Bab 144 Siswa Paling Hebat Tahun Ini

　　Ren He cukup serius dalam ujian kali ini. Namun sore hari setelah ujian hari kedua, muncul postingan viral berjudul "Siswa Paling Hebat Tahun Ini" di forum online... 　　Awalnya ia coba membukanya iseng, tapi - Brengsek! 　　Bukankah ini foto kertas ujian Fisika-Kimia-nya?! Perlu diketahui, tahun 2006 di Luocheng, Fisika dan Kimia masih dalam satu lembar ujian. Meski nama, sekolah, kelas, dan nomor ujiannya di foto ini ditutupi, semua leluconnya terpampang jelas! 　　Dengan sorot mata pertama, Ren He langsung mengenali - itu memang kertas ujiannya! 　　"Sialan, aku jadi siswa terhebat Luocheng tahun ini? Bisa nggak main dengan tenang!" 　　Namun ia masih meremehkan publik. Pada pukul 10 malam, siswa terhebat Luocheng tahun ini telah berubah menjadi siswa terhebat se-Tiongkok melalui jaringan... 　　Lelucon yang bisa menghibur orang memang menular. Satu orang melihat lalu membagikan ke orang lain, kecepatan penyebarannya tumbuh secara eksponensial! Selembar kertas ujian berisi lelucon klasik ini cukup membuat orang tertawa 20 menit setelah membacanya! 　　Nggak heran guru pengawas juga ingin melihat kertas ujiannya. Soalnya lelucon yang dia tulis terlalu banyak dan lucu banget... 　　Larut malam Xu Nu meneleponnya: "Ren He, kamu sudah buka internet belum?" 　　"Sudah!" Ren He bingung, tak tahu maksud Xu Nu. 　　"Kamu liat kertas ujian siswa terhebat itu? Dia sama seperti aku menulis lelucon! Gimana nih, nilai aku masih bisa dapet? Leluconnya lebih banyak dari punyaku! Aku nggak bisa menyainginya!" Xu Nu panik bertanya. 　　“Enyahlah…” Ren He brengsek bingung, Gila kali! Setelah mengucapkan itu, ia langsung menutup telepon sambil geli di selangkangan melanjutkan membaca komentar netizen di bawah... 　　“Jika aku yang menjadi pengoreksi, kertas ujian ini pasti kuberi nilai sempurna! Bukan hanya karena kreativitas peserta ujian, tapi lelucon di seluruh kertas ini luar biasa banyak, titik tawa padat, kualitasnya tinggi banget!” 　　“Iya, kalau aku jadi pengoreksi, nilai sempurna mungkin tak berani, tapi nilai tinggi wajib diberikan!” 　　“Bayangkan, seorang guru harus memeriksa ribuan kertas sehari. Di saat seperti ini muncul kertas seunik ini, rasanya seperti melihat oasis di gurun pasir, menemukan manusia di Mars!” 　　Pergi lihat telur anjinglah! Masih manusia di Mars! Ren He kesal mematikan komputer. Ini benar-benar kejadian di luar perkiraannya. Selama ini ia selalu mengira kasus kertas ujian terbongkar itu hal yang jauh darinya, tapi ternyata sekarang giliran dirinya sendiri! 　　"Telepon Yang Xi datang lagi," Ren He mengangkatnya dan langsung mendengar suara tawa terbahak-bahak dari seberang. "Urusan penting nggak dibahas, cuma ketawa doang?" wajah Ren He menghitam saat bertanya, "Sudah selesai tertawanya?" 　　"WKWKWK, perbuatanmu sendiri yang konyol masih mau melarang orang tertawa?" Saat melihat postingan itu, Yang Xi langsung mengenali tulisan Ren He. Banyaknya lirik dan partitur lagu yang ditulis Ren He untuknya membuat ciri khas tulisannya melekat di kepala. Menurutnya, hanya Ren He satu-satunya murid di Luocheng yang bisa melakukan hal seperti ini. 　　Sekalipun ada yang sama konyolnya, mustahil kebetulan nilai Fisika dan Kimianya juga payah... 　　Xu Nu mungkin bisa ceroboh, tapi Yang Xi sebagai perempuan pasti tidak akan. Karena itu dia langsung menelepon Ren He. 　　Ren He menghirup napas dingin: "Ini kan biar guru pengoreksi bisa senang, ngerti? Mengorbankan nilai pribadi demi kebahagiaan seluruh peserta ujian. Bukankah ini Wuliang (berpahala tak terbatas)?" 　　“Biar aku tertawa dulu sebentar…” kata Yang Xi sebelum menutup telepon. 　　Apa kau tidak punya jiwa hiburan sedikitpun? Tidak ada selera humor sama sekali!! 　　Gila! 　　