An Si pernah bermimpi menjadi pembalap sepeda profesional hebat, bahkan bercita-cita menjadi penguasa juara Tour de France. Tapi saat ligamen cruciatum-nya tercabik-cabik di pertandingan itu, dia sadar telah mengucapkan selamat tinggal pada karier profesional.
Belakangan saat sukses di dunia kerja, saat menoleh kembali ke masa lalu, ia akan tersenyum lega. Sebenarnya, mimpi hanyalah seperti itu. Jika dipertahankan, ia akan menjadi penghuni. Jika tidak, hanyalah ilusi semata.
Piala-piala yang pernah ia raih terkubur dalam kotak tak tentu di sudut berdebu. Saat ada yang menyebut identitas sebenarnya sebagai mantan pembalap profesional, ia hanya tersenyum lapang dan merendah, "Bukan apa-apa, itu masa muda saja."
Padahal usianya baru 30 tahun. Kapan frasa "masa muda" itu mulai menempel di mulutnya?
Entah mengapa, saat melihat Ren He yang meledak dalam akselerasi, meski mulutnya berteriak "Jangan!", hati kecilnya seperti tersulut oleh benih api kecil.
Rupanya di hati masih ada Api itu!
An Si tak tahu kenapa tiba-tiba tersentuh. Ia mulai bertepuk tangan dan berteriak: "Jempolan!"
Kru syuting Liu Erbao yang tidak sedang memegang peralatan juga ikut bertepuk tangan: "Jempolan!"
Setelah tikungan pertama di masa lalu, kecepatan Ren He kembali normal. Bagaimanapun, tanpa lereng besar pertama, ia tidak punya cukup waktu untuk menyelam berakselerasi. Tapi yang bisa ia lakukan adalah menjaga kelancaran sempurna di semua tikungan tersisa!
Dan An Si serta yang lain sebelumnya juga tahu, video aslinya hanya menunjukkan tiga tikungan pertama dari 12 tikungan Ren He. Ternyata saat terakhir kali ia melaju kencang dengan sepeda, ia berhasil melewati 12 tikungan sekaligus!
Meski Ren He terus menaklukkan tikungan, semua orang bergerak mengikuti ke bawah. Gerakan menikung Ren He yang mengalir bagai air itu membuat darah mereka mendidih. Tapi para operator kamera derek di ketinggian menderita - saat mulai menghitung kecepatan, mereka sudah punya perkiraan. Tapi kali ini Ren He jelas lebih cepat dari sebelumnya. Untungnya, "angin dan ombak" baru bisa menjaga setiap gerakannya tetap dalam bidikan kamera!
Saat melewati tikungan kesebelas, Liu Erbao bergumam pelan: "Ini pasti akan selesai dalam satu kali putaran!"
Syuting komersial sebenarnya wajar memakan waktu berhari-hari karena mereka mengejar efektivitas tingkat ekstrem. Sedikit saja area yang tidak memenuhi standar harus diulang dari awal. Tanpa semangat seperti ini, tidak layak disebut syuting komersial.
Tahukah Anda, memotret satu foto komersial saja bisa menghabiskan 100 ribu yuan! Ada yang bilang industri ini keuntungannya fantastis, tapi tanpa kemampuan menerobos yang mumpuni, jangan harap bisa mengerjakan perabot keramik ini. Tim Liu Erbao adalah kru paling top di Tiongkok yang bekerja dengan ketelitian ekstra. Bahkan sang perfeksionis ini pun menganggap take ini sudah bisa dihitung sebagai "satu take berhasil" asalkan tidak ada kesalahan di bagian belakang!
Saat Ren He memasuki tikungan ke-12 dengan kecepatan tinggi, cahaya dramatis menyinari wajahnya yang penuh percaya diri dan ketabahan. An Si sudah yakin: tidak ada lagi teka-teki, pria ini kembali sukses. Bahkan di tikungan pertama pun ia telah memberikan kejutan dan sukacita yang luar biasa.
Ren He menghentikan sepedanya tidak jauh dari tikungan, berdiri dengan mantap di tanah sambil menghela napas perlahan. Baru pada saat ini keringatnya mulai merembes keluar. Di malam musim dingin yang membeku, pakaian TK di punggungnya yang dibawakan An Si sudah basah kuyup. Orang lain mungkin tidak melihat apa-apa dari luar, tapi dia tahu satu putaran tadi sangat menguras tenaga.
Ia berdiri dalam keheningan mendengar An Si dan tim Liu Erbao kembali bertepuk tangan. An Si mendekat sambil tersenyum: "Fakta membuktikan tidak salah kami memberikan biaya endorsement tinggi. Terima kasih."
"Saya hanya melakukan pekerjaan yang dibayar, tak perlu berterima kasih," kata Ren He sambil tersenyum lebar.
