Bisakah tatapan benar-benar berbicara? Jawabannya adalah bisa.
Dalam ingatan Ren He di kehidupan sebelumnya, Tony Leung Chiu-wai sebagai aktor legendaris Tiongkok memang dikenal memiliki mata yang "berbicara". Tak disangka suatu hari dirinya justru menjadi terkenal sepenuhnya karena kekuatan tatapannya.
"Umumnya video lanjutan tidak akan melebihi popularitas video aslinya, sama seperti novel yang ikut-ikutan tren biasanya tidak bisa menyaingi pencapaian karya perintis. Separuh saja sudah tergolong bagus. Tapi nama Kesatria dalam film pendek ini berbeda. Sejak kemunculan pertamanya, video ini langsung menunjukkan performa tak terkalahkan yang menggilas semua video lain dalam hal klik dan share rate!"
"Ada beberapa faktor kunci: Pertama, reputasi TK di industri selalu baik. Kedua, profesionalisme tim Liu Erbao. Ketiga, dalam video ini Ren He masih terus menunjukkan breakthrough."
"Terakhir, semua karena tatapan itu."
"Bahkan ada yang langsung berkomentar di kolom: Jika ada pemilihan 'tatapan tercantik tahun 2006', tatapan pemuda ini pasti bisa naik peringkat. Karena ini adalah tatapan langka yang mampu menghadirkan getaran batin."
"Tiba-tiba pengen main sepeda..."
"Aku bisa lepas tangan sama sekali!"
"Menyembah dewa yang bisa lepas tangan! Mau tanya, sekarang rawat inap di rumah sakit mana?"
Sebenarnya, banyak orang bisa melakukan teknik tidak memegang setang dengan kedua tangan ini. Dengan mengandalkan dorongan kecepatan untuk menjaga keseimbangan, banyak pemuda suka pamer gaya bersepeda seperti ini. Namun dalam dunia balap sepeda, ini masih level pemula.
Dalam kampanye pemasaran keterampilan bersepeda ini, perusahaan TK mulai menyadari fenomena: hampir 50% penonton secara bertahap beralih fokus dari trik sepeda di video ke tatapan mata sang karakter. Perhatian mereka berpindah dari konten video ke sosok protagonis, Ren He.
Faktanya, dalam video mobil sekalipun ada adegan drift spektakuler, belum tentu penonton penasaran dengan identitas pembalapnya. Tapi pada Ren He, pola ini seakan terbalik lagi.
Namun TK tak menyesal. Semua tahu video ini iklan mereka. Selama video viral, pengaruh TK akan makin besar. Bukan hanya mereka yang bermain di sepeda high-end. Meski TK selama ini jadi pemimpin industri, gap pangsa pasar terus menyempit tiap tahun. Siapa bisa jamin TK bisa pertahankan keunggulannya?
Jadi mereka harus mencari segala cara untuk meningkatkan pengaruh mereka sendiri.
Seluruh petinggi TK menyimpulkan bahwa membayar 1,5 juta dolar AS per tahun untuk mendapatkan endorsement Ren He adalah pilihan yang sangat benar. Asalkan Ren He cukup terkenal, TK juga bisa ikut terkena sinarnya. Lagipula dalam kontrak tertulis jelas-jelas bahwa Ren He wajib mengenakan pakaian TK, didampingi staf TK yang memberikan perlindungan, serta menggunakan transportasi khusus selama proyek tantangan resminya.
Faktanya, tidak hanya penonton yang merasa hati mereka berdebar-debar setelah menonton video ini, bahkan internal TK sendiri pun darah mereka mendidih.
Keberhasilan TK berasal dari fokus mereka di bidang ekstrem sepeda. Mereka mencintai proyek sepeda ini. Setiap sepeda yang keluar dari tangan mereka harus melalui berbagai macam uji kinerja untuk memastikan pengalaman pengguna terbaik bagi atlet atau penggemar. Tapi untuk memahami bagaimana memuaskan pelanggan, pertama-tama mereka sendiri harus benar-benar mengerti dan mencintai sepeda.
Bisa dikatakan sepeda adalah kepercayaan mereka, inilah budaya perusahaan mereka. Bagi Ren He sang pemuda, yang mereka rasakan lebih pada kekaguman dan keheranan yang menyilaukan!
TK memiliki klub sepeda di bawah naungannya. Meskipun performanya selalu tidak ideal dan terus menggelontorkan dana untuk mempertahankannya, TK tidak pernah menyerah atau berpikir untuk menjual klub tersebut.
Manajer klub TK berlari panik ke markas besar: "Siapakah pemuda dalam video itu? Bisakah dia bergabung dengan klub? Jika pihak atasan bisa memasukkannya ke klub, saya berani jamin setelah masa penyesuaian selama setahun, tahun depan kita akan meraih hasil yang bagus!"
