Saat itu hadiah dari Sistem Hukuman Langit tiba: "Inang menyelesaikan misi. Hadiah: Mulai sekarang, ramuan air mata akan menjadi skill tetap inang. Dapat digunakan 3 kali per hari."
Gila, akhirnya muncul pertanda skill kedua! Ngomong-ngomong, dia cukup menyukai ramuan air mata. Benda ini setidaknya tidak semenyeleweng ramuan muntah. Terutama setelah berantem dengan Lin Hao, dia baru sadar: Brengsek! Setelah pakai ramuan muntah ke orang lain, dia sendiri jadi tak berani menatap lawannya!
Bagaimana jika sampai dimuntahi sebadan? Jijik banget, brengsek!
Kalau sampai lengah dan dimuntahi musuh sebadan, itu namanya strategi "melukai seribu musuh sambil menanggung kerugian delapan ratus". Soal berantem, sepertinya ramuan air mata lebih praktis. Kelenjar air mata langsung mengalir deras, pandangan jadi samar-samar – mana mungkin masih bisa melawan?
Andai dulu punya ramuan air mata, mungkin Lin Hao bisa dihabisi dengan mudah. Soalnya waktu itu Lin Hao hampir bisa mengatasi efek samping ramuan muntah. Efek air mata dari ramuan muntah tidak terlalu parah, tapi ramuan air mata berbeda. Saat air mata muncrat, orang itu jadi seperti orang buta...
Lawan orang buta apa perlu teka-teki lagi...
Apalagi Ren He bisa berkoar-koar, "Lihatlah, si anu sampai nangis gara-gara kalah dariku!"
Ini kayak punya buff bikin orang nangis, sepanjang apapun nyali pria itu, pasti bisa kubuat nangis... Ren He tersenyum lebar membayangkan, siapa yang masih berani tantang dia? Malu setengah mati!
Kalau Lin Hao berani lagi mengintai di depan rumah menjebakku... Hatinya berbunga-bunga, tak sadar kesalahpahaman ini tampaknya takkan selesai dalam waktu dekat.
Ketemu lagi tinggal lempar skill air mata lalu hajar habis-habisan, mana sempat Lin Hao jelaskan kesalahpahaman.
Di hotel jauh di belakang, Lin Hao tiba-tiba meriang. Saat sedang berkemas mau meninggalkan Luocheng karena misi pengawalan sudah selesai, tiba-tiba ia bertanya-tanya: kenapa ada firasat buruk begini?
Tahun ini baginya diawali dengan kemalangan. Kegagalan menyelesaikan misi masih bisa dimaklumi, tapi hak nominasinya pun dibatalkan secara misterius! Markas besar menolak kandidat yang dia ajukan! Lin Hao bahkan tidak tahu mengapa, yang ia yakin hanyalah Ren He pastilah menyinggung Bintang...
Tapi ini juga tidak aneh. Mengingat konsepsi Lin Hao tentang Ren He, si anak itu menyinggung siapa pun rasanya wajar saja...
Ren He mengayuh sepeda menuju rumah, berencana keluar lagi nanti malam untuk menyelesaikan misi drift kumulatif. Tapi yang tidak ia sadari, dari rombongan gerbong yang macet di belakangnya, tiba-tiba sebuah kepala terpental keluar dari mobil tua yang reyot, memandang siluet punggungnya dengan tatapan bingung! Terdengar familiar!
Orang itu tak lain adalah wartawan tadi, Yuan Peng. Yuan Peng sedang terjebak kemacetan dengan mobil tua yang dibelinya saat masih makmur beberapa tahun lalu, ketika tiba-tiba melihat siluet yang familiar. Ia merasa mirip dengan "Kesatria" itu, tapi ragu karena kendaraan tidak cocok.
Dia sudah mempelajari dengan serius, jenis sepeda apa yang dikendarai sang Kesatria sudah jelas tercatat di kepalanya. Tapi sekarang terlihat sama sekali bukan sepeda yang sama.
Siapa yang akan menyiapkan beberapa unit sepeda mahal puluhan hingga ratusan ribu tanpa alasan? Yuan Peng terjebak dalam kesalahan pengalaman. Pada tingkatnya saat ini, dia tak menyadari bahwa TK sedang berusaha merekrut Ren He habis-habisan - bahkan sepeda ratusan ribu pun diberikan begitu saja.
Yuan Peng menarik kembali kepalanya. Lampu hijau.
Dia bukan hendak pulang, melainkan menuju lokasi yang sangat cocok untuk drift! Bukan yang ada di video!
Setelah seharian mencari petunjuk tanpa hasil, Yuan Peng memilih metode paling bodoh: menunggu mati, menunggu mangsa datang sendiri! Tapi lokasi penjagaan pun perlu ilmu. Secara logika harusnya di tempat yang ada di video, tapi Yuan Peng berpikir: jika sang Kesatria ingin menyembunyikan identitas sementara lokasi di video sudah terbongkar, justru tempat itulah yang paling tidak mungkin dikunjunginya.