Saat itu Liu Erbao juga mendekat sambil tersenyum: "Video ini pasti akan jadi promosi buat tim kami. Harus diakui, kami pernah syuting olahraga ekstrem di luar negeri seperti surfing, tapi saat melihat mereka bermain, perasaan kami tidak sehebat sekarang. Luar biasa, benar-benar jempolan! Kita orang Tionghoa tidak kalah dari bule! Kami pasti akan mengerjakan pascaproduksi selama tiga hari tanpa makan-minum sampai mata mereka silau!"
Semua orang sedang berlomba dengan waktu. Peningkatan klik video asli di situs sudah mulai melambat. Satu minggu ke depan adalah waktu terbaik untuk menunggangi popularitas, kalau terlambat hilang sudah panasnya.
Ren He juga bersemangat: "Ayo, sudah sore. Sekarang jam 5, buruan rapikan peralatan! Aku traktir kalian minum sup kambing Tiexie yang terkenal di Luocheng, waktunya pas banget!"
"Siap, tarik diri!"
Ren He memandangi mereka mulai membereskan barang dengan perasaan yang perlahan tenang. Biaya endorsement ini benar-benar diraih dengan mempertaruhkan nyawa! Meski belum sebanyak para bintang besar, tapi sepertinya sudah cukup untuk memulai tahap pertama pembuatan game!
Modal awal sudah tersedia, tinggal menunggu ujian masuk SMA selesai!
Saat makan, Liu Erbao tiba-tiba berkata: "Kalau nanti TK mau syuting video promosi untuk saudara kita Ren He lagi, jangan lupa panggil kami lagi. Meski ada job lain, tetap prioritaskan ini! Tahu tidak, bulan lalu kami syuting iklan endorsemen produk daily chemical, mereka pakai bintang wanita papan atas. Ya ampun, syuting sampai 51 take baru OK! Kami capek setengah mati, si artisnya masih sok diva! Ga kayak syuting kali ini yang santai, sekali take langsung jadi, malah diajak minum sop kambing Tiexie! Haha, betul kan saudara-saudara?"
Sebenarnya posisi Liu Erbao dan timnya di industri ini sangat tinggi, bahkan di dunia hiburan juga berada di level yang sama. Saat menerima proyek syuting bukan hanya tarifnya mahal, mereka juga selektif memilih genre - yang vulgar langsung ditolak. Contohnya video promosi untuk TK ini, tarif minimalnya 3 juta. Pernah ada yang mau mereka syutingkan MV, tapi karena merasa tidak menarik plus semua anggota tim ingin liburan, mereka langsung menolak permintaan si bintang wanita dan pergi jalan-jalan.
Namun beliau masih tidak berkata apa-apa.
Liu Erbao mendefinisikan dirinya sebagai seniman eksentrik. Terkadang, sikap menyebalkan para seniman ini membuat mereka terlihat membenci, namun di saat lain mereka justru sangat menggemaskan.
Jadi mereka bukan menginginkan secangkir sup kambing, melainkan mencari keharmonisan dengan orang yang cocok wataknya.
Alasan Liu Erbao mengakui Ren He sebagai teman tersimpan dalam hatinya: Untuk menghasilkan video sekali take, teknik semata tidak cukup - dibutuhkan ketekunan yang luar biasa. Matanya yang tajam terus mengamati esensi spiritual Ren He selama syuting. Tatapan penuh keyakinan di balik syal Merah itu menyentuh jiwanya, sungguh memesona!
Ren He adalah pria, tapi Liu Erbao merasa tatapannya saat melakukan drifting di tikungan sungguh memukau! Bahkan dia sudah merencanakan agar video promosi ini harus menyoroti tatapan mata Ren He, ini mutlak diperlukan. Dengan ini, video akan memiliki jiwa!
Tapi tak ada yang tahu, bahkan Ren He sendiri tak sadar, atribut daya tariknya kembali bekerja...
Pagi itu, An Si pergi ke ibukota bersama mobil Liu Erbao. Ren He tak mengantar mereka. Setelah begadang semalaman, dia berencana bolos untuk tidur nyenyak, lalu malamnya akan fokus pada misinya!
Jika video pertama dirilis dengan kecerobohan Ren He, kali ini dia sudah tahu. Video promosi TK berjudul "Kesatria" ini pasti akan menciptakan gejolak dahsyat lagi di internet, baik dalam maupun luar negeri. Semua orang akan membuktikan kelahiran Sang Juara drifting sepeda berkecepatan tinggi di tikungan.
Ini mungkin "posisi pertama" yang diraih Ren He setelah terlahir kembali di bidang olahraga ekstrem. Ren He yakin ini pasti bukan yang terakhir.
