huangfu Zhuri merasa siswa SMP ini cukup menarik, seolah setiap ucapannya selalu tepat sasaran.
Mengenai pemilihan peran di Kunlun, mungkin Ren He bisa membantu Xia Yuting. Tapi buat apa ikut campur urusan orang yang tak ada hubungan darah? Sekalipun sudah jadi teman, belum tentu pihak lain membutuhkan bantuan sembarangan. Lagipula jika gagal membantu malah bisa menimbulkan masalah. Ren He hanya penulis karya orisinal, bukan produser mereka.
Tentu saja, jika ada kesempatan baik, tak ada salahnya menyelipkan kata-kata bantuan sebagai bentuk hal sepele.
Biaya makan ditanggung Huangfu Zhuri. Ren He tidak ikut-ikutan sok tajir. Di mata mereka, dirinya hanyalah siswa SMP miskin. Akan sangat aneh jika nekat memaksa mentraktir. Lebih baik membalas di lain waktu. Uang seratus lebih yuan itu tidak sampai disebut hutang budi.
Saat berpisah, Duan Xiaolou berteriak memanggil Ren He dan bertanya apakah ia ingin menonton film bersama mereka sore ini. Ren He langsung menolak karena sedang sibuk menyelesaikan misi. Sudah hampir pukul 2, waktu yang paling cocok untuk melakukan tugas. Di waktu lain, air akan semakin dingin.
Selain itu, prakiraan cuaca dua hari ini menyebutkan akan turun salju. Jika benar-benar harus masuk air di tengah hujan salju, bisa-bisa Ren He bersujud (tewas) di dalamnya. Berenang musim dingin bukanlah lelucon. Lokasi yang ditentukan untuknya adalah di Sungai Luo, bukan kolam renang biasa tanpa pelatih pengawas. Jika dikatakan mati, mungkin benar-benar akan mati.
Cuaca hari ini cerah, kesempatan paling ideal. Sesampainya di tepi Sungai Luo, Ren He menghirup napas dingin. Ia tak menyangka begitu banyak orang paruh baya dan lanjut usia sedang memancing di sana!
Sejujurnya, memancing di musim dingin selalu jadi aktivitas yang cukup menyenangkan. Sebab matahari tidak ganas di musim ini, cari tempat yang terkena sinar lalu duduk manis. Tak ada ikan kecil yang mengganggu menggigit kail. Bisa dibilang hasil memancing di tepi sungai saat musim dingin cukup memuaskan. Begitu pelampung bergerak dan tali ditarik, pasti dapat ikan yang layak.
Namun Ren He tidak tahu. Ia mengira di musim dingin yang sedemikian dingin ini, tepi sungai akan sepi...
Gimana ini, masih berenang?
Berenang! Peduli amat, lagian ini kan para lelaki dewasa. Siapa berani mengejek siapa... Apalagi ia memang mengenakan celana renang, bukan berenang telanjang.
Saat tiba di tepi sungai, sekelompok kakek-kakek sedang saling pamer tentang siapa yang menangkap ikan terbesar. Ren He melakukan pemanasan di belakang mereka sambil mendengarkan obrolan mereka. Tiba-tiba para lansia itu melihat Ren He dan berkata sambil tertawa, "Anak muda yang masih berolahraga di cuaca seperti ini sudah jarang! Ayo, nak, jadi juri kami. Lihat siapa yang teknik memancingnya lebih baik. Si Lao Wangtou ini meski sudah dapat 4 ekor, tapi totalnya masih kalah dengan 3 ekor milikku. Harusnya aku yang menang!"
Meski di kehidupan sebelumnya banyak rumor tentang "orang jahat yang sudah tua" bermunculan, Ren He merasa di antara para lansia masih banyak yang menyenangkan. Semakin tua semakin seperti anak kecil, bahkan keinginan untuk bersaing dan ingin menang sama sekali tidak berkurang.
Ren He tertawa, "Kalian berdua memancing saja harus ada juara pertama?"
“Aku sebenarnya tidak mau menggubrisnya, tapi dia terus memaksa bilang teknik memancingnya lebih hebat dari aku, ya sudah harus dijelaskan sampai tuntas,” kakek itu berargumentasi. Namun tepat saat dia hendak melanjutkan, tiba-tiba menyadari Ren He mulai melepas baju...
“Nak cepat pakai mantel luar! Udara di tepi sungai ini dingin sekali, jangan berani-berai melepas baju...” Suara kakek itu perlahan melemah. Awalnya dia mengira Ren He kepanasan karena berolahraga sehingga melepas baju, tapi rupanya ada kesalahpahaman...
Brengsek, ini mau telanjang bulat! Mata semua orang terbelalak melihat Ren He mulai membuka celana!
