Cahaya di bawah permukaan sungai tampak redup, menciptakan tekanan misterius. Banyak orang bahkan merasakan ketakutan tak dikenal di dalam air. Ren He tidak takut, namun ia tak sabar ingin muncul untuk menghirup udara segar!
Ia khawatir akan membeku sampai mati di sungai yang membekukan ini!
Dalam waktu singkat sebelum menyentuh permukaan air, sensasinya bahkan lebih mengguncang daripada bungy jumping. Tubuh manusia jatuh bebas di bawah kendali gravitasi bumi, perasaan itu mendekati kematian. Namun Ren He justru merasakan sesuatu yang tak terucapkan: kenikmatan meraih kebebasan dan membakar kehidupan!
Berapa banyak orang yang berani melompat dari ketinggian? Sebagian besar tak berani, tapi Ren He berani. Sensasi ini benar-benar sangat memuaskan!
Saat ia menyelesaikan gerakan masuk air dengan sempurna, pencapaian itu membuatnya bersemangat. Ia tak ingin sensasi ini berakhir di sini. Demi hidup kedua kali dan begitu banyak hal yang belum dialami, Ren He merasa harus bertahan hidup.
Sebenarnya pecinta olahraga ekstrem bukanlah orang yang sengaja mencari bahaya. Ada yang menyukai pandangan kagum orang lain, ada yang gemar menantang batas.
Tapi ada tipe lain: mereka melakukan olahraga ekstrem bukan untuk mati, melainkan membuktikan diri masih hidup.
Berapa banyak orang yang hidup biasa-biasa saja di dalam hutan baja perkotaan, tidak tahu untuk apa hidup, juga tidak tahu di manakah sebenarnya masa depan, seakan-akan terus menjalani hari seperti ini pun sudah cukup baik.
Namun ada sekelompok orang yang mulai melakukan terobosan dalam kehidupan semacam ini. Saat mereka mengenakan baju tupai dan mulai terbang layang, saat mereka menginjak sepatu berpaku untuk mendaki puncak salju, saat melepas kacamata pelindung, mereka benar-benar merasakan: mereka masih hidup! Tidak hanya hidup, tapi hidup dengan sangat memuaskan!
Perasaan itu hampir membuat air mata panas menggenang, itu adalah cara ekspresi mencintai kehidupan hingga tingkat ekstrem.
Sedangkan Ren He di kehidupan sebelumnya tersesat dalam kota - di Ladang ketenaran yang luas, di manakah seharusnya ia berdiri?
Kini ia hidup kedua kali, akhirnya mengalami perasaan itu - perasaan yang membuat pori-pori meremang dan air mata panas menggenang!
Whoosh!
Kepala Ren He akhirnya menyembul ke permukaan air, oksigen segar dalam jumlah besar masuk ke rongga dadanya melalui mulut yang terbuka lebar. Ia menghirup napas dengan serakah, itu adalah aroma kehidupan.
Ia mulai berenang ke tepian dengan gaya bebas, kecepatannya ekstrem bak ikan. Sistem Hukuman Langit kali ini tidak membatasi berapa lama ia harus berada di dalam air, tentu lebih baik segera naik ke darat.
Saat tiba di tepian, Xu Nuo si pria gemuk bahkan belum mencapai area sungai. Ren He yang kedinginan hampir ingin mengumpat, namun ketika memalingkan wajah mencari posisi si pria gemuk, tiba-tiba ia melihat Yang Xi sedang berlari ke arahnya sambil memeluk bajunya.
Sementara si pria gemuk masih terengah-engah di belakang Yang Xi, hampir tak sanggup berlari lagi... Brengsek! Ren He merasa telah melakukan kesalahan besar: ia memperkirakan tinggi stamina Xu Nuo!
Siapa sangka brengseknya cuma lari beberapa langit sudah ngos-ngosan!
“Cepat pakai baju, kamu tidak peduli nyawa?” Yang Xi berlari mendekati Ren He dengan panik.
“Kok kamu bisa datang?” Ren He buru-buru mengenakan baju sambil bertanya. Sejak terakhir kali bicara dengan Xu Nuo, dia sengaja datang di akhir pekan tanpa memberitahu Yang Xi, tapi ternyata tetap ketahuan.
