Dua misi ini seharusnya terkait dengan royalti San Zi Jing bulan ini, serta honorarium Kitab Suci. Edisi tunggal Kunlun belum resmi diedarkan jadi belum ada pemasukan royalti, hak cipta pun belum sepenuhnya disepakati. Baik Kelompok Media Ibukota yang ingin langsung menjual maupun bekerja sama dengan pihak lain, Ren He hanya akan menerima 6 juta tael.
Ren He menganalisis kedua tugas ini. Jembatan Luocheng yang menghubungkan kawasan baru dan lama kota Luocheng, terletak di atas Sungai Luo - tempat Ren He baru saja berenang musim dingin. Tugas ini sebenarnya terbagi dua bagian: lompat 12 meter dan renang musim dingin!
Dia sudah tahu sifat Sistem Hukuman Langit yang pasti akan memaksanya menguasai suatu jenis misi sampai level kemahiran. Standar kemahiran yang dimaksud Ren He adalah: keyakinan penuh bisa menyelesaikannya dengan sempurna.
Jadi dia pernah berspekulasi, renang musim dingin pasti tidak hanya sekali, sedangkan berapa kali Sistem Hukuman Langit akan datang dia pun tidak tahu.
Selain itu, Ren He paham bahwa saat ini Sistem Hukuman Langit sedang meningkatkan kesulitan misinya secara bertahap - mulai dari latihan fisik dasar, teknik mendaki gunung tanpa alat yang lebih menantang, hingga lompat tinggi dan renang musim dingin yang lebih sulit. Kesulitan ini pasti akan terus bertambah di masa depan.
Pihak seberang tampaknya sama sekali tidak terburu-buru, lagipula Ren He baru saja melakukan perjalanan waktu ke sini beberapa bulan. Seperti lompatan 12 meter ini yang terlihat berbahaya, tapi sebenarnya masih jauh berbeda dengan lompat tebing ekstrem 70 meter yang biasa dimainkan para Dewa. Ini masih level pemula, melompat sembarangan pun tidak akan mati. Tapi bukan berarti misi ini mudah, karena di kehidupan sebelumnya proyek loncat indah Olimpiade tertinggi hanya 10 meter, hanya saja lebih fokus pada kerumitan postur.
Sedangkan fokusnya sendiri adalah... jangan mati...
Harus diketahui, jatuh ke air dari ketinggian 70 meter dengan postur yang salah sama seperti terjatuh di beton, keduanya berakibat kematian. Bahkan jika melompat dari daratan, saat kulitmu pertama kali menyentuh permukaan air dengan seluruh tubuh tergeletak, rasanya seperti ditampar keras.
Membayangkan harus kembali ke air yang membeku membuat Ren He geli di selangkangan. Dinginnya sungguh menusuk. Berbeda dengan terakhir kali yang hanya di tepi sungai, kali ini harus terjun di tengah arus. Kram kaki sekecil apa pun bisa berarti perpisahan abadi dengan Yang Xi.
Bersamaan dengan itu, memori pengalaman menyelam diinfuskan ke dalam pikiran Ren He. Kali ini teknik yang diberikan Sistem Hukuman Langit tidak terlalu misterius - bukan gerakan akrobatik rumit, melainkan cara menguasai ritme keseimbangan tubuh saat melompat, memastikan lengan dan badan membentuk garis lurus dengan hambatan minimal saat menembus permukaan air.
Ren He merenung, sepertinya ini bisa ia lakukan.
Lalu ada misi kedua... Seandainya tadi pagi aku sudah mendaftar marathon! Masih bisa tambah 10 Fen!
Entah bagaimana cara melengkapi prosedur pendaftaran sekarang, seharusnya bisa ditambahkan kan? Ren He sendiri juga agak ragu...
Setelah mengajarkan lagu "Makan Ayam Goreng di Lapangan Rakyat" kepada Yang Xi malam itu, Ren He langsung pergi. Suasana di atap gedung terlalu dingin. Tapi kalau benar-benar berduaan dengan Yang Xi di rumah tangga orang lain, Yang Xi pasti malu-malu. Lagipula kalau sampai diketahui Yang En mungkin kurang baik.
Selama periode ini, update Kitab Suci tetap konsisten di 3 bab per hari tanpa tekanan. Honorarium bulan ini juga tidak mengecewakan - 190 ribu.
Dengan kemampuan menghasilkan 190 ribu per bulan, meski belum bisa memandang dengan penuh hormat ke kalangan elite, bagi Ren He yang bisa menyesuaikan diri di mana saja ini sudah cukup. Setidaknya kebutuhan hidup terpenuhi, ada tabungan, hati pun tenang...
