Awalnya rencana menyelesaikan misi, tapi malah dapat endorsement secara tak terduga. Ini cukup menguntungkan. Kini Ren He sudah bisa dibilang tajir dengan kekayaan lebih dari sepuluh juta.
Hanya saja ia bisa membayangkan begitu mulai membuat game, kecepatan pengeluaran uang pasti akan mengalir deras seperti air. Tidak ada sedikit pun teka-teki. Untuk membuat game, biaya pembuatan model dan efek visual saja sudah menghabiskan banyak uang. Tapi dengan 8 juta lebih sebelumnya ditambah 9 juta kali ini, 17 juta pasti cukup untuk membuat Dota! Itu pun bukan versi low-end!
Ini memberi Ren He perasaan kejutan dan sukacita.
Biaya tertinggi dalam produksi game sebenarnya ada dua bagian: biaya tenaga kerja dan biaya promosi.
Biaya tenaga kerja mencakup gaji programmer, desainer grafis, dll. Sedangkan biaya promosi mengacu pada biaya iklan saat peluncuran game.
Namun sebenarnya, jika Ren He memilih mengembangkan game Dota, biaya promosi bisa ditekan sangat-sangat rendah!
Dalam sejarahnya, game ini sama sekali tidak melakukan promosi, murni mengandalkan reputasi yang berkembang alami, lalu membuat tak terhitung orang kecanduan dan menyebarluas. Saat itu kreatornya juga miskin, dia hanya membuat peta di game Warcraft!
Tapi tidak masuk akal jika sama sekali tidak mengeluarkan biaya promosi seperti kehidupan sebelumnya. Tidak perlu dibandingkan dengan masa lalu, namun game ini memiliki daya tular alami yang sangat tinggi, jauh lebih hemat dibanding game lain.
Ini sudah terbukti oleh sejarah.
Menurut sejarah, Dota mungkin akan memiliki game tiruan seperti Qifan, League of Legends, Heroes of Newerth dll setelah 3-4 tahun popularitasnya. Tapi itu tidak penting, meski pangsa pasar berkurang, faktanya bahkan di era kejayaan League of Legends yang tak terkalahkan di pasar game, Dota tetap bertahan dengan baik. Ini terlihat dari bonus final TI6 Dota tahun 2016 sebesar USD 20.736 juta yang tak tertandingi bahkan oleh League of Legends.
Ren He bukan mengejar monopoli, ia hanya pengangguran sejahtera yang memandang segala sesuatu dengan santai.
Baru tidur lewat jam 7 pagi, bolos semua kelas seharian, bangun tidur langit sudah gelap.
Membuka ponsel, ternyata biaya endorsement sudah ditransfer ke rekening. Yang mengejutkan, ada tambahan lebih dari 2 juta RMB. Dengan bingung, ia menelepon An Si dan baru tahu bahwa TK yang sedang berjaya telah menghitung kecepatan ekstrem tikungan pertamanya kemarin sebagai tantangan tambahan. Oleh karena itu, pihaknya membayar ekstra 300 ribu USD (setara 2.4 juta RMB) sebagai hadiah tambahan. Mulai tahun depan, standar endorsement-nya akan menjadi 1.5 juta USD.
"Gaya orang kaya baru memang berbeda," Ren He terkesan. Ternyata nilai sebuah nama "posisi pertama" begitu berharga.
Dipikir-pikir, Kitab Suci sebagai novel putih pertama dan Leluhur juga memberinya pendapatan fantastis. Royalti hak cipta di masa depan juga sangat menjanjikan. Para peniru berikutnya tak akan mendapat tunjangan sebaik ini.
Kunlun sebagai pelopor genre silat baru dan juga Leluhur, sama-sama memegang gelar pertama. Saat hak cipta film umumnya masih di bawah 1 juta, ia justru mendapat 6 juta RMB untuk pembelian hak adaptasi.
Belum sempat dia melakukan misi, tiba-tiba menerima telepon aneh. Nomor penelpon tidak tercantum, hanya tertulis "Tidak Dikenal".
Ren He tertegun sebentar lalu mengangkat telepon: "Halo?"
Suara perempuan tenang terdengar dari telepon: "Selamat siang, selamat atas..."
Plak! Ren He langsung mematikan telepon. Telepon yang diawali "Selamat atas" dan "selamat siang" pasti penipuan! Orang cerdas seperti aku mungkin tertipu? Tidak akan! Pergi sana kau!
Ini semua kesimpulan Ren He: "Selamat atas...", "Mau investasi...", "Selamat siang, saya dari..."
Panggilan dengan pembukaan seperti itu pasti promosi atau penipuan. Yang pakai kata "selamat" pasti penipu. Contoh: "Selamat Anda terpilih sebagai pelanggan emas kami. Kirim biaya pengiriman Rp388 untuk menerima medali emas."