Bagaimana jika sang Kesatria kembali melakukan drift di sana selama satu putaran, pasti sangat mudah dikenali karena tingkat pengenalannya terlalu tinggi. Jadi, Yuan Peng yakin, jika kesatria ini bermain drift lagi, dia pasti TIDAK akan pergi ke sana!
Selain itu, menurut pemikirannya, orang yang memiliki keahlian biasanya memiliki kebiasaan pamer keterampilan. Sama seperti seseorang yang tulisannya bagus, dia akan sering menulis. Kadang untuk dokumen pendek yang bisa diketik di komputer, orang ini lebih memilih menulis tangan.
Tentu ini hanya perumpamaan, tapi Yuan Peng tahu: jika pihak lawan masih ingin bermain drift, mungkin akan memilih lokasi lain dengan tingkat kesulitan lebih tinggi. Tempat seperti ini di Luocheng tidak banyak. Setelah seharian mempelajari peta Luocheng, Yuan Peng baru menemukan satu lokasi. Senyum percaya diri mengembang di bibirnya.
Saat mempelajari komunikasi, salah seorang guru pernah memberi nasihat penting: "Untuk menggali informasi orang lain, pertama-tama kamu harus memasukkan diri ke dalam peran mereka. Baru dengan cara ini kamu bisa benar-benar menemukan hal-hal berguna!"
Jadi Yuan Peng sudah cukup percaya diri, menunggu kedatangan Sang Ksatria di lokasi dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dan tikungan lebih banyak!
Malam ini dia menambah dosis naskah cadangan Kitab Suci. Sekarang fokusnya pada update stabil, menunggu momen ada rekomendasi baru akan meletuskan update besar. Jadi tugas updatenya tidak terlalu berat.
Menjelang jam 12 malam, Ren He dengan santai memikul sepeda turun lantai. Sepeda seharga ratusan ribu ini memang tak bisa ditinggal sembarangan di bawah, bisa dicuri dalam hitungan menit.
Sesampainya di bawah, Ren He merenung: Mau drift di mana ya? Cari lokasi dengan tingkat kesulitan lebih tinggi untuk dicoba? Atau ke tempat yang sudah biasa dikuasainya?
Ren He sempat ingin mencari medan yang lebih menantang, tapi tak juga terpikir lokasi yang tepat. Akhirnya memutuskan kembali ke spot lama. Malam dingin begini, siapa yang mau nongkrong sampai subuh di kota kecil? Kalau di kota besar mungkin ada, tapi kota kecil sepertinya tak punya orang yang segitu nganggurnya.
Jadi langsung mengayuh ke lokasi drift sebelumnya...
Sebenarnya, meski Yuan Peng menebak benar bahwa Ren He punya keinginan untuk menantang drift dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, tapi dia tidak menyangka bahwa Ren He sama sekali tidak tahu lokasi pengintaiannya ini...
Perlu diketahui, Yuan Peng mencari lokasi itu selama 2 jam sambil memeriksa peta satelit Luocheng perlahan-lahan, sedangkan Ren He benar-benar tidak serumit yang dia bayangkan...
Saat pertama tiba di sini, karena lokasinya yang terpencil, Ren He langsung menutupi wajahnya dengan Merah sambil mulai menyelesaikan misi dengan patuh. Di hatinya, dia malah senang: "Tidak ada orang di sini, bagus. Kalau tidak, terpaksa harus ganti lokasi lagi."
Sekarang dia sama sekali tidak punya beban sebagai selebritas. Kalau artis lain tidak pernah dihadang penggemar sekali dua kali, mungkin akan mengira dirinya sudah tidak terkenal lagi...
Meski tidak ada yang melihat, Ren He tetap melupakan satu masalah: bahkan di tahun 2006, beberapa tempat sudah memiliki kamera pengawas. Esok harinya setelah drift-nya, video pendeknya melakukan drift di persimpangan tertentu langsung diunggah ke internet oleh polisi yang iseng - sekaligus menumpang popularitas tagar: Cheshen Luocheng Kembali Drift Malam Hari di Lokasi Lama!
Tapi kamera persimpangan di tahun 2017 pun jarang yang HD, apalagi wajah tak mungkin terlihat jelas. Di kehidupan sebelumnya saat mobil Ren He tersenggol di persimpangan, pelaku langsung kabur. Saat memeriksa rekaman, ia baru sadar: "Brengsek! Kameranya di malam hari yang redup ini sama sekali tak berguna!"
Hanya kamera HD dengan flash bawaan yang bisa merekam plat nomor! Saat itu Ren He bergumam: "Pasti supir berpengalaman yang berani kabur setelah nyenggol mobilku! Dia pasti paham betul seluk-beluk pintu Larangan ini!"
Netizen senang bisa melihat lagi drift Dewa Mobil, meski kecepatannya tidak secepat di video julukan Kesatria, tapi cukup memuaskan rasa penasaran. Ren He juga lega identitasnya belum terungkap, semua bahagia.
Hanya Yuan Peng yang pagi hari datang kerja dengan lingkaran hitam di mata, sambil bersin-bersin duduk di depan komputer dengan wajah terpaku!
Sialan! Mikirin kepercayaan diri misteriusnya kemarin, Yuan Peng pengen tampar diri sendiri!