“Nak ada masalah apa bilang sama Da Ye, jangan nekat melakukan hal bodoh!” Para kakek kebingungan. Ini seperti mau loncat ke sungai. Generasi muda sekarang kenapa sih? Mereka belum terpikir kalau ini rencana berenang musim dingin, mengingat cuaca sangat dingin dan perenang musim dingin sendiri jarang, sama sekali tidak tebersit di benak mereka!
Laporkan ke polisi... Kalau menghadapi hal seperti ini harus laporkan ya?
Ren He antara ingin tertawa dan menangis melihat kakek itu bahkan sudah mengeluarkan ponsel hendak menelepon 112, buru-buru menjelaskan: "Jangan salah paham, ini renang musim dingin, renang musim dingin Anda tahu kan? Untuk menguatkan tubuh!"
Renang musim dingin? Cuaca begini mau renang musim dingin? Gila kali?!
Ren He juga tidak mau, tapi misi hukuman langit sudah turun, ini memang tidak ada jalan lain. Dia tidak peduli lagi pendapat orang lain, langsung berjalan ke tepi sungai mencoba suhu air dengan ujung kaki... Sialan, sekejap langsung hilang niat untuk melompat!
Tapi tidak melompat juga tidak boleh, Ren He menggigit gigi. Di kehidupan sebelumnya renang musim dingin hampir jadi aktivitas hiburan, orang lain berani, masa dirinya tidak? Lompat!
Dengan suara "plung", Ren He dengan tegas melompat ke dalam air. Pemanasan sudah cukup dilakukan, baju pun sudah ditanggalkan. Jika di tepi sungai tubuhnya kembali menjadi dingin, itu akan berakhir buruk. Di dalam air yang membekukan, Ren He teringat sebuah berita: Seorang pria di timur laut bekerja dalam air dingin selama puluhan menit, kehilangan kemampuan seksual...
Jangan-jangan aku tidak akan seberuntung itu?!
Air dingin bagai pisau es tiga dimensi 360 derajat yang mencabik-cabik kulit dan ototnya. Renang musim dingin benar-benar ujian ketahanan mental. Berapa lama seseorang bisa menggenggam balok es? Mungkin hanya sekitar belasan detik sebelum rasa sakit membuatnya melepaskan. Saat ini dirinya seperti terbungkus balok es, setiap menit ingin naik ke darat!
Di padang salju, jika anjing kereta salju jatuh ke air es, biasanya akan langsung ditinggalkan pemiliknya karena manusia yang turun pun akan mati. Ren He merasakan tangan kakinya telah berubah menjadi dingin membeku, bahkan detak jantungnya pun perlahan melambat.
Tapi Ren He belum bisa naik ke darat, ia melirik jam tangan waterproof-nya, baru 2 menit!
Akhirnya ia mengerti apa artinya detik terasa seperti tahun!
Namun saat memasuki menit keempat, secara tak terduga ia mulai merasakan tubuhnya menghangat kembali, ada apa ini? Ren He teringat pengalaman serupa di kehidupan sebelumnya, saat SMA dulu di musim dingin nekat mandi air dingin karena tak bisa mandi air hangat. Padahal mengira akan kedinginan setelahnya, tapi malah tubuhnya menjadi membara!
Benar, bahkan saat main perang bola salju pun ada fenomena seperti ini. Tangan yang baru memegang salju awalnya dingin menusuk, tapi beberapa saat kemudian menghangat sendiri.
Jadi ketika hampir mencapai 5 menit di dalam air, justru tidak terlalu menderita. Tapi Ren He tahu, ini mungkin karena tubuh membentuk lapisan perlindungan alami yang tak akan bertahan lama!
Ren He pernah mendengar, saat seseorang terjebak saat mendaki gunung bersalju, setelah kedinginan seharian tiba-tiba merasa seluruh tubuhnya panas. Saat ini sama sekali tidak boleh melepas baju, sebab kehangatan akan segera hilang. Melepas baju berarti pasti mati.
Saat ini tidak bisa memikirkan hal lain lagi, tahan sampai 5 menit lalu langsung naik ke tepi! Yang membuat Ren He tidak tahu harus tertawa atau menangis adalah, sambil berenang dengan mengerahkan kehendak, di tepian sekelompok kakek-kakek berteriak-teriak. Perasaan ini benar-benar geli di selangkangan...
10、9、8……3、2、1！
Begitu waktunya tiba, Ren He langsung naik ke tepi, mengambil handuk yang sudah disiapkan dan mengeringkan seluruh tubuhnya. Memakai semua bajunya, bahkan baju yang tidak hangat terasa memberikan kehangatan.
Saat mencapai titik ini, tubuhnya sudah mulai dingin lagi, menggigil tak tertahankan!
"Aku benar-benar menggunakan nyawa untuk menyelesaikan misi ini. Kumohon pindahkan aku ke dunia lain..."