Keesokan paginya dia langsung menemui guru Bahasa Inggris: "Bu, saya ingin mendaftar marathon!"
Guru Bahasa Inggris tertegun: "Daftar peserta sudah dilaporkan ke pemerintah kota kemarin sore. Sekarang ingin ikut, kemungkinan besar tidak bisa."
Sialan, Ren He merasa geli di selangkangan. Apa harus merepotkan Paman Huang lagi, minta tolong urus pendaftaran marathon? Masalah receh seperti ini pantas dibawa ke dia? Itu namanya ngaco. Dia itu sekretaris utama ayahmu, sosok penting di Luocheng, bukan sekretaris pribadi siswa SMP!
Bahkan Lao Ren pun pasti akan menganggapnya nakal kalau tahu hal ini.
Gimana dong? Ren He bertanya dalam hati: "Juara yang dimaksud cuma perlu lari paling depan kan? Tidak harus pakai gelar juara resmi?"
"Benar," Sistem Hukuman Langit menjawab singkat. Ren He langsung paham: Meski tidak mendaftar, misi tetap bisa diselesaikan. Saat pistol start berbunyi, langsung ikut lari. Yang penting harus sampai garis finish pertama!
Asalkan tidak wajib daftar resmi, Ren He merasa lebih mudah.
Dan proyek semacam ini yang dibuat oleh pejabat olahraga/budaya kota untuk mengejar prestise karir, biasanya tidak akan diikuti oleh ahli sejati. Ren He pun merasa sedikit lega.
Saat keluar kantor, dia kebetulan bertemu Xie Miao Han yang sedang kembali untuk mengambil beberapa dokumen di koridor. Ren He tersenyum lebar menyapa: "Guru Xie, apa kabar?"
Xie Miao Han sebenarnya adalah orang baik yang polos. Ia tidak punya prasangka khusus terhadap Ren He. Meski nilai Ren He dulu buruk, tapi sebagai guru yang sudah sering menangani siswa bermasalah, satu anak lagi tidak jadi masalah. Sumber keraguannya dulu lebih karena statusnya sebagai wali kelas Ren He.
Sekarang setelah pindah ke bagian SMA, tidak ada lagi hubungan langsung di antara mereka. Xie Miao Han pun menyambut Ren He dengan hati riang, bercanda: "Kelihatannya kamu semakin bersemangat belakangan ini."
Postur tubuh Ren He saat ini tidak berubah menjadi pria berotot seperti yang dibayangkannya, bukannya semakin kuat, melainkan semakin sempurna. Jika tidak melepas baju, otot-ototnya tidak akan terlihat. Namun efek latihan jangka panjang tidak hanya terlihat pada fisik, tapi juga kondisi mental-spiritual!
Vitalitas seperti itu tidak dimiliki oleh orang biasa.
Ditambah lagi, Ren He telah menambahkan 2 poin atribut daya tarik, sehingga reaksi pertama Xie Miao Han saat melihatnya adalah: Bersemangat! Sungguh bersemangat!
Xie Miao Han tertawa: "Ujian masuk SMA sudah dekat, akhir-akhir ini kau cukup kalem. Mau masuk sekolah mana?" Memang, misi Ren He belakangan ini mulai berkembang di luar sekolah - sebuah sekolah biasa saja tidak cukup besar, tugas yang bisa dilakukan sangat terbatas. Tapi Xie Miao Han tentu tidak tahu ini, jadi menurutnya Ren He memang sudah berubah jadi lebih tenang.
Ren He tersenyum lebar: "Tetap di sekolah kita! Menurutku sekolah kita sudah cukup bagus, jadi rencananya saya akan melanjutkan SMA di sini."
Waduh, pori-pori Xie Miao Han semuanya merinding, akhirnya dia tahu kenapa seharian kemarin merasa gelisah—ternyata si bocah ini mau masuk sekolah kita!
Kebetulan tahun depan dia harus kembali dari kelas tiga SMA untuk jadi wali kelas satu SMA. Sebelumnya sempat terpikir apakah mungkin bertemu Ren He, tapi kemudian lupa memberitahu Kepala Liu. Padahal kemungkinan terjadinya hal seperti ini sangat kecil, tapi... melihat situasi sekarang...
Xie Miao Han merasa langit mendung tebal sedang menutupi kepalanya... Untuk sementara setidaknya, senyumnya hilang...