Para eksekutif TK menggelengkan kepala: "Tidak boleh, tidak ada cara untuk meyakinkannya."
Sebenarnya setelah kejadian ini, An Si sudah berkomunikasi dengan Ren He. Namun fakta yang jelas adalah Ren He bahkan tidak mau memperlihatkan wajahnya, apalagi mengikuti kompetisi resmi. Lagipula dia punya lebih banyak proyek yang ingin dimainkan, tidak bisa menyia-nyiakan waktu hanya untuk satu proyek. Kehidupan kampusnya sedang berjalan lancar bagai angin semi, saat ini Ren He menolak semua aktivitas yang bisa mengganggu sekolahnya.
Ia sendiri mungkin tak pernah membayangkan, suatu hari akan begitu mencintai hidup sekolah...
Di dunia olahraga, semua paham satu logika: orang berbakat jauh lebih langka daripada orang yang berusaha keras. Di antara ahli sejati se-dunia, untuk meraih posisi 100 besar, bakat luar biasa mutlak diperlukan - toh populasi dunia mencapai puluhan miliar.
Maka saat seluruh industri memusatkan pandangan pada Ren He sendiri, para penonton yang menonton pertunjukan pun tak akan terkecuali.
Segudang keraguan bermunculan di hati mereka, lalu tertuang dalam komentar: "Benarkah ini siswa SMP? Aku ingat video aslinya menyebutkan ia orang Tiongkok, kan? Mengapa informasi identitas sebenarnya sama sekali tak diungkap?"
"Mengapa harus menutup wajah? Sangat ingin melihat penampilannya!"
Bisa dikatakan, fokus publik pada Ren He sangat dipengaruhi oleh atribut daya tarik yang bahkan ia sendiri remehkan!
Hanya video pendek ini saja sudah membuat Ren He mendapatkan penggemar tak terhitung jumlahnya, banyak di antaranya bahkan perempuan yang sebelumnya tak pernah tertarik dengan olahraga ekstrem. Mereka menyukai video ini murni karena tatapan mata Ren He yang terlihat sangat keren!
Katanya matanya pun belum tentu secantik itu, tapi kenapa sorot matanya bisa begitu memikat?
Dalam satu menit, puluhan komentar langsung membanjiri bagian komentar. Separuhnya adalah perempuan yang mengidolakan Ren He. Ini sudah seperti tunjangan selebritas! Mereka kini ingin tahu identitas sebenarnya Ren He, siapa sebenarnya dia!
Tapi ketika video ini diunggah ke Tiongkok... nuansanya jadi agak berbeda...
"Waduh, kain yang menutupi wajahnya itu bukan kacu merah?!!!"
"Waduh, ternyata anggota regu Pionir kita! Kapten, jangan tembak! Kita satu regu!"
"Hahaha, tetap saja anggota Pionir kita yang paling jempolan!"
“Dulu saya pikir pakai Merah juga jempolan, tapi belakangan sadar ada yang tidak beres. Entah kenapa malah semakin mundur. Dulu saya juga pernah jadi Kapten Pionir, sekarang baru tahu kenapa tidak setangguh dia! Soalnya Merah saya tidak dipakai nutup muka!”
“Hahaha, gak nutup muka 666!”
Orang asing tidak menyebut selendang Merah ini karena memang tidak paham budaya Pionir di Tiongkok. Mereka mengira ini hanya syal biasa, toh koboi bagian barat juga sering pakai bandana segitiga di leher.
Tapi di dalam negeri lain ceritanya. Sejak ada organisasi Pionir, mana ada anak SD yang tidak pakai Merah? Gak pakai brengsek dilarang masuk kelas! Setiap hari beberapa kapten berdiri di bawah gedung sekolah melakukan pemeriksaan. Siapa yang tidak bawa Merah langsung dapat 3 kata: Kembali ambil!
Aura kharismanya benar-benar menggentarkan.
Makanya begitu video ini muncul di Tiongkok, komentar langsung melenceng sekejap...
Siapa yang bukan anggota Pionir Muda? Kacu Merah jempolan! Regu Pionir kita emang penuh talenta!
Kapten regu pionir kita mengalahkan orang asing dengan skill tinggi, keren abis! Nanti kita bakal punya pemimpin agama Kacu Merah, takut nggak?! Syuting video tetap pakai kacu merah, ini bukti pemimpin kita cinta negara!
Baca komentar ini bikin Ren He ngilu gigi, "Kalian brengsek ya?" Yang Xi di sampingnya tertawa terpingkal-pingkal. Tapi Ren He berpikir lagi, perjalanan hidup kedua masih awal, sang kekasih ada di sisi, cahaya keemasan sedang cerah.
