Model game Kunlun tergolong sederhana sehingga programmer langsung paham saat Ren He menjelaskan. Yang dirasa inovatif adalah konsep game bergiliran yang diajukan Ren He di tahun 2006 dunia paralel ini, saat industri game online masih miskin kreativitas.
Ini membuat mereka cukup terkejut, ternyata interaksi dalam game online bisa sesederhana ini? Rasanya sepertinya cukup menarik bentuknya!
Justru pembukaan seperti inilah yang membuat mereka merasa pihak lawan tidak sedang bercanda, akhirnya mereka serius mendengarkan.
Ren He menghabiskan hampir 4 jam menjelaskan mode permainan Dota kepada semua programmer, namun penjelasan lisan pasti lebih sulit. Ren He hampir tak sabar untuk memainkan beberapa ronde di depan mereka agar bisa merasakan langsung, sayangnya hal ini mustahil.
Jadi di tahap awal, mereka hanya bisa membuat mesin game terlebih dahulu, lalu menunggu Ren He kembali dari ibukota untuk menyelesaikan bagian detailnya.
Para programmer saling pandang. Mereka terusik oleh perasaan bahwa meski perusahaan ini diurus langsung oleh bos sebagai perancang, penjelasannya terdengar sangat meyakinkan seolah ia benar-benar pernah memainkan game ini!
Tapi sebagai orang dalam industri, mereka sangat paham bahwa setiap hari ada game baru dirilis di seluruh dunia, namun hingga kini belum pernah ada mode seperti ini.
Namun seorang programmer hanya perlu menjalankan tugasnya dengan baik, jangan mempertanyakan apakah rekayasa orang lain berhasil atau tidak, itu kewajiban dasar. Lagipula gajinya tidak sedikit, di kota kecil seperti Luocheng ini, gaji bulanan bisa setara dengan Beijing-Shanghai-Guangzhou, mengapa tidak?
Setelah rapat, Ren He menarik Xu Nu ke samping untuk berbicara empat mata dengan serius. Xu Nu terlihat gugup, sementara Ren He berkata tenang: "Kamu mungkin tak pernah membayangkan akan memulai bisnis sedini ini, bahkan tak pernah terpikir untuk berwirausaha. Tapi perusahaan ini memegang 40% sahammu. Tahukah berapa yang akan kutanamkan ke game ini? Minimal 17 juta lebih, jadi perlakukanlah dengan serius. Kau juga tahu keinginan terbesarku tetap bermain olahraga ekstrem, jadi aku pasti jarang terlibat operasional. Sudahkah kau pertimbangkan peranmu di perusahaan ini ke depannya? Kamu akan menjadi pemimpin sebenarnya, jadi harapanku kau pertama-tama memahami dirimu sendiri."
Xu Nu tampak bimbang, bahkan agak takut: "Aku mungkin tidak bisa melakukannya."
Tapi semua ini sudah dalam perkiraan Ren He. Jika di kehidupan sebelumnya tiba-tiba ada yang bilang: "Aku paman jauhmu, perusahaan ini sekarang harus kau kelola".
Reaksi pertama Ren He pasti "Kau brengsek bercanda ya?", reaksi kedua adalah grogi, mungkin dirinya tak sanggup melakukannya.
Tapi hal seperti ini takkan pernah bisa dilakukan kalau tidak dicoba. Ia harus memaksa Xu Nuo ke posisi ini, membiarkan pria gemuk ini tumbuh bersama Dota. Berbuat salah di tahap awal tak masalah, toh masih ada waktu untuk mengawasi. Saat masuk tahap akhir, Ren He benar-benar bisa melepas tangan.
Jika di masa depan Ren He bisa benar-benar melepas tangan dan menyediakan waktu, ia pasti rela bekerja lebih keras sekarang sebagai gantinya.
40% saham yang diberikan ke Xu Nuo bukan tanpa alasan. Ada faktor emosional - dialah satu-satunya teman sejati sejak transmigrasi, hubungan dengan Liu Erbao dkk masih kalah erat.
Selain itu, semua saham ini bertujuan mengikat Xu Nuo ke gerobak perangnya.
Meski bisa merekrut manajer profesional dengan biaya lebih kecil, tapi apakah pihak tersebut layak dipercaya? Belum tentu.
Masih seperti janji yang pernah diucapkan, uang tidak akan pernah habis diambil.
Ren He membiarkan Xu Nuo di sana, membiarkannya perlahan beradaptasi dengan kelompok ini, sepenuhnya tak peduli dengan nasibnya...
Waktu kunjungan ke ibukota telah ditetapkan 3 hari lagi. Saat itu Yang En akan membawa Yang Xi kembali ke ibukota untuk liburan musim panas, mengunjungi Kakek Nenek. Nantinya Ren He akan diam-diam menyusul dan "mengajak" putri mereka ke Houhai untuk menantang dojo.
Di tengah masa penantian ini, pengumuman ujian masuk SMA tiba!
