Kehidupan kembali normal setelah gejolak semangat. Banyak orang merasa kehilangan arah dalam fase seperti ini, ibarat pesta usai wajah basah air mata. Namun Ren He sama sekali tidak termasuk dalam golongan itu.
Entah mengapa ia sama sekali tidak merasa bingung, malah mulai semakin berharap pada kehidupan masa depan, membayangkan dirinya menjadi kaya mendadak, serta hadiah misterius dari Sistem Hukuman Langit.
Waktu menuju ujian masuk SMA semakin mepet. Ruang kelas menjadi lebih sepi dari suara keributan. Hidup manusia bagaikan serangkaian hambatan: setiap tahun ada ujian sejak SD, setelah lulus harus masuk SMP, lalu SMA, dan akhirnya melalui Ujian Nasional untuk kuliah.
Hasilnya setelah lulus kuliah, masyarakat akan tersenyum lebar sambil berkata: "Penderitaan hidupmu baru saja dimulai."
Jadi gimana, 22 tahun pertamaku ini cuma pemanasan?
Kenyataannya memang seperti ini. Masa-masa sekolah, seberapa pun kamu membencinya saat itu, akhirnya akan menjadi yang paling dirindukan setelah masuk masyarakat: tidur di kelas, novel yang dipinjamkan antar saudara, gadis yang diam-diam disukai, kertas contekan, pertandingan basket, atau game yang dimainkan bareng teman sekelas.
Di kelas Ren He, situasinya masih cukup baik, bahkan Xu Nuo si pria gemuk ini belajar dengan tekun dan menggunakan hati. Di kehidupan sebelumnya, di kelas Ren He, sudah ada beberapa siswa yang langsung menyerah.
Awalnya Ren He sebenarnya memiliki peran yang sama dengan Xu Nuo. Xu Nuo sempat merasakan ada yang menemani di hatimu, tapi sekarang saat hanya dirinya yang memiliki nilai akademis rendah, panik mulai menyergap.
"Katakan, bisakah aku sebenarnya lolos ke sekolah ini?" Xu Nuo gugup. Garis skor sekolah ini tahun lalu 490 fen, tapi hasil ujian bulanannya baru mencapai 410 fen - ini pun setelah berusaha keras. Padahal tinggal tiga bulan lebih menuju ujian masuk SMA!
“Asal kamu terus berusaha pasti tidak masalah. Paling tidak kalau nilaimu mendekati, ayahmu pasti mau bayar selisih nilai itu. Malah menurutku semakin dekat nilaimu, dia justru merasa lebih hemat... Sekarang mungkin dia sudah siap bayar mahal. Nanti pas plak! Nilaimu tinggi, dia cuma perlu bayar sedikit. Pasti senang bukan main, mungkin malah mengizinkanmu belajar pemrograman!” Ren He berkata sambil asik mengetik di ponselnya yang mulai agak lag. Rencananya mau ganti yang baru. Pikirannya sama sekali tidak fokus belajar, toh ujian masuk SMA tidak ada tekanan baginya.
Mendengar kata pemrograman, semangat Xu Nuo langsung berkobar: “Awalnya sepupuku nawarin job, tapi kutolak.”
“Job apa?” tanya Ren He penasaran.
“Katanya sedang mengembangkan game, tugasku bagian pengembangan mesin gamenya,” jawab Xu Nuo.
Game? Dirinya sendiri juga ingin membuat game. Sebuah game dalam proses resminya pada dasarnya membutuhkan tiga bagian. Pertama adalah rekayasa, yang menentukan tingkat kehebatan seluruh game - alur cerita, skill, mode permainan, dll. semuanya bermula dari konsep di sini, lalu masing-masing diteruskan ke pemrograman dan seni model untuk menyelesaikan bagian eksekusi.
Pada akhirnya setelah bersatu, jadilah sebuah game yang utuh.
Sebenarnya membuat game adalah hal yang sangat sederhana, kecuali untuk game yang sangat kompleks seperti World of Warcraft. Pemodelannya saja sudah membutuhkan sumber daya manusia dan material yang sangat besar.
Sementara ide Ren He untuk membuat game sendiri sebenarnya sangat sederhana: buat versi sederhana terlebih dahulu, sambil menjamin kualitas permainannya, tambal satu per satu patch hingga game semakin berkembang. Ia tidak berencana menyelesaikan sekaligus karena itu terlalu bakar uang.