Hmph, Ren He tertawa dingin. Aku mungkin tertipu? Tidak mungkin!
Ekspresi tenang Bintang di ujung telepon pecah oleh keheranan. Si penerima telepon berani mematikan panggilannya secara kasar?!
Dia lama tidak bisa bereaksi mengapa Ren He memutuskan teleponnya! Mengapa?! Padahal dia ingin memberitahu Ren He bahwa ia telah lolos audit arsip dan bisa melanjutkan ujian internal Tian Qu. Tapi mana sangka dirinya dianggap penipu oleh Ren He!
Xing Chen berpikir sejenak, mungkin juga karena sinyal buruk. Ia pun menelepon lagi.
Ren He yang baru saja bersiap keluar untuk makan malam kembali menerima panggilan dari nomor tak dikenal itu. Dengan suara terkejut ia bergumam, "Penipu jaman sekarang kok gigih amat?"
"Hei?" Ren He mengangkat telepon ingin melihat apakah si penipu akan mengganti modus operandinya.
Di seberang telepon, Xing Chen menahan kesabarannya: "Selamat, Anda..."
Plak... Ren He malas mendengar kelanjutannya. Penipu ini bahkan tak mau ganti skenario.
Xing Chen memegang telepon tertegun selama tiga detik penuh. Brengsek, apa Ren He ini sakit?! Setiap menerima telepon langsung ditutup?!
Entah mengapa, sepertinya setiap kali Tian Qu berinteraksi dengan Ren He, selalu muncul berbagai macam kesalahpahaman. Apakah ini karena delapan karakter mereka tidak cocok?
Bintang yang sudah naik darah memilih tidak menelepon Ren He lagi, melainkan langsung menghubungi Lin Hao. Dengan nada penuh amarah ia membentak: "Lin Hao! Kalau kau saja tidak bisa diandalkan, bahkan nominator pilihanmu pun sama! Kapan kau bisa lebih bertanggung jawab? Menominasikan siswa SMP saja sudah keterlaluan, tapi bisakah kau membuatnya serius dalam proses verifikasi nominasi?"
Plak! Bintang pun menutup telepon dengan kasar.
Lin Hao yang sedang berbaring di tempat tidur hotel terpaku. "Brengsek, kenapa aku yang kena getah? Sedang enak-enak tidur tiba-tiba kena marah! Bicara tidak jelas, urusan apa sih sampai marah-marah begitu?"
Ia mencoba menelepon balik Bintang. Namun baru satu detik tersambung, pihak seberang langsung mematikan telepon - perlakuan yang persis sama seperti ketika Bintang menelepon Ren He. Lin Hao mencoba tiga kali berturut-turut, hasilnya tetap sama.
Lin Hao langsung geli di selangkangan, kok semua urusan yang melibatkan Ren He selalu berantakan?! Anak ini benar-benar beracun!
Ia mencoba menelepon Ren He lagi - nomor ini pun didapatkannya melalui Yang En yang meminta ke Yang Xi - tapi telepon sama sekali tidak diangkat!
Sampai saat ini, Lin Hao masih menyisakan bayangan hidup setelah tiga kali muntah sebelumnya. Tapi karena muncul masalah baru ini, ia memutuskan untuk menjemput Ren He secara langsung.
Alasan dia masih bertahan di Luocheng sebenarnya hanya untuk melanjutkan misi perlindungan Yang En. Dan sejujurnya dia tahu, setelah kejadian penculikan terakhir, tak ada lagi organisasi luar negeri yang nekat menyerang Yang En.
Percobaan pertama selalu yang paling mudah berhasil. Jika gagal pertama kali, kewaspadaan akan meningkat. Melakukan percobaan lagi sama saja mencari mati. Makanya kelompok-kelompok itu juga tidak bodoh, tak perlu mempertaruhkan nyawa lagi.
Jadi misi Lin Hao sekarang sangat ringan. Dengan karakternya yang malas, beberapa hari ini dia hanya sibuk menikmati kuliner khas Luocheng. Sebagai bekas ibu kota 13 dinasti, jajanan di sini memang sangat beragam.
Lin Hao menyetir perlahan menuju rumah Ren He. Dengan kemampuannya, mencari tahu alamat rumah Ren He dalam dua hari ini tentu mudah. Meski sering mengalami kerugian diam-diam dari Ren He, justru hal ini membuatnya semakin penasaran.
Sesampainya di depan rumah Ren He, dia mengetuk pintu berkali-kali tapi tak ada jawaban. Ada apa ini? Masa iya di malam hari begini Ren He bisa pergi ke mana?
Karena tidak bisa menemui Ren He, alasan Bintang tiba-tiba marah-marah tetap menjadi teka-teki bagi Lin Hao...