Semua orang bisa mengecek nilai melalui telepon dengan memberikan nomor ujian.
Hasil Ren He langsung keluar hari itu: Total 601 poin!
Saat melihat angka itu, Ren He menghirup napas dingin. Total nilai ujian masuk SMA adalah 645 poin. Setelah dikurangi nilai olahraga 30 poin, total nilai akademik menjadi 615 poin. Lalu apa artinya nilai 601 ini?!
Tapi masalahnya, soal yang bisa kukerjakan di kertas ujian Kimia dan Fisika totalnya hanya 17 poin. Dari mana asalnya sisa lebih dari 20 poin ini?
Sialan! Nulis lelucon bisa nambah nilai sebanyak ini? Guru pengoreksi kertas ujian, kau sudah gila?!
Ren He benar-benar tak berdaya mengeluh. Kalau biasanya, ia pasti akan tertawa senang: Tak kira nulis lelucon beneran bisa dapet nilai segini.
Tapi sekarang berbeda. Kejadian ini malah hampir mendekati nilai sempurna! Ditambah nilai olahraga, total nilai ujian masuk SMA-nya mencapai 631 poin! Soal tahun ini sulit lho, apa ini pertanda aku bakal tenar?
Perlu diketahui, banyak siswa berprestasi yang sudah merasa cukup puas jika bisa mendapat nilai 22 poin ke atas di ujian olahraga. Kini fisik siswa semakin menurun - ini hal yang umum. Ujian olahraga di Luocheng sendiri memang terkenal diawasi ketat.
Di hati Ren He mulai timbul keraguan: Peringkat berapa yang akan kudapat? 50 besar se-kota? Sebenarnya peringkat 50 terdengar cukup baik... Tapi jangan-jangan...
Tanpa disadarinya, guru pengoreksi ujian Fisika dan Kimia-nya secara bawah sadar langsung menyimpulkan ini pasti siswa bermasalah saat melihat kertas ujiannya. Bagaimana mungkin nilai Kimia-Fisikanya bisa serendah ini? Sekadar menghafal sedikit saja pasti tidak akan separah ini!
Maka dia berpikir, memberi nilai tinggi pada kertas ujian siswa bermasalah seperti ini - yang sesuai dengan gosip di jaringan internet dan hati sejatinya - toh tidak akan berpengaruh besar. Sekolah unggulan tetap tak akan bisa dimasukinya, lagipula total nilai kertas ini cuma 50 poin.
Tapi sang guru tak menyangka Ren He adalah siswa yang ekstrem dalam ketidakseimbangan mata pelajaran seperti dalam legenda!
Ini benar-benar jadi Momen Memalukan...
Kepala Liu dari bagian pendidikan sekolah Ren He sedang menyesap teh di ruang kantor ketika tiba-tiba seorang teman dari kantor penerimaan SMA menelepon, "Selamat Lao Liu! Juara ujian tahun ini dari sekolahmu!"
Kepala Liu matanya berbinar segera meletakkan cangkir ke meja dan bertanya: "Benar atau tidak? Namanya siapa?" Perlu diketahui, sekolah mana pun yang melahirkan juara ujian nasional, pekerjaan penerimaan siswa tahun berikutnya pasti jauh lebih mudah. Sekarang tekanan dari kepala sekolah padanya semakin besar, semua sekolah sedang berebut murid unggul. Hanya dengan merebut lebih banyak siswa berprestasi, rasio kelulusan ujian nasional nanti akan terlihat lebih baik. Ini adalah siklus positif.
Tapi tahun ini hasil ujian simulasi kota SMP Sekolah 13 tidak memuaskan, bahkan tidak masuk 20 besar. Kok tiba-tiba muncul kuda hitam? Ini benar-benar kejutan yang tak terduga!
Itu kan juaranya!
Teman lamanya di telepon tertawa: "Yakin sepenuhnya, itu Ren He dari sekolahmu. Pengumuman sore ini, aku cuma mau kasih selamat duluan!"
"Benda apa ini?!" Kepala Liu bingung: "Ren He?! Ren He yang mana?"
“Lihatlah kamu, siswa berprestasi di sekolahmu sendiri saja tidak tahu, jabatan Kepala Bagian Pendidikan dan Pengajaranmu ini tidak becus! Ren He dari sekolah kalian menempati peringkat pertama dengan total nilai 631, kami akan mengumumkan hal ini ke seluruh kota sore nanti. Menurut gue, kamu harus cepat-cepat bicara dengannya, usahakan dia tetap melanjutkan SMA di sana. Siapa tahu saat Ujian Nasional nanti bisa memberi kejutan lagi,” lawan bicaranya bergurau.
Ini bukan masalah becus atau tidak! Bocah itu jelas-jelas bukan siswa berprestasi! Coba ulangi lagi, siapa juara ujian masuk SMA tadi? Apa pendengaran gue salah?!
Gue masih punya nyali mempertahankan dia di sekolah ini? Hmph, mungkin kamu ingin gue mati...