“Kemarin Xu Nuo sembunyi-sembunyi nanya aku dan Duan Xiaolou, gimana kalau ada yang nekat loncat sungai, cara nolong orang tenggelam...” Yang Xi memprotes, “Aku langsung tahu pasti kamu yang mau nekat. Makanya pagi tadi aku ikutin kalian diam-diam. Kenapa sembunyikan dariku?”
Xu Nuo... dasar jenius pemrograman, tapi dalam hal ini benar-benar lemah pikiran!
“Aku cuma tidak mau bikin kamu khawatir,” Ren He tersenyum lebar setelah memakai baju, “Tenang, benar-benar baik-baik saja!”
“Jujur saja, kamu takut aku halangi ya?” Sebenarnya niat Ren He, Yang Xi sudah paham betul.
Ren He bertanya sambil tersenyum lebar: "Mau makan apa malam ini, aku traktir kamu dan Xu Nu."
"Jangan alihkan topik!" alis Yang Xi langsung terangkat: "Ren He, kamu bisa ya!"
"Ini adalah cara hidup yang kupilih, seperti kamu memilih menyanyi. Meski mungkin kamu tak paham..." Ren He menjelaskan.
"Kamu tanya aku dulu belum bilang aku tak paham?" Yang Xi berkata tenang: "Ya, hal-hal yang kau lakukan memang berbahaya, orang biasa sulit menerima. Tapi pernahkah kau pikir - aku bukan termasuk 'orang biasa' itu. Aku akan khawatir, takut sesuatu terjadi padamu, tapi bukan berarti aku harus mencegahmu. Karena kau bukan milikku. Tak akan kuhentikan, sebab hidupmu adalah hakmu. Hanya kuharap jangan sembunyikan dariku."
Ren He terpaku. Di kehidupan sebelumnya, ia pernah mendambakan cinta tertentu - menemani satu sama lain. Jangan terikat, jangan melilit, jangan memiliki, jangan berhasrat menggali makna dari pasangan. Itu hal yang pasti akan sia-sia.
Jadi meskipun ia tidak ingin Yang Xi menyanyi, Ren He tetap mendukungnya dan secara langsung menuliskan lagu untuknya, bahkan merencanakan peristiwa Menantang Dojo yang menggemparkan.
Menurutnya, cinta seharusnya adalah dua orang berdiri berdampingan, memiliki dua kamar independen, bekerja di ruangan masing-masing, bersama-sama mencari warung kecil untuk makan malam, memiliki banyak topik saat jalan-jalan, dan merasa aman saat berpelukan.
Orang-orang mudah menjumpai mereka yang egois hidup sebagai orang bodoh. Mereka mencintai orang lain hanya untuk membuktikan bahwa diri mereka pantas dicintai, atau mencengkeram erat hingga objek yang digenggam mati.
Perasaan matang semua membutuhkan waktu untuk menunggu buahnya, namun manusia selalu kekurangan kesabaran.
Meski Ren He selalu merasa Yang Xi cukup independen dan memiliki pola pikir mandiri, ia tak pernah berharap sang gadis bisa begitu lapang dada. Namun realita memberinya kejutan dan sukacita yang besar.
Xu Nuo di samping rasanya seperti kebanjiran pasangan mesra, dia bertanya dengan bengong: "Kalian berdua..."
"Dengar, ini rahasia ya?" Ren He merasa tidak masalah kalau Xu Nuo tahu, lagipula sahabat dekat tidak perlu disembunyikan.
Xu Nuo mengangguk seperti orang kesetanan: "Aku janji rahasia! Aku janji!" Meski tak tahu bagaimana mereka bisa dekat, di era ini siswa SMP pacaran masih jarang, alam bawah sadarnya merasa ini harus dirahasiakan.
Tiba-tiba, suara Sistem Hukuman Langit bergema di pikiran Ren He: "Inang menyelesaikan misi, Hadiah: 1.0 fisik tubuh!"
Hadiah fisik tubuh lagi! Matanya berbinar-binar. Sampai sekarang, hadiah paling berguna menurutnya adalah peningkatan fisik, karena tubuh makin kuat makin banyak hal bisa dilakukan.
Sekarang fisik tubuhnya sudah mencapai 6,25, resmi menjadi dua kali lipat lebih dari standar dewasa!
Dengan ini, peluang keselamatan dirinya mengikuti maraton Rabu depan semakin besar!
“Ayo kita pergi, silakan kami traktir makan untuk merayakannya!”