Bagian termudah dari seluruh game adalah rekayasa, karena semuanya sudah ada di kepala Ren He: model hero game, mode permainan, berbagai macam skill - semuanya bukan masalah, tinggal menjiplak saja.
Bahkan game pertama yang ia pilih untuk dikembangkan bahkan tidak perlu terlalu dipusingkan dengan promosi, Dota!
Sebenarnya dulu saat Dota pertama kali populer, apakah ada yang melakukan promosi? Tidak! Sungguh karena game ini mudah menyebar dan membuat ketagihan!
Game kompetitif 10 orang seperti League of Legends dan Dota ini benar-benar beracun!
Tentu saja meski begitu, membuat versi sederhana Dota ini juga bukan hal yang sederhana, jadi sekarang belum saatnya untuk diimplementasikan.
"Ren He, bantu aku lihat cara mengerjakan soal ini," kata Xu Nu sambil menyodorkan kertas ujian ke depan mata Ren He.
Namun Ren He langsung terpaku setelah melihat sekilas, ia bertanya penasaran: "Dari mana kamu dapat kertas ujian ini?"
"Ini soal asli ujian masuk SMA tahun lalu, ayahku menyuruh orang mencarikan untukku," jawab Xu Nu.
Di masa SMP belum populer mengerjakan soal ujian tahun sebelumnya, yang disebut 'soal asli' hanyalah kertas ujian dari tahun-tahun lalu. Usaha ayah Xu Nuo yang bersusah payah mencari soal asli ini cukup mengesankan. Dulu Lao Ren juga pernah menyuruh orang mencari soal asli, namun ketika memberikannya ke Ren He, waktu ujian sudah mepet.
Saat itu Ren He dibuat bingung oleh ayahnya: "Waktu ujian sudah dekat, baru sekarang kasih soal untuk latihan? Kenapa nggak tunggu sampai aku selesai ujian?"
Lao Ren juga tertegun: "Bukannya kamu baru kelas 2 SMP?! Ini buat persiapan siswa kelas 3 SMP!"
Harus diakui, keluarga Ren He dalam membesarkan anak selalu menerapkan pola asuh bebas...
Tapi alasan Ren He terpaku saat ini adalah: Dia pernah melihat kertas ujian ini sebelumnya!
Di sekejap ini, memori super mulai menelusuri sumber asal kertas ujian dalam ingatannya. 2 detik kemudian kebingungannya semakin memuncak—jelas-jelas ini adalah salah satu kertas ujian yang pernah diterimanya dari Lao Ren jelang ujian masuk SMA dulu. Bagaimana mungkin berubah menjadi kertas ujian SMA tahun lalu di dunia ini? Dua dunia paralel memiliki soal ujian asli yang identik!
Meski sejarah di dunia ini serupa dengan sedikit perbedaan dari kehidupan sebelumnya, bahkan beberapa dinasti sama sekali tidak memiliki perbedaan, arah besar sejarah sepenuhnya konsisten. Contohnya, Republik Rakyat Tiongkok tetap didirikan tahun 1949, bahkan tanggal spesifik 1 Oktober tidak berubah.
Tapi ia sama sekali tidak mengaitkan hal ini dengan kejadian lain, mengingat peristiwa hiburan yang paling sering ia geluti sebelumnya sudah tidak ada. Ini memberinya kesan "dunia yang berbeda".
Namun di momen ini, tiba-tiba ia merasakan kejutan dan sukacita. Ren He merebut paksa kertas ujian lain dari tangan Xu Nu. Kertas-kertas tersisa itu juga persis sama dengan ingatannya!
Dengan logika yang sama, kertas ujian masuk SMA tahun ini, jika tak ada kecelakaan, pasti sama dengan yang dulu pernah ia kerjakan!
Meski terdengar tak masuk akal, tapi ini benar-benar terjadi! Seperti masih adanya merek-merek yang sama dengan kehidupan sebelumnya di dunia ini, lintasan ini kebetulan termasuk yang tidak terpengaruh!
"Pria gemuk, mulai hari ini aku yang akan membimbingmu belajar. Kalau gagal masuk sekolah ini, kau boleh minta pertanggungjawabanku. Tapi kalau lulus, kau harus ikut rencana besarku!" Ren He tersenyum lebar. Sialan, kalau kertas ujian SMA bisa cocok, bukankah Ujian Nasional juga sama?!
Di masa pelajar, apa bedanya ini dengan memenangkan lotere 5 juta yuan?!