Ren He juga tidak khawatir orang akan tahu bahwa kertas ujian itu miliknya. Soalnya informasi peserta ujian semuanya tertutup, bahkan guru sendiri tidak bisa melihat. Sistem yang awalnya dibuat untuk mencegah guru melakukan kecurangan ini, justru berfungsi melindungi Ren He… 　　Jika kabar ini sampai ke telinga Lao Ren dan Ibu Ren sampai mereka tahu aku menulis kertas ujian seperti ini, mungkin aku harus mati untuk minta maaf… 　　Saat mengobrol dengan Yang Xi malam itu, Ren He menyadari sesuatu. Dia menulis kertas ujian dengan target 580 poin. Menurut perkiraannya, skor itu seharusnya berada di level menengah ke atas. Tapi dari Yang Xi, dia baru tahu bahwa soal ujian tahun ini terlalu sulit—bahkan Yang Xi sendiri mungkin hanya bisa dapat sekitar 580 poin! 　　Di kehidupan sebelumnya, Ren He sama sekali tidak belajar saat SMP. Nilai ujian masuk SMA-nya hanya 200-an poin itu pun karena keberuntungan gila. Akhirnya harus membayar biaya pembangunan sekolah 30 ribu yuan untuk masuk ke SMA unggulan. 　　Saat itu setelah ujian, ia sama sekali tidak memantau perkembangan ujian masuk SMA. Jadi tidak tahu soal ujiannya sulit, juga tidak memantau berapa batas nilai tahun itu. Bagaimanapun juga pasti tidak lulus, habis dipukul orang tua bisa terus menikmati liburan musim panas... 　　Apakah sekarang ini situasinya adalah, ia mungkin akan berada di peringkat atas dengan nilai sekitar 580 poin? 　　Ditambah lagi ada ketidakpastian di Fisika dan Kimia. Sejujurnya sebelumnya ia mengira kertas ujian berisi lelucon ini paling hanya dapat tambahan 4-5 poin dari guru. Tapi sekarang ragu, karena opini di internet sepakat meski mustahil dapat nilai tinggi, tapi juga tidak akan dapat nilai rendah. 　　Pengoreksi ujian juga manusia. Ujian masuk SMA tidak ada peraturan koreksi silang. Setelah satu guru selesai mengoreksi dan memberi nilai, skor itu sudah final. 　　Ngomong-ngomong, nilai saya tidak akan terlalu tinggi kan?! Harus diingat, kemampuan Ren He yang pernah meraih peringkat atas di Ujian Nasional tentu memberikan keunggulan besar saat mengerjakan soal SMP. Bahkan keunggulan ini begitu dominan sampai-sampai dia tidak bisa membedakan tingkat kesulitan soal—baginya semuanya sama mudahnya. Di saat semua orang mendapat nilai buruk, prestisinyalah yang justru menonjol... 　　Sudahlah, ujian juga sudah selesai. Tinggi-rendah nilai ya sudah ditakdirkan begitu. 　　Fokus utama tetap pada dunia game, ditambah rencana perjalanan ke ibukota yang sebentar lagi dimulai. 　　Setengah tahun telah berlalu sejak insiden menantang dojo terakhir, namun popularitas lima lagu itu belum juga mereda. Ren He yakin betul: saat ia dan Yang Xi muncul kembali, mereka akan menciptakan badai kejutan di dunia hiburan—kali ini pun mereka datang dengan persiapan matang. 　　Bahkan ada detail-detail tertentu yang sengaja tidak diberitahukan ke Yang Xi. Saat waktunya tiba, ini pasti akan menjadi kejutan yang sangat menggembirakan baginya. 　　Misteri identitas siswa SMP penantang dojo yang terkubur selama setengah tahun akhirnya akan membuka cadar misteriusnya. Setelah liburan musim panas, Yang Xi bukan lagi siswa SMP biasa, melainkan selebritas ternama! 　　Ren He mulai menghargai setiap momen kebersamaan dengan Yang Xi sekarang. Begitu ia menjadi selebritas, kemungkinan waktu bersama akan jauh berkurang. 　　Sekolah pasti tetap dilanjutkan, namun waktu yang dihabiskan di sekolah jelas akan jauh berkurang. Saat itu, bertemu sekali saja akan jauh lebih sulit dibanding sekarang. 　　Syukurlah ia pun bukan orang biasa. Di manapun Yang Xi berada, tiket pesawat pasti bisa menghubungkan mereka. 　　Bagaimana jika ia hanya orang biasa? Kemungkinan nasib hubungan ini akan berakhir dalam ketidaktahuan, dengan probabilitas terbesar adalah perpisahan. Ia sangat paham akhir kebanyakan hubungan jarak jauh, karenanya telah mempersiapkan segalanya lebih matang. 　　Namun hidup tak harus sempurna, Ren He hanya akan berusaha sekuat tenaga. Memang aman jika terus menahan Yang Xi di sampingnya, tapi ia tidak mau menjadi egois dengan mencengkeram cinta itu hingga mati. 　　Ren He telah siap menghadapi segala rintangan untuk masa depan. Ya, ia yakin telah mempersiapkan diri dan percaya bisa mengantar cintanya yang bergemuruh ini hingga akhir yang baik. Saatnya rencananya dimulai. 　　Para dewa-dewi dan raksasa hiburan, kita bertemu di ibukota!